Thursday 31 December 2009

Les Privat {mplot 6}

Sunhee membuka kacamatanya dan menghapus air matanya. Dongwoon diam saja sambil mengagumi wajah Sunhee yang makin cantik tanpa kacamata. Lebih cantik daripada Nana After School.

"Terus.." Sunhee memasang kacamatanya kembali. "Gue pergi les sama siapa dong? Kita ga ada yang jemput."

Dongwoon melihat keluar sekolah, cuaca sudah mendung.

"Sama gue aja. Kita naik bis, gimana?" tawar Dongwoon.

"Bis? Tapi gue ga pernah.." Sunhee ragu-ragu.

Dongwoon tersenyum. "Tenang, gue udah biasa naik bis. Udah tau rutenya. Berangkat sekarang aja yuk? Udah mendung.."

Tiba-tiba..

JEGEEEEEER~~!!

"MONYONG~!" Sunhee latah lalu bersembunyi dibalik bahu Dongwoon. Kaget gara-gara bunyi gledek yang super gede. Dongwoon cengar cengir ga jelas. "Si Dungdung lagi marah-marah kali ya.." kata Sunhee.

"Dungdung?" tanya Dongwoon.

"Temennya guru les dance gue," kata Sunhee. "Namanya Cheondung. Artinya gledek kan? Nah karna aneh makanya kita panggil Dungdung."

Keduanya terdiam.

"Udah ah ga penting. Sekarang gimana perginya nih? Ujannya deres banget. Masih mau naek bis? Les gue mulai sejam lagi. Kalo ujan pasti macet deh," Sunhee panikan sendiri.

Dongwoon membuka lokernya yang terletak disamping loker Sunhee. Dia lalu mengeluarkan payungnya yang berwarna biru bening.

"Gue ada payung nih! Pake ini aja yuk."

Dongwoon lalu berjalan ke pintu utama sekolah. Sunhee mengikuti. Saat mereka sudah di depan pintu, hujan semakin deras disertai angin puting beliung hingga Sunhee pun terangkat dan ga terlihat lagi. Dongwoon panik.

Ya ga gitu lah ceritanya.

Anginnya memang kencang dan meniup hujan ke arah mereka, anehnya cuma Sunhee doang yang kena basah. Lalu saat mereka turun tangga, ternyata air sudah menggenang.

"Yaaah nanti sepatu gue kelelep nih.." Sunhee mengeluh.

Dongwoon menyerahkan payungnya pada Sunhee. "Pegang."

Sunhee manyun. Bukannya ditolongin, malah disuruh megangin payung. Sebelum Sunhee sempet komplen, Dongwoon sudah berjongkok di depan Sunhee.

"Naik," katanya, singkat.

"Ha?"

"Nona takut sepatunya basah kan? Yaudah sini biar saya gendong," Dongwoon mulai memakai bahasa formal lagi.

Sunhee terharu. Dia lalu perlahan menaiki *?* Dongwoon dan berpegangan pada bahunya. Dongwoon mengangkat Sunhee dan berjalan pelan-pelan. Sesekali Dongwoon harus melompat sedikit untuk mengangkat Sunhee yang mulai melorot. Sunhee merasa agak kesusahan, mesti megangin payung sambil pegangan ama Dongwoon.

Dari jauh ternyata ada dua orang yang sedang memperhatikan mereka.

"Daedae, itu.. Sunhee kan? Sunhee temen sekelas kamu?" tanya Dungdung.

Daehee yang sedang bersiap diboncengin Dungdung pake motor, langsung nengok ke arah yang Dungdung maksud.

"Iya. LAH? KOK DIA UJAN-UJANAN? Digendong lagi! Itu siapa ya.." Daehee menyipitkan matanya.

Dungdung ikut-ikutan sipit.

"YA AMPUN. OH MY DUNG~!" Daehee teriak, tapi ga kedengeran ditelan suara hujan yang deras. "ITU KAN SI ANAK BARU! Siapa namanya.. Dongjun, Dongjong? Dongwong? DONGWOON! Nah iya dia!"

Dungdung manggut-manggut sambil ngestarter motornya. "Terus kok bisa jadi main gendong-gendongan begitu? Jangan-jangan mereka.."

"Sst~! Udah ah besok gue tanya Sunhee aja langsung. Sekarang ayo anterin gue pulaaang.." Daehee memasang helmnya. Dungdung menggas motornya dan membawa mereka semua pergi dari tempat itu.

Dongwoon terus menggendong Sunhee hingga mereka sampai ke halte bis terdekat. Lalu Dongwoon menurunkan Sunhee dengan hati-hati.

"Nona gapapa kan? Ga basah kan?" tanya Dongwoon.

"Mesti berapa kali gue bilang kalo diluar rumah gausah manggil gue Nona," Sunhee merapikan rambutnya.

"Saya merasa kurang sopan kalo memanggil Nona dengan nama saja, kecuali di sekolah. Saya janji bakal manggil nama Nona kalo di sekolah. Oke?" Dongwoon mengacungkan jempolnya dengan manis.

Sunhee pun akhirnya luluh dan balas tersenyum. "Oke. Kalo gitu saya manggil gue-elo nya juga di sekolah aja."

Ga pake lama nunggu, bis yang ditunggu datang. Dongwoon mempersilahkan Sunhee naik duluan, sementara dia merapikan payungnya, setelah itu baru dia naik. Bener kata Sunhee. Kalo ujan, jalanan macet. Mereka jadi butuh waktu hampir satu jam untuk sampai di FNC course.

Ketika sampai, hujan sudah mereda, tinggal rintik-rintik doang. Sunhee dan Dongwoon berlari-lari kecil menuju lobby. Mereka mengeringkan baju masing-masing, lalu masuk ke gedung FNC. Sunhee langsung menuju meja resepsionis untuk absen.

"Aechaaan~!" kata Sunhee sambil berlari kecil menuju resepsionis.

"Eh Sunsun unnie, apa kabar? Gimana liburan ke pantainya?" Aechan menyapa Sunhee dengan ramah.

"Asik beraaat. Eh Bang Johu udah dateng?"

"Bang Johu?"

"Pak Choi maksudnya. Jonghun, Jonghun. Guru les gueee," jelas Sunhee.

"Oh, belom. Kayaknya dia kejebak macet.. eh tunggu, itu dia.." Aechan menunjuk pintu utama lobby.

Sunhee menoleh dan mendapati sosok Jonghun yang ganteng sekaligus cantik itu memasuki gedung. Dia memegang helm, lalu mengacak-acak rambutnya dan mengSWING poninya dengan SANGAT KEREN. Sama seperti saat mereka baru ketemu.

Sunhee nengok ke atas.

Aechan bengong. Dia ikut-ikut liat ke atep. "Liat apa unn? Cicak? Di gedung ini mah ga ada cicak, adanya tokek."

"Gue takut mimisan lagi, Chan," Sunhee mengacuhkan teori tokeknya Aechan.

Jonghun berjalan mendekat. Sunhee tidak bergerak. Jonghun ikut-ikutan ngeliat ke atas.

"Nyari apa kamu? Cicak? Disini mah ga ada cicak, adanya tokek."

Sunhee melihat muka Jonghun dan memasang ekspresi -_____-

"Udah langsung les aja yuk, udah lewat 10 menit nih," Jonghun melihat jam tangannya.

Sunhee mengangguk lalu berjalan dibelakang Jonghun. Kemudian dia terdiam dan mengingat sesuatu. Dia menoleh pada Dongwoon yang sedang merapikan rambutnya. Seragamnya yang sudah berantakan membuatnya terlihat makin cowo dan makin keren.

"Bang Johu," panggil Sunhee.

"Ya?"

"Itu, aku bawa temen aku. Dia yg nganter aku kesini tadi. Aku nanti pulang sama dia, jadi.. kalo dia nunggu sendirian disini.."

"Ajak aja ke atas bareng kita," Jonghun memencet tombol lift.

Sunhee tersenyum. Jonghun terpana. Sunhee lalu berlari ke arah Dongwoon, terlihat ngomong sebentar, lalu Dongwoon berjalan mengikuti Sunhee sampai ke lift.

"Loh? Ini bukannya.. bukannya.. tukang es kelapa kemaren?" tanya Jonghun.

"Bukan, itu mah Hyunseung. Saya.. yang ngemudiin speedboat waktu itu," kata Dongwoon.

"Oooh.." Jonghun manggut-manggut. Pintu lift terbuka, mereka bertiga masuk. Keheningan pun terjadi. Sunhee berdiri di tengah kedua cowo gantengs itu. Masing-masing cowo bertingkah stay cool. Sunhee jadi bingung sendiri.

Pintu lift terbuka. Dongwoon dan Jonghun sama-sama menahan pintu lift dan membiarkan Sunhee lewat duluan. Lalu kedua cowo itu bertatapan. Mata Dongwoon kayak mata serigala mau makan mangsanya. Mata Jonghun kayak kucing mau makan biskuit.

"Kalian masih mau berdiri disitu ampe kejepit ato gimana?" tanya Sunhee memecah keheningan.

Kedua cowo tadi akhirnya bergerak. Jonghun berjalan di depan Sunhee sambil memegang kunci J room. Dongwoon berjalan di belakang Sunhee.

Ketika masuk J room, Sunhee menitipkan tasnya pada Dongwoon, lalu langsung memulai lesnya.

"Nona.. saya boleh..?" tanya Dongwoon sambil menunjuk-nunjuk keyboard.

Sunhee langsung mengerti. "Bang Johu, Dongwoon pinjem itu ya, boleh ga?"

Jonghun menoleh dan mengangguk. Lalu dia memberi gitar akustik pada Sunhee. Sunhee mulai memetik nada yang dia ingat. Dongwoon sesekali memperhatikan, lalu asik bermain keyboard sendiri. Jarak Sunhee-Jonghun dengan Dongwoon memang agak jauh, jadi lesnya ga keganggu.

Tiba-tiba Dongwoon memainkan intro sebuah lagu, lalu mulai menyanyikannya..

*Listen to BEAST's OASIS*

"When I was standing at the end of the world and couldn't see the path
I needed someone
When I was trapped in the darkness and couldn't see the light
I was waiting for the helping hand

You wouldn't know that you are the only one in the world
Who is the only one better than the world
I believe dream for you and me
You are the long waited rain in my draughty day. You soaked my heart and gave me courage
You make me fly and smile again
Coming into my arms and giving happiness silently just like a rainbow after a shower.."


Sunhee terdiam dari les gitarnya. Jonghun yang lagi sibuk menulis chord untuk Sunhee juga berhenti. Sunhee terus menatap Dongwoon.

"Oh lonely night, it's an endless and stuffy dark night
Those are the days when I cried alone during the dark nights
In lieu of the people
who would only hurt my callow heart
and my heart was having a draught
But that's okay you make a way
The person who will be always guiding me is you, you you you
The only reason of living on you
Within my desert you are my Oasis, the sweetest chocolate."


Tanpa sadar Sunhee meneteskan air mata. Jonghun kaget dan bangun dari duduknya, dia berlutut di depan Sunhee dan menanyakan ada apa. Seperti yang biasa dilakukan Seungho kalo Sunhee lagi ngambek.

"Lohlohloh, kok tiba-tiba nangis? Kamu kenapa?" tanya Jonghun dengan lembut. Sunhee mulai sesungukan.

Dongwoon menghentikan permainannya dan berjalan menghampiri Sunhee. "Nona, kenapa?"

Sunhee terus nangis sambil sesekali ngelap air matanya. Jonghun membantu menyeka pipi Sunhee. Dongwoon diam saja.

"Lagu.. yang dimainin sama Dongwoon.. bikin Sunhee inget Bang Seungho," kata Sunhee sambil masih terisak.

Sunhee yang tadinya rame, gila, sekaligus cantik dan kalem tiba-tiba berubah jadi kayak anak pisang kehilangan emaknya. *?*

Jonghun yang semula gregetan ama Sunhee karena daritadi chordnya salah mulu, jadi ga tega marah. Jonghun berdiri lagi dan membelai rambut pirang Sunhee perlahan. Dongwoon jadi merasa bersalah.

"Aduh, maaf ya Nona, salah saya mainin lagu sedih. Saya ga maen maen lagi deh," Dongwoon melas dan mengangkat jarinya membentuk peace sign.

Sunhee tersenyum dibalik air matanya *EAAA* , "Gapapa, bukan salah kamu kok. Cuma sekarang aku penasaran, kenapa Bangku tadi sensi bener ya."

"Nanti coba ditanya aja, Nona, kalo udah sampe rumah."

Sunhee mengangguk dan mengeringkan wajahnya lagi. Dia membuka kacamatanya.

Dongwoon terkesima LAGI. Jonghun bengong.

Sementara Sunhee masih dalam keadaan lepas kacamata. Jonghun menarik Dongwoon agak menjauh.

"Itu.. Sunhee.. kalo copot kacamata.. kok.." Jonghun terbata-bata.

"Cantik?" sambung Dongwoon.

"BUKAN~!" sangkal Jonghun.

"Terus?"

"Beautiful," Jonghun sok inggris. Dongwoon masang muka -___-

"Apa bedanya dah -__-"

Sunhee memasang kacamatanya kembali dan bingung kemana perginya dua cowo tadi. Sunhee menoleh ke arah keyboard.

"Kalian ngapain disitu?" tanya Sunhee, bingung melihat posisi Jonghun dan Dongwoon yang seolah-olah Jonghunnya kayak nyium pipi Dongwoon padahal lagi ngebisikin Dongwoon.

"Engga kok! Sekarang, masih ada waktu setengah jam, masih mau lanjut?" tanya Jonghun.

"Saya ke toilet dulu ya.." kata Dongwoon.

Sunhee mengangguk. Jonghun kembali duduk di depan Sunhee sambil memegang gitarnya.

"Oh iya, kalo boleh tau, gimana ceritanya si Dongwoon bisa jadi disini? Maksudnya, jadi sekolah di Shinhuahua juga?" tanya Jonghun.

Sunhee menceritakan kronologisnya. Dari Dongwoon resmi menjadi butler Sunhee, sampai Sunhee menyekolahkannya di sekolah yang sama.

"Jadi, kamu ngebiayain dia sekolah?" tanya Jonghun.

Sunhee mengangguk sambil memetik gitarnya. Jonghun terpana.

Gila. Berarti setajir apa ni cewe? penasaran gue.

Setelah mengetahui kisah dibalik hadirnya Dongwoon, entah kenapa Jonghun jadi baik. Jarang marah-marah kalo Sunhee melakukan kesalahan. Mungkin pengen dibiayain kuliah ke luar negri? Dasar busuk.

30 menit berlalu dengan cepat. Dongwoon ga balik-balik ke J room. Sunhee cepat-cepat izin pulang.

"Bang Johu tengkyu ya les hari ini. Aku pulang duluan ya! Penasaran ama Bang Seungho dirumah," pamit Sunhee.

"Oke. Ohya sekalian salam buat Seungho, bilangin saya minta maaf karna waktu itu nyangka dia supir kamu," Jonghun stay cool sambil ngeberesin gitar.

Sunhee ketawa tanpa suara sambil merapikan rambutnya. "Sip Bang. Dadaaah~!"

Sunhee menenteng tasnya dan buru-buru jalan kebawah. Dia menuruni tangga karena males nungguin lift. Setelah sampai di lobby, dia menghampiri Aechan.

"Aechan~!"

"Sunsun unnie! Udah lesnya?"

"Liat temen gue ga? Yang tadi pake seragam sama kayak gue.."

"Seragam sama kayak unnie? Pake rok? Ga liat. Aku liatnya ada cowo yang seragamnya sama kayak sekolah unnie, seragam cowo sekolah Shinhuahua," kata Aechan, polos.

"-_- iya maksud gue itu. Mana orangnya?"

"Gatau."

Sunhee berasa pengen ngeremes kaleng. "Katanya lo liat tadi?"

"Tadi sih dia duduk-duduk di sofa situ tapi sekarang gatau kemana. Oh iya aku liat tadi dia keluar!" Aechan mengingat-ingat.

"Keluar? Oke thanks ya Chan," Sunhee langsung berlari keluar untuk mencari Dongwoon.

Tak lama kemudian, Dongwoon menghampiri meja resepsionis.

"Mbak, Nona Sunhee nya udah selese les belom?"

Aechan bengong.

"Lah, elo tadi bukannya udah keluar ya?" tanya Aechan.

"Nggak, saya baru dari kamar mandi."

"..."

"???"

"Itu, Sunhee nya udah keluar nyariin elo! Kejar gih buruan!!" kata Aechan tanpa memberitahu Dongwoon bahwa Aechan salah ngasi info ke Sunhee.

~~~~~~

Di luar, hujan udah berhenti, namun jalanan masih becek. Sunhee mencari-cari kemana si Dongwoon menghilang. Karena ga ada di sekitar drop-off point, Sunhee akhirnya berjalan keluar area gedung FNC course.

"Et dah mana si Dongwoon ya?" Sunhee celingukan.

Tiba-tiba dari belakang ada yang menutup matanya.

"AAAAAAAAAAAAAAAA~~H!" tereak Sunhee, refleks.

"Ssssht~! Sunhee ini gue!"

Sunhee menoleh dan mendapati sepupu pirangnya tersenyum manis.

"Yunhee unnie? Ngapain unn?"

"Gue mau maen ke rumah lo dong, boleh ga? Gue bawa dia nih," Yunhee menoleh dan menarik suatu buntelan. Saat dibuka, ternyata itu Yoseob lagi pake hoodie. Yoseob tersenyum imut.

"Neng pirang cantik aduhai! Apa kabar! Saya tersiksa ama neng pirang galak aduhai yang ini nih," kata Yoseob, menunjuk-nunjuk Yunhee.

Yunhee nempeleng pala Yoseob. "Masi untung lu gue ajak kesini!"

"Hahahah~ kabar gue baik. Eh tadi ada apa dateng kesini?" tanya Sunhee sekali lagi.

"Ini, pembantu gue alias si pirang imut ini katanya kangen ama temen-temennya, si penjual es kelapa ama si tukang perahu. Pada kemana? Lo udah selese les?" tanya Yunhee.

"Udah unn. Oh Hyunseung ada di rumah Jihee. Kalo gitu mending sekarang maen ke rumah gue aja.. Tapi si Dongwoon.." Sunhee melihat ke sekelilingnya lagi.

"Nona!"

Sunhee menoleh ke arah suara, dan mendapati Dongwoon sedang berlari ke arahnya. Hembusan angin membuat rambutnya naik turun dan menciptakan pemandangan yang indah buat perempuan. Dongwoon lalu menghampiri Sunhee dalam keadaan ngos-ngosan.

"Kamu kemana aja?" tanya Sunhee, lembut.

Dongwoon menarik napas, "Tadi saya juga nyariin Nona. Untung ketemu disini, tadi si.. LOH? YOSEOB?"

"DONGWOONIE YAAAAAH~~!" Yoseob kegirangan lalu melompat ke Dongwoon. Sekarang mereka dalam posisi si Dongwoon lagi ngegendong Yoseob sambil dipeluk. Lutuna.

Sunhee ngeliat ke Yunhee. Yunhee geleng-geleng sendiri liat pembantunya yang ketemu lagi ama temen lamanya di pantai. Berasa udah setaun gitu padahal mah seminggu aja kaga ada.

"Yunhee unnie, bawa mobil?"

"Bawa, tuh," Yunhee menunjuk Ford Escape hitamnya yang diparkir dipinggir jalan.

"Wah, muat banyak. Yuk ke rumah gue!" Sunhee melempar wink pada semuanya.

Dongwoon yang tadinya lagi ngegendong Yoseob, terpesona dan refleks menjatohkan Yoseob ke lantai.

~~~~~~

"Umma~! Aku pulang bawa Dongwoon, Yunhee unnie ama Yoseob. Abang mana?"

Sunhee masih menenteng tasnya dan berjalan menuju dapur dimana ummanya biasa memasak untuk menyiapkan makan malam.

"Wah ada tamu? Umma tambahin porsi makan malemnya deh ya," kata Mrs. Song.

"Umma, aku tanya ga dijawab. Abang udah pulang belom? Kalo appa?"

"Appa kamu baru aja pulang, lagi dikamar ganti baju. Kalo abang kamu, kayaknya malem ini pulang telat.." Ummanya Sunhee mengaduk-aduk cream soup yang lagi dipanaskan.

"Pulang telat? Kenapa?" Sunhee langsung lemes.

"Katanya sih mesti intensif latihan dance. Nanti kalo kamu mau, telfon aja dia," kata Mrs. Song tanpa mengalihkan pandangannya dari masakannya.

Sunhee menghembuskan nafas lalu berjalan ke tangga.

"Neng pirang cantik aduhai! Saya mau ketemu Hyunseung nih! Dia dimana?" tanya Yoseob.

"Di rumah sebelah. Kamu kalo mau langsung kesana aja, nanti saya nyusul," Sunhee menaiki tangga.

"Sama Dongwoon juga ya Neng?" pinta Yoseob.

Sunhee melihat ke Dongwoon. "Kamu ganti baju dulu."

Dongwoon mengangguk dan pergi ke kamarnya.

"Gue gimana, Sun?" tanya Yunhee.

"Tungguin aku unn, nanti kita kesana bareng-bareng aja," Sunhee pun hilang dibalik pintu kamarnya.

~~~~~~

Ketika Sunhee, Yunhee, Yoseob dan Dongwoon sampai dirumah keluarga Jung, yang mereka lihat adalah CHAOS alias KEKACAUAN.

Byunghee terlihat sedang berebutan ayam dengan tukang kebunnya sendiri, Jang Hyunseung.

"JUNG BYUNGHEE~!!" teriak Gahee dengan merdu sambil bawa pentungan bambu.

"JANG HYUNSEUNG~!!" teriak Jihee dengan fales sambil bawa gunting rumput.

Baik Byunghee maupun Hyunseung tercengang dan refleks melarikan diri. Si ayam yang menjadi korban terlepas dan akhirnya lari keluar pager. Sunhee mengikuti arah kemana ayam itu pergi, lalu nengok ke dalem lagi.

"KAMU TUH YA udah berapa kali noona bilangin, kalo sama ayam tuh.. eh? wah ada tamu.." Gahee menyembunyikan pentungan bambu ke belakang punggungnya which is useless because para tamu ini udah liat duluan keganasan Gahee.

"Tugas kamu tuh beresin kebun, bukan rebutan ayam! Lagian kenapa.. ups," Jihee berhenti ngomel pas udah dipelototin Gahee gara-gara ada tamu.

Sunhee dan Dongwoon bertatapan. Yunhee dan Yoseob juga.

"Apa kita pergi aja?" kata Yunhee.

"Eits~! Tunggu dulu, unnie-unnie yang baik manis dan cantik, silakan masuk! Maaf tadi ada sedikit kekacauan," sambut Jihee dengan ramah.

"Sedikit?" bisik Dongwoon.

"Sssht~" kata Sunhee.

Keempat tamu itu diajak duduk-duduk di teras rumah yang luas. Byunghee dan Hyunseung diberi peringatan, lalu setelah itu mereka berdelapan berkumpul.

"Hyunseungie~! AAAH kangen gue ama elu! Gimana kerjaan lu disini?" tanya Yoseob sambil duduk disamping Hyunseung.

Hyunseung merapikan rambutnya yang kali ini mirip jamur. "Kerjaan gue sih fine, gaji juga fine cuma gue dapet musuh baru.."

"Nugu?" tanya Dongwoon, ikut dalam percakapan.

"ONOH~! Si kumisan jenggotan buluan."

Byunghee, Jihee, Gahee, Sunhee dan Yunhee *buset HEE semua* terlalu sibuk dan asik mengobrol sehingga mereka mengacuhkan obrolan ketiga pembantu tadi.

"Emangnya kenapa?" tanya Dongwoon lagi.

"Itu, ayam tetangga ada yang lepas, mau gue balikin, eh dia malah ngotot jangan dibalikin, mau dicabutin bulunya. Freak banget kan!" Hyunseung curhat.

Dongwoon sama Yoseob nyengir-nyengir aja. "Kalo elu, Sup?" tanya Hyunseung.

"Neng pirang galak itu, galak banget! Liat aja tampangnya. Gue sering tuh kalo lagi sibuk kerja, dipanggil ama dia. Nah jarak dari lokasi gue ama dia tuh jauh, terus dia nereakin nama gue ampe 3 kali baru gue nyampe kamar dia, eh dia sewot nuduh-nuduh gue budeg. Alhasil gue disuruh ngerapiin kamar dia tiap pagi, padahal sebenernya mah itu tugas pembantu yang cewek," Yoseob ikutan curhat.

"Sengaja kali tuh dia, jangan-jangan dia demen ama elu? CIE YUSUP," Hyunseung mulai ngecakin Yoseob. Yoseob cuma manyun tapi seneng.

"Nah tinggal dia nih yang belom cerita, gimana kerjaan lu, Woon?" tanya Hyunseung lagi.

"Kalo gue.." Dongwoon berbicara sambil menatap Sunhee yang asik ngobrol sama Hee Hee yang lain. "Majikan gue baik banget. Gue beruntung banget bisa kerja di rumah keluarga Song. Gue langsung diangkat jadi kepala pembantu, butler gitu. Terus pas si Sunhee tau gue berhenti sekolah, dia nyekolahin gue! Di sekolah yang sama pula! Majikan mana sih yang mau nyekolahin pembantunya? Yah meskipun akhirnya gue jadi sering nyupirin dia dan gue berasa jadi bodyguardnya, cuma dia emang bae. Jadi gue sih ga ada keluhan sama sekali."

Yoseob dan Hyunseung berpandangan. Kemudian menitikkan air mata bahagia.

"HUWEEE gue terharu~! akhirnya elo hidup bahagia juga setelah kita pertama kali ketemu di pantai itu! huweee, yah meskipun sekarang gue ama Hyunseung ngenes, yang penting elo bahagia, kita bahagia buat elo Woon!" Yoseob memeluk-meluk Dongwoon.

Hyunseung mengelap air matanya. "Iya Woon! Gue seneng kalo lo seneng. Aih mudah-mudahan nasib kita berubah kayak dia ya Sup!"

Dongwoon cuma tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak kedua temennya itu.

Tiba-tiba umma Sunhee menelepon.

"Yoboseyo? Iya umm? Lagi di rumah Jihee.. iya.. oh udah magrib ya? oke aku pulang.. iya, iyaa Yoseob ama Yunhee ikut makan dirumah kok. He-eh. Oke."

Sunhee menutup telponnya.

"Gahee unnie mana?" tanyanya.

"Nyiapin dinner. Unnie makan disini ga?" tanya Jihee.

"Engga aku udah ditelpon suruh pulang. Balik yaaa~"

"Eh tunggu! Mumpung cewe-cewe lagi pada ngumpul, narsis bareng yuk?" ajak Jihee.

Alhasil Sunhee, Jihee dan Yunhee mengambil foto mereka bertiga. Diiringi tatapan iri dari Yoseob, Dongwoon dan Hyunseung. Byunghee sudah pergi membantu Gahee karna diancem.

Seandainya Sunhee itu gue, batin Hyunseung.
Seandainya Jihee itu gue, batin Yoseob.
Seandainya kamera itu gue, batin Dongwoon.

Ketiga pembantu itu mengagumi wajah majikannya masing-masing.

~~~~~~

Setelah makan malam, Yunhee dan Yoseob pun pulang dengan susah payah, setelah Yoseob merengek sambil memeluk Dongwoon, seakan dia tidak akan pernah bertemu kembali. Sunhee pun memberi nomor telpon rumah dan mempersilakan Yoseob untuk menelpon Dongwoon kapan saja dia kangen.

Dongwoon sibuk mengatur dan merapikan kembali meja yang sudah dibersihkan. Pembantu yang lain sibuk mencuci piring. Sunhee yang sudah selesai makan, nongkrong di ruang tamu sambil membuka laptopnya, hotspotan.

"Sunhee, kamu ga tidur?" tanya appa Sunhee.

"Abang pulang telat, kan? Aku mau nunggu abang aja."

"Kamu yakin? Besok kan hari Kamis, masih sekolah," appa Sunhee mendekati Sunhee dan membelai rambutnya.

"Gapapa, pokoknya aku mau nungguin abang."

Appa Sunhee menghela nafas panjang. "Yasudah. Nih pake selimut kalo dingin ya. Jangan nunggu ampe terlalu malem!"

Appa Sunhee mencium kening Sunhee lalu berjalan ke kamar. Sunhee lalu ngebrowsing forum dan mencuri foto-foto idola kesayangannya.

1 jam berlalu.
Sunhee masih asik ngenet sambil dengerin playlistnya.

2 jam berlalu.
Sunhee asik YMan ama Jihee.

3 jam berlalu.
Sunhee mulai bingung mau ngapain. Formspringnya sepi dan dia males update ff.

4 jam berlalu.
Udah jam 12 lewat 15. Sunhee mulai menguap.

5 jam berlalu.
Sunhee sudah tertidur. Kepalanya diletakkan diatas kedua tangannya diatas meja, sementara badannya masih dalam posisi duduk sila. Maklum, Sunhee ngenetnya di meja tamu, jadi rendah. Selimut yang tadi dia pake juga udah berantakan kemana-mana.

Dongwoon yang lagi siap-siap mau tidur, melihat ke arah ruang tamu. Dia menghampiri Sunhee yang sudah tertidur.

"Nona."

Sunhee tetep ga bangun.

"Nona Sunhee," Dongwoon mencoba untuk membangunkan Sunhee. Dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh Sunhee.

"Dongwoon."

Dongwoon tersentak dan menoleh ke arah suara. "Nyonya," katanya dan membungkukkan badannya.

"Sepertinya Seungho ga akan pulang malam ini. Saya boleh minta tolong?" tanya Mrs. Song dengan lembut.

"Tentu, Nyonya."

"Bantu Sunhee pindah ke kamarnya ya? Kalo dia memang tak bisa bangun, kamu angkat dia aja. Tapi hati-hati di tangga," ujar Mrs. Song.

Dongwoon agak ragu. "Maksud Nyonya, digendong?"

Mrs. Song mengangguk. "Iya. Biasanya Tuan Song yang mengangkat Sunhee ke kamarnya, cuma, dia sekarang sudah tertidur pulas. Aku tak tega membangunkannya. Kamu bisa membantu, kan?"

Dongwoon mengangguk.

"Kalau begitu tolong ya. Saya kembali ke kamar," Mrs. Song pun balik dan memasuki kamarnya.

Dongwoon melihat Sunhee dan memanggilnya sekali lagi. Tetap saja Sunhee tidak bangun. Akhirnya, Dongwoon menutup laptop Sunhee dan membawa barang-barangnya ke kamar Sunhee. Setelah itu, dia turun kembali. Perlahan, dia mengangkat tubuh Sunhee dan membawanya. Dia berjalan sangat pelan agar Sunhee tidak bangun. Dan ketika menaiki tangga, dia berhati-hati, seperti apa yang dibilang Mrs. Song.

Saat sampai di kamar, Dongwoon menurunkan Sunhee di atas kasurnya perlahan. Dia melihat ke sekeliling kamar, memastikan barang-barang Sunhee yang tadi di bawah sudah lengkap. Lalu dia menyelimuti Sunhee, dan berjalan keluar.

~~~~~~

Keesokan harinya, Mr. dan Mrs. Song sudah ada di meja makan. Dongwoon sibuk menyiapkan sarapan bersama pembantu lain, meski wajahnya masih terlihat mengantuk.

"Dongwoon, coba kamu bangunkan Sunhee. Ajak dia sarapan," kata Mr. Song dengan tegas.

Dongwoon memberi hormat pada tuannya, lalu berjalan ke kamar Sunhee.

"Nona Sunhee, sarapan sudah siap. Bangunlah," ujarnya sambil mengetuk pintu kamar.

Tidak ada jawaban.

"Nona, bangunlah. Tuan dan Nyonya sedang menunggumu."

Masih tidak ada jawaban. Dongwoon mulai khawatir.

"Nona, saya masuk ya?"

Dongwoon membuka pintu kamar dan agak terkejut mengetahui kamarnya tidak dikunci. Ketika dia masuk, dia lebih terkejut lagi, karena tempat tidur Sunhee sudah kosong.

"Nona?"

Dia mengecek ke kamar mandi. Pintu kamar mandi terbuka dan tidak ada Sunhee disana. Dia menjelajah ke sekeliling kamar, tidak ada tanda-tanda adanya Sunhee.

Pas banget Dongwoon mau turun kembali ke bawah, dia melihat sebuah notes kecil diatas tempat tidur.

"Dongwoon, saya tau pasti kamu yang pertama menemukan notes ini.
Saya cuma mau pergi cari Bang Seungho. Abisnya dia semalem ga pulang-pulang sih.
Jangan cari saya ya~!
Oh ya nanti kamu tetep harus sekolah, sekalian tolong izinin saya, bilang aja sakit, oke?
Thanks, Dongwoon ^^"


To be continued..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kira-kira, where did she go?

new casts! Mr. and Mrs. Song

Jung Jihoon as Song Jihoon (Sunhee's Dad)

Song Hyegyo as Song Hyegyo (Sunhee's Mom)

berasa Full House ya? HAHA~

Wednesday 30 December 2009

Les Privat {mplot 5}

Dongwoon tiba-tiba panik dan menanyakan keadaan majikannya yang cantik nan baik itu, "Loh? Non? Ga apa-apa kan? Kok mimisan?"

Sunhee mengusap hidungnya dan melihat darah di tangannya. "Aaaa~.."

Dongwoon lalu dengan sigap menggendong Sunhee dan buru-buru membawanya masuk ke dalam rumah. Di dalam, Seungho yang lagi ngaso sambil minum kopi tubruk langsung menyemburkan kopi dari mulutnya.

"EH ADE GUE LO APAIN TUH??"

Seungho memang abang yang over protektif. Suka ga rela kalo liat adeknya deket ama cowo lain. Sunhee kesenggol rambutnya dikit aja, Seungho ngamuk-ngamuk. Lah ini, ngeliat Sunhee digendong ama pembantunya sendiri, berasa pengen nyembur aer panas dari lobang idung.

"Tenang Tuan! Non Sunhee tadi kesandung, terus saya tahan, eh tiba-tiba mimisan. Saya pikir dia sakit jadi langsung saya gotong kesini," kata Dongwoon sambil nidurin Sunhee di sofa. MAKSUDNYA, ngebaringin Sunhee di sofa ruang tamu.

"Tisu.." kata Sunhee dengan melas.

Dongwoon dan Seungho sama-sama cepet-cepetan ngambil tisu. Yang menang si Dongwoon. Sunhee lalu mengambil tisu yang diberikan Dongwoon. Seungho manyun.

"Bang jangan manyun-manyun ah. Makin tebel tu bibir. Yang tetep cakep kalo manyun tuh cuma aku doang," kata Sunhee, masih sempetnya nyolot dalam keadaan bersimbah darah.

Seungho ga marah. Ga marah ke Sunhee lebih tepatnya. Seungho melihat ke arah Dongwoon yang lagi cengengesan dengan tampang lo-mau-mati-ya. Dongwoon pun refleks diem.

"Non Sunhee gapapa kan? Lagi sakit ya? Tadi pas jatoh, ada yang luka ga?" tanya Dongwoon dengan lembut.

Aduh ini pelayan atu perhatian amet sih ama majikan..

Sunhee tersenyum dibalik tisu yang menyumbat hidungnya. "Saya gapapa kok. Makasih ya udah ditolongin."

Dongwoon akhirnya tersenyum lega. Seungho masih sebel.

"Lo boleh pergi sekarang," kata Seungho dengan tegas.

Dongwoon pun membungkukkan badannya 45 derajat, lalu berjalan pergi. Seungho membelai rambut pirang Sunhee.

"Lo kenapa lagi sih? Akhir-akhir ini mimisan mulu. Lo ga sakit kan? Gue ngerinya tau-tau elo punya penyakit yang sering di sinetron itu. Bentar-bentar mimisan, tar lama-lama pucet, terus nanti... Amit-amit dah," Seungho mengakhiri ucapannya setelah dia sadar dia makin ngelantur.

"Penyakit? Sinetron? Ih ketauan ya abang suka nonton sinetron? Pantesan akur ama umma," Sunhee malah ngeledek.

Seungho diam sesaat. "Gue nanya belom dijawab kayaknya."

"Eh iya. Gue ga kenapa-napa kok bang. Tapi gue itu sebenernya..." Sunhee menggantungkan kalimatnya.

"Sebenernya apa?"

"Sebenernya gue Wonder Woman."

Seungho menjitak kepala Sunhee dengan pelan. Sunhee nyengir-nyengir ga jelas sambil membetulkan letak tisunya.

"Serius Sun. Lo kenape?"

"Gue.." Sunhee melihat sekeliling, memastikan tak ada siapapun yang mendengar ucapannya, "..kalo terlalu deket ama cowo, suka mimisan sendiri. Kenapa ya Bang?"

Seungho mendekatkan mukanya ke Sunhee. Sunhee cuek dan menyopot tisunya. Ternyata mimisannya sudah berhenti.

"Ini kalo deket ama gue, lo ga mimisan," kata Seungho, heran.

"Lo kan abang gue! Ya udah biasa. Lo mo telanjang dada depan gue juga gue gapapa," Sunhee bangun dari tidurnya dan duduk dengan asoy di sofa.

"Beneran? Gue coba ya," Seungho berniat membuka bajunya.

"Jangan bang! Kasian ama pembantu cewe!" teriak Sunhee.

"Kenapa?"

"Nanti pada kejang-kejang," Sunhee mewanti-wanti.

Seungho nengok kesekeliling dan mengurungkan niatnya. "Berarti, lo menderita gakuatmentaldeketsamacowoistis."

Sunhee menyipitkan matanya. "Apa?" tanyanya lagi.

"Iya semacem penyakit yang mengakibatkan elo mimisan kalo terlalu deket ama cowo. Ada gejala yang lebih akut lagi, yaitu pingsan. Masih untung lo cuma mimisan," kata Seungho, sok tau.

"Ooooh," Sunhee manggut-manggut bego, "ga menyebabkan kematian kan bang?"

"Kalo keseringan mimisan, bisa kekurangan darah.."

"Terus mati?"

"Enggalah! Gue ga akan biarin lo mati. Pasti gue bakal ngedonorin darah gue buat lo," Seungho berkata tanpa menatap mata Sunhee.

Sunhee tersanjung dan memeluk abangnya dari samping.

"Aaaaaa~ si abang emang abang paling bae sedunia!" Sunhee mencubit pipi Seungho.

~~~~~~

"Sunhee, udah jam segini nih, kamu ga les?" tanya Mrs. Song.

"Iya maaaah~!" Sunhee balas meneriaki ummanya sambil membenarkan rambutnya yang dicepol. Dia pun memakai kacamatanya dan berjalan turun tangga. Di bawah, abangnya sudah menunggu. Mereka lalu berjalan menuju pintu utama, dimana ferrari Seungho sudah standby. Seungho langsung naek ke kursi supir. Sunhee masuk dengan dibantu oleh Dongwoon, Dongwoon layaknya pelayan profesional, membukakan pintu untuk majikannya, menunggunya masuk, lalu menutupnya kembali. Sunhee melambai pada Dongwoon.

Di jalan pertengahan *?* maksudnya.. di tengah perjalanan, Seungho pun menanyakan Sunhee seputar pembantu baru mereka itu.

"Sun, sebenernya kenapa lu mungut Dongwoon buat jadi pembantu kita sih?"

Sunhee tidak mengangkat wajahnya dari komik Hai Miiko yang dibacanya. "Soalnya emang kita butuh pembantu, kan?"

Seungho tetap konsentrasi menyetir, "Tapi kenapa harus Dongwoon?"

"Aji mumpung bang, jarang kan nemu orang kayak Dongwoon? Udah loyal, bae, rendah hati, ga macem-macem. Masih muda pula."

"Emang kenapa kalo masih muda?" Seungho menoleh sejenak pada Sunhee.

"Jadinya.. euuu.. masa kerjanya bisa lama! Kan kalo tua nanti cepet mati," kata Sunhee tanpa perasaan.

"Yakin cuma gara-gara itu doang? Kamu ga suka ama Dongwoon kan?" tanya Seungho.

PRAK~!

Sunhee menjatuhkan komiknya.

BUUGH~!

Sunhee kejedot palanya ke dashboard saat mengambil komiknya.

"Aduuuh.." Sunhee mengelus-elus jidatnya.

"Makanya ati-ati! Lo gapapa kan?" Seungho jadi agak khawatir dan tidak jadi menanyakan ulang soal Dongwoon.

"Gapapa. Aih untung komiknya ga lecek."

Seungho menggeleng-gelengkan kepalanya. Sunhee ngelanjutin baca komik hingga mereka sampai di JTune course. Sunhee berjalan masuk duluan sementara abangnya cari parkir. Ketika sudah di dalam, Sunhee mengetuk pintu practice room. Sesosok cowo cungkring pun membukakannya.

"Eh Sunhee! Masuk Sun, pas banget ada Daehee nih.." Dungdung mengajak Sunhee masuk. Sunhee mengikuti Dungdung dari belakang.

"Lah ga bilang-bilang lo les juga dae, kalo bilang kan bisa bareng," Sunhee menghempaskan dirinya ke lantai.

"Gue bareng Dungdung kok ^^" kata Daehee santai.

Sedetik kemudian Sunhee merasa iri. Lalu ia memanyunkan bibirnya. Tiba-tiba sepasang tangan basah dan hangat *?* menutup kedua matanya.

"AAAAAA~ iiih~! basaaaaaah! panaaaaaas! siapa sih???" Sunhee memberontak. Dia lalu memegang tangan itu, dan langsung bisa menebak.

"Bang June!" teriaknya. June yang dimaksud langsung melepas tangannya. Sunhee nengok. June tersenyum manis.

"Siap les sekarang?" tanyanya.

Sunhee merengut. "Kenapa tiap gue dateng, elo pasti dalem keadaan keringetan? Jadi ga semangat tau."

"Iya iya tenang, gue keringin dulu deh.." June beranjak pergi mengambil handuk.

"MANDI SEKALIAN!" teriak Sunhee.

"Tanggung ah! Kena AC juga kering!" June ngotot ga mau mandi.

"Idih," Sunhee membereskan tasnya lalu bersiap memulai latihan.

~~~~~~

2 jam kemudian, sesi les Sunhee pun berakhir. Skill dancingnya Sunhee meningkat pesat dari pertemuan pertama. June pun bangga dan merasa berhasil menjadi guru les yang baik. Beda banget ama Jonghun yang ngerasa murid lesnya ini begitu ga bakat main gitar. Sunhee emang lebih enjoy les dance.

"Bang ayo pulaaaang~~" panggil Sunhee pada abangnya sambil menyisir rambut pirang lembut halus lurus gemilangnya itu.

Seungho yang sedang break setelah latihan, menjawab, "Lo pulang sendiri deh, Sun, bisa ga? Gue masi latian nih.."

"Gue tungguin deh, selese jam berapa?"

"Gue mau nginep disini."

"WOT? Kok abang ga bilang-bilang sih?!" Sunhee jadi sewot.

"Ini dadakan, Sun. Sorry deh. Gue ama anak-anak pada mau tampil buat acara SBS Gayung Dejun nanti," Seungho menyesal.

"Gayung Dejun? Acara gede banget itu? ABANG TAMPIL?" Sunhee tidak percaya.

"Iya sebagai back dancer doang sih. Tapi lumayan kan? Dapet duit," Seungho nyengir-nyengir.

Sunhee menghela nafas. "Gue bareng Daedae deh. Mana dia?"

Dungdung menyahut, "Tadi dia udah pulang duluan naik bis.."

"SIAL~!" teriak Sunhee. Seungho dan keempat temannya cuma bisa senyam-senyum melihat tingkah Sunhee yang kayak anak ga dibeliin permen sama emaknya.

AMURI SAENGGAKHAEDO MALDO ANDWAE BAD GIRL~~

"Yoboseyo?" Sunhee mengangkat hapenya, "Dongwoon?"

Seungho langsung berdiri.

"Apa? Udah jemput? Beneran? Kamu pake mobil yang mana? VW Beetle silver? Oke.. saya bentar lagi turun ya.." Sunhee menutup hapenya dengan cepat lalu meraih tasnya. Ternyata tasnya ditarik oleh Seungho.

"Mo kemane lo?" tanyanya sinis.

"Pulang! Dongwoon yang jemput gue, dadah abaaaaang~! Latian gih dah ampe gempor," Sunhee menarik tasnya perlahan dan berjalan pergi dari practice room.

~~~~~~

"Dongwoon~!" sapa Sunhee sambil masuk kedalam mobil. Dongwoon yang sudah menunggu daritadi di lobby tak cemberut sedikitpun. Dia memberi seulas senyum yang tulus.

"Nona Sunhee lesnya gimana tadi?" tanya Dongwoon.

"Sukses! Sekarang gue udah bisa ngedance freestyle. Emang ampuh banget deh diajarin dance ama Bang June. Eh btw, yang nyuruh lo jemput gue siapa? Ohiya kalo dirumah gue manggilnya elo-gue aja gapapa ya?" Sunhee ngebacot ga pake rem.

"Iya gapapa, Non. Itu.. tadi Nyonya Song bilang kalo Tuan Muda Seungho bakal pulang telat, terus saya kepikiran Non, eh maksudnya.. saya inget kalo ada Nona Sunhee juga, jadi saya inisiatif aja jemput Non. Saya minta izin ama Nyonya buat bawa mobil. Nyonya nyuruhnya bawa ini, yaudah deh.." Dongwoon menjelaskan panjang lebar.

"Waah gue baru tau lo bisa bawa mobil. Speedboat bisa, mobil bisa, apalagi dong? Hahaha," Sunhee memainkan hapenya. Tepat di saat itu juga ummanya menelepon.

"Yoboseyo? Iya umm? Mampir di swalayan? Beli apa aja? Iya.. terus? He-eh.. Biskuit anjing ma buat si Budi.. eh Buddy maksudnya. Iya. Oke umm dadaaah~"

Sunhee nengok ke Dongwoon.

"Ada apa, Non?" tanya Dongwoon.

"Umma nyuruh kita mampir di swalayan. Ada yang harus dibeli."

Dongwoon dengan sigap memutar arah ke swalayan.

~~~~~~

"Udon udah, biskuit Buddy udah, pesenan Appa udah, apalagi ya?" Sunhee berjalan menyusuri koridor supermarket Kerpur. Dongwoon mengikuti dibelakang Sunhee sambil membawa trolley.

"Buat keperluan rumah, ada yang perlu dibeli ga, Woon?" tanya Sunhee.

"Ah, engga Non, persediaan masih ada," jawab Dongwoon.

"Eh iya Woon, kalo diluar rumah, panggil gue Sunhee aja gausah pake Non. Agak ga enak diliat orang, oke?" Sunhee mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis. Lebih manis dari Nana After School.

"Oh.. oke.. Sunhee," Dongwoon memanggil majikannya dengan ragu-ragu. Sunhee pun berbalik badan dan terus berjalan.

"Ohya kalo boleh tau, umur lo berapa?" Sunhee mengSMS abangnya untuk menanyakan apakah ada yang ingin dititip.

"Saya lahir taun 1991."

"What~? I thought you were.. like.. at least as the same age as my big brother.."

"?? Maap, saya ga ngerti.." Dongwoon garuk-garuk pala.

"Eh? Ah sori sori, haha. Maksudnya, gue kira lo seumuran abang gue.."

"Banyak yang bilang gitu.. Pada ga percaya kalo sebenernya saya masih SMA."

"Eh Woon, ngomongnya gue-elo aja, gapapa kok" Sunhee tersenyum.

Dongwoon makin canggung dan balas tersenyum, "Oke."

"Sebelom lo ikut ke rumah gue, lo tinggal dimana? Sekolah ga?" Sunhee sibuk mengecek barang-barang di dalam trolley.

"Gue.. berhenti sekolah sejak kelas 1 SMA."

Sunhee menoleh pada Dongwoon. "Lalu?"

"Keluarga gue ga tinggal di Seoul. Mereka.. lebih milih tinggal sama adek gue yang jauh lebih sukses dari gue. Gue ga begitu berprestasi di sekolah. Orang tua gue cuek banget sama gue. Akhirnya, gue kabur dari rumah, berharap mereka bakal nyari gue. Ternyata engga. Gue gatau harus ngapain. Pas gue lagi ke pantai, gue ketemu Yoseob sama Hyunseung. Akhirnya mereka nawarin gue pekerjaan. Dari situ awalnya gue jadi tukang perahu.." cerita Dongwoon panjang lebar.

Sunhee merasa iba. "Maaf ya, harusnya gue ga minta lo cerita.."

Dongwoon tersenyum, "Gapapa kok. Justru gue lega udah bisa cerita."

Sunhee lalu pindah dan berjalan disamping Dongwoon. "Lo masih mau sekolah ga?"

"Mau banget Non, eh.. Sunhee.."

Sunhee tersenyum dan diam-diam mempersiapkan sesuatu.

~~~~~~

"Sunhee~! BANGUN! Sekolah!" teriak Mrs. Song dari bawah. Sunhee mengucek-ngucek matanya lalu berjalan ke kamar mandi. Dia mandi ga sampe 15 menit, lalu pake baju 5 menit, lalu langsung turun ke bawah. Bukannya ke ruang makan, dia malah ke kamar pembantu. Kamar Dongwoon lebih tepatnya.

"Dongwoon, kamu udah siap belooom?" tanya Sunhee sambil mengetuk pintu kamar Dongwoon.

Dongwoon keluar dalam keadaan rapi dan sudah memakai seragam yang senada dengan seragam sekolah Sunhee. Seragam Shinhuahua Senior High School.

"Nona Sunhee, kenapa.."

"Mulai hari ini kamu sekolah bareng saya! Berhubung kamu berhenti di kelas 1 SMA, saya daftarin kamu biar seangkatan sama saya. Gapapa kan?" Sunhee memotong ucapan Dongwoon.

"Nona.. ngedaftarin saya sekolah? Di sekolah yang sama kayak Nona?" Dongwoon nyaris tidak percaya.

"Udah mending sekarang kamu sarapan dulu! Aku tunggu didepan ya. Kita berangkat bareng Bang Seungho, dia sekalian kuliah," Sunhee berjalan meninggalkan Dongwoon.

Dongwoon menatap dirinya yang sudah rapi dan berseragam Shinhuahua. Dia lalu tersenyum.

Emang Sunhee majikan paling bae sedunia!

~~~~~~

"Sun, Sunhee~!"

Sunhee membetulkan letak kacamatanya dan menoleh ke arah suara. Ternyata Daehee yang memanggil.

"Kenapa Dae?"

"Lo udah liat anak baru kelas sebelah belom?" Daehee tampak sangat excited.

Anak baru kelas sebelah? Pasti Dongwoon..

"Be..belom, emang kenapa?" Sunhee meluruskan poninya.

"GANTENG~! Well. Berhubung gue udah ada Dungdung, dan elo masi jomblo, mending sekarang elo gue temenin kenalan ama dia, mau ga? Namanya.. Son Dongjun! Eh.. Doojun! Eh.. Dongdung?" Daehee mulai lemot dan lupa nama si anak baru yang dimaksud.

"Son Dongwoon?" tanya Sunhee, membenarkan.

"Nah iya Dongwoon! Ko lo tau dah?" Daehee garuk-garuk pala yang sebenernya ga gatel.

"Gue denger-denger aja," Sunhee santai dan membuka komiknya lagi. Tiba-tiba Daehee menyeretnya. "EEEEEEEEH mau dikemanain gueee?"

"Kenalan ama anak baru!"

Sunhee diam saja saat diseret-seret Daehee. Sementara Daehee udah kegirangan sendiri berniat mencomblangkan best friendnya dengan si anak baru.

"Dongwoon! Ada yang mau kenalan nih!"

Dongwoon yang lagi dikerubungin lalet (baca : cewe sekelasnya) menoleh dan berkata pada Daehee, "Nugu?"

Daehee bergeser kepinggir dan Sunhee pun terlihat. Rambut Sunhee tergerai lurus. Kacamata berframe hitam yang bertengger dihidungnya membuatnya makin terlihat manis. Terlebih seragam sekolah yang membuatnya modis. Atau dia yang membuat seragam itu jadi modis. Dongwoon merasa ia melihat sosok berbeda dari yang biasa ia temui di rumah.

Sunhee menatap Dongwoon dengan tatapan anggep-lo-ga-kenal-gue. Dongwoon langsung mengerti dan tersenyum.

"Senyum-senyum aja lo! Ayo kenalan!" Daehee mendorong Sunhee. Sunhee sedikit tersandung, dan langsung sampai di depan meja Dongwoon. Lalet-lalet yang ada di sekeliling Dongwoon menyingkir, dan memberi jalan untuk Sunhee. Seakan-akan Sunhee itu baygon yang sangat mematikan *?*

Dongwoon tersenyum dan mengulurkan tangannya. Sunhee menjabat tangan Dongwoon.

"Dongwoon," kata Dongwoon, menyebutkan namanya sambil tersenyum tulus. Sunhee merasa canggung dan pengen ketawa. Dia lalu membalas memperkenalkan diri.

"Song Sunhee."

Sunhee tersenyum juga. Anehnya Dongwoon tidak melepas tangan Sunhee. Sunhee juga tidak memberontak untuk dilepas. Daehee udah senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba guru pelajaran Akuntansi pun masuk.

"Good morning Students, today we are.. Sunhee?"

Sunhee kaget dan melepas tangannya. "Yes, Miss Raejin?"

"Where is your class?" tanya Miss Raejin.

"Next door."

"Why are you here?"

"I was just.. seeing a friend. I'm sorry Miss, you may continue your lesson," Sunhee berjalan pergi dari kelas Dongwoon, diikuti oleh Daehee.

Dongwoon tercengang melihat kefasihan Sunhee berbahasa Inggris. Dia lalu bingung kenapa gurunya selalu berbicara bahasa Inggris. Dia lalu bertanya pada teman sebangkunya.

"Sori, ini.. akuntansi kenapa bahasa Inggris ya?"

Teman sebangkunya yang bernama Doojoon itu menoleh dan menjawab, "Khusus hari Rabu, hari International. Jadi semua pelajaran di hari Rabu belajarnya pake bahasa Inggris."

Dongwoon kicep.

~~~~~~

"Psst~ Sunhee!"

Dongwoon berbisik memanggil Sunhee. Sunhee yang lagi asik makan bekel, terpaksa harus keluar kelas menemui Dongwoon.

"Kenapa Woon?"

"Nona ga bilang kalo hari ini hari English!"

"Call me Sunhee! Ga pake Nona! Eh iya ya hari ini English Day. Yaampun gue lupa. Maaf ya, lo kalo ada kesulitan mending bilang aja ama gurunya langsung!" kata Sunhee sambil menelan kunyahannya.

"Tapi Miss Raejin serem.." Dongwoon terlihat melas.

"Serem kenapa? Dia emang.. agak galak sih," Sunhee melihat suasana ramai koridor sekolah.

"Gue ga bisa bahasa Inggris," kata Dongwoon, melas.

"Gampang nanti lo privat ama gue aja dirumah. Udah sekarang gue mau lanjutin makan nih. Lo udah makan belom?"

Dongwoon terkesan dengan perhatian Sunhee yang sama baiknya, dirumah maupun disekolah.

"Belom."

"Doojoon~!" teriak Sunhee.

"Iya tuan putri??" Doojoon menghampiri Sunhee.

"Ajak temen gue makan nih. Dia gatau kantin dimana. Oke?"

Doojoon mengangguk, lalu merangkul Dongwoon dan membawanya pergi.

~~~~~~

"Abang ga bisa jemput lagi? Kenapa?" Sunhee merengek di telpon sambil membereskan barang-barangnya di loker. Dongwoon melihat dari jauh.

Sunhee terdiam sejenak. Lalu berbicara pelan di hapenya. Matanya berair. Dia menutup telponnya perlahan. Tapi kemudian dia membanting pintu lokernya hingga semua yang lewat menoleh. Sunhee cuek dan menengadahkan mukanya keatas untuk mencegah air matanya turun.

"Sunhee," panggil Dongwoon.

"Apa?" jawab Sunhee dengan suara serak. Dia menoleh dan tak sengaja setetes air mata pun turun.

"Loh? Kenapa nangis?" tanya Dongwoon, suaranya berat dan menenangkan.

"Bang Seungho ga bisa jemput.."

"Terus?"

"Gatau kenapa tadi dia ngomel-ngomel ke gue. Gue cuma nanya kenapa, eh gue malah dibentak.. aduuh ini air mata," Sunhee tak bisa mengontrol air matanya dan terus melihat ke atas.

Dongwoon mengeluarkan sapu tangannya dan mengulurkannya pada Sunhee. Sunhee mengambilnya dan menyeka pipinya. Lalu perlahan dia membuka kacamatanya.

Dongwoon terkesima.

To be continued...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Okay~! Gotta admit this is the most boring plot of all T_T
not funny. at least I enjoyed making it :)
btw, welcome new casts!

Rahmah Fitriani as Kim Raejin (Dongwoon's teacher)

Yoon Doojoon as Yoon Doojoon (Dongwoon's chairmate)

by the way why am I adding Dongwoon to the whole scene in this mplot?
Uh oh~ I'm afraid I am biased, HAHA

if this mplot is boring, just tell me ^^ sorry for the long update and boring mplot T_T

Friday 25 December 2009

Les Privat {mplot 4}

Eh? Eh? EEEH??? Mau diapain nih gue???

Muka Jonghun semakin mendekat. Sunhee kicep dan refleks memejamkan matanya. Tiba-tiba..

FUUUHH~!

Sunhee merasakan tiupan angin dan aroma ga enak di depan mukanya. Abis itu dia melek.

"Tadi, ada bulu mata yang jatoh," kata Jonghun.

"Kenapa ga diambil aja sih? Pake ditiup T_T" Sunhee manyun lagi. Jonghun udah serius ama gitarnya lagi. Sunhee dikacangin.

Fiuh~ kirain gue mau di.. EHEM cipok. Taunya dia niup bulu mata. Ih. Niup. Napasnya bau lagi. Hueks~

Jonghun menoleh pada Sunhee. Sunhee yang lagi asik manyun tiba-tiba melongo.

"Kamu bilang apa barusan?" tanya Jonghun.

"Ha? Engga. Yaudah Bang, mulai aja yuk lesnya. Berhubung gitarnya cuma atu, Bang Johu contohin dulu trus nanti baru aku yang ikutin," jelas Sunhee.

~~~~~~

Satu seperempat jam kemudian...

"MASA GA NGERTI-NGERTI SIH?"

"BUKAN GA NGERTI, TANGAN AKU SUSAH MEGANGNYA~!"

"MAKANYA LIATIN, KAYA GINI NIH!"

"Coba sini.. AH GA BISAAAA~!"

Pedagang takoyaki dan penjual es kelapa sibuk geleng-geleng kepala melihat dua manusia yang bertampang malaikat itu asik berdebat. Si malaikat cewe gemes sendiri karna ga bisa megang gitar dengan benar. Si malaikat cowo udah ngeremes-remes pasir gara-gara geregetan ama si cewe. Perseteruan semakin panas.

"Ssut sut~! Neng! Udahan aja deh belajar gitarnya! Daripada tu pasir berubah jadi merah!" kata si penjual es kelapa.

"Iya Neng, guru les kayak begitu mah ga usah diladenin! Jahat! Kasar! KDRT! Mending cari guru les lain aja. Apa mau ama saya, neng? Saya bisa maen ukulele loh," kata abang pedagang takoyaki sambil naek-naekin alisnya, ngegodain Sunhee.

"Lu berdua bacot bener sih ye daritadi? UDAH URUSIN DAGANGAN LO SONO!" tereak Jonghun, udah abis kesabarannya.

"Bang, kasar amet sih! Mereka kan cuma pedagang!" Sunhee ga tegaan.

"Justru karna cuma pedagang, jangan belagu!" Jonghun lanjut ngedumel dalem hati.

Sunhee ngeliatin pedagang takoyaki pirang itu. Si abang takoyaki melas dengan imut. Lalu Sunhee ngeliat ke arah penjual es kelapa. Si penjual es kelapa melas dengan amit. Sunhee makin ga tega. Dia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kedua penjual itu. Sunhee merogoh kantong hotpants kuningnya, lalu memberikan sejumlah uang pada kedua penjual itu.

"Nih, itu abang saya lagi tiduran disana. Tolong duit ini dibeliin takoyaki ama es kelapa, terus kasih dia. Kayaknya dia kecapean. Terus sekalian kalo ada jasa pijat, tolong pijitin dia. Jangan macem-macem ya! Bilang aja kalian suruhan saya," kata Sunhee dengan iba dan bijak.

Penjual takoyaki dan penjual es kelapa bengong liat segepok uang yang ada di tangan mereka. Tu duit bisa buat beli takoyaki sekamar hotel, ama es kelapa sebanyak aer di kolam renang. *oke ini lebay*. Kedua penjual itu saling bertatapan, terus nyengir lebar banget. Sepersekian detik kemudian mereka sudah berlari menghampiri Seungho.

"Nah," ujar Sunhee sambil kembali duduk disamping Jonghun, "udah kelar kan masalahnya. Ga ada yang ribut lagi. Lanjut ga, Bang?"

Jonghun tersepona dengan kebaikan Sunhee yang menyerupai malaikat. Dan ketika dia melihat Sunhee berunding dengan kedua penjual tadi, dia setuju bahwa Sunhee memang lebih cantik daripada Nana After School. Jonghun kesengsem.

"Ok," kata Jonghun, stay cool, "mending sekarang kamu latihan megang gitar yang bener aja deh, kalo soal maenin lagu, belakangan aja."

Akhirnya kedua manusia bertampang malaikat itu melanjutkan lesnya dengan damai.

~~~~~~

Sementara itu..

Aduh.. Gue lagi dimana ya? Eh buseh.. ini siapa yang grepe gue?

Seungho terbangun dari tidurnya dan mendapati dua bocah aneh, satu berambut pirang, satu lagi berambut seperti kelapa, sedang memijat tangan dan kakinya.

"Wah si mas nya udah bangun!" kata penjual takoyaki dengan girang.

"Siapa lu?" tanya Seungho dengan acuh.

"Saya Yoseob, mas. Penjual takoyaki~! Biasa dipanggil Yusup!" kata Yoseob sambil mengacungkan tangannya membentuk simbol peace.

"Nah, elu?" tanya Seungho, kali ini pada si penjual es kelapa.

"Saya Hyunseung, penjual es kelapa. Kalo ribet manggil saya, panggil aja Banghyun. Biar singkat gitchuu. Ini udah disediain satu porsi takoyaki plus es kelapa muda buat si mas!" kata Banghyun.

"Lah, darimana? Gue kan ga mesen," Seungho anteng aja sambil menikmati tangan dan kakinya dipijat. Berasa raja dia.

"Itu mas, dari neng pirang cantik aduhai di sebelah sono," kata Yoseob menunjuk ke arah Sunhee dengan bibirnya.

Seungho memicingkan mata untuk melihat siapa yang ada di sebelah Sunhee. Seungho pun kaget ketika cowo yang disamping Sunhee tiba-tiba memegang tangannya Sunhee.

"Eh eh eh! Itu ade gue! Itu itu, itu ngapain dia, itu kok dipegang, itu ade gue, ituuuu~~~!" Seungho gelagapan dan cuma bisa ngomong ITU ITU aja.

"Tenang mas, tenang! Berdasarkan observasi saya, eaaaa, itu guru les gitarnya si neng pirang cantik aduhai. Tadi sih saya liat, mereka ga sengaja ketemu gitu, eh akhirnya les ditempat. Ga sengaja ketemu.. hmmm... kaya jodoh aja, ye ga, Sup?" si Banghyun udah asik ngebacot sendiri, tak lupa sambil memijit kaki Seungho.

"Yoi banget Hyun! Satu ganteng satu cantik. Itu anaknya entar kayak gimana ya? Silau kita liatnya saking cakepnya. Mana si eneng bae bener ama kita," Yoseob menimpali.

"Hush~! Jodoh, jodoh.. ganteng cantik. Apaan sih! Gantengan juga gue!" kata Seungho.

Yoseob dan Banghyun terdiam dan menatap Seungho.

"Engga ah, cakepan si guru les gitar ye, Sup. Idungnya mancung, bibirnya tipis," bisik Banghyun.

"Iya hyun, ga kayak ini. Orang mah yang chubby pipinya kek gitu kayak gue. Lah ini dia yang chubby bibirnya. HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHA," Yoseob heboh sendiri.

Seungho ngeliatin Yoseob pake tampang ga enak.

"Eh. Maap mas, ga maksud. Beneran. Itu, silahkan dinikmati hidangannya," Yoseob jadi ga enak ati. Seungho pun memakan apa yang sudah disediakan.

~~~~~~

Sore harinya, Sunhee berniat mengajak Seungho naek banana boat. Entah kenapa Sunhee jadi ngidam naek banana boat setelah makan pisang goreng, brownies banana, dan susu pisang. Tiba-tiba dia teringat Jihee.

"Tapi Sun, naek banana boat kan minimal berlima.." kata Seungho sambil berjalan menyusuri pasir pantai yang putih bersih itu.

"Yah iyaya bang, ajak siapa dong?" Sunhee celingukan cari orang, "Nah~! mereka berdua aja tuh bang!"

Seungho melihat kearah yang ditunjuk Sunhee. Kemudian dia syok.

"Yaampun. Dua orang itu lagi?" tanya Seungho. Sunhee tiba-tiba sudah berteriak dan memanggil-manggil dua orang yang dimaksud.

"Ada apa ya neng pirang cantik?" tanya Yoseob. Banghyun mengikuti dibelakangnya.

"Ini loh, saya mau naek banana boat, tp kurang tiga orang. Kalian mau kan rame-ramein?" tanya Sunhee dengan sopan.

"Wuah~! mau banget neng! Seriusan nih tapinya? Siapa yang bayar?" tanya Banghyun, excited.

"Tenang, saya yang traktir! Oke call ya! Nah satu orang lagi siapa dong.." Sunhee melihat sekelilingnya sekali lagi. Matanya kemudian berhenti dan tertuju pada satu orang.

"BANG JOHUUUUUUUUU~!" tereak Sunhee dengan merdu. Jonghun menoleh dan mendapati Sunhee sedang berlari kecil ke arahnya. Sinar matahari yang terpantul, hembusan angin yang meniup rambut pirang Sunhee, serta postur tubuh Sunhee yang bahkan lebih sempurna dari model, membuat Jonghun berlinang air liur.

"Eh.. oh Sunhee.. ngg, ada apa?" tanya Jonghun, tiba-tiba salting.

"Aku mau naek banana boat, tapi kurang satu orang! Bang Johu ikutan ya!" Sunhee tersenyum manis.

Jonghun pun tak bisa menolak. Sunhee langsung excited dan menarik Jonghun ke tempat dimana Seungho, Yoseob, dan Banghyun menunggu. Banana boat sudah siap, rompi pelampung juga sudah siap. Tukang perahunya juga sudah siap. Tapi Sunhee belom siap ternyata. Dia terdiam melihat si abang tukang perahu.

"Jadi gini mas, mbak, nanti pas lagi naek banana boat, kan bakal diterbalikin tuh, nah pas mau diterbalikin jangan ada yang pegangan ya! Nah terus.." si tukang perahu terpaksa berhenti, gara-gara diliatin Sunhee. "Ada masalah, mbak?"

"Heu? Oh engga, ga kenapa-napa. Lanjut bang, penjelasannya," kata Sunhee. Sunhee kemudian berbicara pada diri sendiri tanpa menghiraukan si abang tukang perahu.

Dia orang mana ya? Perasaan mukanya ga ada korea-koreanya. Indonesia? Ah masa. Dia ga putih kayak gue, orang mana dong? Tapi idungnya mancung juga. Kalo Indonesia, ga mungkin. Thailand? OH GUE TAU, ARAB~! Oke sekarang gue udah tenang.

"Nah udah jelas kan~! Sekarang masing-masing pake jaket lifesaver nya ya," kata si abang perahu dengan english yang faseh. Sunhee kagum.

Sunhee melihat ke empat cowo di sekelilingnya. Banghyun dan Yoseob memakai lifesaver warna oren. Seungho warna pink. Lalu Sunhee dan Jonghun kebagian warna kuning.

"Sini duduknya gue atur. Banghyun, lo paling depan. Yoseob paling belakang. Gue didepannya Yoseob, depan gue Sunhee, depan Sunhee Jonghun. Jadi Sunhee ditengah. Oke?" atur si Seungho dengan sigap. Semua mengangguk dan mengambil posisi.

"Psst bang, gue kan paling takut kalo aer masuk ke idung. Mana ini aer laut lagi," bisik Sunhee pada abangnya.

Seungho ga denger. Ternyata dia lagi asik bacot ama Yoseob yang duduk dibelakangnya. Sunhee kaget ketika tiba-tiba ada yang menanggapi pernyataannya.

"Tenang aja, pas banana boat nya mau diterbalikin, nanti saya kasih kode. Kamu siap-siap tutup idung aja," kata Jonghun tanpa menoleh ke arah Sunhee.

Sunhee mengangguk dan tersenyum. Lalu perlahan, banana boat mulai berjalan. Si abang tukang perahu sudah siap mengemudikan speedboatnya diikatkan tali yang nyambung ke banana boat.

"GYAAAAAAAAA~!" tereak Banghyun.

"BERISIK LO!" Jonghun nempeleng Banghyun, "Belom apa-apa juga!"

"Gue deg-degan tau!" Banghyun membela diri. Sunhee cekikikan dibelakang.

Permainan banana boat pun dimulai. Abang tukang perahu dengan lihai membelok-belokkan arah jalan perahunya. Reaksi kelima makhluk itu berbeda.

Yoseob yang duduk paling belakang, dengan heboh mengangkat-angkat tangannya keatas sambil berteriak.
Seungho yang duduk didepan Yoseob, tetep pegangan sambil sesekali teriak ketika mukanya kecipratan air laut.
Sunhee, duduk di tengah, tereak-tereak ga jelas sambil sesekali tertawa, dan maen tebak-tebakan "ada berapa orang disana" sama Jonghun, berhubung mata Sunhee rabun dan dia terpaksa melepas kacamatanya.
Jonghun sibuk meladeni Sunhee sambil nengok kebelakang memastikan murid lesnya tidak apa-apa dan masih waras atau tidak.
Lalu Banghyun, paling tegang sendiri. Dia tidak bergerak dan berpegangan erat pada banana boat.

Tiba-tiba si abang tukang perahu membelokkan speedboatnya dan berkata, "Siap ya!"

Jonghun nengok ke belakang. Sunhee megangin idungnya. Banghyun cengo. Seungho udah siap dan begitu juga Yoseob. Si abang tukang perahu menyentak gas speedboatnya. Banana boat pun kaget dan akhirnya terbalik. Kelima makhluk itu jatuh ke air.

"Aduuuh ohoeek uhuk uhuk.. asin nih, puih, wueeek, puih~" Sunhee sibuk menyeka matanya sambil meludah.

"Sunhee kamu gapapa kan?" tanya Jonghun dengan prihatin.

"Gapapa, tapi ini asin, puih puih~!" Sunhee tetap menyeka matanya.

Mereka jatuh ditengah lautan. Sunhee takut ga bisa ngambang, jadi dia pegangan ama abangnya. Seungho dengan sigap terus berada di samping Sunhee. Yoseob cekikikan kegirangan. Banghyun heboh gelepar kecipak kecipuk sendiri.

"Huwaaa huwaaaaa gue lupa cara berenang gimana! huwaaa huwaaaa~!" tereak Banghyun dengan heboh.

"Lu bisa diem ga sih? Nyante aja ngapa, ada pelampung ini!" kata Jonghun, mencoba menenangkan Banghyun yang udah kayak kelapa liar.

Banghyun melihat pelampung yang dia pakai. "Oh iyaya," sedetik kemudian dia udah kalem.

"Semuanya gapapa kan??" tereak si abang perahu. Semuanya mengacungkan jempol. Kemudian si abang perahu dengan baik membantu lima makhluk itu kembali menaiki banana boat, untuk mencapai pantai lagi.

Pertama, si abang perahu menarik tangan Yoseob dengan mudah, Yoseob pun kembali duduk di posisinya. Seungho naik sendiri tanpa bantuan abang perahu. Lalu Sunhee dibantuin abang perahu, Sunhee susah manjatnya karna licin, akhirnya si abang perahu menarik tangan Sunhee sekuat tenaga. Lalu Jonghun ternyata mesti dibantuin juga ama si abang perahu. Nah terakhir, si Banghyun.

"Mas, kalo dia mah biarin aja ga usah ditolongin. Kita tinggal aja ditengah sini sendiri juga gapapa," kata Jonghun sinis.

"Hush! Bang Johu kayaknya sensi amet daritadi," kata Sunhee.

Abang perahu cuma cengar cengir, lalu menarik Banghyun ke atas banana boat.

"Aduh, sekarang berasa ya gue udah tua, kaki gue sakit pas manjat, ahuhuhuhu," keluh si Banghyun.

~~~~~~

Setelah kembali ke pantai, masing-masing mengembalikan pelampung pada si abang perahu. Yoseob dan Banghyun juga berterimakasih pada Sunhee karna udah dibayarin. Sunhee tersenyum manis. Lalu dia terus menatap si abang perahu yang sibuk membereskan perahunya.

"Oi, Sun. Ngape lu liatin si abang-abang? Naksir ye?" goda Seungho. Jonghun yang lagi benerin rambut langsung nengok.

"Ha? Hahaha~ si abang. Engga, cuma penasaran aja. Di rumah kita butuh pembantu ga sih bang?" tanya Sunhee. Jonghun nguping.

"Seinget gue, umma emang lagi butuh butler baru. Emang kenapa?" tanya Seungho. Seungho kaget karna tiba-tiba Sunhee sudah berada disamping si abang perahu dan mengobrol dengan akrab.

"Yes~! BANG! BANGKU! Kata si abang ini, dia mau kerja dirumah kita!" tereak Sunhee. Si abang perahu disampingnya tersenyum segan.

"Aih? Wah? Gyaa ditawarin kerja ama si neng pirang cantik! Gue juga mau!" kata si Banghyun.

"Banghyun juga mau kerjaan?" tanya Sunhee.

Banghyun mengangguk dengan amit.

"Tetangga saya ada yang perlu tukang kebun. Orangnya ga kalah tajir, malah tajiran dia. Banghyun mau?" tawar Sunhee. Banghyun tanpa cap cip cup langsung menerima tawaran kerja itu.

"Yah? Kalo elo jadi butlernya neng pirang, terus elo jadi tukang kebun tetangganya neng pirang, gue sendirian dong?" tanya Yoseob.

"SUNHEEEEEEEEEEEEEE~!!!" teriak sebuah suara perempuan disertai derap langkah yang semakin mendekat.

"Yunhee unnie?" Sunhee memakai kacamatanya, "Ah ternyata benar!"

Gadis bernama Yunhee itu menyapa Sunhee dan Seungho. Yunhee ini kakak sepupunya Sunhee, cantik, jago ngerap, dan jago masak. *?*

"Kok unnie disini? Liburan juga?" tanya Sunhee.

"Gue baru balik dari Seattle, biasa nganterin Jaebum kuliah. Tapi nyokap nyuruh gue mampir ke pantai. Dia bilang dia dapet kabar dari nyokap lo, kalo elo disini. Yaudah kadi gue sekalian nyamper lo aja," jelas Yunhee.

"Apa kabar, Yun?" tanya Seungho.

"Eh si abang, hahay~ bae bang, bae.."

Saat ketiga saudara itu sibuk reunian, Jonghun tiba-tiba sudah menghilang seperti genie. Yoseob masih menunggu kesempatan.

"Neng, neng pirang kedua.." tanya Yoseob pada Yunhee.

"Eh? Saya?" Yunhee tiba-tiba ngeblush liat muka imut si penjual takoyaki.

"Neng butuh pembantu ga dirumah? Saya bosen nih jualan takoyaki disini mulu," curhat Yoseob.

Sebenernya Yunhee udah ada pembantu. Cuma Yunhee kesengsem ama si Yusup imut, jadinya dia mau mempekerjakan Yoseob sebagai pembantu dirumahnya.

"Beneran nih neng? Saya boleh kerja?" tanya Yoseob.

Yunhee mengangguk. Yoseob girang.

~~~~~~

Keesokan harinya, udah hari les dancenya Sunhee. Sunhee baru pulang sekolah, ga langsung pulang, melainkan maen ke rumah Jihee dulu.

"Gimana bangkee, tukang kebun barunya?" tanya Sunhee.

"Kerjanya masih rapihan gue," kata Byunghee, menyisir boneka ayamnya.

Gahee unnie pun datang dan menyuguhkan tiramisu serta pineapple juice buatan sendiri. "Nih bikinan unnie loh~! Dicobain ya, Sun!" ujarnya sambil tersenyum cantik.

Sunhee senyum lebih cantik lagi, "Pasti unn! Thank you yaa.."

Jihee lalu turun dalam keadaan sudah ganti baju. Dia melihat tukang kebunnya dan menjerit karena kaget.


Banghyun ikutan syok.

"Lu ngapain pake.. kerudungan begitu?" tanya Jihee.

"Panas neng, saya ga punya topi jadinya begini," kata Banghyun melas, yang membuat Jihee diam-diam gemas. Sunhee memalingkan wajahnya dari Banghyun.

"Aih~ kesian. Yaudah lanjut kerja sana!" perintah Jihee.

Banghyun pun kembali bekerja. Jihee ke teras tempat Byunghee dan Sunhee lagi ngaso. Gahee unnie kembali ke dapur untuk memasak makanan lain.

"Lo ga les bass ji hari ini?" tanya Sunhee.

"Gatau aku masih bingung. Abisnya si Jeyjey.."

"Jeyjey?" potong Sunhee, "Maksud lo, Lee Jaejin guru les bass lo?"

"Eh? Ah uh.. iya Jaejin maksud aku unn, anu.." Jihee salting.

"Cieeee yang naksir guru lesnya sendiri!" tereak Byunghee tiba-tiba pake suara ayam.

"Diem ah lu bang," Jihee tersipu.

Sunhee lalu menanyakan apa yang dimaksud Byunghee, dan ada apa dibalik panggilan "Jeyjey". Jihee menjelaskan bahwa ia memang sedang dekat dengan guru lesnya itu. Ya, semacem cinlok gitu. Sunhee pun manggut-manggut.

"Lah, bukannya lo naksir abang gue ya? Ga jadi? Oke percomblangan batal," kata Sunhee dengan cepat.

"Ah unnie~! Bukan gitu! aku.. euuu," Jihee bingung mau ngomong apa.

Byunghee pun nimbrung, masih sambil menyisir boneka ayamnya, "Udahlah Ji, makanya pilih satu aja. Guru les lo, ato abangnya temen lo? Ato tukang kebun baru kita?"

Jihee ngedumel. Byunghee dan Sunhee tertawa. Tiba-tiba ada yang mengetuk-ngetuk pager.

"Unn, jangan bilang kalo itu gembel lagi ya, kasian Bang Seungho," kata Jihee.

Sunhee ngebenerin letak kacamatanya, dan memicingkan matanya lagi.

"Itu bukan Bangku. Bukan gembel pula. Ko ganteng ya?" Sunhee bingung sendiri.

"Non? Non Sunhee?!" sahut orang dibalik jeruji besi itu. Pager maksudnya.

"Loh? Abang tukang perahu? Eh.. maksudnya.. Bang?" Sunhee berjalan menuju pagar, diikuti Jihee dibelakangnya.

Si abang tukang perahu yang kini menjadi kepala pembantu di rumah Sunhee, alias butler, tersenyum manis dengan senyum khas jokernya. Sunhee agak merinding.

"Ini Non, cuma mau ngingetin aja, jadwal les Non sebentar lagi. Terus Tuan Muda Seungho nyuruh saya nyamperin Non, ngingetin makan," katanya.

"Oooh.. oke oke. Tumben. Biasanya Bangku nyamperin gue sendiri. Huh sekarang mentang-mentang ada bang butler. Ji, gue balik ya!" Sunhee keluar pager.

"Iya unn, see you later!" Jihee melambai, lalu masuk kembali ke rumahnya.

~~~~~~

Dalam perjalanan kembali ke rumah, Sunhee melakukan interview singkat dengan butler barunya.

"Gimana kerja dirumah saya? Ada keluhan ga?" tanya Sunhee dengan nada yang begitu baik layaknya ratu pirang cantik yang bijaksana dan perhatian pada pelayannya.

"Alhamdulillah engga Non. Tuan Muda Seungho baik banget. Tuan dan Nyonya Song juga cukup perhatian sama saya. Jadi so far so good lah Non," jawab si Bang butler.

"Hoo.. bagus deh.. tapi kamu.."

"Eh awas Non, HATI-HATI~!" teriak si abang dengan tiba-tiba.

Sunhee berjalan meleng, dia tak sengaja kesandung batu. Sunhee hampir saja mencium tanah den terluka, kalau saja si butler tidak menangkapnya dengan sigap.

Dan saat ini, posisi mereka berdua begitu awkward. Si butler sedang menahan badan Sunhee agar tidak menyentuh tanah, dengan tangan kirinya. Tangan kanannya memegang tangan Sunhee, dan badan Sunhee menghadap ke arahnya. Bayangkan posisi couple dance tango, pas posisi akhir. Kebayang ga? Nah begitu lah. Jarak muka mereka pun CUKUP dekat.

Sunhee merasakan cairan hangat keluar dari hidungnya. Lagi.

Oh God~! Not again!


To be continued...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TADAAAA~! WELCOME NEW CASTS!
by the way maaf ya disini personil BEAST gue bikin jadi pembantu semua HAHAHAHA MAAF YAAAAAA yah lumayan kan sekalian nampang ye ga?

here are the two new casts, in order of appearance :

Son Dong Woon as Abang Tukang Perahu, sekaligus Butler barunya Sunhee


Aldilla Rakhiemah as Jang Yunhee (Sunhee's cousin)


Keep waiting for MPLOT 5 ~!!! :D

Tuesday 22 December 2009

Les Privat {mplot 3}

TESS~!

MAMPUS GUE..

Sunhee ngeraba idungnya, setelah itu melihat tangannya. Merah. Sunhee langsung pucet. June yang lagi asik ngedance tiba-tiba berhenti terus ngeliatin Sunhee.

"Waduh? Nape lu neng? Mimisan?"

Sunhee megangin idungnya. June matiin tape terus jalan ke Sunhee.

"Sini, sini," kata June sambil ngebantuin Sunhee ngedongakin kepalanya. "Lu lagi sakit ya?" tanya June.

"Engh~ hengga.. gakhtauh nikh gue darikh kemarenh jadi mimisankh mulu," Sunhee suaranya jadi bindeng gara-gara idungnya ditutupin. Entah kenapa bahasanya jadi gahuls ada huruf H nya dimana-mana.

"Yaudah sini lo berbaring dulu deh," June sibuk sendiri menata tas-tas ama bajunya jadi bantal dadakan, terus nidurin Sunhee. MAKSUDNYA, ngebantuin Sunhee berbaring.

"Gue nyari tisu dulu ya~!" kata June, lalu beranjak pergi.

Sunhee kayak orang tolol tiduran sendirian di practice room itu.

Aduh. Gue tuh kenapa ya, pas les ama Pak Choi, gue mimisan. Les ama Bang June, gue mimisan juga. Apa cuma gara-gara cuaca? ga mungkin deh. Apa gue ga tahan ama cowok UHUK UHUK ganteng? Emang Pak Choi ganteng? Kelamin aja meragukan. Kalo Bang June? Dia lebih mirip mas-mas petugas fitness deh. Perasaan gue udah biasa liat sosok cowo ganteng di rumah. Abang gue maksudnya. Lha ini kenapa gue jadi mimisan begini ya? Bisa mati kekurangan darah dah lama-lama.

"Nih Sun tisunya!!" June lari-lari kecil menuju tempat si Sunhee tergeletak.

Berhubung Sunhee ga dibolehin duduk ama June, si Sunhee pasrah aja pas June nyumpel-nyumpelin tisu ke idungnya. Sunhee sempet bersin sesekali karna tisu yang disumpel itu menggelitik idungnya. Tapi ternyata..

TESS~~

"Aduh kok masih ngalir sih?" June bertanya dengan khawatir.

Sunhee muterin mata, "YA ELU NYUMPELNYA SALAH BANG~! orang mimisannya di sebelah kiri, lu nyumpelnya sebelah kanan, JELAS AJA KAGA BERHENTI."

June bukannya kaget ato sewot dimarahin, malah ketawa ngakak.

"HAHAHAHAHAHHAHA YAAMPUN HAHAHAH maap ye Sun gue ga merhatiin abisnya gue keburu panik HAHAHA maap yaaaaaaa~" June ngasi tisu ke Sunhee dan kali ini ngebiarin Sunhee menyumbat hidungnya sendiri.

"Les kita gimana nih bang jadinya?" tanya Sunhee.

"Lu masi kuat?"

"Masihlah."

"Trus tadi lo mimisan kenapa?"

Sunhee diem.

"Idung gue kering kayaknya. Lupa ngasi losyen tadi pagi," Sunhee ngeles.

June manggut-manggut. Tiap Sunhee ngeluarin tisu penuh darah, June dengan sigap ngasih tisu baru. Posisi si June duduk di samping Sunhee lagi tiduran, terus nutupin Sunhee gitu. Pas banget si June lagi ngedeketin mukanya ke muka Sunhee, mau ngecek mimisannya udah berhenti apa belom, PAS BANGET ada yang buka pintu practice roomnya. Dalam sekejap ruangan itu rusuh.

"Iya bang~! Terus ya tadi tuh si Dungdung..." Mir menggantungkan ucapannya. "Bang, itu adek lu lagi ngapain ama Bang June?"

Seungho yang lagi lap-lap keringet langsung nengok.

"ASTAGHFIRULLOH JUNEEEEEEEEEE! ADEK GUE MAU ELO APAIN ITUUUUUUUH~!!!!"

June ama Sunhee sama-sama syok. Sunhee refleks bangun dari tidurnya, yang mengakibatkan idung dia kepentok jidatnya June. Dan itu membuat Sunhee mengaduh kesakitan, mimisannya yang tadinya berhenti, jadi keluar lagi. June juga jidatnya jadi sakit gara-gara kepentok idung Sunhee yang manis mancung putih cantik pokoknya sempurna itu.

"HUWEEEEEEEE ABAAAAAAANG~ abang sih ah pake tereak-tereak~!" Sunhee megangin idungnya lagi, yang jadi mimisan LAGI.

"Tau lu HO, ga nyante banget sih~" June sewot sambil megangin jidatnya.

"YA ELU NGAPAIN TADI AMA ADEK GUE??? Aduh Sunsun kamu gapapa kaaaan? Tuh jadi mimisan gara-gara June.." Seungho berlari menuju adeknya dan mengelus-elus rambut pirangnya dengan lembut.

"GUE GA NGAPA-NGAPAIN HO~! Tanya aje ade lu!" June masih ngusap-ngusap jidatnya yang perlahan memerah. Sekeras itukah dia kepentok idungnya Sunhee? Sekeras dan semancung apakah idungnya Sunhee?

"Lo diapain Sun?" tanya Seungho masih ga percaya.

"Kaga diapa-apain bang~! Tadi tuh pas Bang June lagi nyontohin dance oh yeah, gue gatau kenapa mimisan, terus tadi tuh dia bantuin gue ngeberhentiin mimisan. Tadi pas elu masuk, pas banget dia lagi ngecek darahnya masih keluar apa engga, eh elo pake ngagetin segala, jadi gue kepentok jidat dia, terus sekarang jadi mimisan lagi. MANA SAKIT LAGI AH ELAH BAAAANG huhuhuhu~" Sunhee ngebacot panjang lebar.

Seungho jadi melas sendiri mukanya. Dia ngerapiin rambut lurus panjang pirang lembut gemilang dan menawan adeknya itu dan ngebantu ngeberhentiin mimisannya. June masi ngedumel.

"Bang. Bang June masi sewot tuh," kata Sunhee.

Seungho nengok ke June terus nyengir ga enak. Idung June mekar.

"HEHEHE sori bro~! gue udah keburu negatif tingking duluan! abisnya si eMir tuh!" kata Seungho sambil nunjuk Mir pake mulut.

"Ko jadi gue yang disalahin?" Mir melas nunjuk-nunjuk dirinya sendiri.

"Udah-udah ga usah maen salah-salahan! Laen kali jangan berpikir yang engga-engga ya Ho! kalopun udah keburu mikir yang engga-engga, jangan ngagetin begitu!" kata June.

"Sip sip. Sekali lagi sori ya Jun!" Seungho ngacung-ngacungin jempolnya.

~~~~~~

Besoknya, Sunhee baru pulang sekolah. Si Daehee ga pulang bareng karena udah dijemput ama Dungdung. Sunhee jalan sambil nenteng-nenteng tasnya ke gerbang sekolah, nungguin jemputannya dateng.

"Suit-suit~ cucacuwit, cewe pirang, GODAIN KITA DONGS~!"

Sunhee nengok ke arah suara centil imut nan menggoda itu. Mukanya langsung berubah cerah begitu tau siapa yang manggil-manggil dia tadi.

"Eh Tori sunbae~! Ada apa gerangan maen ke sini?" Sunhee langsung berjalan ke arah sunbae imutnya itu.

"Lagi kangen aja ama Shinhuahua. Sejak lulus dua tahun lalu, hehe," si cowo bernama Tori itu tersenyum manis.

"Sekarang sunbae kuliah dimana?"

"Di Kyung Hee, jurusan seni dan teater. Sebenernya mau jurusan dance tapi ga ada sih ya.." Tori manyun-manyun. Sunhee gemes.

"Dance? OH IYA aku lupa Tori sunbae jago dance~! Tau gitu aku les ama sunbae aja."

"Les?" tanya Tori.

"Iya. Eh Tori sunbae belom tau ya aku kan mendadak kayaaa~ jadi aku nyari tempat les dance ama gitar. Tapi aku keburu didaftarin les ama temennya abangku nih. Aku lupa kalo ada sunbae!" Sunhee nyesel sendiri. Mendingan dia dari awal les ama sunbaenya yang imut ini daripada ama mas-mas penjaga tempat fitness macem si June itu.

For your information, Tori ini sebenernya cinta pertama Sunhee. Sunhee suka Tori sejak Sunhee masuk Shinhuahua Junior High School sedangkan si Tori lagi di Shinhuahua Senior High School. Berhubung sekolahnya sebelahan, Sunhee sering ketemu Tori pas Tori lagi maen ke Shinhuahua JHS. Usia mereka terpaut tiga tahun. Jadi Sunhee ga pernah bisa bener-bener satu sekolah sama Tori. Tapi itu ga bikin Sunhee patah semangat. Sunhee sempet nyari tau soal Tori, nomor hapenya dan segalanya. Akhirnya sekarang mereka jadi deket. Tapi Sunhee masih belom berani ngungkapin perasaannya, padahal si Tori jomblo terus.

Sebenernya Sunhee udah agak lupa ama Tori sejak Tori lulus dari Shinhuahua SHS. Cuma gara-gara sekarang ketemu, jadi berasa suka lagi. Sunhee diam-diam bersyukur dalam hatinya.

"Ooh.. Yaudah kalo gitu nanti kalo gue ada moves baru, gue ajarin ke elo deh! Nomor lo masih yang cantik itu kan? Secantik orangnya, EAAAAA~" Tori ngegodain Sunhee.

Sunhee nyengir-nyengir ga enak, tapi apapun ekspresi Sunhee, dia tetap terlihat cantik melebihi cantiknya Nana After School.

"Iya masih yang itu. Hahahah sunbae bisa aja~" Sunhee tersipu malu.

"Lo pulangnya dijemput?" tanya Tori dengan manis. Aih, apapun yang dilakukan Tori selalu terlihat manis dan imut di mata Sunhee. Bahkan di saat Tori lagi ngupil sekalipun.

"Iya, dijemput Bangku. Kenapa sun? eh.. bae?" Sunhee bingung mau manggil si Tori pake sebutan apa.

"Yah, padahal gue tadinya mau nganterin lo pulang. Ya sekalian mampir kemana gitu, udah lama ga ngobrol-ngobrol kan kita?" Tori nyengir manis. Gingsulnya membuat senyumnya semakin manis.

"Yah, sori banget nih bae~ gue udah mau dijemput abang gue.. nah itu dia~!"

Sunhee melambai-lambai ke arah ferrari item yang berjalan mendekati gerbang. Tori tercengang melihat mobil keren di depannya.

"Waw~ Ferrari? Cool!"

"Tori sunbae mau nebeng?" tanya Sunhee.

"Oh hehe engga, makasih. Gue bawa Lamborghini merah gue kok," Tori tersenyum dan melambai.

"Buseh? LAMBORGHINI?" Seungho melotot. Sunhee nganga.

"Oke sunbae, see you~! Calling calling ya entar!" kata Sunhee sambil balas melambai ke Tori.

Seungho membawa mobilnya pergi dari sekolah itu.

"Ciee Sunsun~!" goda Seungho.

"Apa sih bang?"

"Tadi itu si Tori first love lo kaaaan? Yang lo ceritain ke gue mulu itu kaaaan?"

Sunhee tersipu. Rambutnya menutupi pipinya yang memerah.

"Hehe~ iya bang. Ga salah kan gue suka ama dia?"

"Engga kok. Kayaknya anaknya bae," Seungho berkonsentrasi menyupir.

Sunhee lama-lama sadar bahwa mereka tidak mengarah pulang. Melainkan ke tempat lain.

"Bang, kita mau kemana?" tanya Sunhee, sambil ngaca dan benerin rambutnya.

"Ke pantai."

"Ngapain?"

"Bunuh diri."

"HA?" Sunhee syok.

"HAHA kaga lah! Mo maen aja, Sun. Udah lama ga kepantai kan," Seungho nyengir-nyengir.

"Oh tapi jangan lama-lama ye bang, aku kan ada les ama Pak Choi."

"Kita nginep, Sun."

"APA?" tanya Sunhee dengan gaya lebay kayak ibu-ibu di sinetron yang dapet telpon kalo anaknya kecelakaan.

"Iya, tenang aja, gue udah minta izin ama si Choi Choi itu kok. Aechan juga udah gue mintain izin," Seungho memasang kacamata hitamnya.

"Terus sekolah gue?"

"Bukannya besok sekolah lo ngadain acara ulang taunan? Lo bukan panitia kan? Bolos ga papa dongs.."

"Kita berapa hari berapa malem nginepnya?" Sunhee ga berhenti nanya.

"3 hari 2 malem."

"Nah besoknya lagi gimana sekolah gue?"

"Besoknya lagi pasti pada ga masuk karna pada begadang buat acara ulang taun kemarennya kan?" *SUMPAH GUE NYINDIR GK 70 BANGET AHAHAHA*

"Iya ya, abang inget aja. Gue aja lupa. Eh iya, les dance gue?"

"Tenang, June juga udah gue mintain izin kok. Pokoknya kita liburan dadakan."

"Mama sama Papa gimana?"

"Semua udah beres. Lo nengok ke belakang juga koper lo udah gue bawain."

Sunhee nengok ke belakang. Dia menemukan koper pinknya, dan dua kotak sepatu disampingnya. Pasti itu high heelsnya. Lalu dia nengok balik ke Seungho.

"Beneran liburan kita?"

"Iya."

"Nginep dimana?" Sunhee masih aja nanya.

"Di hotel Sok Elite Isabella."

"GYAAAAAAAA~ hotel mahal itu? Thank you abaaaaaaaaaang gue sayang banget ama lo muah muah~" Sunhee nyubit-nyubit pipi abangnya ampe kepala Seungho miring 35 derajat.

~~~~~~

-- Di Hotel Sok Elite Isabella --

Seungho lagi check in ke meja informasi. Sunhee duduk-duduk di lobby sambil minum welcome drink.

"Aih~ udah lama ga ke pantai, sejak kelas 2 JHS. Fufufu~" kata Sunhee sambil menikmati tiupan angin pantai.

"Sun, udah dapet kamarnya nih. Lantai 3," kata Seungho sambil nunjukin kunci.

"Langsung ke kamar aja bang, aku mau ganti baju," kata Sunhee sambil ngabisin minumannya dan melihat dirinya yang masih memakai baju seragam.



"Sip, ayuk dah. Bawa koper lo nih, gue berat kalo harus nenteng dua-duanya."

Song bersaudara ini emang kakak adek yang kompak. Meskipun ada bellboy, mereka tetep mau nenteng kopernya sendiri. Sungguh perilaku yang patut dicontoh.

Begitu sampai di kamar, Sunhee langsung ngetake satu single bed deket jendela. Seungho jadinya kebagian yang deket pintu kamar mandi. Mereka mesen kamar yang bentuknya studio, jadi tempat tidur, TV, ama dapur jadi satu ruangan, kayak hotel pada umumnya, tapi tempat tidurnya masing-masing satu.

Sunhee langsung nyari-nyari baju buat dipake.

"Kita mau liat sunset kan Sun? Pake celana pendek yang gue bawain aja. Atasnya kemeja sekolah lo aja biar ga ribet," kata Seungho memberikan saran.

"Sip sip~" Sunhee berjalan menuju kamar mandi. Ga nyampe 30 detik dia udah keluar lagi dengan outfit yang berbeda.

"Cepet amet neng?"

"Gue kan bukan tipe cewe yang suka lama-lama di kamar mandi~" kata Sunhee.

"Eaaaa~ gue suka gaya lo. Ayo dah jalan, udah sore nih," Seungho membuka pintu kamar.

Mereka berdua turun tangga, dan berjalan ke arah pantai, melewati kolam renang.

"Sepi ya bang. Yang ada cuma pasang-pasangan doang, ga ada keluarga," kata Sunhee sambil melihat ke sekelilingnya.

"Ya iyalah, kan bukan liburan sekolah. Mana ada keluarga disini," Seungho masih menggunakan kacamata hitamnya. Sunhee megangin topinya.

Mereka terus berjalan hingga sampai di pantai. Angin laut begitu kencang, Sunhee ampe ngerasa kedinginan. Sebagai abang yang baik, Seungho pun merangkul adeknya itu, dan berjalan menyusuri pantai. Dilihatnya beberapa pedagang tepi pantai yang berjualan berbagai macam pernak pernik dan makanan.

"Pasirnya putih banget ya bang~" kata Sunhee sambil maenin pasir pake kaki.

"Putihan mana ama kulit gue?" tanya Seungho narsis.

"Masih putihan kulit gue dong, aw aw~" Sunhee lebih narsis lagi. Seungho cuma cengengesan.

"Wah wah mas, neng~ mesra amet ngapelnya," kata salah satu abang-abang penjual takoyaki.

"Ngapel? Dia adek saya mas, bukan pacar~" kata Seungho.

"Oalaah saya kira pacar toh. Yah tak apalah, mau kalian sepasang adek kakak atopun pacar juga tetep aja serasi! Yang satu ganteng, yang satu cantik, sama-sama pirang lagi! Mana saya ngeliat dari sini latar belakangnya laut ama sunset! berasa di surga saya!"

Sunhee tersenyum manis dan ngeliat abangnya, "Hahaha si mas bisa aja, makasih ya mas!"

"Beli dagangan saya dong neng~" kata penjual itu tiba-tiba.

"Sialan," muka Sunhee langsung manyun. Seungho menarik Sunhee pergi dari tempat itu.

"Hahaha dia muji-muji kita, ujung-ujungnya disuruh beli dagangan juga hahahaha~ ckck si mas si mas," Seungho geleng-geleng.

"Tau tuh. Eh bang foto dong! Mana kameranya?" Sunhee berjalan mendekati ombak dan memasang pose yang santai. Tiupan angin membuat rambutnya tersibak.

"Wets keren tuh Sun! Bentar gue keluarin dulu kameranya," Seungho sibuk mempersiapkan camera Sony mahalnya itu.

Dalam sekejap, Seungho sudah memotret belasan foto Sunhee. Paras Sunhee yang emang udah cantik dari sananya, membuat Sunhee terlihat indah dari segala arah. Depan, belakang, samping, dari atas juga masih cantik kayaknya. Perpaduan siluet Sunhee dengan cahaya sunset membuat Seungho puas dengan hasil-hasil fotonya. Terkadang Seungho mengambil foto candid Sunhee yang heboh sendiri maen sama ombak.

"Udah banyak fotonya bang? Sini gantian aku potretin~" kata Sunhee, berjalan menuju abangnya.

Emang dasar ade kakak kompak banget, Sunhee juga jago motret. Sosok abangnya yang tinggi dan gagah itu juga membuat hasil foto-fotonya ga kalah bagus. Sepertinya Song bersaudara ini dilahirkan untuk menjadi model tapi ga mau. Kaya aja mendadak.

Hari semakin sore dan gelap. Matahari perlahan-lahan mulai menghilang. Song bersaudara memutuskan kembali ke kamar dan bersiap-siap untuk dinner.

~~~~~~

Setelah melalui dinner yang penuh dengan menu seafood, kakak beradek pirang itu tepar di kasur masing-masing. Keesokan harinya, Seungho udah bangun duluan dan cuci muka.

"Sun, mau liat sunrise ga?" tanya Seungho sambil nyoel-nyoel adeknya.

"Mau," Sunhee merem melek.

"Cuci muka gih."

Sunhee bangun masih dalam keadaan mata terpejam. Dia berjalan menuju kamar mandi dengan tertatih-tatih. Seungho cekikikan dan terpaksa membantu Sunhee ke kamar mandi. Seungho nungguin diluar ampe 5 menit. Lalu Sunhee keluar dengan muka segar nan cantik.

"Ayo bang~!" Sunhee langsung semangat.

Seungho dan Sunhee berjalan menuju pantai lagi, memotret beberapa pemandangan indah lagi lalu bermain dengan ombak seperti anak autis. Seungho sepertinya kecapean sendiri.

"Sun, lo kalo masi mau maen, keliling aja. Gue ngaso disini dulu ya bentaran! Bawa kameranya nih~" Seungho lalu tiduran di atas tiker yang dia gelar.

"Sip. Hape standby ya bang, kalo tiba-tiba aku nyasar aja," kata Sunhee.

Seungho cuma ngacung-ngacungin jempol. Sunhee lalu berjalan meninggalkan abangnya yang dengan cepat sudah tertidur.

Sunhee motret-motret suasana sekelilingnya. Dia juga sempet ngambil beberapa self camera dirinya sendiri. Dia memperhatikan orang-orang di sepanjang jalan pantai yang dia susuri. Sangat sepi. Kemudian dia melihat seseorang berambut gondrong yang bermain gitar. Dari jauh terlihat seperti cowok. Sunhee mengagumi sosok orang itu, lalu mengambil beberapa potret foto orang misterius itu.

Sunhee berjalan mendekati orang itu. Tiupan angin pantai membuat rambutnya menari indah, juga rok ala balinya yang dia ikatkan dengan asal di pinggulnya. Sunhee mengalungkan kameranya dan terdiam sebentar.

"Kayak gue kenal ni orang," bisik Sunhee pada dirinya sendiri.

Sunhee semakin mendekat tapi ragu-ragu. Dia mendengarkan alunan gitar yang dimainkan orang itu. Dan dia merasa familiar dengan cara orang itu memetik gitarnya.

Sunhee maju selangkah.

Liatin ga ya? ntar gue disangka gatel lagi.

Sunhee maju lagi.

Aduh, bilang apa ya?

Sunhee maju lagi.

Apa gue balik aja ya? Tengsin nih gue.

Sunhee berbalik arah. Saat dia mau melangkah pergi, tiba-tiba orang tadi memanggilnya.

"Eh, mbak~ gelangnya jatoh.."

Sunhee nengok tapi langsung ke pasir. Dia memungut gelang yang merupakan pemberian Tori sunbae. Sunhee lalu melihat ke arah suara dan berterima kasih.

"Oh, maka.. LAH?" Sunhee syok.

"Makalah? Makasih maksud lo?" tanya orang itu.

"Kok.. kok.. kok situ.. eh.. bapak.." Sunhee jadi canggung.

Tuhan, jangan bikin gue mimisan lagi. Apalagi disini.


"Ada juga saya yang nanya sama kamu. Kenapa kamu ada disini?"

"Lah bukannya abang aku udah izin sama Pak Choi?"

"Kamu manggil saya apa? Pak Choi?" Jonghun mukanya udah ga enak.

"Iya. Kan bapak guru les saya, jadi saya panggil pak, layaknya guru di sekolah saya gitu," jawab Sunhee polos.

"Tapi kan saya ga setua itu!" Jonghun ngambek dan mendadak berdiri. Sunhee kaget. Jonghun lalu berjalan melewati Sunhee.

"Loh? Ko marah deh? PAK? PAK CHOI? PAKCHOOOOY~~!" Sunhee ngejar-ngejar Jonghun.

Jonghun tiba-tiba berbalik.

"JANGAN PANGGIL SAYA PAK CHOI! SAYA BERASA SAYURAN, TAU GA!"

Sunhee nutup mulutnya. Jonghun judes. Sunhee ngakak. Sambil menahan tawa, Sunhee berjalan disamping Jonghun.

"Terus maunya dipanggil apa?" tanya Sunhee dengan lembut. Jonghun diem-diem merasa tersipu tapi tidak menjawab.

"Bang? Mas? Kak? Om?" Sunhee memberikan sejumlah pilihan. Jonghun tetap tidak menjawab.

"Aku tau~!" Sunhee berdiri di depan Jonghun dan membuat cowo itu menghentikan langkahnya. "Mbak aja ya? Soalnya kan Pak Choi aslinya cantik."

Jonghun antara mau ngerasa bangga atau marah.

"Jangan sampe saya jadi males ngajarin kamu ya!" katanya, mengancam Sunhee.

"Eh eh eh, becanda! Yaampun. Abisnya Pak Choi ngomongnya formal banget ama aku, pakenya saya-kamu. Ya aku jadi ga enak kalo manggilnya ga pake pak."

"Tapi saya berasa sayuran ijooooooooooo~~~" Jonghun tiba-tiba menghentakkan kakinya ke pasir dengan imut. Sunhee menutup mulutnya dan tertawa.

"Ya jadi maunya apaaaaa?" Sunhee bertanya ga kalah manja.

"Enaknya apa?"

"JIAH ELAH ditanya malah balik nanya," Sunhee manyun.

Jonghun terpana.

For your information, diantara semua ekspresi yang Sunhee punya, mulai dari marah, senyum, kaget, sakit, manyun, dan segala macem, banyak yang bilang Sunhee paling cantik kalo lagi manyun. Makanya dari abangnya Sunhee, abangnya Jihee, ampe Tori ato si Jonghun sekalipun, pasti terpana kalo liat Sunhee manyun. Meskipun Sunhee cantik kalo lagi gimana aja.

"Ko malah bengong sih?" tanya Sunhee. Jonghun sadar dari lamunannya.

"Eh, ah.. engga~" Jonghun jadi salting.

"TERPESONA KALI TUH AMA SI ENENG~!" tereak seorang penjual es kelapa.

"EH BERISIK LU NYONG~!!" tereak Jonghun balik. Sunhee cengar cengir.

"Jadinya mau dipanggil apa?"

"Terserah kamu."

"Bang Johu aja ya?"

"Johu?" tanya Jonghun.

"Iya. Aku kan suka nyingkat-nyingkat nama orang seenaknya. Berhubung nama si abang itu Jonghun, aku singkat jadi Johu. Boleh ya? Biasanya aku manggil abangku pake gue-elo, tapi berhubung Bang Johu ngomongnya lebih formal, jadi aku pake aku-abang deh. Oke oke?" Sunhee tersenyum imut.

"Terserahlah," kata Jonghun sembari berjalan meninggalkan Sunhee. Diam-diam dia tersenyum dan menatap laut. Sunhee terus berjalan dibelakangnya.

"Betewe, kamu lagi ngapain sekarang?" tanya Jonghun.

"Jalan ama Bang Johu. Kenapa?"

"Bukaaaaan~ lagi nganggur ga maksudnya?" Jonghun berhenti dan menoleh ke arah Sunhee.

"Abangku lagi tidur sih. Jadi aku nganggur," Sunhee melihat ke abangnya yang tergeletak nan jauh di ufuk timur.

"Oke. Kita les disini ya."

"WOT?"

"Kemaren kamu udah ga les. Nah berhubung kita ketemu disini, jadi les disini aja. Gamau rugi kan uangnya? Saya juga gamau makan gaji buta," kata Jonghun santai.

"Oooh. Oke~"

Jonghun duduk di depan Sunhee dan menghadap ke laut. "Sini, duduk."

Sunhee duduk disamping Jonghun. Jonghun memegang kembali gitarnya. Tapi disaat Jonghun baru mau memetik senarnya, dia melihat wajah Sunhee.

Tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke wajah Sunhee dengan perlahan.

Eh? Eh? EEEH??? Mau diapain nih gue???

To be continued...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

OMG i copy pasted this to Mic. Word and it was 13 pages long! HAHAHAHAHAA

anyway here are the additional casts :

Lee Seung Hyun as Tori (Sunhee's sunbae)

~EAAA imutnyaaa

Fournita Rashifanisa as Lee Aechan (resepsionis FNC course, gue lupa masukin ini di mplot pertama HEHE MAAF YA NITA)

~EAAAAAAAAAAAA

Yang Yo Seob as Penjual Takoyaki (BUAHAHAHAHAHHAHAA)

~hemm penjual takoyaki yang imut

Jang Hyun Seung as Penjual Es Kelapa (HAHAHAHAHAHA ADUH MAAF YA INI UNTUK VISUALISASI AJA KOK HAHAHAHA)

~HAHAHA RAMBUTNYA GA BEDA JAUH AMA KELAPA BENERAN HAHAHA