Tuesday 15 December 2009

Les Privat {mplot 2}

Kenapa gue jadi deg-degan gini??

Layaknya orang bego, mereka berdua tatap-tatapan tanpa ngomong apa-apa ampe nyampe dilantai 7 (kebayang ga sih?). Pas nyampe, Jonghun mencetin tombol buat nahan pintu lift kebuka sambil nunggu Sunhee keluar, terus baru dia kejepit. Eh, maksudnya dia keluar.

Jonghun abis itu langsung jalan di depan Sunhee, ngegiring dia ke suatu pintu gede yang pas dibuka dalemnya ada ruangan luaaaaas banget, arsitekturnya futuristik. Ruangannya lebih mirip tempat latihan dance buat artis gitu, berhubung satu ruangan itu dindingnya kaca semua. Sunhee aja ampe pusing ngeliat dirinya sendiri yang cantik tapi banyak karena pantulan cermin.

Masih ngebahas soal ruangan itu, di pintunya ada tulisan J room, menurut analisis Sunhee, J itu berarti nama si Jonghun, room itu ruang, jadi J room itu ruangannya Jonghun *?*. Sunhee juga terkagum-kagum pas liat di dalem ruangan itu ada satu set alat musik lengkap. Mulai dari drum, gitar akustik, gitar listrik, bass, keyboard, dan benar saja, ada angklung, gamelan dan rebana buat qosidahan. Persis seperti yang Jihee bilang. Ternyata dia tidak bercanda.

Jonghun langsung naro tas selempangnya di lantai, terus ngambil gitar akustiknya. Dia langsung duduk di satu kursi.

"Ohya, umur kamu berapa?" tanya Jonghun.

Sunhee yang noraknya lagi kambuh (gadis-desa-masuk-kota syndrome) ga jawab apa-apa.

"Sunhee! Saya nanya umur kamu berapa!" Jonghun mengeraskan suaranya.

"Eh? Oh.. maap.. umurku 16 bang.. eh mas, eh.. Om, eh.. pak?" Sunhee bingung mau manggil Jonghun apa.

"Berarti masih senior high school kan ya? Sekolah dimana?" tanya Jonghun lagi, sambil nyetel senar-senar gitarnya.

Sunhee berdiri di tempat sambil merhatiin guru lesnya itu. "Shinhuahua High School."

"Shinhuahua? Sekolah yang prestige dan tempat orang kaya itu?" Jonghun memetik beberapa senar.

"Iya, Pak," Sunhee akhirnya memutuskan memanggil gurunya itu dengan sebutan 'Pak'.

Si Jonghun rupanya ga sadar dia dipanggil 'Pak'.

"Oke, mau langsung mulai? Kamu udah bisa basicnya gitar belom?"

"Belom. Aku bener-bener beginner dan ga tau apa-apa," ujar Sunhee.

"Oke kalo gitu kamu belajar akustik dulu ya," Jonghun meraih satu gitar akustik lagi dan memberikannya ke Sunhee. Dia juga memberikan kursi untuk Sunhee duduk. Lalu dia memakai kacamata berframe hitam tebalnya, mirip punya Sunhee, dan menulis beberapa kunci gitar.

Sunhee kicep liat guru lesnya make kacamata.

Anjrit. Ganteng.

"Yak, ini saya udah tulis beberapa kunci, coba kamu mainin," kata Jonghun.

Sunhee bingung sendiri liat catetan yang dikasih Jonghun.

"Lah, aku kan udah bilang aku ga bisa apa-apa. Aku cuma bisa megang gitar doang," kata Sunhee, melas.

"Ada alat musik lain yang bisa kamu mainin?" Jonghun mulai kasian ama murid barunya.

"Enggak, Pak."

"Piano? Bass? Drum? Angklung, deh?" Jonghun mulai menyebutkan satu per satu alat musik yang ada diruangannya.

Sunhee geleng-geleng. "Saya cuma bisa maen suling, Pak. Beneran."

Jonghun ikutan geleng-geleng. "Tunjukin satu talent kamu ke saya, yang berhubungan dengan musik."

Sunhee ngelirik ke atas dengan tampang mikir.

"Kalo nyanyi, boleh, Pak?"

"Boleh."

"Tapi aku minta diiringin, boleh, Pak?"

Lama-lama ni anak annoying juga, batin Jonghun.

"Iya dah ayo. Lagu apa?"

Sunhee mikir-mikir. "Lagunya IU aja deh, pak. Yang versi akustik tapinya."

"Yaiyalah versi akustik, kamu pikir saya mau apa ngiringin kamu nyanyi pake biola. -___-" Jonghun mulai sinis.

Sunhee manyun. Jonghun kesengsem.

"Yaudah mulai ya," kata Jonghun mengalihkan perhatiannya dari wajah Sunhee lalu mulai memetik gitarnya.

Alunan intro lagu IU yang berjudul Mia itu, mulai dimainkan dan terdengar lembut di dalam ruangan itu. Sunhee pun mulai bernyanyi.

*Kalo mau feelnya dapet, dengerin lagu IU - Mia yang akustik ya!*

"Burn the picture that held us
Erase memories I kept
I have to get up and leave
I know it so well
But why I fall back?

Falling rain
Won’t let me see what’s in front of me
Raging wind
Won’t let me take even one step
As if I was standing at the edge of a cliff
I’m shaking in fear
With my small hands together
I pray for one thing only
Come back to me

My aching heart and deep scars
They all hate you
Even if I burn photos and erase memories
I can’t forget you, saranghae..

As if I was standing at the edge of a cliff
I’m shaking in fear
With my small hands together
I pray for one thing only
Come back to me

dorawa~"


Jonghun memetik nada terakhir di gitarnya. Sunhee ngebenerin rambutnya sambil ngaca dari jauh. Tiba-tiba Jonghun bertepuk tangan pelan.

"Suara kamu bagus, bakal lebih bagus lagi kalo kamu bisa mainin gitarnya sendiri," komentar Jonghun sambil tersenyum manis.

Sunhee mau ga mau jadi ikutan senyum juga, terus menundukkan kepalanya karena tersipu. Rambut lurusnya yang pirang itu mengikuti arah gerak kepalanya dan menutupi mukanya.

"Nah sekarang mulai ya belajar gitarnya," kata Jonghun, sembari menyuruh Sunhee duduk kembali di tempatnya semula. Sunhee pun duduk dan meraih gitarnya.

"Sekarang liat tangan saya ya, ini kunci C," Jonghun memainkan kunci C.

Sunhee bengong.

"Ikutin dong!" kata Jonghun.

"Tadi bilangnya liatin?"

"Sekalian dipraktekin juga maksudnyaaaaaaaaaaaaaa -___-" Jonghun mulai gemes.

Sunhee kemudian meniru letak jari-jarinya di senar gitar, kemudian membunyikan gitarnya. Tapi yang keluar bukanlah bunyi kunci C, tapi kunci Z *oke, ini jayus, sumpah*. Maksudnya, suaranya fales.

"Itu jarinya ga gitu, kaya gini nih," Jonghun mencontohkan sekali lagi.

Sunhee memperhatikan dengan seksama, lalu mencoba ulang. Tetep aja salah.

"Ini loh, jari telunjuk kamu disini.." kata Jonghun, memindahkan jari telunjuk Sunhee ke tempat yang benar. Sunhee agak salting.

"Nah coba lagi."

Sunhee nyoba ngegenjreng lagi. Kali ini, letak jarinya sudah benar, tapi ngegenjrengnya yang salah.

"Aduuuh~" Jonghun mulai gregetan dan garuk-garuk kepalanya yang ga gatel. Kemudian dia berdiri dari duduknya dan berjalan ke belakang Sunhee.

Eh? Eh? mau ngapain ni orang?

Jonghun lalu mencontohkan cara memegang kunci C yang benar dari belakang Sunhee, lalu tangan kanannya menggenjreng gitar Sunhee. Jadi posisi Jonghun seakan-akan memeluk Sunhee dari belakang. Sunhee jadi canggung.

Aduh, kalo kayak begini terus bisa-bisa gue mimisan nih.

"Udah bisa belom?" tanya Jonghun. Nafasnya terdengar sangat dekat di kuping Sunhee. Sunhee takut kalo dia nengok ke samping, nanti malah kepentok idung Jonghun yang mancung dan cantik itu.

"Euuu.. coba contohin lagi, Pak," kata Sunhee. Bukannya ketagihan, tapi emang dasar Sunheenya aja yang dodol ga ngerti-ngerti meski dicontohin berkali-kali.

Jonghun mulai mencontohkan lagi, masih dalam posisi "memeluk Sunhee dari belakang". Lalu tiba-tiba pas Jonghun lagi mau ngegenjreng gitar, sesuatu yang hangat menetes ke tangan kanannya. Dan ternyata itu darah.

MAMPUS, gue mimisan beneran!

Jonghun kaget dan langsung melihat wajah muridnya. "Kamu kenapa?" tanyanya sambil melepas "pelukannya" dan berjalan ke depan Sunhee.

Sunhee menutup hidungnya, "Mimisan," katanya, melas.

Jonghun terlihat agak panik.

"Jangan ditutupin gitu idungnya! Sini, kepalanya agak didongakkan keatas. Tahan ya, saya ambil tisu dulu!" katanya dengan sigap.

Sunhee ngedongak sambil ngeliatin tangannya yang terkena darah.

"Aduuh kenapa gue jadi mimisan gini sih ah~" bisiknya.

Jonghun datang kembali sambil membawa kotak kecil putih berlambang tanda plus merah ditutupnya. Sekali lihat, Sunhee langsung tau kalo itu first aid kit. Jonghun mengeluarkan tisu dari dalamnya, terus ngeliatin Sunhee. Sunhee bingung, terus ngeliatin balik.

"Kalo mimisan, biasanya diapain ya?" tanya Jonghun dengan polos.

Sunhee memutar matanya. "Disumpel pake tisu juga entar berenti kok, Pak."

"Maaf ya," kata Jonghun sambil berjalan mendekati Sunhee dan menghapus noda darah di wajahnya, "soalnya saya ga pernah mimisan, jadi ga tau harus apa."

Suara Jonghun terdengar prihatin. Sunhee jadi ga jadi mau ngutuk guru lesnya. Sunhee diem aja pas mukanya lagi diseka.

"Kamu lagi sakit ya? Ko bisa mimisan?" tanya Jonghun sambil menyentuh kening Sunhee, mengecek temperaturnya.

Sunhee bingung mau jawab apa.

Masa iya gue bilang gue mimisan gara-gara dia?

"Iya, Pak. Dari tadi sebenernya udah agak pusing," jawab Sunhee, terpaksa berbohong.

Jonghun makin merasa iba. "Apa jadwal les hari ini mau dibatalin aja? Kamu istirahat dulu gitu."

"Ga usah, Pak! Gapapa, beneran!" Sunhee malah jadi betah dan ga mau pulang. Dia berhenti mendongak dan kembali ke posisi semula.

"Tisunya jangan diangkat, tunggu darahnya bener-bener berhenti dulu," jelas Jonghun sambil membereskan kotak P3K nya. Tiba-tiba dari luar ada yang mengetok pintu.

"Bentar ya," ujar Jonghun. Sunhee mengangguk pelan.

Jonghun berjalan ke pintu dan membukanya. Terlihat sosok cowo dan cewe berdiri di depan pintu dan tampak berbicara dengan Jonghun. Karena Sunhee penasaran, dia pun nyusul ke deket pintu.

"Pinjem bass? Yaudah bentar gue ambilin," kata Jonghun sambil melewati Sunhee yang berjalan ke pintu.

"Loh, Jik? Lu les juga ternyata?" tanya Sunhee.

Jihee melihat Sunhee dengan bingung, kemudian berkata, "Kamu siapa ya?"

Sunhee melepas tisu yang mengganjal lubang hidung kanannya. "Ini gue, Jik."

Jihee mukanya langsung masang tampang kaget.

"Ooooh~! Yaampun unnie! Maap unn, aku ga ngenalin unnie!"

Sunhee mendengus, "Masa tisu seiprit kaya gini bisa menghalangi kecantikan aku, ampe kamu ga bisa ngenalin aku, hah?"

Jihee langsung ketawa ngakak ngebayangin muka Sunhee yang tadi idungnya masi disumpel pake tisu. Image Sunhee yang lebih cantik dari Nana After School langsung rusak oleh tisu bernoda darah itu.

"HAHAHA, aduh sekali lagi maaf ya unn. Unnie kenapa? Mimisan?" tanya Jihee.

"Udah jangan dibahas! Eh.. ini siapa?" tanya Sunhee sambil melihat cowo yang disamping Jihee.

Cowo yang diomongin ngerasa, terus ngulurin tangannya ke Sunhee.

"Saya Lee Jaejin, guru les bass nya Jihee! Kamu murid baru Jonghun ya?" tanya Jaejin.

Sunhee menerima uluran tangan Jaejin. "Oh, iya. Aku Sunhee."

"Kamu beruntung loh, bisa les sama Jonghun," kata Jaejin sambil senyum cute.

"Maksudnya?"

"Iya, sebenernya banyak yang daftar les disini, dan berharap dapet gurunya itu Jonghun. Kan disini sistem milih gurunya itu pake undian, jadi pas ngetik nama di meja resepsionis, nanti bakal muncul nama guru lesnya dengan sendirinya. Ya untung-untungan gitulah. Terus saya denger juga, Jonghun ini guru les gitar terakhir yang kosong. Kamu lucky banget!"

Sunhee menyipitkan matanya.

Lucky lucky pale lu. Mimisan gini termasuk lucky juga?


Jonghun pun tiba-tiba nongol dari belakang Sunhee dan menyerahkan bass yang pengen dipinjem. Jaejin meraih bassnya, berterima kasih pada Jonghun, lalu pergi ke ruangan sebelah diikuti Jihee.

"Mereka lesnya di ruangan sebelah?" tanya Sunhee pada Jonghun. Jonghun mengangguk.

"Buseh, udah rumah gue sebelahan, masa les sebelahan juga," gerutu Sunhee, balik ke tempat duduknya.

"Jadi, lanjut nih?" tanya Jonghun sambil meraih kembali gitarnya.

"Iya, ayo Pak, lanjut," kata Sunhee, pede.

~~~~~~

"Bang, jemput sekarang," ujar Sunhee sambil menyenderkan punggungnya ke sofa di lobby gedung FNC dan mematikan ponselnya. Jonghun duduk disampingnya sambil memegang tisu.

"Kamu sih, udah saya bilangin udahan aja lesnya. Tuh liat mimisannya ga berhenti-berhenti kan," kata Jonghun makin kasian ngeliat muka cantik murid barunya yang sekarang ternodai oleh tisu yang menyumbat hidungnya.

Les gitar Sunhee sebenernya berjalan dengan baik. Sunhee udah apal kunci C, D, E, ama G. Tapi gitar yang Jonghun pinjemin ke Sunhee jadi penuh noda darah. Tiap Jonghun "memeluk Sunhee dari belakang", pasti Sunhee mimisan lagi. Bahkan jeans putih Sunhee jadi gahoels berat karena percikan tetesan darah.

"Maaf ya, Pak. Jadi ngerepotin," kata Sunhee makin melas daritadi.

Kedua manusia melas itu akhirnya menghabiskan waktu 10 menit buat duduk-duduk di sofa lobby. Tiap Sunhee membuang tisu bekasnya, Jonghun mengambilkan tisu baru lagi. Gitu terus ampe mimisan Sunhee berhenti. Terus tiba-tiba hape Sunhee bunyi.

"Sun, gue udah di lobby nih," kata Seungho dari seberang telpon.

Jonghun langsung nalar. "Udah dijemput ya?" tanyanya.

Sunhee ngangguk. Jonghun ngebantu Sunhee berdiri terus nemenin Sunhee ke depan lobby, ampe Sunhee naik ke mobil.

"Ati-ati ya Sunhee! Kalo hari Jumat masih ga enak badan, mendingan istirahat di rumah aja!" kata Jonghun. Gaya ngomongnya kayak biksu yang ngasih tetuah ke muridnya.

"Iya, Pak. Tengkyu yah," jawab Sunhee.

Jonghun tersenyum manis. Sunhee membalasnya. Lalu Jonghun menoleh ke arah Seungho dan berkata, "Mas, ini majikan mas tadi mimisan, jadi jadwal lesnya saya percepat. Nanti sampe rumah tolong di perhatiin ya! Takut sakit lagi."

Sunhee nengok ke Seungho dengan tampang nahan ketawa. Seungho cuma nyengir ga enak ke Jonghun. Abis itu Jonghun langsung masuk ke dalem gedung lagi. Seungho menutup jendela Sunhee, lalu menjalankan mobilnya.

"AHAHAHAHAHAHAHAHAHA~" Sunhee ketawa ngakak sambil mukul-mukul pelan abangnya.

"SIALAAAAAAAAAAAAAN gue dikira sopir~~~!!!!" tereak Seungho.

~~~~~

Keesokan harinya, hari Kamis, Sunhee sedang membereskan tasnya setelah mendengar bel pulang sekolah.

"Sun, lo hari ini mulai les dance kan ya?" tanya Daehee, teman sebangku Sunhee.

"Iya, kenapa?" Sunhee nanya balik, sambil ngebenerin letak kacamatanya dan ngencengin ikatan rambutnya.

"Gue boleh nebeng elo ga? Di JTunes course kan lesnya?" Daehee tersenyum penuh harap.

"Eh? Lo les juga?"

"Iya, ngedance ama rap," kata Daehee.

"Les.. rap? HAHA baru denger gue. Ngerap aja pake di les-in," tawa Sunhee.

"Boleh ga nih?" tanya Daehee, meyakinkan.

"Tenang aja, boleh kok. Ama abang gue ini kan," Sunhee berdiri dan menjinjing tasnya, "Yuk~" ajaknya pada Daehee, lalu keluar kelas.

~~~~~~

45 menit kemudian, Sunhee, Daehee dan Seungho sudah sampai di JTunes course. Gedungnya memang tak semegah dan semodern FNC, tapi ga kalah luas. Seungho udah apal seluk beluk gedung itu. Tanpa cap cip cup dia langsung membawa Daehee dan Sunhee ke lantai 3, ke ruangan dimana dia biasa berlatih bersama teman-temannya.

"Woooooy~ semua, gue bawa orang baru nih!" tereak Seungho kepada empat orang teman-temannya. Sunhee sudah mengenal salah satu diantaranya.

"Wets Bangkee~! Ketemu lagi kita. Eh udah ga mretelin kemoceng kan?" sapa Sunhee pada Byunghee, abang dari bestfriendnya, sekaligus bestfriend dari abangnya. *EAAA*

"Engga dong~! Sekarang kostum gue udah ga pake bulu. Pakenya kain bling bling gitu sekarang, ye gak guys?" tanyanya pada teman-temannya yang lain. Teman-temannya langsung pada ngacungin jempol, ada juga yang nyaut "Yongkruu~".

"Ayaaaang~~~!" ujar Daehee sambil berlari kecil ke arah seseorang yang tinggi, cungkring, putih dan rambutnya pirang.

"Ayang?" tanya Sunhee.

"Psst~ Itu si Cheondung alias Dungdung guru lesnya Daehee. Mereka terlibat cinlok dan sekarang jadinya pacaran," bisik seseorang pada Sunhee.

Sunhee nengok ke arah bisikan itu dan betapa syoknya dia melihat sosok mas-mas tengil berotot, berbaju kutang putih doang, pake celana pendek, keringetan dan rambutnya lepek. Sunhee refleks nutup idung. Cowo tadi cuma nyengir manis aja.

"Bang~! Guru les gue manaaa?" tanya Sunhee.

"Oh si June? Junee? JUNEE~~?" Seungho mulai manggil-manggil nama June dengan ga nyantai, pas dia liat ke arah Sunhee, dia langsung bilang, "Oh itu dia deng, di samping lu. HEHE~"

Sunhee nengok ke sampingnya dan melihat mas-mas berotot keringetan tadi. Kemudian dia berjalan ke arah seseorang yang memakai hoodie dan tertidur pulas.

"Yang ini ya, Bang?" tanya Sunhee pada abangnya lagi.

Seungho nengok, "Bukan, itu mah Mir. Rapper dia. Guru lo yang itu tuh," kata Seungho sambil nunjuk ke arah June pake bibir, "yang pake kutang putih."

"DEMI APA~?!" tereak Sunhee, lebih ga nyante.

"Kenalin! Gue June! Kata Seungho, elo mau belajar dance kan? Dengan senang hati gue bakal ngebantu!" kata si mas-mas berotot yang ternyata dialah si June itu, sambil mengulurkan tangannya.

Sunhee ngelirik tangannya June yang basah karena keringet. Tampang Sunhee udah ga enak. Dia ngejabat tangan June sebentar, terus langsung ditarik lagi. Diem-diem Sunhee ngelap tangannya ke punggungnya sendiri.

"Oke, mau langsung mulai aja lesnya? Eh iya umur kamu berapa sih?" tanya June sambil berjalan ke arah tape *bukan tape yang di es doger ya, tapi tape yang muterin kaset CD ituloh*.

"Iya mulai aja. Aku umur 16 bang. Mas. Om. Pak. Aduh sebenernya aku harus manggil apa sih?" Sunhee mulai frustasi karena bau keringat yang menyengat dan suasana ruangan yang pengap, beda jauh dengan ruang lesnya di FNC.

"Hahaha terserah lo aja mau panggil apa. Manggil gue 'bang' kayak lo biasa manggil abang lo juga boleh," kata June, memilih-milih CD yang akan diputar.

"Oke, gue panggil Bang June ya? Ngomongnya gue-elo gapapa nih?" tanya Sunhee.

"Gapapa, santae ajaaa~" kata June asik. "Betewe, kamu udah bisa dance sebelumnya?"

"Dancenya SHINee yang Replay doang, bang."

"Pas banget ada lagunya nih. Gue puter ya. Mau liat lo dance dulu," kata June sambil mengambil CD The SHINee World dan memasukkannya ke dalam tape.

Intro lagu replay mulai terdengar. Sunhee mulai menggerakkan badannya sesuai beat. Diantara semua lagu kpop, yang bisa dia tiru koreografinya cuma Replay. Dan dia selalu menari partnya lead vocal SHINee.

"Noona neomu yeppeo~~ michyeo~~ replay, replay, replay~" gumam Sunhee sambil terus mempraktekkan koreografi Replay. June memperhatikan dengan seksama.

Ketika lagunya berakhir, dan Sunhee berhenti dengan end posenya, June mematikan tape dan bertepuk tangan.

"Wets~! Cool cool~! Keren banget dancenya. Gue liat sih elo ga ada kesalahan, cuma gerakannya dilenturin aja lagi. Kalo mau jago ngedance, feelnya harus dapet dulu."

Entah kenapa, Sunhee ga merasa canggung dengan June. Beda pas dia lagi sama Jonghun. Mungkin karna sifat June yang ramah, banyak omong terus easy going.

"Hehe, thanks Bang~" kata Sunhee, mulai merapikan rambutnya dan mengikatnya keatas. "Eh iya, katanya lo bikin group gitu ya ama Bangku? Semacem boyband gitu bukan?"

June mulai mencari-cari CD lagi. "Yoi. Kita dari tadi latihan lagu baru kita, judulnya Oh Yeah."

"Oh Yeah?"

"Oh yeah. Mau liat?" tanya June.

Sunhee ngangguk. Tapi pas Sunhee nengok ke belakang, semua orang udah pada pergi. Tinggal Sunhee ama June doang di ruangan itu.

"Pada kemana dah?" Sunhee bingung.

"Lo bilang ini les privat kan? Ya ga heran kalo cuma kita berdua disini. Namanya juga privat. Makes sense kan?" June senyum lagi. Senyumnya June itu nular banget, bikin orang yang disenyumin pengen ikut senyum juga.

"Gue dance bagian gue sendiri aja ya?" kata June. Sunhee ngangguk.

Sunhee pindah duduk ke samping tape, terus nyender ke dinding kaca. Si June berdiri agak jauh di depannya Sunhee, sambil mantengin cermin juga.

Intro lagu Oh Yeah dimulai.

"Treneng teng teng tengneteng teng teng... Yow~ amigos~... JRENG, JREGEJENG JENG JENG~"

Sunhee kaget pas bagian gitar setelah kata-kata amigos. Soalnya, intronya agak pelan awalnya, jadi dia kencengin volumenya. Eh pas bagian genjreng-genjreng gitar itu, suaranya mengeras. Sunhee ngelus-ngelus dada sendiri karna kaget, terus ngecilin volumenya lagi. Si June yang daritadi ngeliatin, cuma bisa cengengesan.

Seiring musik berjalan, June mulai nari. Gerakannya cepet dan jelas, layaknya penari profesional. Sunhee kagum sendiri ngeliatnya.

Tiba di klimaks lagu, dimana bagian reff, si June ngangkat bajunya ampe ke atas dada, menampilkan perut sixpacknya yang syekseh dan IH WOW itu.

Sunhee syok. Dia terpaku di tempatnya. Tiba-tiba dia merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya.

TESS~~

To be continued...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

okay, so this is mplot 2, i think it's not as hilarious as the first mplot! haha
anyways, there are a few casts who appear here, they are :

Lee Jaejin from FT Island as Lee Jaejin (Jihee's tutor)



Amadea Khairunnisa as Han Daehee (Sunhee's chairmate)


June Lee from MBLAQ as June Lee (Sunhee's dancing tutor)


and also the other MBLAQ guys,
Mir and Cheondung


comments are love ^^ !

0 comments: