Wednesday 16 June 2010

Les Privat {mplot 15 ; END}

Gue harus bangun. Gimana caranya????

Sunhee sibuk dan panik memikirkan cara untuk menyingkirkan Dongwoon, tapi dia tidak bisa berpikir dengan tangkas karena semakin dia dorong Dongwoon jauh-jauh, Dongwoon malah makin nempel.

Sunhee menoleh ke kiri, membuat bibir Dongwoon sekarang menempel di pipi kanannya. "Seenggaknya gue kudu napas dulu! Wuek.." bisik Sunhee sambil menahan mual karna bau alkohol.

"Wu, bangun ya Wu, majikan lu ini lu tidurin! Gue itung ampe tiga kudu bangun kalo engga lo gue pecat," kata Sunhee asal, padahal sebenernya muka dia udah merah karna kejadian barusan. "Satu... dua... ti..."

Belom selese ngitung tiba-tiba Dongwoon berdiri dengan sigap. Sunhee kaget dan merem melek berkali-kali. Dongwoon sendiri matanya setengah kebuka setengah ketutup, mata sayu dan ngantuk. Baru sekian detik berdiri, Dongwoon langsung jatuh lagi. Kali ini Sunhee cepat-cepat minggir dari sofa dan membiarkan Dongwoon membantingkan badannya sendiri ke sofa.

"Ga mungkin lu gue gotong pulang, gue kan bukan kuli! Telpon Bangku aja kali ya," kata Sunhee sambil meraih ponselnya di atas meja, tapi Dongwoon menarik lengannya.

"Sunhee-ah.. kajimaaaaa~" kata Dongwoon dengan manja. Sunhee blushing seketika sambil menepis tangan Dongwoon. "Diem lu gue mo nelpon Bangku!"

Sunhee menekan speed dial nomor 1 di hapenya dan menempelkan hapenya ke telinganya. Tuut. Tuut. Tuuu- "Yoboseyo?"

"Bang, gue..."

Omongan Sunhee terputus seketika karena Dongwoon mengambil alih handphone Sunhee. Sunhee langsung balik badan dan bengong melihat Dongwoon yang memandang handphone itu dengan takjub.

"Benda apaaaa ini???" tanyanya gila sambil memutar-mutar hape itu.

"Halo? Halo Sun? WOY!" teriak Seungho diseberang sana.

Dongwoon mengerutkan dahi dan menjawab telpon itu. "Halooo? Halooooo????"

Sunhee memutar bola matanya dan merampas hape itu kembali. "Bang, gajadi dah. Pembantu kita lagi sinting nih, tar lu gue telpon lagi. Jangan kawatirin gue ya! Dah."

Sunhee menutup hapenya dan memasukkannya ke kantong. Dia menghela napas dan menatap Dongwoon yang kembali tertidur di atas sofa. Mata Sunhee menatap lurus ke bibir Dongwoon, lalu dia menyentuh bibirnya sendiri.

Did we just... i mean.. really?

Sunhee langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat supaya dia tidak me rewind apa yang terjadi. Dia melihat jam tangannya dan tersentak kaget ketika jam menunjukkan pukul 12.30 pagi.

"Demi apa?! Anja! Gue harus pul... engga.. gue ga bisa bawa Dongwoon dalem keadaan mabok gini.. gue kemana ya? AU DAH GELAP gue harus keluar dari sini dulu yang pasti," Sunhee berbicara pada dirinya sendiri.

Dia menggulung lengan cardigannya, mengikat rambutnya jadi cepol, lalu bersiap menggotong Dongwoon. Sunhee menarik lengan Dongwoon perlahan dan meletakkannya di pundaknya. "Nah sekarang berdiri... one, two.. HUP!"

Sunhee berhasil berdiri dengan Dongwoon yang masih gelayutan disampingnya. Tangan kiri Sunhee memegang tangan Dongwoon yang mengelilingi leher Sunhee, sementara tangan kanannya melingkar di pinggang Dongwoon. Dia berjalan sambil menggigit dompetnya ke lobi karaoke. Si mbak kasir bengong liat Sunhee mpot-mpotan ngegotong Dongwoon, makin kaget pas liat Sunhee ngelepehin dompet ke atas meja.

"Mbak, ntuh.. hh.. di dalem dompet saya ada kartu Visa, bayarnya pake itu ya.." kata Sunhee ngos-ngosan. Mbaknya ngangguk-ngangguk aja daripada banyak nanya. Setelah itu si mbak memasukkan kartu kembali ke dompet Sunhee.

Lalu keduanya terdiam.

"Mbak, maap, masukin ke mulut saya lagi dong tangan saya penuh nih," pinta Sunhee ga pandang bulu dan image. Sunhee mangap, lalu mbak itu memegang dompet Sunhee dengan jijik seraya Sunhee menggigitnya. "Maghashi ya hmbagh!" kata Sunhee yang artinya "makasi ya mbak".

Sunhee berhasil keluar dari tempat itu dengan selamat, meski diiringi tatapan heran dari orang sekitar. Begonya, Sunhee lupa parkir dimana.

"Mampus gue tadi gue parkir dimana yak?!" Sunhee panik sendiri.

Dongwoon membuka matanya perlahan dan menatap Sunhee. Jarak wajah mereka begitu dekat, Sunhee jadi deg-degan sendiri. "Parkir?.. parkir... Nona memarkirkan cintamu dihatikuuuuuuu~~" kata Dongwoon tiba-tiba.

Sunhee manyun ga jelas, ga nyadar pipinya memerah atas gombalan ga niat tadi, sementara Dongwoon cuma nyengir-nyengir. Sunhee pun mencari-cari tempat dimana dia bisa meninggalkan Dongwoon sendirian dijalanan, yah seenggaknya tempat istirahat dah. Sunhee akhirnya berjalan perlahan di sepanjang trotoar yang luas tapi sepi itu yang dikelilingi lampu-lampu pertokoan. Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu.

Motel.

Gapapalah daripada gaada, batin Sunhee. Dia lalu menyeret dirinya sendiri dan Dongwoon memasuki motel itu.

~~~~~

"Iya besok gue pulang kok. Bilang mama papa gue nginep di rumah Daehee aja! Awas lu ya. Iya.. kaga lah.. IYA GUE GA BAKAL NGAPA-NGAPAIN DIA! Ada juga elu malah ngekhawatirin gue dong, bang! Abang macem apa lu. Iya. Iya. Oke dadah bang tidur gi dah."

Sunhee menghela napasnya lagi dan meletakkan hapenya di meja kecil samping tempat tidur. Dongwoon sedang terbaring di kasur dengan pose yang makan tempat. Dia masih berseragam lengkap, seragam butler resmi keluarga Song, dengan kemeja, rompi, dan jas berlapis yang pastinya gerah. Sunhee sendiri jadi gerah ngeliatnya. Dia berniat melepas jas dan rompi Dongwoon saja, karena Sunhee adalah anak baik-baik *?*

Sunhee berjalan ke tepi tempat tidur dan mencoba melonggarkan dasi Dongwoon. Step pertama : longgarin dasi, berhasil. Sunhee lalu membuka jas Dongwoon. Angkat lengan kiri, copot jas lengan kiri. Angkat lengan kanan, copot jas lengan kanan. Tarik badan Dongwoon agak bangun dikit, tarik jasnya. Step kedua : berhasil.

Selanjutnya adalah rompi. Sunhee heran, Dongwoon udah ditarik mana-mana, dibanting-banting ama Sunhee tetep aja kaga bangun-bangun. Jadi Sunhee menganggap enteng step ketiga, dia membuka kancing rompi Dongwoon dengan santai. Saat menarik rompinya supaya lepas, tiba-tiba Dongwoon ngubah posisi tidur dan langsung berguling menghadap ke samping. Sunhee syok dan ikut ketarik, dia terhempas ke kasur, dan tiba-tiba posisinya udah ada di depan Dongwoon.

Mata Sunhee berkedip tak percaya. Apalagi ketika Dongwoon perlahan membuka matanya dan tersenyum maniiiis banget. Sunhee antara terpesona ama ngeri mau diapa-apain. Akhirnya Sunhee buru-buru bangun, berdiri di kasur dan meloncati badan Dongwoon. Seengganya rompi udah beneran kelepas dan ga sia-sia dia deg-degan setengah mati.

Sunhee menyandarkan punggungnya ke dinding sambil ngelus-ngelus dada. Untung dia cepet sadar dan bangun, kalo engga.. APA COBA. Sunhee lalu berniat merapikan baju yang berserakan ketika tiba-tiba Dongwoon bangkit dari kuburnya (bangun dari tidurnya) dengan keadaan kemeja lengan panjangnya udah kegulung ampe siku dan kancing atasnya udah kebuka dua. Rambutnya acak-acakan dan dia terlihat bingung. Sunhee menoleh pelan karna grasak grusuk yang ga jelas dan langsung O__o ketika matanya berhenti pada Dongwoon.

Sunhee sempat terdiam beberapa detik dan merasakan cairan hangat dihidungnya. TES! Setetes darah landing dengan sukses ke rompi Dongwoon yang masih Sunhee pegang. Sunhee langsung mendongak dan mencari-cari tisu.

"Tisu..tisuuuu.." kata Sunhee melas dan hopeless. Dongwoon yang masih setengah sadar setengah mabok menarik Sunhee agar duduk disampingnya dan memberi sekotak tisu.

"Nona, kenapaa?" tanyanya dengan suara serak. Sunhee takut mimisannya makin deres.

"Gue gapapa! Gapapa beneran.." Sunhee salting, "eu.. lo kenapa bangun! Tidur lagi gih.."

Dongwoon mengucek-ngucek matanya. "Tapi ada yang mau saya katakan.."

"Apa?" tanya Sunhee sambil mencopot tisu sumpelan di hidungnya, sepertinya mimisannya udah berhenti.

Dongwoon memandang lurus ke mata Sunhee. Sunhee mengangkat sebelah alisnya. "Agasshi.. saranghae.."

Tangan Sunhee terkulai lemas, masih menggenggam tisu. Mata Sunhee menatap tidak percaya, dan dia tidak sempat mengatakan apa-apa karna dia merasakan sesuatu menghalangi bibirnya sehingga dia tidak bisa mengucapkan apapun.

That was when Dongwoon kissed her once again, this time, seriously. His hand was even holding Sunhee's cheek gently, and the other hand on her neck so she wouldn't back off. Sunhee still had her eyes wide open, her lips where numb. She couldn't move as she felt really frozen, but strangely really warm at the same time. Dongwoon finally pulled himself away after not gaining any respond from Sunhee. She was just too shocked.

"Sunhee sarang..hae.." he said as he fell again on the bed, and continued sleeping. Sunhee was still frozen at her place.

~~~~~

Keesokan paginya, Dongwoon terbangun dan merasakan pusing luar biasa. Dia menyibak selimutnya dan memijat kepalanya pelan, lalu dia melihat ke sekelilingnya.

"Dimana nih?"

Dia berjalan menuruni tempat tidur, mengexplore seisi ruangan dan tidak menemukan clue apapun. Dia membuka korden dan matanya menyipit karna silau matahari pagi menyinari mukanya dan membuat dia terlihat seperti malaikat ganteng turun dari kayangan. Dia melihat gedung karoke tidak jauh dari tempatnya sekarang, dan langsung inget kalo dia semalem karokean bareng..

"SUNHEE! Mana Sunhee?" tanyanya pada diri sendiri. Ketika dia berjalan ke kamar mandi, dia menemukan pakaiannya tergantung rapi, serta sebuah notes kecil nyelip di saku jas nya.

Are you awake now? You must have since you're now reading this.
Listen, i left you coz i thought you should get a deep sleep,
and about last night.. i'm pretty sure you don't even remember it, right?
so i'll just let it go ^^
come back home and do your work!

PS : Happy Birthday xD


Dongwoon tertegun menatap notes itu. Sebuah senyum kecil terukir manis di bibirnya. Kemudian dia menatap pentulan dirinya di cermin dan mencoba mengingat apa yang dimaksud Sunhee dengan "about last night". Dia mencoba mengingat setengah mati tapi ga inget-inget juga, akhirnya dia memutuskan untuk cuci muka dan bersih bersih saja.

Ketika dia mendekatkan wajahnya ke cermin, dia kaget melihat bagian bawah bibirnya. Ada noda light pink-orange gitu, Dongwoon menyentuhnya dan mencium aroma peach. Dia merasa mengingat sesuatu..

"Semalem gue... *flashback* OMG. SUN.. SUN.. GUE SUN SI SUNHEE!" Dongwoon langsung panik. Dia bergegas mencucimuka lalu memakai pakaiannya dengan lengkap. Dia berniat pulang dan memohon maaf pada nona nya itu.

Dia keluar dari kamar motel dan mengunci pintunya dan berjalan ke lobi. Mbak di lobi bilang kalo kamarnya udah dibayar, dan si mbak mesem-mesem curiga pada Dongwoon. Dongwoon makin ga enak dan cepet-cepet keluar ke jalanan.

Dongwoon baru jalan beberapa langkah dan berhenti sambil memikirkan yang terjadi semalem. Dia ingat sebenarnya dia sadar saat itu, dan yang dia katakan pada Sunhee adalah perasaannya yang sebenarnya.

"..I don't think I am able to face her.."

~~~~~

"Sun sun, sarapan sun," Seungho menepuk-nepuk kaki Sunhee.

Sunhee menggeliat dan stretching sana sini. "Jam berapa emang sekarang?"

"Setengah sepuluh. Ayo ah kita kan mo ke Pekan Raya Seoul, Mama mo beli mesin jait katanya," Seungho meraih kedua tangan Sunhee dan menariknya supaya bangun.

"Oh iya Papa kan janji sama aku juga mau beli ab coaster. Hoahm~"

Seungho mengacak-acak rambut Sunhee. Sunhee kucek-kucek mata. Lalu keduanya terdiam.

"OH IYA DONGWOON MANA? UDAH PULANG?" teriak Sunhee tiba-tiba yang membuat Seungho loncat dikit karna kaget.

"Ha? Tau tuh ga ada tanda-tanda batang idungnya yang mancung itu dari tadi pagi. Emmm, emang lu ngapain semalem ama dia? Kok lo pulang-pulang jam 2 pagi ga ada dia? Lu apain dia, hah?" tanya Seungho curiga.

Sunhee mendengus. "Bang lu jangan fitnah dah ah! Dia tuh semalem salah buka kaleng minuman, malah jadi mabok, terus gue ga berani bawa dia pulang dalam keadaan mabok, jadi gue bawa ke motel, terus.."

Sunhee terdiam, pandangan matanya kosong.

"Terus?" tanya Seungho.

"Terus gue.. gue.. gue tinggalin deh dia. Gue suruh balik sendiri daripada menimbulkan fitnah, yekan?" kata Sunhee ragu-ragu.

"Pasti ada yang lu umpetin deh dari gue," ujar Seungho dengan yakin. "Gue abang lu Sun, gue tau kalo lo nyembunyiin sesuatu."

Sunhee langsung bangun dari tidurnya dan berjalan ke pintu kamar mandi. "Gausah sotoy deh lu bang."

"Bilang ke gue sekarang ato lo gue aduin udah macem-macem sama Dongwoon."

Sunhee menatap lurus ke mata Seungho. Seungho balas menatap disertai senyum licik.

"HUH! Dasar bibir bengkak lu ye! Iya gue ngaku, semalem gue dicipok ame Dongwoon!" kata Sunhee akhirnya. Mukanya langsung memerah.

"DEMI APA SUN. Astaghfirullah.. Sun.. Sun.. elo.." Seungho tampak tidak percaya.

"Bukan gue yang mulai..."

"ELO UDAH GEDE SUN! ALHAMDULILLAH! Gue kira lo ga normal karna lo ga pernah berinteraksi ama cowo, ternyata lo normal juga! Sekalinya interaksi langsung cipokan lagi! Yaampun Sun gue bangga sama lo!" Seungho melompat dan langsung memeluk adeknya dan berputar-putar.

Sunhee cengo dan diem aja diputer-puterin ama Seungho. Setelah selese muter-muter, Seungho naro Sunhee lagi dan mencubit hidungnya ampe merah lalu keluar kamar.

"Ayo Sun turun, makan!" teriaknya girang.

Sunhee cuma bisa cengo.

~~~~~

Sunhee dan keluarganya akhirnya jadi juga pergi ke PKS (Pekan Raya Seoul) dan berhasil memborong ab coaster demenannya. Mama Hyegyo juga pulang membawa mesin jait keluaran terbaru. Mereka keliling-keliling ampe jam 7 malem, dan sampe rumah kembali jam 8. Sunhee pun langsung mengecek kamar pembantu.

"Mpok Inyong!" panggil Sunhee.

"Eh? Nona sudah pulang?" sapa Mpok Inyong.

"Iyalah kalo belom pulang napa gue bisa ada disini. Eh, Dongwoon udah balik belom?"

"Belom tuh, Non. Nona bawa apa aja, biar saya bantu!"

Mpok Inyong pun pergi sambil membawa belanjaan yang tadinya dipegang Sunhee. Sunhee cuma bisa senderan ditembok sambil ngetuk-ngetuk dagu mikirin Dongwoon kemana.

"Telpon Jihee deh," kata Sunhee sambil meraih ponsel didalam sakunya dan menekan speed dial nomor 5. "Halo, Ji!"

Jihee terdengar mengantuk diseberang. "Ngh? Nape unn? Borong apa aja di PKS tadi?"

"Kaga penting! Eh, si Dongwoon lagi ama Hyunseung ga?"

"Ha? Dongwoon? Kenapa dia?" tanya Jihee balik. Sunhee mendengus kesal.

"Tukang kebun lu mana dah sini gue pengen ngomong!"

Jihee menguap. "Bentar.. huahm.. JAMUUUUUUUUUUUUUUR??!!!"

Sunhee menjauhkan hape dari kupingnya. "Set dah."

"HALOH? NENG PIRANG?" tiba-tiba terdengar suara cempreng alay diseberang telpon.

"Iya, Mur. Mur lu liat Dongwoon ga? Tadi dia nemuin lo, ato ngehubungin lo gitu ga?" tanya Sunhee dengan nada khawatir dan setengah panik.

"Engga tuh neng, emang kenapa ya? Dia kabur? Apa gimana?" tanya Hyunseung penasaran.

Sunhee ragu menjawab. "Ngg.. nanti gue kasih tau deh. Yaudah tengs ya Mur, salam buat semua, dadaaah."

"Dah neng pirang!"

Sunhee menutup telponnya. Dia sekarang mulai khawatir kemana perginya butler satu-satunya itu, karna setau Sunhee, butlernya itu ga punya tempat tinggal lain. Sunhee pun langsung inget seseorang.

"Yoseob! Yunhee unnie! ... Bang Seungho anterin gue ke rumah Yunhee unnie sekarang!"

~~~~~

"Jadi lo ga ngeliat Dongwoon, Seob? Dia ga nelpon lo juga gitu?" tanya Sunhee dengan mata yang masih melek dan belo.

"Huahm, engga neng pirang. Saya teh udah jarang maenan ama Dongwoon, tadi aja pagi-pagi saya ngucapin selamet ultah cuma lewat sms doang. Kenapa gitu neng? Dongwoonnya ilang?" tanya Yoseob balik.

"Gatau nih dari semalem belom pulang! Aduh dia kemana ya, Seob?" tanya Sunhee lagi.

Yoseob menguap. Seungho ngucek-ngucek mata sambil senderan di pintu.

"Suuun! Udah malem mending lo nginep aja dah sini, udah gue siapin kamar noh dua bakal lu ama abang lu. Yuk masuk!" ajak Yunhee.

Yoseob dengan sigap mempersilakan tamunya masuk. Setelah mereka berempat sampai di kamar, Yoseob langsung tepar di kamar pembantu. Yunhee pun langsung naik ke kamarnya. Sunhee dan Seungho terdiam di depan pintu kamar masing-masing.

"Bang.." panggil Sunhee.

"Hm?"

"Dongwoon kemana ya?"

"Ya mana gue tau. Emangnya kenapa sih paling dia liburan apa pulang kampung gitu. Lah elah Sun, lu ga ada dia kayak ga bisa idup aja.." kata Seungho.

Sunhee terdiam. Matanya berkaca-kaca. Seungho jadi ga enak ati dan nyolek pundak adeknya itu.

"Sun? Beneran kaga bisa idup lu tanpa dia? Gue cariin butler lain dah lu jangan ngambek gitu napah?" tanya Seungho dengan khawatir.

Sunhee masih diem. Seungho memegang kedua pundak Sunhee dan digesernya badan Sunhee supaya menghadap dirinya.

"Sun.. jangan bilang?"

"Hiks.." Sunhee mulai menangis.

Seungho langsung memeluk Sunhee. "Unyu, cepcep kenapa ini adek abang yang paling cantik, lebih cantik daripada Nana After School, kenapa nangis?"

"Huwee.. gamau Dowu ilang, Dowu harus ketemuu," kata Sunhee disela tangisnya.

Seungho jadi berasa ngediemin anak kecil yang maenan Barbienya ilang. "Iya udah cep besok kita cari lagi ya."

"Lu kok kayak ngomong ama anak kecil sih bang?!" Sunhee masih sempet sewot sambil nangis.

"Ya abis elunya juga kayak anak kecil sendalnya ilang sebelah!" Seungho jadi ikutan sewot. "Udah dah tidur gih sana udah malem."

~~~~~

Keesokan paginya..

"Sun bangun sun, sarapan abis itu kita pulang. Sun?" Seungho memanggil-manggil Sunhee sambil mengetuk pintu kamar. Akhirnya dia mencoba membuka pintu dan ternyata tidak terkunci. "Sun?"

Seungho memasuki kamar dan tidak menemukan sosok Sunhee, melainkan sebuah memo kecil diatas tempat tidur.

Bang,
Maap semalem gue ngendap2 ke kamar lu dan ngambil kunci mobil,
gue pergi nyari Dowu, bang. Lu ga usah nyusul tar juga gue balik
Tapi gue ga bakal balik tanpa Dowu,
karna gue sadar perasaan gue sama kayak Dowu
Gue juga cinta dia, bang.

-Sunsun-


"Sunhee.. Sun.. SUNHEEEEEE~~~!"

PLETOK!

Sunhee menjentikkan jarinya di dahi Seungho. "Berisik lu teriak-teriak. Gue disini! Nape lu? Laper? Nih gue bawain sarapan. Gue, Yunhee ama Yoseob udah sarapan duluan. Lu kebo banget tadi ga bisa dibangunin.."

Seungho bingung. Dia bangun dari tidurnya dan mengucek matanya. Jadi tadi mimpi toh..

Sunhee menyiapkan sepiring nasi goreng dan menyerahkannya pada abangnya. Lalu dia duduk di pinggir kasur Seungho. "Bang.."

"Ape?" tanya Seungho sambil menyuap nasi ke mulutnya.

"Kok gue ngerasa kehilangan banget ya?" tanya Sunhee.

"Iyalah. Ini bukan rumah lu, jelas lu ngerasa kehilangan," kata Seungho dengan mulut penuh.

Sunhee menepuk kaki abangnya. "Bukan itu! Soal Dowu. Dia ga ada, gue berasa sepi aja gitu. Ga enak deh pokoknya."

Seungho jadi ingat sesuatu yang tadinya mau ditanyakan pada Sunhee. "Eh iya Sun, kalo gue boleh nanya yak. Itu, yang kata lo dicipok Dowu, selain itu ada kejadian penting ga? Dia bilang apa gitu?"

Sunhee udah ga blushing lagi karna Seungho udah tau semua. "Dia.. itu.. nyatain cinta masa ama gue. Haha.." Sunhee ketawa maksa tapi lemes.

Seungho menghentikan kunyahannya. "Demi apa?"

"Demi ketebelan bibir lu bang. Iya. Tapi dia kok.. ga mikir banget ya suka ama majikan sendiri. Emang gue ngapain coba, dia liat gue darimana bisa bilang cinta ke gue, ha?" tanya Sunhee pada abangnya. Seungho menelan kunyahannya perlahan.

"Tapi wajar aja sih Sun. Yaelah, gue aja yang abang lu sendiri, yang tau aib-aib lu, tetep mengakui kalo lu tuh cantik, baik, kenape lu masih heran ada yang suka sama lu?" tanya Seungho balik. Sunhee terlihat bingung.

Sunhee bengong dan terlihat sedih. Seungho mengeluarkan senyum mautnya.

"Ga usah ngibul Sun ama gue, gue tau kapan lu ngibul, kapan lu jujur. Kalo sekarang lo pasti lagi munafik deh. Nih Sun, kunci mobil gue. Lu bawa tuh mobil gue, cari deh tuh laki lo ampe dapet. Jangan pulang sebelum lu nemuin dia," kata Seungho.

"Ha? Ngibul? Laki gue? Apaan deh, bang?" Sunhee terlihat bingung.

Seungho nyengir lagi. "Sun, dari mata lu gue tau lu tuh kehilangan Dongwoon banget. Gue juga yakin lu cinta juga kan ame die? Iye kan? Cari gih daripada gue ikutan sedih liat muka murung lu. Gue yang ijinin ama mama papa dah," katanya.

"Bang.." mata Sunhee berkaca-kaca.

"Iya iya lu mo bilang makasih terus meluk gue kan? Sini-sini," kata Seungho pede.

"Maksud gue bagi nasi gorengnya sesuap," kata Sunhee menyamber sendok Seungho dan menyuap segunung nasi goreng ke mulutnya. "Nah sekarang baru deh peluk, UNYU MAKASI YA BANG AIWUBBYU PUL!"

Seungho terpaksa merem melek takut keciprat isi mulutnya Sunhee. "Iya Sun iya. Kapan berangkat lu?"

"Sekarang. Dah Bang Seungho! Abang paling ganteng sedunia~" kata Sunhee sambil meninggalkan kamar Seungho.

~~~~~

"Sekarang gue nyari kemana ya? Bego dah gue main jalan pake mobil abang aja. Duit buat bensin ada kaga nih.." Sunhee mengintip dompetnya. "Oh ada kartu kredit Bank Nasional Korsel Aluminium. Yah meskipun limitnya ga setinggi Platinum tapi bolehlah."

Sunhee memperhatikan jalanan disekitarnya dan melewati sebuah minimarket. Sunhee berjalan pelan di jalur lambat. Matanya menjalar kemana-mana kalo aja tiba-tiba nemu Dongwoon dipinggir jalan. Lalu matanya menangkap sesuatu.

"Loh.. itu.."

Sunhee menepi dan membunyikan klakson. Sang orang yang diklakson, yang baru keluar membawa kantong plastik dari 7eleven, menoleh ke arah suara dan melambai menghampiri mobil Sunhee.

"Tumben sendirian, Sun? Abang lu mana?" tanya June.

"Mo ke J.Tunes ya? Bareng yuk, naik Bang!" kata Sunhee.

June iya iya aja sambil naik ke kursi samping sopir. "Lu gue tanya kaga jawab. Mana abang lu? Lu ngapain sendirian?"

Sunhee menjalankan mobilnya pelan dan menjawab sambil fokus ke jalanan. "Bangku lagi di rumah sepupu gue. Gue lagi nyariin pembokat gue nih."

"Ha? Oh yang mukanya arab itu ya? Siapa namanya? Dong.. Dong.. Kedondong?" tanya June asal.

"Iya aja dah ama lu mah," jawab Sunhee. June tertawa pelan. "Dia ngilang tau dari semalem."

"Emang abis lu apain?" tanya June. Muka Sunhee langsung kaku. June nyengir. "HAYO ngapain lu ama diaaaaa?"

"Lu jangan bacot dah bang kalo ga gue tabrakin ni mobil mati berdua kita," kata Sunhee sadis.

"Iya ampun, Sun," June langsung menutup mulutnya. "Eh tapi," tanya June lagi. "Lo udah nyari ke tempat asalnya belom?"

Sunhee mengerutkan alisnya. "Tempat asal?"

"Dimana lu mungut dia," kata June seenak udel. "Eh maap, dimana lu nemuin dia maksud gue."

Sunhee sampe lupa dimana dia pertama kali ketemu Dongwoon. Sunhee sibuk mikir sampe hampir kelewatan gedung J.Tunes.

"Eh eh eh kiri mbak kiri!" teriak June ketika menyadari mereka hampir kelewatan. Sunhee kaget dikit lalu menepi dan memasuki area drop off lobi J.Tunes.

"Mampir dulu ga nih Sun? Kapan mau les dance lagi?" tanya June sambil turun dari mobil.

"Ga mampir dulu deh Bang. Les privatnya lanjut dirumah gue aja deh, flexible kan jadwalnya? Nanti lu gue telpon kalo gue lagi pengen les," kata Sunhee.

"Sip deh. Ati-ati dijalan ya Sun, mudah-mudahan si Dongwoon ketemu!" kata June sambil melambai.

Sunhee tersenyum, balas melambai, dan akhirnya meninggalkan gedung J.Tunes.

~~~~~

Sunhee memarkir mobilnya di depan sebuah gedung. Dia terdiam sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke dashboard dan mencoba menikmati lagu yang lagi muter.

"Nah sekarang gue kemana nih? Aduh mati gaya gue," keluh Sunhee.

Sunhee melihat ke sekeliling. Jalanan ga begitu rame, pejalan kaki cuma dikit doang yang lewat-lewat. Tiba-tiba ada yang ngetuk kacanya. Sunhee ngangkat tangan pertanda dia nolak memberi sumbangan. Tapi ketukannya tambah banyak dan nyebelin. Sunhee akhirnya nengok dan kaget.

"Jiah, Bang Johu?"

Sunhee membuka kaca jendela mobilnya. "Ngapain bang disini?" tanya Sunhee.

"Elu yang ngapain disini. Ini kan gedung FnC, jelaslah gue kesini kerja. Lah elu? Kangen les? Mau ngeles lagi?" tanya Jonghun.

Sunhee melihat gedung didepannya. "Eh iya ya FnC. Napa gue bisa nyasar kesini ya."

Jonghun ikut-ikutan ngeliat ke gedung didepannya. Lalu nengok ke Sunhee lagi. "Mo masuk apa engga nih?"

Sunhee keluar dari mobilnya dan menguncinya. "Masuk aja deh mati gaya gue."

~~~~~

"Love Love Love~~"

PLOKPLOKPLOKPLOK~

Sunhee heboh tepuk tangan ketika Jonghyun dan Jonghun mengakhiri jamming session mereka. "Cool banget tuh, lagu baru Bang?"

"Yoi. Lagu bandnya si Jonghyun tuh," kata Jonghun yang diem aja ketika Sunhee menyamber gitar akustiknya dan memetik-metik asal tapi merdu.

"Btw Sun ada angin apa ke FnC?" tanya LJ.

"Gatau gue cuma nyupir kemana si mobil membawa gue aja," kata Sunhee, masih metik-metik gitar. "Sebenernya gue lagi nyari pembokat gue."

"Dongwoon?" tanya Jonghun sambil naikin sebelah alis. Sunhee mengangguk. "Kenapa dia?"

"Ilang. Ga pulang-pulang dari semalem," kata Sunhee.

"Kayak Bang Toyib dong," celetuk LJ, jayus. Sunhee cuma bisa menatap iba.

"Lo udah coba nyari kerumah temen-temennya? Si Yoseob, ama yang kayak jamur siapa tuh.. Hyunseung?" tanya Jonghun.

Sunhee masih memetik gitarnya. "Udah. Kaga ada."

"Temen sekolahnya lah. Temen segengnya, temennya deh pokoknya!" tanya Jonghun lagi.

Sunhee terlihat ingat sesuatu, lalu meneruskan memainkan gitar. "Nanti gue telpon Doojoon deh. Tapi pasti ga sama dia deh gue yakin."

"Yah coba dulu lah. Eh gue pengep liat muka lo yang bete gitu. Kita jamming aja gimana? Gue di keyboard deh, lo gitar, terus Jonghyun drum, bisa kan, J?" tanya Jonghun memastikan. LJ langsung berjalan ke arah drum sambil ngacungin jempol.

~~~~~

Seharian itu, Sunhee malah akhirnya nyampah. Nganterin June ke J.Tunes, ngejamming bareng Jonghun dan LJ di FnC, dan mampir ke rumah Doojoon dan mendapat hasil nihil. Dongwoon ga ada disana dan Doojoon pun gatau temen sebangkunya itu ada dimana. Akhirnya Sunhee jemput Seungho lagi di rumah Yunhee, lalu pulang ke kediaman keluarga Song.

Sejak butler kesayangan Sunhee pergi dan ngilang entah kemana, Sunhee jadi sering bengong sendiri dirumah. Kadang suka mainin gitar sambil bengong, sikat gigi sambil bengong, nyuci mobil sambil bengong. Mama Hyegyo pun heran dan bertanya ke Seungho.

"Eh Ho. Adek kamu kenapa sih sekarang jadi sering bengong? Mama ngeri dia kesambet deh," kata Mama Hyegyo sambil nyisir dan liatin Sunhee yang lagi nyuci mobil.

"Itu mah, nyari butlernya ga nemu-nemu," jawab Seungho singkat, lagi baca komik.

"Lah pan Mama udah hire butler baru itu si Jaewon," kata Mama Hyegyo lagi.

"Yah mama kayak gatau aja. Sunhee tuh udah terlanjur sayang ama butler yang lama," Seungho membalik halaman komiknya.

Mama Hyegyo kaget. "Sama Dongwoon? Terlanjur sayang gimana?"

"Ye sama-sama cinta gitu Ma," Seungho membalik halaman komiknya lagi.

"Demi apa," Mama Hyegyo menjatuhkan sisirnya, namun dengan tangkas ditangkap Seungho.

"Ma, jangan marah ya ma ya. Seungho tau Mama pasti ga setuju kalo Sunhee ama Dongwoon jadian. Tapi coba pikirin perasaan Sunhee, Ma.."

"Mama dari dulu pengen Dongwoon jadi menantu mama," samber Mama Hyegyo.

"Ha?" Seungho ceming.

Mama Hyegyo tersenyum dan menatap ke langit langit. Seungho ikutan ngeliat atep, disangka emaknya nyariin cicak. "Siapa yang ga mau punya menantu kayak Dongwoon? Udah ganteng, baik, patuh, disuruh apa aja bisa! Itu sosok calon menantu idaman, tau!"

Seungho lalu melihat muka Mamanya lalu ngangguk-ngangguk bae.

"Nah sekarang Dongwoonnya mana?"

"Pan ilang, Ma," kata Seungho melas.

"Cari ampe ketemu!"

"Cari kemana, Ma???" suara Seungho makin melas dan manja.

"Susah ah ngomong ama kamu," Mama Hyegyo pun melengos pergi.

Seungho mengikuti langkah mamanya dengan tatapan "YE DASAR EMAK ANEH".

~~~~~

Sudah genap seminggu setelah Dongwoon menghilang. Sunhee lagi ngaso di sofa ruang tamu sambil mainin hapenya dan chatting conference di laptop bareng Daehee dan Jihee. Kedua bestfriendnya itu mencoba menghibur Sunhee dan melawak selucu-lucunya supaya Sunhee bisa mengeluarkan ketawa HAHAHAHAHAHA nya seperti biasa, tapi yang muncul hanya hahahaha.

Tiba-tiba..

BINGEUL BINGEUL BINGEUL BINGEUL~

"Sun? Mau jamming bareng lagi ga?" tanya suara diseberang.

Sunhee stretching badannya. "Ga sekarang dah Bang Johu, males gerak nih."

"Masih bete ya? Dongwoon belom ketemu?" tanya Jonghun. Sunhee cuma membalas dengan deheman. "Lo udah beneran nyari kemana-mana?"

"Udah."

"Ke pantai udah belom?"

"Ngapain juga gue nyari ke pantai."

"Lah kan kita pertama ketemu dia disana, waktu mau banana boat-an. Yakan?"

Sunhee langsung terdiam. Mukanya jadi cerah. "OH IYAYA kok gue ga kepikiran ya? Yaampun Bang Johu!"

Jonghun tersenyum diujung sana. "Mau gue temenin kesananya? Gue jemput lo dulu nih."

"Gapapa gue sendiri bawa mobil. BANG JOHU TENGS BANGET YA UDAH DIINGETIN! Nanti pulangnya gue traktir deh oke? Ama LJ juga deh gue tau dia lagi nguping kan?"

LJ diseberang sana cuma cengengesan. "Yaudah ati-ati ya Sun moga ketemu!" kata Jonghun.

"Iya! Dah Bang Johu! Daah LJ!" Sunhee menutup telponnya, menyamber cardigan dan kunci mobilnya, lalu langsung melesat ke garasi.

~~~~~

Sunhee sampai di pantai sekitar pukul 5.30 sore. Langit udah oren, matahari bawaannya udah mau ngumpet aja. Sunhee turun dari mobil dan buru-buru jalan ke pantai. Angin yang berhembus bikin dia merinding, secara cuma pake hotpants, sandal jepit ama t-shirt gombrong. Sunhee pun memasang cardigannya dan mulai mencari Dongwoon.

Pantainya saat itu sedang rame menjelang sepi. Ramenya cuma deket gerbang doang, karna orang-orang pada mau pulang. Sunhee sempet nyari ditengah kerumunan orang yang keluar, tapi ga ada tanda-tanda sosok Dongwoon disana. Sunhee lalu melanjutkan berjalan ke pantai. Dia melihat ke kanan dan kiri. Tiba-tiba dia menangkap sesosok cowok sedang membereskan banana boatnya.

Sunhee menghampiri orang itu dari belakang. "Bang. Mo naek perahu dong."

Si abang menjawab tanpa menoleh. Sepertinya lagi bete. "Yah maap maap kata Neng, udah mau sunset jadi udahan nih saya nariknya."

"Tapi saya mo naek," Sunhee ngotot.

"Neng ga liat apa saya udah ngeberesin.." si abang akhirnya nengok dengan muka sebel, lalu berubah kaget. "No.. Nona Sunhee?"

Sunhee melipat kedua tangannya. "Kemana aja lo seminggu ini, ha? Gue udah cape-cape ya gotong lo ke motel, ngebiarin lo istirahat, terus lo ngilang seenak jidat lo, ga ngasih kabar ke siapapun, selama seminggu?"

Dongwoon menggaruk kepalanya dengan canggung. "Nona.. saya.."

"Lo pikir gue rela apa kerjaan rumah ga ada yang ngurusin? Lo pikir gue seneng ama butler baru gue yang sifatnya beda kaya lo? Kenapa lo bisa lari dari tanggung jawab lo gitu aja sih?"

Pertanyaan Sunhee yang bertubi-tubi membuat Dongwoon speechless.

"And do you think I didn't remember what happened that night? Or do you think I would just let it go coz you were drunk?"

Dongwoon felt even more guilty and looked down.

"You made me fall head over heels looking for you. I actually would just let this go. I would easily hire a new butler without even worrying for you. But I can't. And do you know why?"

Sunhee paused to let Dongwoon at least speak up. But he didn't.

"Because I felt the same way to you, Dongwoon."

Dongwoon finally looked back into Sunhee's eyes. And he realized there were tears flowing down her cheeks.

"I kept looking for you. I felt lost without you..it's coz.. since you said those words. I felt the same. I.. I love.."

Sunhee's speech was cut off because Dongwoon suddenly grabbed Sunhee and wrapped her in his arms. He hugged her so tight that even more tears came out from Sunhee's eyes.

"Mian. Mianhae. I never thought it would turn out to be this way. I was too scared to come back to your house after what I've done.. I'm sorry," Dongwoon didn't let go and ran his fingers through Sunhee's hair.

"You didn't even let me finish my sentence," said Sunhee. Dongwoon couldn't help but smile and loosen his arms. He pulled away but kept his hands on Sunhee's shoulders.

"Then please continue, Lady," said Dongwoon, making Sunhee blush and look away.

"Since you're now asking, I shouldn't have mentioned it at the first place," she scoffed and wiped her tears.

Dongwoon smiled. He pulled her back and hugged her again. "Then let me finish and repeat it for you?"

Sunhee nodded. She closed her eyes to the warmth and relaxing scent of Dongwoon's body.

"You. I love you. Is that what you were going to say?" asked Dongwoon. He felt cold himself so he didn't want to let Sunhee go too.

"Ne. Saranghaeyo," said Sunhee, right in Dongwoon's ear. It made Dongwoon smile and gave a few pats on her back.

Sunhee took a deep breath. She pats Dongwoon's back too. And they finally let go of each other.

"Sekarang lo supirin gue ampe rumah, banyak kerjaan yang nunggu," kata Sunhee seenak jidat.

"Siap Nona! Tapi.. saya mau minta sesuatu.." ujar Dongwoon.

Sunhee mengangkat sebelah alis. "Apa?"

"Saya mau les privatin Nona. Jadi private teacher Nona, boleh kan?" pinta Dongwoon.

"Les? Les apa lagi coba," Sunhee berjalan ke arah gerbang diikuti Dongwoon disampingnya.

"Les di bidang.. tata cara menyayangi dan mencintai Son Dongwoon dengan baik," kata Dongwoon sambil mencium pipi Sunhee dengan kilat, lalu langsung melesat dan lari menjauh sambil tersenyum malu.

Sunhee kaget. Sambil memegang pipinya dan menutupi wajahnya yang memerah, dia pun mengejar Dongwoon.

"YA! SON DONGWOON!"

THE END

1 comments:

Anonymous said...

gosh!! it was a really happy ending! xDDD
i love to see them both happily ever after :))
and i can't stop smiling now, hehe :D

ahh~ btw, annyeong :D
anyway, gw hahihuheho and K-Pop! itu, kirain gw, gw blom tulis di shoutbox, jadinya ketulis 2x deh.. --''

anyway, i love you stories! seriously :D bagus" ceritanya.. kenapa gak coba publish aja ceritanya? apa udah di publish ya? hahaha..

i love the way you mix your dreams, fiction and korean place and actor / actress.. It's so much fun to read the whole stories, and not boring! haha :D

I'll keep in touch at you blog!!

FIGHTING!!!! :D