Friday 25 June 2010

Sunhee Susah Jodoh {potekan 2}

Kibum lesehan dikarpet sambil mencondongkan badannya ke depan, mainin laptop dihadapannya. Sunhee ngaso di sofa belakang Kibum sambil baca novel.

"Jadi gimana Hee tutoring English sama si Jonghyun Jonghyun itu?" tanya Kibum.

"Asik kok, orangnya baik, ramah, manis, lembut, lucu deh pokoknya. Tapi satu yang naudzubillah, Ki," jawab Sunhee.

"Apa tuh?"

"Englishnya men. BEUH~," Sunhee menampilkan muka cape deh sambil memutar matanya.

"Englishnya dia udah jago?" tanya Kibum lagi, tidak mengalihkan perhatiannya dari laptop.

Sunhee mendengus. "Jago dari Pacitan, kaga faseh sama sekali! Buset dia english udah bukan english lagi. Bahasa aljdskdhfjaksda kalo dia mah. Sumpah Ki, gue ga ngerti apa yang dia omongin!"

Kibum langsung tertawa dan balik badan. Sambil membetulkan letak kacamatanya, dia bertanya. "Emang gimana dah cerita lengkapnya?"

Sunhee menarik napas. "Jadi begini...."

-- FLASHBACK --

"Silakan masuk, maap ya ruangannya berantakan.." kata Jonghyun, mempersilakan Sunhee memasuki ruang yang biasa disebut study room.

Berantakan muka gue kali. Rapi begini dibilang berantakan, begimana kamar gue?


"Oke. Jonghyun.. eh gapapa nih gue manggilnya ga pake oppa?" tanya Sunhee.

Jonghyun tersenyum. "Terserah."

Sunhee menampilkan muka ragu. "Tapi gue takut ketuker ama pacarnya temen gue yang namanya Jonghyun juga. Kalo lo gue pangil Jojong gimana? Kejelekan ya. Lee Jonghyun? Kepanjangan. LeJe. eLJe. Nah itu aja, LJ! Boleh?"

LJ hanya tersenyum manis lagi sambil mengangguk.

Sunhee menarik napas supaya ga melting di tempat. "Oke LJ. Where do you want to start our lesson? Oh maybe you should show me your english skills so far," kata Sunhee dalam english yang faseh dan mantap.

"Ha? Ah.. mianhae, english gue masih cetek banget, cuma ngerti beberapa kata doang," kata LJ sambil garuk pala dengan imut.

"Gue mau tau kemampuan english lo seberapa dulu deh. Mau baca story, teks pidato atau.. mungkin nyanyi lagu barat?" kata Sunhee merapikan lembar-lembaran exercise yang dia bawa.

LJ langsung menjawab. "Nyanyi lagu barat aja deh. Sunday Morning ya," katanya sambil mengambil gitar yang terletak di pojokan.

Sunhee mengangguk. LJ melantunkan intro Sunday Morning. Sunhee langsung memasang muka "waaaah cool" tapi beberapa detik kemudian...

"Sohnday meolnin lain is pollin, steal some cobers shel some skin, crouneshining us in momen unpeorgetable you twist to pit the mold that i'm an in..."

Untuk lirik selanjutnya Sunhee makin ga ngerti apa yang dinyanyiin LJ. Sunhee yang tadinya apal banget lagu Sunday Morning, langsung buyar seketika pas liat LJ bawain tu lagu. Sunhee masang muka bingung.

"..dlaibin slow on Sohnday meolnin, and i neber want to leeb."

JREEENG~

LJ mengakhiri penampilan singkatnya. "Gimana?" tanya LJ dengan puppy eyes.

Sunhee tersenyum segan. "Bagus banget! Keren banget lo mainin gitarnya, asli.. tapi kalo soal englishnya..." Sunhee menggantungkan ucapannya dan melihat LJ yang masih memasang puppy eyesnya. "..mesti latihan banyak. Kita mulai aja langsung ya."

LJ menarik kursi dan duduk dihadapan Sunhee, Sunhee lalu mengajarkan cara pronounce kata dan huruf dengan benar.

Kayaknya bakal lama nih gue..

-- END OF FLASHBACK --

"HAHAHAHAHA HEE, HAHAHA nasip lu dapet murid les begitu. Yah sabar aja ya kalo murid seperti dia kayaknya membutuhkan waktu yang lama sampe dia bisa faseh english," kata Kibum, masih tersenyum geli membayangkan gimana bahasa askldjasdjaklsdasdlk kalo didengar secara live.

"Jangan ngetawain murid gue gitu dong! Iya emang butuh waktu lama pastinya cuma gue sih sekalian cuci mata ya HAHAHAH. Gini ya Ki, segalanya di diri dia tuh menenangkan! Mukanya bikin adem, suaranya lembut, senyumnya bikin damai. Cuma englishnya aja bikin gue pengen botakin kepala," kata Sunhee.

Kibum makin ngakak dan ngegepok-gepok sofa. Sunhee cuma ngeliatin Kibum dengan tampang -__-

~~~~~

Sunhee setengah mengantuk. Kepalanya naik turun ngangguk-ngangguk, disangka dosen si Sunhee ngerti kali, padahal. Tak lama kemudian, bel berbunyi. Sunhee langsung terbangun dan mendapati si dosen sedang ngomong.

"Ya jadi tugasnya dikumpulkan minggu depan, jangan lupa diketik yang rapi! Paling cepet ngumpulin, dapet nilai A. Sampai ketemu ya."

Sunhee bengong dan ngucek mata. Lalu dia menatap dosennya pergi. Dia bengong lagi. Lalu dia nyolek temen sekelasnya di depan.

"Eh.. Gayoon! Tadi Pak Jang ngasih tugas apaan?"

Si empunya nama Gayoon menoleh. "Ooh, itu dia suruh bikin powerpoint, slideshow tentang 3 hal yang memotivasi kita buka internet tiap hari! Ada-ada aja deh emang si Pak Jang," jawab Gayoon, lalu dia tersenyum. "Duluan ya, Sun!"

Sunhee tersenyum balik sambil nunduk dikit dan melihat Gayoon keluar kelas. "3 hal yang memotivasi kita buka internet? Slideshow kudu bagus nih. Seengganya meskipun gue ga merhatiin di kelas, tapi nilai tugas gue harus bagus! Nyari buku tutorial photoshop di perpus ah."

Sunhee bangun dan membereskan tasnya ketika tiba-tiba hapenya berbunyi.

"Halo Ki? Iya. Gue mo ke perpus dulu baru makan, lo ke kantin aja duluan tar gue nyusul. He eh. Iya, IYA! Dah."

Sunhee mengantongi hapenya di jeansnya, membetulkan tali sepatu Nike nya, lalu berjalan keluar kelas.

~~~~~

"Buku panduan photoshop dimana ya?" Sunhee berjalan mengitari perpustakaan yang jumbo sized dan futuristik modern minimalis apalah itu. Dia melihat satu persatu kategori setiap rak yang terjejer disana.

"Information and Techonology applications.. hmm deket-deket sini berarti," Sunhee berbelok ke satu lorong. Hapenya tiba-tiba bergetar.

From : C2 (Cina Cempreng)
Buruan gue laper!


Sunhee mengacuhkan sms dari Kibum dan terus menjelajahi lorong itu. Hapenya dipegang di tangan kiri sementara tangan kanannya menyentuh buku-buku di rak sambil ngeliatin judul. Tiba-tiba matanya menangkap suatu buku yang jaraknya jauh dan tinggi. Mata Sunhee menyipit.

"How to Photoshop, for idiots?" ujar Sunhee membaca judul buku itu. "Ambil aaah.."

Sunhee menoleh ke sekitar dan melihat sebuah tangga pendek kecil bantet (?) dia menggerek tangga itu mendekat dan menaikinya.

"Photoshop for idiots. Bagus dan gampang nih kayaknya," kata Sunhee pada diri sendiri, masih berdiri ditangga sambil membalik-balik halaman buku.

Tiba-tiba handphone Sunhee bergetar lagi, Sunhee kaget, hapenya terlepas dari tangan kirinya dan keseimbangannya hilang.

BRUAAAAAK!

"Aduuh, aduh duh duh, innalillahi.. musibah Ya Allah. Aduuh," Sunhee ga berhenti nyebut sambil ngelus-ngelus pinggul dan kaki yang tertimpa tangga. "Eh hape gue kok jatoh ga ada bunyinya yak?"

"Ehem."

Sunhee menoleh ke belakang dan mendapati seorang cowok, tinggi, ganteng, idungnya mancung, pokoknya ganteng. GANTENG! Nah cowok itu lagi menggenggam hape Sunhee.

"Sori, gue nyelametin hape lo tapi ga sempet nyelametin lo," kata cowok itu dengan polos sambil tersenyum canggung.

Sunhee ceming. Dia terpesona seterpesona-pesonanya (?) tapi dia mencoba terlihat cool dan ga murahan. Sunhee tersenyum.

"Oh! Gapapa, thanks ya udah.. euu.. nyelametin hape gue ^^" kata Sunhee ragu.

Si cowok itu melihat layar hape Sunhee. "Ada missed call tuh barusan. Eh iya, lo gapapa? Bisa bangun? Sini gue bantu.."

Sunhee udah gengsi mau nolak tapi cowok itu bergerak lebih cepat. Dia berjalan mendekati Sunhee, menjauhkan tangga kecil tadi dan membantu Sunhee berdiri. Tak lupa ngasih Sunhee buku Photoshop for Idiots yang juga lepas dari genggamannya tadi.

"Ah, thanks lagi ya >.< sori juga udah bikin berisik dan mungkin ganggu lo yang tadinya cuma mo lewat," kata Sunhee, berusaha sekuat tenaga supaya tidak terlihat nervous.

Si cowok itu tersenyum lagi dan kali ini senyumnya dua kali lebih mematikan daripada senyuman yang pertama. "Lain kali hati-hati ya!" ujarnya sambil menyerahkan hape Sunhee dan mengacak poni Sunhee pelan. Lalu cowok itu pergi dan menghilang ditelan perpus.

Sunhee memegang poninya sendiri dan memegang hapenya. Lalu dia berbisik..

"Alhamdulillah.."

~~~~~

Sunhee akhirnya berjalan menuju kantin. Kibum udah mencak-mencak kelaperan karna udah nunggu kelamaan. Sunhee berjalan terburu-buru sambil menenteng buku pinjamannya dan hapenya. Dia lagi sibuk bales sms dan ga liat jalan ketika..

DEBUGHHHH~

Sunhee terpental jatoh kebawah, hapenya masih dia genggam, bukunya kelempar agak jauh. Dia menabrak seseorang. Saat Sunhee melihat ke atas..

"WOY! Punya mata ga sih lo! Jalan tuh liat-liat dong!" kata seorang cowo dengan tampang ganteng tapi licik dan nakutin.

Sunhee sadar diri karna emang dia yang salah, jalan sambil smsan. Dia buru-buru bangun dan membungkuk 90 derajat. "Mianha, emang gue yang salah. Mianha," kata Sunhee.

Si cowo ganteng tapi licik itu mendengus kesal. "Untung gue ga sampe jatoh dan ngejatohin hape gue. Kalo iya, lo sanggup ganti ga? Maaf doang ga cukup kali."

Sunhee langsung panas dan pengen ninju cowok itu saat itu juga. Cuma hatinya masih adem karna cowo ganteng di perpus tadi. Sunhee cuma membungkuk sekali lagi dan minta maaf lagi.

Si cowok ganteng licik tadi malah seenak jidat nempeleng kepala Sunhee (pelan sih.. tapi kan..) dan makin emosian. "Cape gue liat lo bungkuk-bungkuk! Mending lo minggat deh!"

Sunhee makin ga tahan pengen nonjok tapi tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya. Sunhee tiba-tiba udah dipunggungin sama Kibum.

"Eh, temen gue udah minta maaf ya sama lo, kenapa masih banyak bacot sih? Lagian juga yang jatoh temen gue, lo ga kenapa-kenapa, napa lo masih sewot?" tantang Kibum, ngebelain Sunhee. Sunhee cuma bisa manyun-manyun ngejekin si cowok licik tadi.

Cowok licik tadi mendengus lagi. "Whatever," katanya sambil berjalan pergi dan menabrak pundak Kibum dengan sengaja.

"Aduh, Ki, sakit ga? Gapapa kan?" tanya Sunhee sambil ngelus-ngelus pundak Kibum.

Kibum masih menatap cowok licik tadi sampe dia menghilang. "Ada juga elu yang gue tanyain gitu! Kenapa lo ga ngelawan dah? Biasanya lo maen hajar aja."

Sunhee nyengir. "Lagi good mood nih gue abis ketemu cowo ganteng di perpus! Huwaaa Pangeran Perpus!"

Kibum manyun. "HAYUK LAH GUE LAPER NIH!"

~~~~~

"Tumben amet Dae makan di kantin fakultas gue. Lo juga, Jjong," kata Sunhee sambil mengunyah dimsumnya.

Daehee yang duduk berhadapan dengan Sunhee sekaligus disebelah pacarnya, Kim Jonghyun, menjawab. "Abisnya makanan kantin fakultas lu paling enak."

Kibum menoleh ke Sunhee. Keduanya tersenyum bangga, idung mekar, lalu saling tos. Mereka melanjutkan makan ketika tiba-tiba kantin heboh dengan teriakan histeris para cewek.

"KYAAA~! KYAAA INFINITE! KYAAAA~!"

Sunhee membanting sumpitnya dan menggebrak meja. "EH BUSET DAH YAK GUE LAGI MAKAN NIH ga bisa lebih berisik lagi apa?"

"Sabar, Hee," kata Kibum sambil mengunyah.

Sunhee menoleh sinis pada para pembuat onar. "Siapa sih mereka? SOK EKSIS."

Daehee keseleg, Jjong dengan sigap memberinya minum. "Lo gatau Infinite?"

"Taunya peniti! Emang mereka siapaaaaa?" tanya Sunhee.

Daehee mengEHEMkan tenggorokannya. "Mereka, Infinite. Tujuh cowok paling populer di universitas ini! Mereka dari fakultas yang beda-beda, tapi bersatu karna kesamaan jumlah harta dan tampang. Kayaknya. Itu yang mirip Ryuk di Death Note, namanya Dongwoo. Dia orangnya kocak, ramah, tapi agak tolol.."

Sunhee menyipitkan mata dan mengunyah sambil memperhatikan cewek-cewek yang ngerubungin Infinite. "Lanjutkan."

"Terus itu yang kayak cewe, Sungjong. Satu fakultas ama si Dongwoo tadi, Psikologi. Terus itu yang mirip Donghonya U-Kiss, namanya Sungyeol. Dia di fakultas sains dan matematika, paling pinter kayaknya. Nah itu yang mohawk namanya Sunggyu, satu fakultas ama gue. Itu dua orang lagi Woohyun sama Hoya, anak fakultas teknik. Nah terus satu lagi..." Daehee menggantungkan ucapannya.

"Satu lagi apa?" tanya Sunhee yang udah cape nontonin keramaian dan melahap makanannya kembali. "Woy Dae, satu lagi siapa?"

Daehee berhenti ngomong dan menatap Sunhee. Mulutnya Daehee berbisik "nengok kebelakang" tapi Sunhee ga mudeng. "Apaan sih, Dae?"

"Lo lagi, lo lagi. Ckckck."

Sunhee menoleh ke belakang. Si rese yang nabrak dia tadi. "OH! Elo? Elo.. personil Infinite juga?"

"Personil? Lu pikir kita boyband? Iya! Gue leader Infinite. They call me L for some reason.." kata si cowo bengis yang ternyata bernama L itu.

"Oh. Salam kenal. Makan dulu mas," kata Sunhee santai sambil menunjuk makanannya.

L menggebrak meja. Sunhee dan Kibum yang sama-sama lagi nyuap langsung kaget. Kuah mie Kibum nyiprat ke muka Jjong. Daehee gelagapan membersihkannya dengan tisu.

"Lo pada ga ada hormat-hormatnya ya sama sekali! Infinite dateng, lo malah pada ngaso dan makan disini! Sopan bener.." kata L dengan ketus.

Sunhee sewot karna acara makannya diganggu. "EH. TOLONG YA. Ini kantin. Kantin fakultas gue. Lo tuh yang ga ada hormat sama sekali, dateng ke kantin orang bikin rusuh!"

"EH!" teriak L di muka Sunhee. Sunhee ampe merem takut kecipratan iler. "GUE JUGA ANAK FAKULTAS INI! Sastra Perancis! Kemana aja sih lo gatau gue, hah?"

"HEH!" Sunhee membalas teriakan L di mukanya. "Emangnya lo pikir lo artis mesti dikenal semua orang, HAH? Idup gue lebih penting dibanding mesti tau segala mahluk di fakultas ini apalagi ELO! Bengis lu!"

Mulut Kibum nganga lebar melihat Sunhee yang adu bacot dengan L. Daehee dan Jjong menonton dengan seru. L semakin emosi dan meraih sebuah teh botol dan berniat menyiramnya pada Sunhee. Sunhee udah nutup mata, tapi tiba-tiba seseorang menahan tangan L. Sunhee membuka matanya kembali karna bingung kok dia belum basah juga. Lalu dia terkejut melihat sosok cowok yang menahan L.

"Dia cewek, apa lo ga malu bertingkah kaya gini di depan semua orang yang lagi ngeliatin lo?" tanya cowok itu.

Sunhee tersenyum simpul.

Pangeran Perpus!

To be continued...

Wednesday 16 June 2010

Les Privat {mplot 15 ; END}

Gue harus bangun. Gimana caranya????

Sunhee sibuk dan panik memikirkan cara untuk menyingkirkan Dongwoon, tapi dia tidak bisa berpikir dengan tangkas karena semakin dia dorong Dongwoon jauh-jauh, Dongwoon malah makin nempel.

Sunhee menoleh ke kiri, membuat bibir Dongwoon sekarang menempel di pipi kanannya. "Seenggaknya gue kudu napas dulu! Wuek.." bisik Sunhee sambil menahan mual karna bau alkohol.

"Wu, bangun ya Wu, majikan lu ini lu tidurin! Gue itung ampe tiga kudu bangun kalo engga lo gue pecat," kata Sunhee asal, padahal sebenernya muka dia udah merah karna kejadian barusan. "Satu... dua... ti..."

Belom selese ngitung tiba-tiba Dongwoon berdiri dengan sigap. Sunhee kaget dan merem melek berkali-kali. Dongwoon sendiri matanya setengah kebuka setengah ketutup, mata sayu dan ngantuk. Baru sekian detik berdiri, Dongwoon langsung jatuh lagi. Kali ini Sunhee cepat-cepat minggir dari sofa dan membiarkan Dongwoon membantingkan badannya sendiri ke sofa.

"Ga mungkin lu gue gotong pulang, gue kan bukan kuli! Telpon Bangku aja kali ya," kata Sunhee sambil meraih ponselnya di atas meja, tapi Dongwoon menarik lengannya.

"Sunhee-ah.. kajimaaaaa~" kata Dongwoon dengan manja. Sunhee blushing seketika sambil menepis tangan Dongwoon. "Diem lu gue mo nelpon Bangku!"

Sunhee menekan speed dial nomor 1 di hapenya dan menempelkan hapenya ke telinganya. Tuut. Tuut. Tuuu- "Yoboseyo?"

"Bang, gue..."

Omongan Sunhee terputus seketika karena Dongwoon mengambil alih handphone Sunhee. Sunhee langsung balik badan dan bengong melihat Dongwoon yang memandang handphone itu dengan takjub.

"Benda apaaaa ini???" tanyanya gila sambil memutar-mutar hape itu.

"Halo? Halo Sun? WOY!" teriak Seungho diseberang sana.

Dongwoon mengerutkan dahi dan menjawab telpon itu. "Halooo? Halooooo????"

Sunhee memutar bola matanya dan merampas hape itu kembali. "Bang, gajadi dah. Pembantu kita lagi sinting nih, tar lu gue telpon lagi. Jangan kawatirin gue ya! Dah."

Sunhee menutup hapenya dan memasukkannya ke kantong. Dia menghela napas dan menatap Dongwoon yang kembali tertidur di atas sofa. Mata Sunhee menatap lurus ke bibir Dongwoon, lalu dia menyentuh bibirnya sendiri.

Did we just... i mean.. really?

Sunhee langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat supaya dia tidak me rewind apa yang terjadi. Dia melihat jam tangannya dan tersentak kaget ketika jam menunjukkan pukul 12.30 pagi.

"Demi apa?! Anja! Gue harus pul... engga.. gue ga bisa bawa Dongwoon dalem keadaan mabok gini.. gue kemana ya? AU DAH GELAP gue harus keluar dari sini dulu yang pasti," Sunhee berbicara pada dirinya sendiri.

Dia menggulung lengan cardigannya, mengikat rambutnya jadi cepol, lalu bersiap menggotong Dongwoon. Sunhee menarik lengan Dongwoon perlahan dan meletakkannya di pundaknya. "Nah sekarang berdiri... one, two.. HUP!"

Sunhee berhasil berdiri dengan Dongwoon yang masih gelayutan disampingnya. Tangan kiri Sunhee memegang tangan Dongwoon yang mengelilingi leher Sunhee, sementara tangan kanannya melingkar di pinggang Dongwoon. Dia berjalan sambil menggigit dompetnya ke lobi karaoke. Si mbak kasir bengong liat Sunhee mpot-mpotan ngegotong Dongwoon, makin kaget pas liat Sunhee ngelepehin dompet ke atas meja.

"Mbak, ntuh.. hh.. di dalem dompet saya ada kartu Visa, bayarnya pake itu ya.." kata Sunhee ngos-ngosan. Mbaknya ngangguk-ngangguk aja daripada banyak nanya. Setelah itu si mbak memasukkan kartu kembali ke dompet Sunhee.

Lalu keduanya terdiam.

"Mbak, maap, masukin ke mulut saya lagi dong tangan saya penuh nih," pinta Sunhee ga pandang bulu dan image. Sunhee mangap, lalu mbak itu memegang dompet Sunhee dengan jijik seraya Sunhee menggigitnya. "Maghashi ya hmbagh!" kata Sunhee yang artinya "makasi ya mbak".

Sunhee berhasil keluar dari tempat itu dengan selamat, meski diiringi tatapan heran dari orang sekitar. Begonya, Sunhee lupa parkir dimana.

"Mampus gue tadi gue parkir dimana yak?!" Sunhee panik sendiri.

Dongwoon membuka matanya perlahan dan menatap Sunhee. Jarak wajah mereka begitu dekat, Sunhee jadi deg-degan sendiri. "Parkir?.. parkir... Nona memarkirkan cintamu dihatikuuuuuuu~~" kata Dongwoon tiba-tiba.

Sunhee manyun ga jelas, ga nyadar pipinya memerah atas gombalan ga niat tadi, sementara Dongwoon cuma nyengir-nyengir. Sunhee pun mencari-cari tempat dimana dia bisa meninggalkan Dongwoon sendirian dijalanan, yah seenggaknya tempat istirahat dah. Sunhee akhirnya berjalan perlahan di sepanjang trotoar yang luas tapi sepi itu yang dikelilingi lampu-lampu pertokoan. Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu.

Motel.

Gapapalah daripada gaada, batin Sunhee. Dia lalu menyeret dirinya sendiri dan Dongwoon memasuki motel itu.

~~~~~

"Iya besok gue pulang kok. Bilang mama papa gue nginep di rumah Daehee aja! Awas lu ya. Iya.. kaga lah.. IYA GUE GA BAKAL NGAPA-NGAPAIN DIA! Ada juga elu malah ngekhawatirin gue dong, bang! Abang macem apa lu. Iya. Iya. Oke dadah bang tidur gi dah."

Sunhee menghela napasnya lagi dan meletakkan hapenya di meja kecil samping tempat tidur. Dongwoon sedang terbaring di kasur dengan pose yang makan tempat. Dia masih berseragam lengkap, seragam butler resmi keluarga Song, dengan kemeja, rompi, dan jas berlapis yang pastinya gerah. Sunhee sendiri jadi gerah ngeliatnya. Dia berniat melepas jas dan rompi Dongwoon saja, karena Sunhee adalah anak baik-baik *?*

Sunhee berjalan ke tepi tempat tidur dan mencoba melonggarkan dasi Dongwoon. Step pertama : longgarin dasi, berhasil. Sunhee lalu membuka jas Dongwoon. Angkat lengan kiri, copot jas lengan kiri. Angkat lengan kanan, copot jas lengan kanan. Tarik badan Dongwoon agak bangun dikit, tarik jasnya. Step kedua : berhasil.

Selanjutnya adalah rompi. Sunhee heran, Dongwoon udah ditarik mana-mana, dibanting-banting ama Sunhee tetep aja kaga bangun-bangun. Jadi Sunhee menganggap enteng step ketiga, dia membuka kancing rompi Dongwoon dengan santai. Saat menarik rompinya supaya lepas, tiba-tiba Dongwoon ngubah posisi tidur dan langsung berguling menghadap ke samping. Sunhee syok dan ikut ketarik, dia terhempas ke kasur, dan tiba-tiba posisinya udah ada di depan Dongwoon.

Mata Sunhee berkedip tak percaya. Apalagi ketika Dongwoon perlahan membuka matanya dan tersenyum maniiiis banget. Sunhee antara terpesona ama ngeri mau diapa-apain. Akhirnya Sunhee buru-buru bangun, berdiri di kasur dan meloncati badan Dongwoon. Seengganya rompi udah beneran kelepas dan ga sia-sia dia deg-degan setengah mati.

Sunhee menyandarkan punggungnya ke dinding sambil ngelus-ngelus dada. Untung dia cepet sadar dan bangun, kalo engga.. APA COBA. Sunhee lalu berniat merapikan baju yang berserakan ketika tiba-tiba Dongwoon bangkit dari kuburnya (bangun dari tidurnya) dengan keadaan kemeja lengan panjangnya udah kegulung ampe siku dan kancing atasnya udah kebuka dua. Rambutnya acak-acakan dan dia terlihat bingung. Sunhee menoleh pelan karna grasak grusuk yang ga jelas dan langsung O__o ketika matanya berhenti pada Dongwoon.

Sunhee sempat terdiam beberapa detik dan merasakan cairan hangat dihidungnya. TES! Setetes darah landing dengan sukses ke rompi Dongwoon yang masih Sunhee pegang. Sunhee langsung mendongak dan mencari-cari tisu.

"Tisu..tisuuuu.." kata Sunhee melas dan hopeless. Dongwoon yang masih setengah sadar setengah mabok menarik Sunhee agar duduk disampingnya dan memberi sekotak tisu.

"Nona, kenapaa?" tanyanya dengan suara serak. Sunhee takut mimisannya makin deres.

"Gue gapapa! Gapapa beneran.." Sunhee salting, "eu.. lo kenapa bangun! Tidur lagi gih.."

Dongwoon mengucek-ngucek matanya. "Tapi ada yang mau saya katakan.."

"Apa?" tanya Sunhee sambil mencopot tisu sumpelan di hidungnya, sepertinya mimisannya udah berhenti.

Dongwoon memandang lurus ke mata Sunhee. Sunhee mengangkat sebelah alisnya. "Agasshi.. saranghae.."

Tangan Sunhee terkulai lemas, masih menggenggam tisu. Mata Sunhee menatap tidak percaya, dan dia tidak sempat mengatakan apa-apa karna dia merasakan sesuatu menghalangi bibirnya sehingga dia tidak bisa mengucapkan apapun.

That was when Dongwoon kissed her once again, this time, seriously. His hand was even holding Sunhee's cheek gently, and the other hand on her neck so she wouldn't back off. Sunhee still had her eyes wide open, her lips where numb. She couldn't move as she felt really frozen, but strangely really warm at the same time. Dongwoon finally pulled himself away after not gaining any respond from Sunhee. She was just too shocked.

"Sunhee sarang..hae.." he said as he fell again on the bed, and continued sleeping. Sunhee was still frozen at her place.

~~~~~

Keesokan paginya, Dongwoon terbangun dan merasakan pusing luar biasa. Dia menyibak selimutnya dan memijat kepalanya pelan, lalu dia melihat ke sekelilingnya.

"Dimana nih?"

Dia berjalan menuruni tempat tidur, mengexplore seisi ruangan dan tidak menemukan clue apapun. Dia membuka korden dan matanya menyipit karna silau matahari pagi menyinari mukanya dan membuat dia terlihat seperti malaikat ganteng turun dari kayangan. Dia melihat gedung karoke tidak jauh dari tempatnya sekarang, dan langsung inget kalo dia semalem karokean bareng..

"SUNHEE! Mana Sunhee?" tanyanya pada diri sendiri. Ketika dia berjalan ke kamar mandi, dia menemukan pakaiannya tergantung rapi, serta sebuah notes kecil nyelip di saku jas nya.

Are you awake now? You must have since you're now reading this.
Listen, i left you coz i thought you should get a deep sleep,
and about last night.. i'm pretty sure you don't even remember it, right?
so i'll just let it go ^^
come back home and do your work!

PS : Happy Birthday xD


Dongwoon tertegun menatap notes itu. Sebuah senyum kecil terukir manis di bibirnya. Kemudian dia menatap pentulan dirinya di cermin dan mencoba mengingat apa yang dimaksud Sunhee dengan "about last night". Dia mencoba mengingat setengah mati tapi ga inget-inget juga, akhirnya dia memutuskan untuk cuci muka dan bersih bersih saja.

Ketika dia mendekatkan wajahnya ke cermin, dia kaget melihat bagian bawah bibirnya. Ada noda light pink-orange gitu, Dongwoon menyentuhnya dan mencium aroma peach. Dia merasa mengingat sesuatu..

"Semalem gue... *flashback* OMG. SUN.. SUN.. GUE SUN SI SUNHEE!" Dongwoon langsung panik. Dia bergegas mencucimuka lalu memakai pakaiannya dengan lengkap. Dia berniat pulang dan memohon maaf pada nona nya itu.

Dia keluar dari kamar motel dan mengunci pintunya dan berjalan ke lobi. Mbak di lobi bilang kalo kamarnya udah dibayar, dan si mbak mesem-mesem curiga pada Dongwoon. Dongwoon makin ga enak dan cepet-cepet keluar ke jalanan.

Dongwoon baru jalan beberapa langkah dan berhenti sambil memikirkan yang terjadi semalem. Dia ingat sebenarnya dia sadar saat itu, dan yang dia katakan pada Sunhee adalah perasaannya yang sebenarnya.

"..I don't think I am able to face her.."

~~~~~

"Sun sun, sarapan sun," Seungho menepuk-nepuk kaki Sunhee.

Sunhee menggeliat dan stretching sana sini. "Jam berapa emang sekarang?"

"Setengah sepuluh. Ayo ah kita kan mo ke Pekan Raya Seoul, Mama mo beli mesin jait katanya," Seungho meraih kedua tangan Sunhee dan menariknya supaya bangun.

"Oh iya Papa kan janji sama aku juga mau beli ab coaster. Hoahm~"

Seungho mengacak-acak rambut Sunhee. Sunhee kucek-kucek mata. Lalu keduanya terdiam.

"OH IYA DONGWOON MANA? UDAH PULANG?" teriak Sunhee tiba-tiba yang membuat Seungho loncat dikit karna kaget.

"Ha? Tau tuh ga ada tanda-tanda batang idungnya yang mancung itu dari tadi pagi. Emmm, emang lu ngapain semalem ama dia? Kok lo pulang-pulang jam 2 pagi ga ada dia? Lu apain dia, hah?" tanya Seungho curiga.

Sunhee mendengus. "Bang lu jangan fitnah dah ah! Dia tuh semalem salah buka kaleng minuman, malah jadi mabok, terus gue ga berani bawa dia pulang dalam keadaan mabok, jadi gue bawa ke motel, terus.."

Sunhee terdiam, pandangan matanya kosong.

"Terus?" tanya Seungho.

"Terus gue.. gue.. gue tinggalin deh dia. Gue suruh balik sendiri daripada menimbulkan fitnah, yekan?" kata Sunhee ragu-ragu.

"Pasti ada yang lu umpetin deh dari gue," ujar Seungho dengan yakin. "Gue abang lu Sun, gue tau kalo lo nyembunyiin sesuatu."

Sunhee langsung bangun dari tidurnya dan berjalan ke pintu kamar mandi. "Gausah sotoy deh lu bang."

"Bilang ke gue sekarang ato lo gue aduin udah macem-macem sama Dongwoon."

Sunhee menatap lurus ke mata Seungho. Seungho balas menatap disertai senyum licik.

"HUH! Dasar bibir bengkak lu ye! Iya gue ngaku, semalem gue dicipok ame Dongwoon!" kata Sunhee akhirnya. Mukanya langsung memerah.

"DEMI APA SUN. Astaghfirullah.. Sun.. Sun.. elo.." Seungho tampak tidak percaya.

"Bukan gue yang mulai..."

"ELO UDAH GEDE SUN! ALHAMDULILLAH! Gue kira lo ga normal karna lo ga pernah berinteraksi ama cowo, ternyata lo normal juga! Sekalinya interaksi langsung cipokan lagi! Yaampun Sun gue bangga sama lo!" Seungho melompat dan langsung memeluk adeknya dan berputar-putar.

Sunhee cengo dan diem aja diputer-puterin ama Seungho. Setelah selese muter-muter, Seungho naro Sunhee lagi dan mencubit hidungnya ampe merah lalu keluar kamar.

"Ayo Sun turun, makan!" teriaknya girang.

Sunhee cuma bisa cengo.

~~~~~

Sunhee dan keluarganya akhirnya jadi juga pergi ke PKS (Pekan Raya Seoul) dan berhasil memborong ab coaster demenannya. Mama Hyegyo juga pulang membawa mesin jait keluaran terbaru. Mereka keliling-keliling ampe jam 7 malem, dan sampe rumah kembali jam 8. Sunhee pun langsung mengecek kamar pembantu.

"Mpok Inyong!" panggil Sunhee.

"Eh? Nona sudah pulang?" sapa Mpok Inyong.

"Iyalah kalo belom pulang napa gue bisa ada disini. Eh, Dongwoon udah balik belom?"

"Belom tuh, Non. Nona bawa apa aja, biar saya bantu!"

Mpok Inyong pun pergi sambil membawa belanjaan yang tadinya dipegang Sunhee. Sunhee cuma bisa senderan ditembok sambil ngetuk-ngetuk dagu mikirin Dongwoon kemana.

"Telpon Jihee deh," kata Sunhee sambil meraih ponsel didalam sakunya dan menekan speed dial nomor 5. "Halo, Ji!"

Jihee terdengar mengantuk diseberang. "Ngh? Nape unn? Borong apa aja di PKS tadi?"

"Kaga penting! Eh, si Dongwoon lagi ama Hyunseung ga?"

"Ha? Dongwoon? Kenapa dia?" tanya Jihee balik. Sunhee mendengus kesal.

"Tukang kebun lu mana dah sini gue pengen ngomong!"

Jihee menguap. "Bentar.. huahm.. JAMUUUUUUUUUUUUUUR??!!!"

Sunhee menjauhkan hape dari kupingnya. "Set dah."

"HALOH? NENG PIRANG?" tiba-tiba terdengar suara cempreng alay diseberang telpon.

"Iya, Mur. Mur lu liat Dongwoon ga? Tadi dia nemuin lo, ato ngehubungin lo gitu ga?" tanya Sunhee dengan nada khawatir dan setengah panik.

"Engga tuh neng, emang kenapa ya? Dia kabur? Apa gimana?" tanya Hyunseung penasaran.

Sunhee ragu menjawab. "Ngg.. nanti gue kasih tau deh. Yaudah tengs ya Mur, salam buat semua, dadaaah."

"Dah neng pirang!"

Sunhee menutup telponnya. Dia sekarang mulai khawatir kemana perginya butler satu-satunya itu, karna setau Sunhee, butlernya itu ga punya tempat tinggal lain. Sunhee pun langsung inget seseorang.

"Yoseob! Yunhee unnie! ... Bang Seungho anterin gue ke rumah Yunhee unnie sekarang!"

~~~~~

"Jadi lo ga ngeliat Dongwoon, Seob? Dia ga nelpon lo juga gitu?" tanya Sunhee dengan mata yang masih melek dan belo.

"Huahm, engga neng pirang. Saya teh udah jarang maenan ama Dongwoon, tadi aja pagi-pagi saya ngucapin selamet ultah cuma lewat sms doang. Kenapa gitu neng? Dongwoonnya ilang?" tanya Yoseob balik.

"Gatau nih dari semalem belom pulang! Aduh dia kemana ya, Seob?" tanya Sunhee lagi.

Yoseob menguap. Seungho ngucek-ngucek mata sambil senderan di pintu.

"Suuun! Udah malem mending lo nginep aja dah sini, udah gue siapin kamar noh dua bakal lu ama abang lu. Yuk masuk!" ajak Yunhee.

Yoseob dengan sigap mempersilakan tamunya masuk. Setelah mereka berempat sampai di kamar, Yoseob langsung tepar di kamar pembantu. Yunhee pun langsung naik ke kamarnya. Sunhee dan Seungho terdiam di depan pintu kamar masing-masing.

"Bang.." panggil Sunhee.

"Hm?"

"Dongwoon kemana ya?"

"Ya mana gue tau. Emangnya kenapa sih paling dia liburan apa pulang kampung gitu. Lah elah Sun, lu ga ada dia kayak ga bisa idup aja.." kata Seungho.

Sunhee terdiam. Matanya berkaca-kaca. Seungho jadi ga enak ati dan nyolek pundak adeknya itu.

"Sun? Beneran kaga bisa idup lu tanpa dia? Gue cariin butler lain dah lu jangan ngambek gitu napah?" tanya Seungho dengan khawatir.

Sunhee masih diem. Seungho memegang kedua pundak Sunhee dan digesernya badan Sunhee supaya menghadap dirinya.

"Sun.. jangan bilang?"

"Hiks.." Sunhee mulai menangis.

Seungho langsung memeluk Sunhee. "Unyu, cepcep kenapa ini adek abang yang paling cantik, lebih cantik daripada Nana After School, kenapa nangis?"

"Huwee.. gamau Dowu ilang, Dowu harus ketemuu," kata Sunhee disela tangisnya.

Seungho jadi berasa ngediemin anak kecil yang maenan Barbienya ilang. "Iya udah cep besok kita cari lagi ya."

"Lu kok kayak ngomong ama anak kecil sih bang?!" Sunhee masih sempet sewot sambil nangis.

"Ya abis elunya juga kayak anak kecil sendalnya ilang sebelah!" Seungho jadi ikutan sewot. "Udah dah tidur gih sana udah malem."

~~~~~

Keesokan paginya..

"Sun bangun sun, sarapan abis itu kita pulang. Sun?" Seungho memanggil-manggil Sunhee sambil mengetuk pintu kamar. Akhirnya dia mencoba membuka pintu dan ternyata tidak terkunci. "Sun?"

Seungho memasuki kamar dan tidak menemukan sosok Sunhee, melainkan sebuah memo kecil diatas tempat tidur.

Bang,
Maap semalem gue ngendap2 ke kamar lu dan ngambil kunci mobil,
gue pergi nyari Dowu, bang. Lu ga usah nyusul tar juga gue balik
Tapi gue ga bakal balik tanpa Dowu,
karna gue sadar perasaan gue sama kayak Dowu
Gue juga cinta dia, bang.

-Sunsun-


"Sunhee.. Sun.. SUNHEEEEEE~~~!"

PLETOK!

Sunhee menjentikkan jarinya di dahi Seungho. "Berisik lu teriak-teriak. Gue disini! Nape lu? Laper? Nih gue bawain sarapan. Gue, Yunhee ama Yoseob udah sarapan duluan. Lu kebo banget tadi ga bisa dibangunin.."

Seungho bingung. Dia bangun dari tidurnya dan mengucek matanya. Jadi tadi mimpi toh..

Sunhee menyiapkan sepiring nasi goreng dan menyerahkannya pada abangnya. Lalu dia duduk di pinggir kasur Seungho. "Bang.."

"Ape?" tanya Seungho sambil menyuap nasi ke mulutnya.

"Kok gue ngerasa kehilangan banget ya?" tanya Sunhee.

"Iyalah. Ini bukan rumah lu, jelas lu ngerasa kehilangan," kata Seungho dengan mulut penuh.

Sunhee menepuk kaki abangnya. "Bukan itu! Soal Dowu. Dia ga ada, gue berasa sepi aja gitu. Ga enak deh pokoknya."

Seungho jadi ingat sesuatu yang tadinya mau ditanyakan pada Sunhee. "Eh iya Sun, kalo gue boleh nanya yak. Itu, yang kata lo dicipok Dowu, selain itu ada kejadian penting ga? Dia bilang apa gitu?"

Sunhee udah ga blushing lagi karna Seungho udah tau semua. "Dia.. itu.. nyatain cinta masa ama gue. Haha.." Sunhee ketawa maksa tapi lemes.

Seungho menghentikan kunyahannya. "Demi apa?"

"Demi ketebelan bibir lu bang. Iya. Tapi dia kok.. ga mikir banget ya suka ama majikan sendiri. Emang gue ngapain coba, dia liat gue darimana bisa bilang cinta ke gue, ha?" tanya Sunhee pada abangnya. Seungho menelan kunyahannya perlahan.

"Tapi wajar aja sih Sun. Yaelah, gue aja yang abang lu sendiri, yang tau aib-aib lu, tetep mengakui kalo lu tuh cantik, baik, kenape lu masih heran ada yang suka sama lu?" tanya Seungho balik. Sunhee terlihat bingung.

Sunhee bengong dan terlihat sedih. Seungho mengeluarkan senyum mautnya.

"Ga usah ngibul Sun ama gue, gue tau kapan lu ngibul, kapan lu jujur. Kalo sekarang lo pasti lagi munafik deh. Nih Sun, kunci mobil gue. Lu bawa tuh mobil gue, cari deh tuh laki lo ampe dapet. Jangan pulang sebelum lu nemuin dia," kata Seungho.

"Ha? Ngibul? Laki gue? Apaan deh, bang?" Sunhee terlihat bingung.

Seungho nyengir lagi. "Sun, dari mata lu gue tau lu tuh kehilangan Dongwoon banget. Gue juga yakin lu cinta juga kan ame die? Iye kan? Cari gih daripada gue ikutan sedih liat muka murung lu. Gue yang ijinin ama mama papa dah," katanya.

"Bang.." mata Sunhee berkaca-kaca.

"Iya iya lu mo bilang makasih terus meluk gue kan? Sini-sini," kata Seungho pede.

"Maksud gue bagi nasi gorengnya sesuap," kata Sunhee menyamber sendok Seungho dan menyuap segunung nasi goreng ke mulutnya. "Nah sekarang baru deh peluk, UNYU MAKASI YA BANG AIWUBBYU PUL!"

Seungho terpaksa merem melek takut keciprat isi mulutnya Sunhee. "Iya Sun iya. Kapan berangkat lu?"

"Sekarang. Dah Bang Seungho! Abang paling ganteng sedunia~" kata Sunhee sambil meninggalkan kamar Seungho.

~~~~~

"Sekarang gue nyari kemana ya? Bego dah gue main jalan pake mobil abang aja. Duit buat bensin ada kaga nih.." Sunhee mengintip dompetnya. "Oh ada kartu kredit Bank Nasional Korsel Aluminium. Yah meskipun limitnya ga setinggi Platinum tapi bolehlah."

Sunhee memperhatikan jalanan disekitarnya dan melewati sebuah minimarket. Sunhee berjalan pelan di jalur lambat. Matanya menjalar kemana-mana kalo aja tiba-tiba nemu Dongwoon dipinggir jalan. Lalu matanya menangkap sesuatu.

"Loh.. itu.."

Sunhee menepi dan membunyikan klakson. Sang orang yang diklakson, yang baru keluar membawa kantong plastik dari 7eleven, menoleh ke arah suara dan melambai menghampiri mobil Sunhee.

"Tumben sendirian, Sun? Abang lu mana?" tanya June.

"Mo ke J.Tunes ya? Bareng yuk, naik Bang!" kata Sunhee.

June iya iya aja sambil naik ke kursi samping sopir. "Lu gue tanya kaga jawab. Mana abang lu? Lu ngapain sendirian?"

Sunhee menjalankan mobilnya pelan dan menjawab sambil fokus ke jalanan. "Bangku lagi di rumah sepupu gue. Gue lagi nyariin pembokat gue nih."

"Ha? Oh yang mukanya arab itu ya? Siapa namanya? Dong.. Dong.. Kedondong?" tanya June asal.

"Iya aja dah ama lu mah," jawab Sunhee. June tertawa pelan. "Dia ngilang tau dari semalem."

"Emang abis lu apain?" tanya June. Muka Sunhee langsung kaku. June nyengir. "HAYO ngapain lu ama diaaaaa?"

"Lu jangan bacot dah bang kalo ga gue tabrakin ni mobil mati berdua kita," kata Sunhee sadis.

"Iya ampun, Sun," June langsung menutup mulutnya. "Eh tapi," tanya June lagi. "Lo udah nyari ke tempat asalnya belom?"

Sunhee mengerutkan alisnya. "Tempat asal?"

"Dimana lu mungut dia," kata June seenak udel. "Eh maap, dimana lu nemuin dia maksud gue."

Sunhee sampe lupa dimana dia pertama kali ketemu Dongwoon. Sunhee sibuk mikir sampe hampir kelewatan gedung J.Tunes.

"Eh eh eh kiri mbak kiri!" teriak June ketika menyadari mereka hampir kelewatan. Sunhee kaget dikit lalu menepi dan memasuki area drop off lobi J.Tunes.

"Mampir dulu ga nih Sun? Kapan mau les dance lagi?" tanya June sambil turun dari mobil.

"Ga mampir dulu deh Bang. Les privatnya lanjut dirumah gue aja deh, flexible kan jadwalnya? Nanti lu gue telpon kalo gue lagi pengen les," kata Sunhee.

"Sip deh. Ati-ati dijalan ya Sun, mudah-mudahan si Dongwoon ketemu!" kata June sambil melambai.

Sunhee tersenyum, balas melambai, dan akhirnya meninggalkan gedung J.Tunes.

~~~~~

Sunhee memarkir mobilnya di depan sebuah gedung. Dia terdiam sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke dashboard dan mencoba menikmati lagu yang lagi muter.

"Nah sekarang gue kemana nih? Aduh mati gaya gue," keluh Sunhee.

Sunhee melihat ke sekeliling. Jalanan ga begitu rame, pejalan kaki cuma dikit doang yang lewat-lewat. Tiba-tiba ada yang ngetuk kacanya. Sunhee ngangkat tangan pertanda dia nolak memberi sumbangan. Tapi ketukannya tambah banyak dan nyebelin. Sunhee akhirnya nengok dan kaget.

"Jiah, Bang Johu?"

Sunhee membuka kaca jendela mobilnya. "Ngapain bang disini?" tanya Sunhee.

"Elu yang ngapain disini. Ini kan gedung FnC, jelaslah gue kesini kerja. Lah elu? Kangen les? Mau ngeles lagi?" tanya Jonghun.

Sunhee melihat gedung didepannya. "Eh iya ya FnC. Napa gue bisa nyasar kesini ya."

Jonghun ikut-ikutan ngeliat ke gedung didepannya. Lalu nengok ke Sunhee lagi. "Mo masuk apa engga nih?"

Sunhee keluar dari mobilnya dan menguncinya. "Masuk aja deh mati gaya gue."

~~~~~

"Love Love Love~~"

PLOKPLOKPLOKPLOK~

Sunhee heboh tepuk tangan ketika Jonghyun dan Jonghun mengakhiri jamming session mereka. "Cool banget tuh, lagu baru Bang?"

"Yoi. Lagu bandnya si Jonghyun tuh," kata Jonghun yang diem aja ketika Sunhee menyamber gitar akustiknya dan memetik-metik asal tapi merdu.

"Btw Sun ada angin apa ke FnC?" tanya LJ.

"Gatau gue cuma nyupir kemana si mobil membawa gue aja," kata Sunhee, masih metik-metik gitar. "Sebenernya gue lagi nyari pembokat gue."

"Dongwoon?" tanya Jonghun sambil naikin sebelah alis. Sunhee mengangguk. "Kenapa dia?"

"Ilang. Ga pulang-pulang dari semalem," kata Sunhee.

"Kayak Bang Toyib dong," celetuk LJ, jayus. Sunhee cuma bisa menatap iba.

"Lo udah coba nyari kerumah temen-temennya? Si Yoseob, ama yang kayak jamur siapa tuh.. Hyunseung?" tanya Jonghun.

Sunhee masih memetik gitarnya. "Udah. Kaga ada."

"Temen sekolahnya lah. Temen segengnya, temennya deh pokoknya!" tanya Jonghun lagi.

Sunhee terlihat ingat sesuatu, lalu meneruskan memainkan gitar. "Nanti gue telpon Doojoon deh. Tapi pasti ga sama dia deh gue yakin."

"Yah coba dulu lah. Eh gue pengep liat muka lo yang bete gitu. Kita jamming aja gimana? Gue di keyboard deh, lo gitar, terus Jonghyun drum, bisa kan, J?" tanya Jonghun memastikan. LJ langsung berjalan ke arah drum sambil ngacungin jempol.

~~~~~

Seharian itu, Sunhee malah akhirnya nyampah. Nganterin June ke J.Tunes, ngejamming bareng Jonghun dan LJ di FnC, dan mampir ke rumah Doojoon dan mendapat hasil nihil. Dongwoon ga ada disana dan Doojoon pun gatau temen sebangkunya itu ada dimana. Akhirnya Sunhee jemput Seungho lagi di rumah Yunhee, lalu pulang ke kediaman keluarga Song.

Sejak butler kesayangan Sunhee pergi dan ngilang entah kemana, Sunhee jadi sering bengong sendiri dirumah. Kadang suka mainin gitar sambil bengong, sikat gigi sambil bengong, nyuci mobil sambil bengong. Mama Hyegyo pun heran dan bertanya ke Seungho.

"Eh Ho. Adek kamu kenapa sih sekarang jadi sering bengong? Mama ngeri dia kesambet deh," kata Mama Hyegyo sambil nyisir dan liatin Sunhee yang lagi nyuci mobil.

"Itu mah, nyari butlernya ga nemu-nemu," jawab Seungho singkat, lagi baca komik.

"Lah pan Mama udah hire butler baru itu si Jaewon," kata Mama Hyegyo lagi.

"Yah mama kayak gatau aja. Sunhee tuh udah terlanjur sayang ama butler yang lama," Seungho membalik halaman komiknya.

Mama Hyegyo kaget. "Sama Dongwoon? Terlanjur sayang gimana?"

"Ye sama-sama cinta gitu Ma," Seungho membalik halaman komiknya lagi.

"Demi apa," Mama Hyegyo menjatuhkan sisirnya, namun dengan tangkas ditangkap Seungho.

"Ma, jangan marah ya ma ya. Seungho tau Mama pasti ga setuju kalo Sunhee ama Dongwoon jadian. Tapi coba pikirin perasaan Sunhee, Ma.."

"Mama dari dulu pengen Dongwoon jadi menantu mama," samber Mama Hyegyo.

"Ha?" Seungho ceming.

Mama Hyegyo tersenyum dan menatap ke langit langit. Seungho ikutan ngeliat atep, disangka emaknya nyariin cicak. "Siapa yang ga mau punya menantu kayak Dongwoon? Udah ganteng, baik, patuh, disuruh apa aja bisa! Itu sosok calon menantu idaman, tau!"

Seungho lalu melihat muka Mamanya lalu ngangguk-ngangguk bae.

"Nah sekarang Dongwoonnya mana?"

"Pan ilang, Ma," kata Seungho melas.

"Cari ampe ketemu!"

"Cari kemana, Ma???" suara Seungho makin melas dan manja.

"Susah ah ngomong ama kamu," Mama Hyegyo pun melengos pergi.

Seungho mengikuti langkah mamanya dengan tatapan "YE DASAR EMAK ANEH".

~~~~~

Sudah genap seminggu setelah Dongwoon menghilang. Sunhee lagi ngaso di sofa ruang tamu sambil mainin hapenya dan chatting conference di laptop bareng Daehee dan Jihee. Kedua bestfriendnya itu mencoba menghibur Sunhee dan melawak selucu-lucunya supaya Sunhee bisa mengeluarkan ketawa HAHAHAHAHAHA nya seperti biasa, tapi yang muncul hanya hahahaha.

Tiba-tiba..

BINGEUL BINGEUL BINGEUL BINGEUL~

"Sun? Mau jamming bareng lagi ga?" tanya suara diseberang.

Sunhee stretching badannya. "Ga sekarang dah Bang Johu, males gerak nih."

"Masih bete ya? Dongwoon belom ketemu?" tanya Jonghun. Sunhee cuma membalas dengan deheman. "Lo udah beneran nyari kemana-mana?"

"Udah."

"Ke pantai udah belom?"

"Ngapain juga gue nyari ke pantai."

"Lah kan kita pertama ketemu dia disana, waktu mau banana boat-an. Yakan?"

Sunhee langsung terdiam. Mukanya jadi cerah. "OH IYAYA kok gue ga kepikiran ya? Yaampun Bang Johu!"

Jonghun tersenyum diujung sana. "Mau gue temenin kesananya? Gue jemput lo dulu nih."

"Gapapa gue sendiri bawa mobil. BANG JOHU TENGS BANGET YA UDAH DIINGETIN! Nanti pulangnya gue traktir deh oke? Ama LJ juga deh gue tau dia lagi nguping kan?"

LJ diseberang sana cuma cengengesan. "Yaudah ati-ati ya Sun moga ketemu!" kata Jonghun.

"Iya! Dah Bang Johu! Daah LJ!" Sunhee menutup telponnya, menyamber cardigan dan kunci mobilnya, lalu langsung melesat ke garasi.

~~~~~

Sunhee sampai di pantai sekitar pukul 5.30 sore. Langit udah oren, matahari bawaannya udah mau ngumpet aja. Sunhee turun dari mobil dan buru-buru jalan ke pantai. Angin yang berhembus bikin dia merinding, secara cuma pake hotpants, sandal jepit ama t-shirt gombrong. Sunhee pun memasang cardigannya dan mulai mencari Dongwoon.

Pantainya saat itu sedang rame menjelang sepi. Ramenya cuma deket gerbang doang, karna orang-orang pada mau pulang. Sunhee sempet nyari ditengah kerumunan orang yang keluar, tapi ga ada tanda-tanda sosok Dongwoon disana. Sunhee lalu melanjutkan berjalan ke pantai. Dia melihat ke kanan dan kiri. Tiba-tiba dia menangkap sesosok cowok sedang membereskan banana boatnya.

Sunhee menghampiri orang itu dari belakang. "Bang. Mo naek perahu dong."

Si abang menjawab tanpa menoleh. Sepertinya lagi bete. "Yah maap maap kata Neng, udah mau sunset jadi udahan nih saya nariknya."

"Tapi saya mo naek," Sunhee ngotot.

"Neng ga liat apa saya udah ngeberesin.." si abang akhirnya nengok dengan muka sebel, lalu berubah kaget. "No.. Nona Sunhee?"

Sunhee melipat kedua tangannya. "Kemana aja lo seminggu ini, ha? Gue udah cape-cape ya gotong lo ke motel, ngebiarin lo istirahat, terus lo ngilang seenak jidat lo, ga ngasih kabar ke siapapun, selama seminggu?"

Dongwoon menggaruk kepalanya dengan canggung. "Nona.. saya.."

"Lo pikir gue rela apa kerjaan rumah ga ada yang ngurusin? Lo pikir gue seneng ama butler baru gue yang sifatnya beda kaya lo? Kenapa lo bisa lari dari tanggung jawab lo gitu aja sih?"

Pertanyaan Sunhee yang bertubi-tubi membuat Dongwoon speechless.

"And do you think I didn't remember what happened that night? Or do you think I would just let it go coz you were drunk?"

Dongwoon felt even more guilty and looked down.

"You made me fall head over heels looking for you. I actually would just let this go. I would easily hire a new butler without even worrying for you. But I can't. And do you know why?"

Sunhee paused to let Dongwoon at least speak up. But he didn't.

"Because I felt the same way to you, Dongwoon."

Dongwoon finally looked back into Sunhee's eyes. And he realized there were tears flowing down her cheeks.

"I kept looking for you. I felt lost without you..it's coz.. since you said those words. I felt the same. I.. I love.."

Sunhee's speech was cut off because Dongwoon suddenly grabbed Sunhee and wrapped her in his arms. He hugged her so tight that even more tears came out from Sunhee's eyes.

"Mian. Mianhae. I never thought it would turn out to be this way. I was too scared to come back to your house after what I've done.. I'm sorry," Dongwoon didn't let go and ran his fingers through Sunhee's hair.

"You didn't even let me finish my sentence," said Sunhee. Dongwoon couldn't help but smile and loosen his arms. He pulled away but kept his hands on Sunhee's shoulders.

"Then please continue, Lady," said Dongwoon, making Sunhee blush and look away.

"Since you're now asking, I shouldn't have mentioned it at the first place," she scoffed and wiped her tears.

Dongwoon smiled. He pulled her back and hugged her again. "Then let me finish and repeat it for you?"

Sunhee nodded. She closed her eyes to the warmth and relaxing scent of Dongwoon's body.

"You. I love you. Is that what you were going to say?" asked Dongwoon. He felt cold himself so he didn't want to let Sunhee go too.

"Ne. Saranghaeyo," said Sunhee, right in Dongwoon's ear. It made Dongwoon smile and gave a few pats on her back.

Sunhee took a deep breath. She pats Dongwoon's back too. And they finally let go of each other.

"Sekarang lo supirin gue ampe rumah, banyak kerjaan yang nunggu," kata Sunhee seenak jidat.

"Siap Nona! Tapi.. saya mau minta sesuatu.." ujar Dongwoon.

Sunhee mengangkat sebelah alis. "Apa?"

"Saya mau les privatin Nona. Jadi private teacher Nona, boleh kan?" pinta Dongwoon.

"Les? Les apa lagi coba," Sunhee berjalan ke arah gerbang diikuti Dongwoon disampingnya.

"Les di bidang.. tata cara menyayangi dan mencintai Son Dongwoon dengan baik," kata Dongwoon sambil mencium pipi Sunhee dengan kilat, lalu langsung melesat dan lari menjauh sambil tersenyum malu.

Sunhee kaget. Sambil memegang pipinya dan menutupi wajahnya yang memerah, dia pun mengejar Dongwoon.

"YA! SON DONGWOON!"

THE END

Friday 11 June 2010

Sunhee Susah Jodoh {potekan 1}

“Hee!”

Sunhee terus berjalan tanpa memedulikan suara orang yang memanggilnya dari jauh.

“Hee! Woi Song Sunhee!”

Sunhee berhenti, menghentakkan sebelah kakinya dengan keras lalu berbalik badan.

“HEH. Udah berapa kali gue bilang kalo manggil gue tuh Sun, jangan Hee! Ga enak tau dengernya. Lagian kalo lo manggil gue Hee, yang nengok bakal berapa orang coba, ha?”

Sang tersangka pemanggil Hee itu cuma diam dan membetulkan letak kacamatanya. “Udah kebiasaan manggil lu Hee!”

“Seterah! Ampe lo panggil gue Hee lagi gue ga bakal nengok!” Sunhee manyun dan balik badan lagi dengan heboh hingga rambut coklatnya itu mengibas ke muka si tersangka.

“PUEH. HANJA. Rambut lu tuh kayak ijuk tau ga? Seenaknya aja dikibas-kibasin. Rambut lu ama buntut kuda masih alusan buntut kuda!” kata doi pemanggil Hee sambil berlari pergi dan sesekali melet-melet ke Sunhee.

“YA! KIM KIBUM RESEH LU YE!!!!”

~~~~~

“Gradien garis singgung kurva y = x3 + 3x – 1 sama dengan 6. Jika titik singgung dilalui oleh parabola y = x2 + 2 maka ordinat titik singgung =…. ?”

“Nyerah ah gue, Ki,” Sunhee menghela napas sambil naro pensil di atas bibirnya dan memonyongkan mulutnya.

“Hee, manggil gue jangan pake Ki nape? Emang gue aki lu?” Kibum ikutan manyun dan sekali lagi membetulkan letak kacamatanya.

“Lu aja manggil gue Hee mulu. Suka-suka gue manggil lu apa. Huh. Eh ini gradien apa apaan sih. Pelajaran kelas XI kalo ga salah. Kita masuk sastra inggris begini, gue kira ga bakal ada matematikanya. Ternyata masih disuguhin matematika buat semester pertama. Ngek,” kata Sunhee. Dia mulai mencoret-coret asal di sebuah buku.

“ET BUKU GUE JANGAN DI CORET. Set dah. Kalo tangan gatel, coret buku dewek ngape? Ini buku orang dikotorin..” Kibum sewot dan mengeluarkan suara cemprengnya.

“Berisik lu CINA. Itu buku gue aja ada di wilayah meja lo. Sini balikin!” perintah Sunhee.

“Iya, Tuan Putri…” sahut Kibum. Sunhee tersenyum puas. “…kegelapan.”

“APA LO BILANG?”

“SSSSSSSHT~!!!!”
Sunhee langsung menutup mukanya dengan buku karena takut dipelototin orang seisi perpus. Salahnya juga sih tereak-tereak di perpus. Kibum menggerakkan bibirnya seraya berbisik “mampus lu”.

“Ki..”

“Ape?”

“Kita kan udah tengah semester pertama nih yak. Perasaan kok kita kaga eksis-eksis dah? Begaul gitu ama yang lain. Ikutan ekskul kek, aktif di organisasi mahasiswa gitu kek…” Sunhee mendengus dan berbisik, “..punya pacar kek.”

“Ha? Punya pacar?” Kibum otomatis kaget dan matanya yang sipit itu mendadak belo.

“Bosen gue Ki kaga ada yang merhatiin! Sejak putus dari June pas jamannya gue SMA kelas X! Abis dia rese. Tapi gue kangen. Bukan kangen dia sih. Kangen ada yang care gitu, Ki…” kata Sunhee dengan melas.

Kibum melihat kembali ke bukunya dan mengetuk-ngetukan pensilnya. “Gue biasa aja ah, Hee. Gue kaga pernah punya pacar si, lu tau kan.”

Sunhee menoleh ke Kibum. “Iya ya. HAHA. Melas lu, Ki! Emang kenapa dah lo kaga pernah gitu deket ama cewe?”

“Emang situ apaan kalo bukan cewe?” canda Kibum.

“Selain gue, Ki -__-”

Kali ini giliran Kibum yang menghela napas. “Gue..”

Dia berhenti sambil memandang Sunhee yang menekuni buku math-nya. “Hm?” Tanya Sunhee, tidak mengalihkan perhatiannya dari buku.

“Gue emang.. susah jodoh kayaknya,” lanjut Kibum dengan melas.

Sunhee berhenti. Menatap Kibum lagi, lalu nunduk dan mukul-mukul meja tanpa suara. Bangun-bangun mukanya udah merah nahan ketawa.

“Tenang ya, Ki. Nanti gue cariin cewe yang baik bakal elu! Lo juga cariin gue cowo tapi!”

Kibum hanya bisa tersenyum sepet. “Iye.”

~~~~~

“You and I together it just feels so right~~ nananananananana..”

“JEGER!”

“KWETIAU SEAFOOD GORENG. Sialan lu, Sun!”

Sunhee cengengesan sambil duduk disebelah Daehee yang sedang dengerin iPodnya. “Mana laki lo? Si Mohawk setengah pirang petok-petok ringdingdong itu?”
“Sun, dia punya nama ya. Namanya JONGHYUN. OKE. Belom selese kuliah dia. Nah lu ada apaan maen-maen ke fakultas gue?” Tanya Daehee, melepas earphonenya.

“Mejeng lah! Sekalian ngobrol ama elu, sekalian ngecengin apakah ada anak fakultas hukum yang oke! Mau punya pacar juga gue kayak elu, Dae,” kata Sunhee. Matanya menjalar kemana-mana.

“Sedih amet sih lu, Sun. Lo ya, udah cantik, bae, lumayan pinter. Kurang apa? Lo kurang peka, kurang bisa diem, ga bisa masak, ga jago olahraga apapun, ga bisa maen alat musik, kurang waras..”

“EITS. Gue terima lo bilang segala kekurangan gue. Tapi yang terakhir apa-apaan tuh? Gue ga kurang waras! Emang gue ga waras sama sekali,” kata Sunhee dengan bangga.

Daehee nempeleng pala Sunhee ampe Sunhee maju kedepan. “Pantes lu susah jodoh!”

“Biarin! Yang penting yang susah jodoh bukan gue doing, tapi Kibum juga! HAHAH si cina cempreng,” Sunhee tertawa iblis.

Daehee mengerutkan alisnya. “Ha? Oh si temen SMA lo dulu itu.. mana dia sekarang? Bukannya lo ngintilin dia mulu ya?”

“Enak aja, gue yang dikintilin mulu ama dia! Udah pulang dia di telpon emaknya minta bantuin masak HAHAHA. Tapi salut lah gue dia bisa masak. Daripada gue. Masak air aja angus.”

Daehee makin mengerutkan alisnya dan menyesali mempunyai sahabat sebego dan sepolos Sunhee meskipun cantiknya udah kayak apaan tau.

Tiba-tiba sesosok laki berambut setengah coklat setengah pirang, cengengesan dari jauh dan membuat Sunhee bersyukur karena ada yang lebih ga waras daripada dirinya, menutup mata Daehee dari belakang.

“Tebak siapaaaaa?” kata laki setengah coklat setengah pirang itu dengan suara banci. Sunhee mau muntah dengernya.

“EH? Eh siapa nih, Sun? SUN! TOLONGIN GUE!” teriak Daehee dengan panik.

“Dasar pasangan sableng,” dengus Sunhee.

“Oh, Jonghyun! KYAAA~~,” Daehee menjerit kesenengan. Dia berdiri dan langsung memberi Jonghyun ciuman kilat di bibirnya. Sunhee memutar bola matanya dan menjulurkan lidahnya.

“Gue minggat deh ya, nyari kecengan lagi. Mules perut gue liat lo bedua!” kata Sunhee dengan sensi dan beranjak pergi.

“Dah, Sunhee!” kata Jonghyun dan Daehee barengan. Sunhee yang sudah berjalan hanya melambaikan tangannya dari jauh.

~~~~~

“Iya unn! Jadi tadi tuh ya, si Minho lalalalalala, blablablabla, anananannaa, aldjksahfufgsjdasdkasjduerjw.. terus aku tadi alskdjarqiwurroqrqrlsdnxcb…”

Sunhee menguap sambil membetulkan letak earphonenya. Dia sudah mengantuk. Novel buatannya yang sedang dia ketik di laptop jadi terbengkalai. Suara Jihee di seberang telpon kedengeran kayak alien lagi kumur-kumur.

“Jadi gimana menurut unnie?”

“GROOOK~~”

“Unn? Unnie melihara babi? Kok aku baru tau..” Tanya Jihee dengan amat polos.

“Sialan lu Ji, itu suara gue ngorok. Eh gimana tadi? Minho kenapa? Coba ulang lagi dari awal,” pinta Sunhee sambil ngelap iler.

Terdengar hembusan napas di seberang. “Unn aku cape. Makasih deh udah dengerin. Bbi rong bbi…”

“EEEEH TUNGGU. Besok aku nemuin Minho deh minta penjelasan ngapain dia jalan ama Kristal beling ahli debus itu ya. Kamu jangan sedih. Aku lagi ga punya pisang,” kata Sunhee.

“HAHAHA gapapa aku punya banyak pocky pisang disini jadi aku ga bakal sedih! Tengkyu ya unn. Aku heran deh, unnie pakar banget soal cinta tapi kenapa sendirinya ga punya cowo?” Jihee bertanya lagi dengan polos lagi dan sangat menohok.

Sunhee batuk-batuk ga jelas dan srot-srotin ingus. “Hmm. Sebenernya pengen juga Ji punya cowo tapi apa daya. Tampang secantik ini ternyata masih kurang, harus ada talent yang sepesial gitu Ji, pake telor.”

Jihee naikin alis, bingung dengan apa yang dimaksud cewe sarap di seberang telpon yang udah dia anggep bagai unnienya sendiri. “Sabar ya unn aku bantuin cari deh. Unnie mau yang kayak apa? Di fakultasnya Minho banyak kok unn cowo ganteng dan tajir, tinggal pilih!”

“Fakultas Minho? Bentar.. teknik ya? WAH ANAK TEKNIK PASTI COOL. Oke besok jemput aku di fakultasku ya terus kita ke teknik bareng!” Sunhee langsung bermood cerah.

Tiba-tiba sebuah sms mendatangi hapenya *?*. Sunhee membuka inboxnya.

From : C2 (Cina Cempreng)
Hee, makalah kite tentang multikulturalisme di eropa begimana?


“Ji, udahan dulu ya telponannya, kudu ngerjain tugas nih! Oke. Bbi rong bbi rong!”

~~~~~

“SUUN? MAKAAAAAN!”

Sunhee memakai bajunya dengan asal lalu buru-buru turun tangga. “IYE MAMA CANTIK. SET DAH YAK. Kaga usah pake toa bisa kali.”

“Anak ama emak sama aja, toa toa juga!” canda seseorang sambil menarik rambut Sunhee dengan pelan.

“Ah oppa! Ga usah narik rambut napa, baru krimbat sendiri nih!” Sunhee ngamuk dan membelai rambutnya sendiri.

“Krimbat sendiri? Pantes kaga ngefek!” Seungho melet di depan muka adeknya dan berlari ke ruang makan.

“MAMAAAA, OPPA NAKAL!” teriak Sunhee, 3856238 kali lebih toa dari teriakannya sebelumnya.

“Hush, Sunhee! Udah tau oppa kamu centil ama adek sendiri, ga usah diladenin dong! Ga usah teriak juga, malu ama Mpok Inyong,” kata Papa Sunhee yang mirip bintang legendaries, Rain, dengan bijak.

Sunhee menoleh ke Seo Inyong, pembantunya yang dia rasa lebih cantik daripada dirinya sendiri, yang sudah mengurus rumahnya dan loyal padanya sejak dia masih kecil. “Maap ya, Mpok! Pasti pengeng ye denger teriakan aye mulu tiap hari?”

“Kaga pape, Neng! Udah biasa! Silakan duduk tuh Neng, udah disiapin makanannya,” kata Mpok Inyong dengan suaranya yang imut itu.

“Wets! Cumi rica ama kangkung tumis bawang putih! Mpok Inyong emang paling top dah masakannya!” kata Seungho girang sambil duduk dan langsung nyentongin nasi ke piringnya.

Keluarga Song pun resmi memulai makan malamnya. Di rumah mereka yang tidak terlalu megah namun minimalis dan futuristic itu, suasana kehangatan keluarga sangat terasa.

Sunhee tinggal bersama kedua orang tuanya, Song Jihoon dan Song Hyegyo serta abangnya yang rese namun tetap disayang, Song Seungho. Ditambah Mpok Inyong yang membantu mama Hyegyo untuk mengerjakan segala pekerjaan rumah tangga. Keluarga Song memang bukan keluarga paling tajir di Korea, tapi mereka berkecukupan. Papa Jihoon bekerja sebagai dosen di sebuah universitas, sedangkan Mama Hyegyo baru saja membuka salon pertamanya. Seungho sendiri sedang mengadu nasip dengan jurusan ilmu komunikasi yang dia ambil, katanya sih, sekalian nunggu beasiswa dari Australia.

Sedangkan Sunhee sendiri, nasibnya miris. Abangnya udah punya cewe, cantik banget mirip UEE. Namanya lupa siapa, bentar ya ditanya dulu. Oh ya namanya Cho Sunyoo, biasa dipanggil Sunny. Seumuran sama Sunhee, baik, manis, suara oke. pantes sang abang kepincut, emang demenannya yang imut-imut.

Secara teknis abangnya lebih pinter daripada Sunhee. Mungkin karena lahir duluan? Abangnya ini berbakat di segala bidang. Olahraga apa aja bisa, nyanyi bisa, maen piano jago gelaaa. Ngedance juga jago. Masak pun bisa. Sebutin kegiatan apa aja, pasti bisa dilakukan Seungho. Tapi Sunhee? Kebagian sisa doang. Kalo Seungho bisa apa aja, berarti Sunhee kebalikannya alias ga bisa apa aja. Memang ada beberapa talent yang Sunhee punya, tapi baginya, itu ga cukup eksis.

“Sun,” sahut mama Hyegyo seraya menelan makanannya. “Tadi mama ditelpon temen mama, tante Lee, inget ga?”

“Engga,” kata Sunhee sambil ngunyah.

“Yaudah pokoknya dia. Katanya dia butuh tutor English buat anaknya. Nah berhubung dia males cari guru mahal, mama rekomendasiin kamu deh, lumayan kan? English kamu lancer dan faseh, udah gitu temen mama ga perlu bayar mahal. Semua senang, semua untung,” kata mama Hyegyo sambil tersenyum cantik.

“Anda puas saya lemas itu namanya, Ma. Cape, Ma, aku! Lagian berani bayar berapa sih, si tante Lee itu?” tanya Sunhee dengan nyolot.

“Anaknya ganteng loh, Sun. Hampir seumuran kamu. Eh apa diatas kamu dua tahun ya?” lanjut mama Hyegyo.

“OKE DEAL. Kapan dan dimana, Ma?”

~~~~~

Sunhee berjalan dengan cepat ke arah sesosok mahluk berkacamata yang sedang membaca buku di bangku taman fakultas. Sunhee tersenyum lebar dan menepuk pundak si mahluk.

“Woy, Ki!”

“Hm?” gumam Kibum dengan kesal. Dia paling ga suka kalo lagi asik baca terus diganggu.

“Akhirnya dapet juga kecengan baru!” Sunhee duduk disamping Kibum. “Baca apa lagi lo?” tanyanya sambil melihat cover buku yang dipegang Kibum. “The Book of Lost Things?”

Kibum dengan cepat menutup bukunya. “Ah elu, Hee! Lagi seru juga, baru nyampe David masuk ke dunia dongeng itu. Kecengan apa maksud lo?”

“Nyokap nyuruh gue ngelesin anak temennya! Ngelesin English doanglah gampang, lumayan kan gue digaji sambil cuci mata? HAHA!” Sunhee terlihat amat girang seperti tante yang mau dibelikan satu set panci happy call.

Kibum ikut tersenyum. “Seriusan lu, Sun? Eh.. Hee? WAH gitu mah gue juga mau! Tanyain ada anak yang cewe ga?”

“WU!” Sunhee nempeleng pala Kibum. Ni bocah bedua emang hobi tempelengan. “Lu mah ngasi les privat bahasa mandarin aja sono! Cocok ama muka lo! HAHAH!”

Kibum masang muka -____- tapi berubah jadi =) secepat kilat. “Seneng lah gue liat temen gue lagi girang! Seengganya gue dicaci maki dengan mood yang baik. Gue traktir dah makan siang kali ini, Hee!”

“SERIUSAN LU? GYAAA AYO KI!” Sunhee makin girang dan refleks menarik lengan Kibum ke arah kantin, sementara Kibum hanya geleng-geleng sambil senyum.

~~~~~

Sunhee menatap ke luar jendela mobil. Dia melihat rumah yang kayak rumah kaca di tengah hutan itu. Tiba-tiba dia parno sendiri.

“Bang, apa ga bisa temenin ampe pintu depan aja?” pinta Sunhee.

Seungho menggeleng. “Kaga, gue kudu jemput Sunny dulu! Baru pulang ekskul vocal dia. Udah dah Sun, turun gih. Good luck ya semoga tu anak beneran ganteng ga Cuma omongan mama aja biar lu mau ngajar.”

“Lu ngancurin harapan gue banget dah, Bang.”

Seungho nyengir-nyengir ga jelas. Sunhee pun turun dari mobil dan dengan ragu berjalan ke pintu masuk rumah itu. “Duh mana bentar lagi magrib. Kenapa dia mintanya les jam segini juga sih?”

Sunhee memencet bel yang ada di samping pintu masuk. Tak lama sosok ibu paruh baya yang terlihat awet muda tapi ga secantik mama Hyegyo itu membukakan pintu.

“Oh, Sunhee ya? Wah sampe juga kamu disini, ayo nak, masuk dulu! Tante panggilin anak tante dulu ya. Mau minum apa?” tanya si Tante Lee dengan sangat baik dan ramah.

“Ah? Ga usah repot-repot, Tante. Aku ga aus kok paling kalo aus ambil sendiri, boleh ga?” tanya Sunhee. Setengah sopan, setengah nyolot.

“Ya boleh dong, anggep aja rumah sendiri ya! Sunhee tunggu sebentar ya!” Tante Lee melesat ke kamar atas dan turun lagi dengan seorang cowo yang mukanya lempeng mengikutinya dari belakang.

Sunhee mengerutkan dahi. Cowo itu kaya ga ada ekspresi idup. Mukanya lurus, datar, tapi bukan setan muka rata ya. Pokoknya ga ada ekspresi gitu. Ganteng sih, cuma Sunhee jadi rada parno liatnya. Apa dia ada masalah mental? Batin Sunhee.

“Nah, Sunhee, kenalin, ini anak tante. Jonghyun, ini tutor English kamu mulai sekarang ya,” kata Tante Lee.

Jonghyun?

“Song Sunhee ^^” ujar Sunhee seraya mengulurkan tangannya. Dia berusaha menghilangkan ekspresi parno dari wajahnya.

Cowo itu terdiam sebentar, menjabat tangan Sunhee dan tersenyum MANIS BANGET BANGET BANGET 9472357575 kali.

“Lee Jonghyun.”

To be continued!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

CASTS

Song Sunhee, si cantik pemeran utama yang sebenernya rada stupid.


Kim Kibum, temen seperjuangan Sunhee sejak SMA sampe kuliah.


Han Daehee dan Kim Jonghyun, couple paling nap$u sedunia. Daehee adalah anggota 3hee yang merupakan trio bestfriendnya Sunhee. Si Jonghyun ini pacarnya (penting ya)


Choi Minho dan Jung Jihee, couple paling manis dan innocent. Jihee juga anggota 3hee :)


Papa Rain dan Mama Hyegyo. Appa dan Umma nya Sunhee tercinta.


Song Seungho, abangnya Sunhee tercinta.


Mpok Inyong, pembantunya Sunhee tercinta (aduh maap ya Seo In Young, gue tiba2 kepikiran elu pas bikin ini)


Cho Sunyoo alias Sunny, pacarnya Seungho (aslinya Fitya loh :D)


dan yang terakhir muncul, Lee Jonghyun. Gebetan Sunhee yang pertama.

mohon maaf untuk tante Lee, saya bingung sebenernya enaknya tante diperankan ama siapa, jadi anonymous saja ya :D peace, tante, muah!

Friday 4 June 2010

Les Privat {mplot 14}

"Kiseob??" kata Sunhee dengan bingung.

"Siape, Non?" Dongwoon berbisik ke Sunhee.

Sunhee mengacuhkan Dongwoon dan mencoba bangun untuk duduk. "Masuk, Seob, masuk!"

Kiseob tersenyum segan dan masuk ke ruangan itu. Dongwoon agak manyun dan bete karena nambah lagi saingan cowo yang sepertinya mengincar nona nya tersayang itu. Dongwoon akhirnya bangun dan pindah ke kursi di sisi satunya lagi.

"Sori Sun gue kesin ga bilang-bilang! Lo kecapean karna lomba kemaren ya?" kata Kiseob sambil duduk di kursi sebelah kanannya Sunhee.

"Iya. Gapapa kok Seob gue malah seneng dijengukin, hehe," Sunhee tersenyum tersipu termalu sehingga membuat Dongwoon memutar matanya dan mengalihkan pandangannya.

"Betewe kok bisa tau gue dirawat disini?" tanya Sunhee.

"Sebenernya gue nemenin tante gue check up. Eh terus gue denger 3 orang tadi nyebut-nyebut nama lo. Yang satu cowo kumisan, yang dua lagi cewe sama-sama cakep gitu. Tapi cakepan elo sih," Kiseob mengucapkan kalimat terakhir sambil terbatuk-batuk palsu.

Sunhee mengerutkan dahi. Dongwoon membuat ekspresi seolah-olah mau muntah.

"Itu pasti Jung bersaudara. Kemana-mana emang rusuh sih.." Sunhee geleng-geleng.

Kiseob cuma nyengir. "Udah merasa baikan, Sun?"

Dongwoon yang berasa jadi sapi ompong makin lama makin bete ada disitu. Dia pun memasang headset dan mendengarkan iPod nona nya tanpa izin. Setelah itu dia memperhatikan wajah Sunhee yang tersenyum cerah - meskipun bibirnya masih pucet - sambil ngobrol banyak dengan wajah yang sangat antusias. Dongwoon jadi meratapi nasibnya yang hanya seorang mantan tukang perahu, dan sekarang menjabat sebagai butler dan rangkap bodyguardnya Sunhee. Ga mungkin Sunhee bisa ngobrol ama Dongwoon seasik dia ngobrol ama Kiseob.

~~~~~

"Udah gue bilang kamar nomor 232 itu lantai dua! ELU SIH AH GA PERCAYA."

"Ye tapi kan buat mastiin kudu nanya dulu, KULI."

"Diem lu semut! Kurus pendek aja belagu!"

"Ya daripada elo! Tinggi, berotot, mending muka cakep, ama berang-berang aja masih gantengan berang-berang!"

"Oh gitu ya lo sekarang? Udah ga Be eP eP ama gue lagi nih! OKE. FINE."

"MAS TOLONG YA INI RUMAH SAKIT JANGAN BERANTEM DISINI. Rusuh amet sih!"

Sosok dua cowo yang berantem di koridor rumah sakit akhirnya dilerai oleh ibu-ibu gendut yang ternyata merupakan suster di rumah sakit itu. Siwan dan Kevin sama-sama membungkuk memohon maaf dan suster itu pun melengos pergi.

"Elu sih!"

"Elu tuh!"

"Udah ah! Sebenernya jadi mo jenguk Sunsun ga sih?" Kevin manyun dan membuat mukanya semakin abstrak. Siwan diam dan mengangguk. Kevin pun inisiatip mengetuk pintu kamar 232.

"Tok tok tok assemlekum?" sapa Kevin ke pintu.

"Neng Sunsuuun?" panggil Siwan dengan manja dan kemudian disambut tempelengan hangat dari si Kuli.

Mereka berdua terdiam sebentar. Lalu pintu pun terbuka.

"Misi, mas. Mo jenguk si eneng," kata Kevin.

Dongwoon mengangguk dan mempersilahkan dua mahluk rusuh itu masuk. Dongwoon menutup pintunya kembali dan menghela napas panjang. Ruang VIP itu jadi berasa sempit karna diisi 3 cowo lagi selain dia. "Awas aja nih kalo nambah lagi," batinnya.

"Wah udah nyampe bocah pada. Kev, Wan, kenalin ini Kiseob. Lawan gue waktu di dance battle kemaren!" kata Sunhee.

Siwan dan Kevin saling berpandangan dan berbicara mata ke mata. "Nambah saingan lagi nih kita."

"Halo, gue Kiseob," ujar Kiseob sambil berdiri dan membungkukkan badannya.

"Halo, gue sop buntut."

"Gue sop konro."

Kevin dan Siwan bertatapan lagi. "HAAAAAAAHAAHAHAHAHA."

"Lo berdua apa-apaan sih -_-" kata Sunhee sambil manyun. Dongwoon tampak nyengir-nyengir ga jelas.

"Iya maap. Gue Kevin, temen Sunsun waktu di ostrali dulu," kata Kevin sambil bermuka bangga karna udah kenal Sunhee lama.

"Gue Siwan. Temennya Kevin, temennya Sunhee juga. 22 tahun, single," kata Siwan. Lagi-lagi Dongwoon nyengir geli. Kevin nempeleng Siwan lagi.

"Maap nih Sun jadi rame kamar lu," kata Kevin sok segan.

"Haha gapapa, daripada gue sendirian bisa mati bosen," Sunhee menjawab dengan senyum manis.

"EHEM," Dongwoon batuk palsu.

"Eh ga sendirian sih ada Dongwoon yang kayak rexona. Setia setiap saat."

Dongwoon tersenyum bangga tapi perlahan senyumnya memudar karna dia disamain ama rexona yang buat keti itu.

Sekali lagi Dongwoon harus meratapi nasib ketika keempat orang itu asik ngobrol dan bercanda.

"Dongwoon jangan bengong aja, mojok mulu. Ikutan dong," ajak Sunhee.

"Iya iya! Makin rame makin seru nih maenannya, ayo Woon gabung!" kata Kiseob antusias.

Dongwoon melihat Siwan dan Kevin. Mereka tersenyum seraya mengajak juga. Akhirnya Dongwoon pun ikutan maen kartu bareng-bareng.

~~~~~

Besoknya ternyata Sunhee udah boleh pulang. Dongwoon yang standby 24 hours itu pun mengantar nonanya ke rumah. Papa Rain dan Mama Hyegyo sudah menunggu dirumah beserta Seungho dan 3 lelaki lainnya. Sunhee ampe harus menyipitkan matanya untuk mencari tahu siapa sosok 3 cowo selain Papanya dan abangnya itu.

"Welcome home Sun! Udah ada tamu tuh nungguin sekaligus 3 lagi," kata Mama.

"Ma, Sunhee baru nyampe masa udah disuruh ladenin tamu sih?" tanya Papa Rain.

"Gapapa Papa.."

"Tuh kan ngomongnya aja ga jelas. Bababababa gitu," kata Papa Rain.

"Maksudnya, gapapa, Papa!" Sunhee mengulang ucapannya lebih jelas. Papa Rain pun manggut-manggut dan nyengir dengan imut.

"Nona silahkan masuk duluan, saya nurunin barang-barang dulu," kata Dongwoon. Sunhee pun mengangguk dan memasuki rumah dengan Seungho yang memapahnya meskipun sebenarnya dia bisa jalan dengan gampang.

"Siapa bang, yang dateng??" tanya Sunhee.

"Tuh liat aja.."

Sunhee menoleh ke arah sofa-sofa mewah di ruang tamu dan mendapati guru-guru les privatnya berkumpul disana.

"Bang June, Bang Johu, LJ??"

~~~~~

"Jadi, kita semua sepakat mengakhiri les privatnya Sunhee. Kalopun Sunhee ternyata masih mau les, call aja, nanti kita yang dateng ke sini," jelas Jonghun.

Mata Sunhee berkaca-kaca. Ketiga guru lesnya ini berunding dan akhirnya memutuskan supaya Sunhee ga usah nerusin les privat lagi. Mereka bilang talent Sunhee udah terlihat dan bisa diasah kalo latihan sendiri, dan mereka juga gamau Sunhee kecapean gara-gara semua les atau lomba yang diikuti Sunhee.

"Tapi, Bang Johu, Bang June, LJ juga, Sunhee gapapa kok! Ini aja udah sembuh kan, Sunhee minta maaf deh bolos mulu, mulai sekarang bakal rajin masuk lagi, janji deh! Tapi jangan diberhentiin juga dong.." ujar Sunhee dengan melas.

"Tadi kan Jonghun udah bilang kalo lo masih mau les, calling aja nanti kita yang dateng, jadi lo gausah repot-repot ke J.Tune ato FnC," kata June.

"Kalo kita yang kesini, ga bakal repot kok, ya ga?" tanya LJ pada dua rekan sesama guru lesnya itu. Mereka mengangguk.

Sunhee terharu. "Ah. Kalian emang terlalu baik. Boleh peluk ga?"

"BOLEH," kata June spontan. Jonghun cuma senyum-senyum. Jonghyun lebih malu lagi dan akhirnya menundukkan kepalanya.

Sunhee tersenyum dan memeluk June. "Tengkyu ya Bang, ilmu dancenya berguna banget, Sunhee bakal latihan terus deh!"

"Pasti dong! Selamet lagi ya udah menangin dance battle waktu itu," kata June sambil menepuk pundak Sunhee pelan.

Sunhee lalu menoleh ke Jonghun. Jonghun yang tadinya ragu akhirnya berdiri. Sunhee pun memeluk Jonghun dengan agak canggung. Jonghun mengacak-acak rambut Sunhee.

"Jangan kecapean lagi ya. Harusnya lo ga usah pura-pura bego gitar sama gue, pas ama LJ doang jagonya. Nanti kita nge-jam bareng ya?"

Sunhee tersenyum di pundak Jonghun. "Iya!"

Lalu Sunhee melihat LJ. LJ berdiri sambil menggaruk kepalanya. "Ng.. kita belom kenal lama, salaman aja kali ya?"

Sunhee tetap memeluk LJ dengan cepat dan meninju pundaknya pelan. "Berkat lo gue jadi jago! Thanks banget ya!"

Mereka lalu lanjut ngobrol-ngobrol heboh. Ga kerasa udah waktunya makan malem.

"June, Jonghun sama Jonghyun pada mau makan disini aja kan? Ke dining room yuk, dinner udah siap," kata Mama Hyegyo.

Dinner keluarga Song pada malam itu pun semakin seru dengan adanya 3 tamu-tamu tersebut. Sunhee pun bersyukur dalam hati bisa dikelilingi orang-orang yang baik seperti mereka :)

~~~~~

2 minggu berlalu dengan damai. Sunhee bentar lagi ujian kenaikan kelas. Hari ini hari minggu tanggal 6 Juni. Sunhee lagi asik ngaso di kamar sambil online dan ngetik novelnya.

"Gue buntu ide nih. Online twitter kaga dapet inspirasi, chatting aja dah. Si Daehee mana lagi nih belom lanjutin ff pesenan gue," Sunhee ngedumel sendiri.

TOK TOK

"Masuk."

"Nona, mo sarapan apa?" tanya Dongwoon sambil buka pintu.

Sunhee balik badan dan manyun sambil mikir. "Pancake! Pake mapel syrup yang banyak ya!"

Dongwoon tersenyum lalu mohon diri balik keluar. Sunhee pun lanjut buka meebo dan sign in. Tiba-tiba Jihee menyapanya.

"TAK SENGAJAAAA KU LEWAT DEPAN RUMAHMU.." chat si Jihee dengan capslock heboh.

"Tenda biru ya?" sapa Sunhee.

"Iya unn."

"MAKASIH AKU DAPET IDE BUAT NOVEL HAHAHA," kata Sunhee dengan capslock yang gila juga. Dua bocah ini memang penggila capslock.

"sama-sama unn, HEHE. btw hari ini mo kemana unn?" tanya Jihee.

"Au nih ga ada kerjaan. Nape?"

"Ke rumahku yuk, nyiksa Bangkee."

"Kenapa lagi dia?"

"Rebutan ayam ama Hyunseung lagi."

"Kamu pasung Bangkee, aku rantai Hyunseung. oke?"

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA" Jihee ngakak secara virtual melalui ke-capslock-annya.

"Yaudah nanti gue kesitu abis sarapan ya. Pancake loh, DADAAAH."

Sunhee pun melesat keluar kamar dan menuju dining room. Melihat mejanya kosong dan tak ada tanda-tanda kedua orang tuanya sarapan, dia menuju dapur. Dilihatnya Dongwoon memakai celemek bergambar panda, bolak balik counter - kompor dan sesekali mengelap keringetnya.

"Dowu?"

Dongwoon mematikan kompor dan pada saat yang bersamaan menoleh ke arah suara. "Nona, sudah lama menunggu? Maaf, koki yang biasa masak sedang pergi bersama Nyonya Song untuk belanja, jadi saya yang membuatkan sarapan untuk Nona. Saya harap Nona tidak keberatan."

Entah kenapa Sunhee merasa tersentuh, terharu, dan tersand(j)ung. Senyum Sunhee yang spontan itu membuat Dongwoon merasa canggung.

"Bilang atuh Wu daritadi! Gue bisa masak sendiri kan," kata Sunhee sambil meraih sebuah piring dari rak.

"Tapi.. saya meragukan rasa dari masakan Nona," kata Dongwoon.

Sunhee menatap Dongwoon. Dongwoon nyengir. Sunhee pun tersenyum sambil nempeleng kepala butlernya itu perlahan. "Udah mulai nyolot lu ya!"

Dongwoon hanya bisa tertawa dan membantu Sunhee menghidangkan sarapannya.

~~~~~

Hari semakin siang. Sunhee ngungsi ke rumah Jung buat maenan. Mereka pun memutuskan untuk maen kotak pos sambil nyebutin nama-nama apa aja.

"Mulai lagi ya! Dari gue. Kotak pos belom diisi, mari kita isi dengan isi-isian, bang toyib minta huruf apa!" Bangkee nyanyi dengan merdu dan semangat.

Jihee : "Pisang!"
Sunhee : "Apel!"
Gahee : "Anggur!"
Hyunseung : "Kedondong!"
Bangkee : *panik dan ga bisa jawab*

"HAAAAAA BANGKEE KALAH! KELUAR LU BANG KELUAR!" teriak Jihee dengan girang.

"IYA IYA! Sante aja ngapa. Lu berempat sekarang sebutin nama artis barat ya!" perintah Bangkee.

Sunhee pun dapet giliran nyanyi. "Oke. Kotak pos belom diisi mari kita isi dengan isi-isian bang toyib minta huruf apa.."

Gahee : "Keanu Reeves!"
Hyunseung : "Jessica Alba!"
Jihee : "Taylor Lautner!"
Sunhee : "Orlando Bloom!"
Gahee : "Megan Fox!"
Hyunseung : *gelagapan* "JANG HYUNSEUNG!"

"Apa banget lu jamur! Keluar keluar!" seru Jihee dengan napsu. Hyunseung pun mundur dari lingkaran dan memakai sendalnya. "Lah mo kemane lu?" tanya Jihee.

"Neng pirang, Dongwoon ada dirumah ga?" tanyanya.

"Hm? Ada, kenapa?"

"Saya mo maen kesana boleh ya??" tanya Hyunseung lagi.

Sunhee terlihat bingung. Tumben-tumbenan Hyunseung nyempetin maen ke sebelah. "Oh.. gih dah.."

Dengan itu pun Sunhee melanjutkan game kotak posnya bersama Jihee dan Gahee, serta Bangkee yang menyumbangkan idenya.

~~~~~

Sunhee maen di rumah Jung ampe maghrib dan bahkan numpang dinner di rumah Jung. Kata Jung Ara sama Jung Yunho, appa dan ummanya Jihee, udah lama ga liat Sunhee jadi mereka maksa Sunhee dinner bareng dengan kesepakatan Hyunseung yang makan jatah dinnernya Sunhee di rumah keluarga Song di sebelah.

Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Hyunseung baru pulang ke kediaman Jung. Sebelum sempet diomelin Gahee, Hyunseung langsung menghadap ke Sunhee.

"Neng pirang, disuruh pulang ama Tuan Muda Seungho, katanya kangen," ujar Hyunseung.

"HAHAA demi apa lu mur? Buset dah abang gue centil bener ama adek sendiri," Sunhee geleng geleng sambil beberes mau pulang. "Ngapain aja lo di rumah gue tadi?"

"Ngasih surprise ama kado buat Dongwoon," kata Hyunseung, datar.

"Hm? Dalam rangka apa?"

"Neng pirang gatau? Hari ini teh ulang tahunnya Dongwoon! Yang ke 19!" kata Hyunseung sinetron style dan tidak percaya.

"DEMI APA MUR GUE GATAU! YAAMPUN. Seharian gue disini.. AH ELU JUGA SI BUKANNYA BILANGIN GUE!" Sunhee mendadak panik dan sewot.

"LAH PAN SAYA KIRA NENG UDAH TAU!" Hyunseung ikutan sewot.

"DIH NGELAWAN YA LU SEKARANG. Aduh mana udah malem gini lagi nih. Kasih apa gue? Aduuh.. aduh kasian Dowu.." Sunhee mondar mandir sambil gigit jari.

"Udah unn ajak jalan aja gih kemana kek," kata Jihee.

"Iya, masih ada beberapa tempat yang buka kok jam segini! Salam ya buat Dongwoon," timpal Gahee.

Sunhee melihat ke Hyunseung, Gahee, Jihee dan Bangkee. Semua berbalik menatap Sunhee dan di tatapan mereka seolah menyemangati Sunhee untuk memberi surprise buat Dongwoon disaat terakhir.. saat detik-detik terakhir birthdaynya maksudnya.

Sunhee pun mengangguk dan mengepalkan tangannya. "Gue bakal ajak dia jalan! WISMILAK!"

"Go unnie!" teriak Jihee sambil menatap Sunhee yang berlari pulang ke arah rumahnya.

~~~~~

Sunhee menerobos masuk ke rumahnya dan menuju ruang keluarga. Disana, Papa Rain beserta istri dan anak laki-lakinya sedang asyik menonton dvd.

"Pa, Ma, Bang, liat Dowu ga?" tanya Sunhee sambil ngos-ngosan.

"Di dapur kali, kenapa?" tanya Mama Hyegyo.

Sunhee mendekati Seungho dan meraih kunci mobil di kantongnya Seungho. Dia pun melengos pergi.

"Woy Sun mo kemane lu?" tanya Seungho.

"Mo ajak Dongwoon jalan, hari ini birthdaynya dan gue baru tau! Pamit ya, Ma, Pa!" kata Sunhee yang kemudian bergegas ke dapur.

"Ati-ati ya sayang!" teriak Papa Rain.

Sunhee menerobos beberapa pelayannya yang sedang beresin ruangan sambil nanya Dongwoon ada dimana. Dongwoon ternyata baru aja mo masuk kamar ketika Sunhee manggil.

"Dowu!"

Dengan sigap Dongwoon pun menoleh. "Ya, Nona? Apa Nona sudah makan malam? Saya.."

Sunhee mengacuhkan perkataan Dongwoon dan langsung menarik tangan Dongwoon dan melempar jaket colongan dari Seungho ke arah Dongwoon.

"Nona, kita mau kemana?"

~~~~~

"Nona? Daritadi saya nanya kita mo kemana kok ga dijawab," kata Dongwoon dengan melas sambil memperhatikan Sunhee yang asik nyetir.

"Boleh gue minta sesuatu? Tolong jangan panggil gue Nona. Malem ini aja," mata Sunhee menatap lurus ke depan.

"Hm, oke. Kita mo kemana, Sunhee? Kenapa tiba-tiba gini?" tanya Dongwoon sekali lagi.

Sunhee tertegun dan menatap Dongwoon sejenak. Hanya dari perubahan gaya bicara aja, Sunhee merasa sedang bersama orang yang berbeda.

"Kenapa lo ga bilang ini hari ulang tahun lo?" tanya Sunhee pada akhirnya.

Dongwoon terdiam. "Tau darimana?"

"Kenapa lo ga bilang?" tanya Sunhee lagi.

"Emangnya kenapa juga gue harus bilang? Ulang tahun gue ga penting juga buat lo," entah kenapa Dongwoon bersuara melas disini.

"Penting kok."

Keduanya terdiam. Dongwoon menatap Sunhee.

Sialan. Kalo kayak gini terus perasaan gue bisa makin..

"Wu, lo tuh udah berjasa banyak sama gue, jelaslah ulang tahun lo penting. Gue gimana dan kapan lagi bisa mo bales semua kebaikan lo kalo bukan di hari spesial buat lo ini, hm?" Sunhee tidak melepas pandangannya dari jalanan.

"... Gue.."

"We're gonna have fun tonight, okay. I'll drive wherever you wanna go. I've told my parents so you don't have to worry," kata Sunhee sambil ngerem, lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. "Jadi, lo mo kemana sekarang?"

~~~~~

"SEKUNTUM MAWAR MERAAAAH AAAAAH~"

"yang kau berikan kepaaaadakuuu~~~"

"DI MALAM ITUUUUUH.."

"kuuu me-ngeeerti apa maksudmuuuu~~"

Dongwoon akhirnya memutuskan untuk berkaraoke ria bersama Sunhee. Dan jatohnya malah Sunhee yang lebih heboh dibanding Dongwoon (yang nyanyi pake capslock itu Sunhee, yang engga capslock itu Dongwoon).

"Hahahaha udah ah cape gue Wu! Ngaso dulu dah," Sunhee melemparkan dirinya ke sofa dan membuka sekaleng soda.

Dongwoon yang nyanyinya biasa aja ga secape Sunhee, tapi dia ikutan duduk dan membuka suatu kaleng minuman dengan asal dan meneguknya sampai habis. Selang beberapa menit kemudian, pipinya memerah dan matanya jadi sayu.

"Wu pengen nyanyi lagunya Charice nih. Lo jadi Iyaz nya gimana?"

Hening.

"Wu?"

Sunhee menoleh ke arah Dongwoon dan mendapati Dongwoon tergeletak melas di atas sofa. Mukanya merah dan dia cegukan. Sunhee bingung dan nowel Dongwoon sekali.

"Wu, nape lu?"

Tak ada respon.

"Wu, lu sakit?"

Tak ada jawaban.

Sunhee berjalan ke arah Dongwoon dan menyentuh keningnya. "Ga panas kok. Kenapa merah ya mukanya?"

"Huahm~~"

Dongwoon menguap dan dari bau nafasnya, Sunhee langsung berasumsi kalo Dongwoon mabuk.

"Anja bau alkohol! Minum apa lo tadi, Wu?"

"Minum.. minum.. minuman kaleng! Aaaahahahaa. Sunhee makin cantik aja deh~~" kata Dongwoon asal.

"Jangan ngawur aja lo! Bangun! Kita pulang aja deh," kata Sunhee sambil menarik Dongwoon bangun dan membantunya berdiri.

Saat Sunhee baru mau melangkah sambil memapah Dongwoon, Sunhee kehilangan keseimbangan karena rambutnya Dongwoon bikin mukanya gatel. Sunhee terhuyung dan terhempas kembali ke sofa.

BRUK~~

Kepala Dongwoon membentur kepala Sunhee. Sunhee meringis dan memijat keningnya. But when she opened her eyes, she was so shocked to find out that...

Dongwoon was on top of her. And their lips touched.

To be continued...