Friday 26 March 2010

Les Privat {mplot 11}

Sunhee bingung. Dia melihat ke semua namja disekelilingnya. Dongwoon, June, Kevin dan Siwan saling bertatapan.

Mampus gue.

Sunhee ngeliat muka mereka satu-satu. Pas liat Dongwoon, Dongwoon balas menatapnya dengan tatapan yang tegas sekaligus lembut yang seolah berkata "ayo pulang". Pas liat June, mata June jadi menampilkan sisi yang imut dari dirinya yang sangat berharap Sunhee mau dianter June. Pas liat Siwan, Siwan masih ada raut salting di wajahnya, sedangkan Kevin, gausah ditanya. Gue males deskripsiinnya.

Sunhee makin ga tega liat semua cowo yang penuh harap itu. Tapi tiba-tiba dia inget Bang Johu yang lagi jauh di ostrali sana. Dia sempet mikir kalo ada Bang Johu disini, mungkin dia bakal milih pulang sama Bang Johu.. kenapa ya?

"Sun! Katanya mau nginep dirumah gue?"

Daehee nyempil dibalik kerumunan cowo tadi dan menepuk pundak Sunhee. Sunhee bingung. Emang kapan Daehee ngajakin nginep?

"Udah mending cabut sekarang aja yuk! Cafenya mo diberesin, kasian kalo kita tinggal lebih lama lagi.." Daehee menarik lengan Sunhee yang masih dalam keadaan bingung. "Eh guys, duluan ya! Thanks udah pada dateng!"

Daehee pun pergi menjauh dari tempat itu dengan Sunhee disampingnya.

Semua cowo cengo.

"Ah elu sih, Pin! Bukannya langsung diajak aja!" kata Siwan sewot.

"La? Mana gue tau dia bakal nginep dirumah Daehee! Udahlah wan cabut yuk. Mana tadi si Minwoo?" Kevin dan Siwan pun ikutan pergi menjauh.

Dongwoon dan June saling bertatapan. Keduanya memberi sorot mata yang tajam. Lalu disaat yang bersamaan, keduanya membalikkan badan dan berjalan pergi.

~~~~~~

"Eh eh Dae emang kapan gue bilang mau nginep?" tanya Sunhee sambil melepas lengannya dari genggaman Daehee.

Daehee berbalik badan dan menatap Sunhee. "Gue tuh barusan nyelamatin elo dari para pemangsa tadi! Lo ga liat apa mata mereka? Udah kayak mau makan elo tau ga. Gue ga kepikiran kalo lo milih salah satu diantara mereka, bakal jadi apa nantinya."

Sunhee menoleh kebelakang dan mendapati tempat tadi udah kosong. "Iya ya. Tengkyu ya Dae!"

Daehee berjalan menuju mobilnya. "Yaudah karna gue terlanjur boong, lo nginep beneran aja deh dirumah gue ya. Jihee mana?"

"Gatau, ilang ama makhluk bernama Minwoo."

"Oh. Oke," Daehee masuk ke mobil diikuti Sunhee. "Eh iya Sun, seandainya lo emang kudu milih, lo bakal milih dianterin ama siapa?"

"Ha?"

"Nanya doang kok. Milih siapa?" Daehee bertanya antusias, dia sudah mengharapkan satu jawaban.

"Sama Dongwoon lah," Sunhee langsung menjawab. Daehee kaget. "Secara kan serumah. Searah. Gampang pulangnya," lanjut Sunhee.

GUBRAK. Kirain Sunhee emang punya feel ama Dongwoon.

"Yeelah Sun!" Daehee menyenderkan punggungnya ke kursi mobil seraya mobilnya jalan disupiri oleh supirnya *?*. "Gue minta jawaban yang jujur! Lo kira-kira bakal milih siapa? Orangnya deh! Jangan mikir pulangnya gampang ato gimana."

Sunhee tampak berpikir. Dia mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada dagunya. Lalu dia berkata dengan mantep, "Ga mungkin Bang June, dia guru les gue, gue segen. Terus kalo Dongwoon, gue terlalu sering ngerepotin dia. Paling bareng Kevin ama Siwan aja dah, sekalian ngobrol-ngobrol.."

Daehee pun tersenyum dan puas akan jawaban Sunhee.

~~~~~~

Sampe di rumah Daehee, baik Sunhee maupun Daehee syok melihat sosok yang ada di depan pintu rumah. Oh oh siapa diaaaa?

Sunhee menatap mahluk depan pintu itu seperti ini -_____-
"Kemana aja lo gue cariin? Enak ya pergi ama Minwoo. Ninggalin gue dijepit ama Siwan ama Kevin abstrak itu."

"Kok lo disini, Ji?" Daehee nanya dengan nada perhatian yang jauh beda ama nada sinis Sunhee tadi.

"Gue inget mau nginep di rumah Dae unnie, jadi tadi si Minwoo nganter gue kesini unn. Ayo apa unn masuk, dingin tau diluar," Jihee meluk-meluk diri sendiri.

Saat memasuki rumah megahnya Daehee, ketiga makhluk Hee itu langsung menuju kamar. Udah pada cape. Dan ketika Sunhee lagi dikamar mandi, Daehee dan Jihee gosip berdua.

"Ji, lo tau kan si Sunhee lagi laku-lakunya sekarang?"

"Laku gimana unn? Tawaran syuting? Lah Sunhee unnie aja ga mau jadi artis kan, udah terkenal katanya," Jihee maen-maenin rambutnya.

"Ih bukan laku itu! Laku di kalangan cowo maksudnya!" Daehee menyisir rambutnya.

"Oh! Wets Sunhee unnie mah emang pujaan para pria unn. Emang kenapa? Sirik?" tanya Jihee. Daehee manyun. "Becanda unn. Kita semua juga laku kok unn, Sunhee unnie lagi laris aja emang."

"Menurut lo siapa yang cocok ama Sunhee? Gue pengen liat dia punya pacar dah sekali aja. Abis itu langsung suruh kawin HAHAHAHA" Daehee girang sendiri.

"Yang cocok ama Sunhee unnie? Jujur nih unn aku suka liat Sunhee ngobrol ama cowo ringkih tadi yang temennya temennya Sunhee unnie," kata Jihee ribet.

"Temennya temennya Sunhee? Temennya Kevin? Siwan?"

"Ya pokoknya yang imut tapi ringkih."

"Oh. Kenapa lo ngerasa mereka cocok?" Daehee kurang setuju ama pendapat Jihee.

"Sunhee unnie kasar, tapi si Siwan itu lembut. Sunhee unnie bacot, si Siwan itu kaleman dikit. Mereka bisa saling melengkapi unn!" Jihee berkata dengan antusias.

"Hoo. Ah gue sukaan liat Sunhee ama Kevin dah.." samber Daehee.

"HA? Si temennya yang abstrak itu? oh no no no, Daedae unnie.." Jihee menggerakkan telunjuknya.

"Kenapa engga? Siwan itu profilnya terlalu ringkih buat Sunhee. Kesannya ga bisa jagain Sunhee, justru Sunhee yang kudu jagain Siwan.. Nah kalo ama Kevin, kan jelas tuh, mukanya kayak abang-abang, badan kayak kuli, setrong kan pastinya? Bisa tuh buat jagain Sunhee. Cocok," jelas Daehee panjang lebar.

"Yah unnie mah liat fisik.."

"Eh, secara kepribadian dia juga cocok! Udah deket lagi kan, bestfriend dari dulu. Tinggal kita dorong dikit, jadian dah!" Daehee semangat.

"Tapi unn, mukanya itu loh, kasian Sunhee unnie.."

"Maksud lo?"

"Kalo si Kevin macarin Sunhee unnie, iya dia sih anugerah, tapi bagi Sunhee unnie pasti itu musibah!" Jihee berkata dramatis.

"Apaan musibah? Siapa yang kena?" tanya Sunhee keluar dari kamar mandi dalam bentuk rambut diiket asal, dan muka ditutupi masker instan.

Daehee dan Jihee langsung pura-pura siap-siap tidur-tidur *?*

~~~~~~

Keesokan paginya ternyata masih hari sekolah. Jihee dan Daehee pada kebingungan nyiapin baju seragam sedangkan Sunhee masih terlelap.

"WOI SUN! Sekolah kaga si lo? Udah siang nih! Jam 7 jam 7!" Daehee menyibak selimut Sunhee dan meneriakinya.

"Aaah gue tuh kalo abis solat subuh biasanya emang tidur dulu! Nyantai ngapa sekolah masuk jam setengah 9."

"Ini rumah gue, bukan rumah elo yang rada deket ama sekolah. Dan disini gue ga punya mobil Ferrari yang bisa ngebut kayak punya lo itu! Gue cuma pake Jaguar! Dan Jaguar bukan buat balepan! BANGUN! Mandi!" Daehee menarik tangan temannya yang lebih cantik dari Nana After School itu.

"Ah elaaaah~ tapi gue ga keramas ya.."

"Lo terakhir keramas kapan?"

"Empat hari yang lalu."

Daehee kaget dan menampilkan muka jijik. Tapi rambut Sunhee kayak dikeramas tiap hari, ga pernah keliatan lepek, berminyak, atau kering.

"Terserah deh. Buruan!"

Sunhee pun mandi secepat kilat. Sebenernya dia ga usah mandi, orang-orang juga gabakal tau. Secara dia mandi ga mandi tetep aja mukanya seger. Cuma ya demi menjaga kehigienisan *?* jadi tetep mandi.

Keluar dari kamar mandi, tiba-tiba udah ada seragam Sunhee di atas kasur. "Dae? Ini siapa yang nyiapin?" tereak Sunhee keluar.

"Ada Dongwoon nih dibawah! Tadi dia pagi-pagi nganter! Udah buruan lu dandan ga enak nih ditungguin!" tereak Daehee jauh lebih kencang. Sunhee ampe mengerutkan wajah saking cemprengnya suara Daehee.

Sunhee pun bersiap-siap sambil memikirkan kebaikan hatinya Dongwoon yang udah cape-cape nganter seragam, meskipun Sunhee ga minta.

~~~~~~

"Dongwoon.."

Dongwoon menoleh dan mendapati Sunhee memasuki kelasnya. Cara jalan Sunhee yang bagaikan Nana di MV nya After School yang Bang! Sms siapa ini Bang? membuat para cowo kelasnya Dongwoon terkesiap, diam, dan meneteskan air liur.

"Thank you ya udah nganter seragam gue tadi! Mama papa bilang apa gue ga pulang?"

Semua mata menatap Dongwoon. Para cowo pun berpikir kalo si Dongwoon ini tinggal serumah ama Sunhee. Hawa-hawa pembunuh udah mengelilingi mereka.

"Eh.. oh saya.. eh, gue bilang lo nginep dirumah Daehee. Mereka iya iya aja kok," Dongwoon nyaris salah ngomong karna gugup diliatin tatapan tajam temen-temen sekelasnya. Kecual Doojoon yang emang udah tau kalo Dongwoon kerja di rumah Sunhee.

Sunhee yang menyadari tatapan disekelilingnya, langsung balik badan dan berkacak pinggang. "Kalian kenapa ngeliatin Dongwoon kaya gitu? Ga suka ngeliat gue ngomong sama gue?"

Cowo-cowo lain pun diem dan langsung beralih mengerjakan hal lain. Sunhee tersenyum dan melihat Dongwoon lagi. "Kalo ada apa-apa bilang gue ya! Gue gamau ada salah paham," Sunhee berbalik dan berjalan pergi.

"Thanks.. Sun," bisik Dongwoon seraya menatap Sunhee menjauh.

Doojoon hanya bisa tersenyum melihat temannya itu.

~~~~~~

Bell pulang sekolah berbunyi. Daehee membereskan tasnya sambil ngomong ke Sunhee. "Sun, temenin shopping yuk? Birthday nya Jihee kan bentar lagi, kita nyiapin apa nih?"

Sunhee memasang tas ransel teddy bear kesayangannya itu dipundaknya sambil melihat jam tangannya. "Sekarang hari apa? Gue les dance nih, udah sering banget bolos! Ga enak ama Bang June.."

"Oooh. Oke dah. Eh.. salam buat itu.. anu.. mantan gue.." Daehee menunduk dan menggaruk kepalanya.

"Dungdung? Sip deh. Yaudah gue duluan ya.. eh nyamperin Dongwoon dulu deh kesebelah," Sunhee melambai pada Daehee dan berjalan ke kelas sebelah. Belom sempet nyapa tu kelas, Doojoon udah berdiri dan nyamperin Sunhee.

"Sunhee, lo liat Dongwoon?"

Sunhee mengerutkan alisnya. "Lah? Gue baru kesini mau nyariin dia. Kok lo malah nanya gue?"

"Gawat.." kata Doojoon cemas.

"Kenapa? Ada apa?" Sunhee melihat kesekeliling kelas. Kan baru bel, kok kelas lo udah sepi? Tapi kok tas-tas anak kelas lo masih disini? Pada kemana?"

Doojoon tampak cemas.

"Doojoon, bilang ke gue ada apa. Lo jangan bikin perasaan gue ga enak gini!"

"Tadi pas istirahat, gue denger anak-anak cowo pada ngomongin sesuatu. Tapi tiap gue ato Dongwoon nengok, mereka berhenti. Terus tadi pas jam terakhir, Dongwoon izin keluar kelas, mungkin ke kamar mandi. Tapi dia ga balik-balik. Terus ga lama, 3 orang anak cowo izin keluar juga. Gue takutnya..."

Sunhee yang raut wajahnya penasaran langsung berubah jadi khawatir juga. Doojoon ampe rada terpesona, cuma dia inget ini majikan temennya. Jadi ya..

"Jangan-jangan karna tadi pagi gue salah ngomong? Yang gue bilang tentang bokap-nyokap gue.."

Doojoon mengangguk pelan. "Apa menurut lo kita susulin dia aja sekarang?"

"Ayo," jawab Sunhee cepat.

~~~~~~

Sementara itu, di halaman belakang sekolah ada empat orang, tepatnya tiga orang yang ngerubungin satu orang.

"Lo tuh masih diitung anak baru ya disini. Jangan belagu lo!"

"Masih baru udah berani ngegebet cewe paling populer disini? Pede banget!"

"Kalo lo emang berani ngegebet Song Sunhee, lawan dulu kita! Kita yang udah dua taun disini belom sempet deket ama dia, eh elo yang baru dateng dengan santainya bisa ngobrol ama dia. Bener-bener songong ya lo!"

Salah satu cowo itu melayangkan tinjunya ke Dongwoon. Tambah lagi memar di wajahnya. Dia ga berniat ngelawan, karna kalo iya, cuma bakal memperpanjang masalah aja.

"Eh, lo pengecut banget sih? Udah dikeroyok gini, malah diem aja," kata satu cowo yang dari tadi ga berenti mukulin Dongwoon.

"Gue? Ngeladenin lo semua?" Dongwoon melihat wajah tiga cowo itu satu-satu, "Hidup gue masih lebih penting daripada ngeladenin pengecut yang teriak pengecut, beraninya cuma maen keroyok!"

"Kurang ajar lo ya!" salah satu cowo memukul wajah Dongwoon lagi, lalu menendang perutnya hingga Dongwoon jatuh. Punggungnya menabrak tembok dibelakangnya. Dongwoon meringis.

"CUKUP!"

Ketiga cowo itu menoleh. Doojoon berlari kearah mereka, diikuti Sunhee dibelakangnya.

"Pergi dari sini, ato gue bales semua yang lo lakuin barusan!" ancam Doojoon pada tiga cowo itu. Ketiga cowo tadi perlahan mundur dan pergi dari tempat itu. Wajar, Doojoon ini keponakannya kepala sekolah, terus megang sabuk item karate. Tiga cowo tadi gamau ambil pusing.

Sunhee dengan panik menghampiri Dongwoon yang masih kesakitan. Ada memar yang tampak di samping matanya, hidungnya mengeluarkan darah, dan bibirnya sobek sedikit. Sunhee jadi ikutan meringis melihat muka Dongwoon.

"My gosh.. Dongwoon, lo.." Sunhee membantunya duduk dengan posisi yang benar. "Are you okay?"

Doojoon berjongkok dihadapan Dongwoon. "Lo kenapa ga bilang ke gue? Biasanya lo kalo ke toilet ngajak-ngajak. Gue udah curiga lo bakal diapa-apain, taunya bener. Lo ga ngelawan tadi?"

Dongwoon menggelengkan kepalanya. Kemudian dia menyentuh bibirnya, lalu meringis lagi.

"Ah! Jangan dipegang-pegang lukanya! Yaampun, muka lo memar semua gini.. ini pasti gara-gara gue kan? Gara-gara tadi pagi gue kekelas lo dan ngomong seenaknya sampe pada ngeliatin? Iya kan?"

Dongwoon menggeleng lagi. "Engga. Bukan salah lo.."

Sunhee merasa hatinya sangat berat, dadanya sesak dan dia berusaha keras menahan agar air matanya ga jatoh. Sunhee menarik Dongwoon pelan dan memeluknya.

"Mianhae, Dongwoon.." kata Sunhee, sambil melepaskan air matanya.

~~~~~~

Dongwoon's POV

Penyebab utama mereka ngeroyokin gue, emang Sunhee, tapi gue ga mungkin bilang ke dia..

"Engga. Bukan salah lo.."

Gue ngeliat wajah Sunhee penuh dengan rasa cemas, kasihan, sedih dan segala macem. Meskipun gue ga bilang ini semua karna dia, dia seolah tau semuanya. Gue baru mau bilang kalo dia ga usah khawatir..

"Mianhae, Dongwoon.."

Detik selanjutnya, gue udah ada dalam pelukan Sunhee. Pelukannya longgar, tapi seolah dia nyalurin segala kesedihan dia lewat pelukan itu, dan rasa sesalnya juga. Gue tau dia nangis. Ga peduli gimana cara dia nyembunyiin air matanya, gue tau dia nangis. Gara-gara kejadian ini, gue ngerasa ada yang beda sama Sunhee. Dulu gue kira dia baik banget sama gue cuma karna kasian sama gue. Tapi ternyata kebaikan dia tulus. Dan dia gatau kalo gue sebenernya nyimpen perasaan yang tulus juga buat dia. Tapi gue ga bisa ngasih tau dia sekarang. Gue cuma bisa membalas pelukannya dan menepuk punggungnya pelan.

"Gwenchanayo.."

~~~~~~

"Iya, izinin gue ga les ya, Bang? Tengkyu. Bangku.. i lobe you. Hehehe~"

Sunhee tertawa pelan sambil menutup hapenya. Dia sedang duduk di bangku yang terletak di depan minimarket. Lagi nungguin Doojoon beli obat, hansaplas, dan segala yang perlu buat ngobatin Dongwoon. Sunhee menoleh ke Dongwoon.

"Lo beneran gapapa?" tanya Sunhee sambil memperhatikan wajah Dongwoon.

Dongwoon mengukir senyum kecil. "Gapapa. Beneran," jawabnya sambil mengangkat tangannya dan membentuk peace-sign.

"Aish, ini bibir lo ampe kayak gini," Sunhee menyentuh bibir Dongwoon perlahan. "Sakit ga?"

Dongwoon terdiam.

Tadi gue dipeluk. Sekarang muka gue disentuh-sentuh. Mimpi apa gue semalem?

"Ga sakit ya?" gumam Sunhee pada diri sendiri. "Kalo ini sakit ga?" tanya Sunhee sambil menyentuh bibir Dongwoon lagi, kali ini nyentuhnya ga nyante.

"ADAW! Wuanyeng ini sakit! Pelan-pelan megangnya!" Dongwoon tersentak dan mengaduh kesakitan.

Sunhee tertawa lepas. "Hahaha iya maap abisnya lo tadi ga jawab sih! Oke oke sini muka lo masih mo gue periksa, tapi gue pelan-pelan deh, unyu unyu.."

Dongwoon tersenyum dan menahan tawanya karna Sunhee bertingkah sok imut tapi emang imut. Dalam hati dia sedikit bersyukur akan apa yang terjadi padanya hari itu.

Dari jauh, sepasang mata mengamati mereka...

To be continued...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kali ini ga ada new cast! Pusing gue!
kalo soal 3 cowo tadi, lo bayangin aja kira-kira siapa yang pantes meranin :D

Monday 15 March 2010

Les Privat {mplot 10}

“Sang, kita ngapain shopping sih? Di rumah gue kan dress udah banyak. Sepatu juga. Tas? Perhiasan? Segudang. Pake yang ada ajalah. Lo juga boleh deh minjem dress-dress gue..”

Sunhee sibuk menyisir poninya sambil ngaca di depan kaca super gede di dalem toko sepatu. Jihee yang daritadi cuma muter-muter akhirnya nyerah.

“Iya ya, barang-barang disini ga sebanding ama yang unnie punya dirumah! Koleksi unnie kan banyak dari Paris tuh. Yah produk lokal gini mah lewaaaat..” kata Jihee lebay sambil ngeliatin barang-barang di etalase dengan pandangan menghina.

Sunhee yang merasa diliatin penjaga toko judes, langsung narik Jihee keluar. “Gue tau barang-barang gue emang high class, tapi jangan kenceng-kenceng gitu juga sang ngomongnya!”

Jihee menghela napas. “Maap deh. Gimana kalo kita nyalon aja unn? Krimbat kek. Meni pedi kek. Cabut bulu ketek kek.”

“Hmm. Kebetulan tukang spa di rumah gue lagi pulang kampung. Oke kita ke salon!”

Sunhee dan Jihee berjalan ke parkiran. Sunhee bawa mobil VW beetle kuningnya, nyetir sendiri. Kata Sunhee sih, bosen disupirin pak Lee mulu. Sekali-kali dia istirahat.
Jihee menunjukkan arah menuju salon langganannya. The Bbi Ssang Beauty House. Dari namanya aja, Sunhee udah bisa tau kenapa salon itu jadi salon langganannya Jihee.

Dan Sunhee udah bisa bayangin gimana interior salon itu.

“Yak sudah sampai! Ayo unn, aku kenalin ke mas-mas ama mbak-mbak langganan aku.”

Sunhee turun dari mobil, membuka kacamata hitamnya, dan mengunci mobilnya. Satpam yang jaga di depan udah bengong-bengong liatin Jihee sama Sunhee.

“Kayaknya.. mobil gue matching banget ama ni salon,” Sunhee menggumam sambil memasuki salon itu.

Jihee melihat sekelilingnya. “Nah itu dia. Bang! Bang Jo Kwooon!”

Si empunya nama nengok dan berjalan lebay menghampiri Jihee. “Jiji! Udah berapa kali gue bilang kalo you mau manggil I, kudu pake Jeng! Okay? Jeng Kwonnie!”

Sunhee mengerutkan dahi dan memandang Jo Kwon dari atas ampe bawah.

“Oh? You bawa temen? Siapa ini? Kenalin dong!” Jo Kwon ikutan mandang Sunhee dari rambut ampe kaki.

“Ini Sunhee, Jeng. Song Sunhee. Kebangetan ah kalo lo gatau.”

“OOOH!” Jo Kwon menganga lebay. “Song Sunhee putri keluarga Song yang super duper kaya itu? Yang rumahnya di gangnam? Yang bapaknya artis terkenal sekaligus pebisnis nomor satu di korea? Yang emaknya punya produk make up terkenal itu?”

Sunhee menggumam pada dirinya sendiri. “Nyokap gue punya brand make up?”

“Situ anaknya Song Jihoon ama Song Hye Gyo pan?” Tanya Jo Kwon lagi.

“Iya.”

“Pantesan cantik BEUDH! Aduuh ini idung sempurna amet. Pipi mulus bener, bibir imut-imut, rambut aluuus banget tapi kok pirang?”

“Iya, ini dicat pirang di rumah sendiri.”

“WAAAAH COOL BANGET. Natural! Ada lowongan kerja di rumah you ga? Gue muak nih kerja disini.”

“JO KWON GET BACK TO WORK!”

Sunhee dan Jihee langsung menoleh ke arah suara. Jo Kwon langsung ngibrit ke tempat krimbat.

“I’m sorry for his.. wild attitude. Welcome to Bbi Ssang Beauty House, can I help you?”

Sunhee melihat laki-laki cantik yang berdiri di depannya. Senyumnya begitu manis, englishnya faseh. Pokoknya overall ni cowo mendekati perfect deh. Udah gitu rambutnya pirang, Sunhee selalu seneng kalo ketemu orang yang sama-sama pirang.

“I’m Kevin Woo. The owner of the beauty house. Actually it’s my mom’s, but she handed over it to me, and went to San Fransisco to take care of our outlet there.”

“Kevin?” Sunhee refleks mengulang nama itu.

“Yes. And you are..?” Si Kevin pirang ganteng ini mengulurkan tangannya.

Sunhee menjabat tangan si bos salon itu. “Song Sunhee. The only daughter of the Song family..”

“You’re THE Song Sunhee? Oh my Gawd it’s such a pleasure to have you here! Please, take a seat!” si Kevin langsung heboh nyiapin tempat duduk, ngajak Sunhee duduk segala macem. Sunhee cuma iya iya aja sambil ngikutin Kevin.

“So what brings you here? Do you need a special treatment? A new haircut, perhaps? Or you would want to try our new set of spa?”

Si Kevin Woo ini sangat antusias menawarkan fasilitas-fasilitas super lengkap yang ada di salonnya ini. Sunhee baru sadar kalo si Jihee udah ga disampingnya lagi, udah ilang. Maybe dia asik meni pedi. Susah nyari sebuah pisang ditengah tumpukan pisang lainnya seperti di salon ini. The beauty house was too yellow.

“Our beauty house is really special. We always use the mixture of banana for our products. For the hair masks, for the hand lotions, shampoo. Everything! Blablabla..”
Sementara Kevin Woo menjelaskan konsep salonnya secara panjang lebar, Sunhee menangkap sebuah sosok yang sepertinya dia kenal.

“I’m sorry would you excuse me for a moment? I think I saw a friend over there..” kata Sunhee dengan sangat halus dan ramah, membuat si Kevin yang cantiknya hampir nyaingin Sunhee, akhirnya terdiam dan mengangguk cepat.

Sunhee berdiri dan berjalan ke arah tempat hair-do. Di sana dia melihat 6 sosok cowok berkepala kerucut. Maksudnya, kepala mereka ditutupi alumunium foil, dan mereka semua tampak seperti.. alien.

Baru aja kata ‘alien’ muncul di kepala Sunhee, tau-tau cowo yang paling pojok becanda ama temennya sambil bilang “Bbi rong bbi rong! Bbi rong bbi rong!”

Sunhee langsung kicep dan agak ilfeel pas liat siapa si makhluk bbi rong itu.

“Dongwoon!”

“Bbi rong bbi.. loh? Nona?”

Sunhee mendekati Dongwoon dan berdiri dibelakangnya. Sekarang Sunhee menatap cermin dan berbicara pada Dongwoon melalui cermin itu *ngerti maksud gue kan?*

“Kamu kok bisa disini?”

“Ini, kan besok partynya Daehee, nah saya di traktir ama Doojoon nih, berenem pada nyalon semua. Cuma ngebenerin rambut doing kok, Nona. Yah, yang pengen tampil cakep kan ga cuma cewek aja, ya ga, Seob?” jelas Dongwoon sambil menutup mukanya dikit. Dia malu muka aib dan kepala kerucutnya itu dilihat oleh majikannya yang lebih cantik dari Nana After School itu.

“Yoi men. EH? NENG PIRANG CANTIK ADUHAI!” sahut si Yoseob dengan girang.

“Loh? Yoseob ikutan juga? Yaampun. Apakabar, Seob? Bae-bae aja kan dirumah Yunhee? Dia masih sering KDRT? Eh maksudnya, masih suka galak ga?” Tanya Sunhee dengan friendly seperti biasa. Dongwoon hanya tertegun memandang majikannya.

“Hahah si neng bisa aja. Neng pirang kedua udah ga galak kok. Abisnya dia udah ketemu ama tunangannya! Si bumbum. Eh.. jibum! Eh bentar..” Yoseob menggaruk kepala kerucutnya. “Park Jaebum! Iya, Jaebum! Si bang Jay teh baru pulang dari Amrik. Sejak tinggal di rumah, Neng pirang kedua jadi baiiiik banget..” cerita Yoseob panjang lebar dengan gaya yang imut, menutupi aib kepala kerucutnya.

Sunhee tersenyum tulus. “Waaah, selamet deh kalo gitu. Salam buat Yunhee unnie ya!”

“Nona Song!”

Sunhee menoleh ke suara cempreng tadi. “Jiah ilah elu lagi. Kok lo ikutan juga?”
Sunhee sekarang berjalan mendekati Hyunseung.

“Iya dong! Kan saya berenem bespren nih. Jadi so pasti ikutan! Eh nona, style rambut saya keren loh. Nanti liat ya!” Hyunseung berkata penuh excitement.

Sunhee hanya bisa tertawa pelan. “Iya iya. Aduh kalian beruntung banget bisa ditraktir. Mana si empunya duit?”

“Ehem,” sahut sebuah suara.

Sunhee muter lagi. Capek juga muter-muter nyamperin ni cowo semua satu-satu.

“Halo! Gue Doojoon, yang empunya duit. Hehe,” Doojoon mengulurkan tangannya. Sunhee menjabatnya pelan.

“Sunhee,” kata Sunhee sambil tersenyum manis.

Beuh. Pantesan Dongwoon betah kerja ama Sunhee meski cuman jadi pembantu!


“Nona, itu dua temen saya yang lain. AJ, ama Junhyung,” kata Dongwoon sambil nunjuk temennya.

“Halo,” Sunhee menunduk sedikit pada dua orang tadi. Dua orang yang disapa malah bengong-bengong terpesona ga jelas. Sunhee nyengir dan kembali mendekati Dongwoon.

“Kamu kalo udah selese bilang saya ya. Saya bawa mobil, jadi kalo mau pulang bareng, kasitau aja. Saya masih bakal ada di salon ini kok,” Sunhee lalu berjalan menjauh. “Dah semuaa!”

“Dadaaah Sunhee!” kata Doojoon, AJ, dan Junhyung.

“Dadaaah nonaaa!” kata Hyunseung ama Yoseob. Beda ya, status pembantu ama pelajar biasa.

Sunhee kembali ke sofa-sofa tempat tadi si Kevin Woo ngoceh. Ternyata dia masih disana.

“Your friends?” Tanya si KevWoo.

“Yep. Hey can I get a special face treatment? My face has been oily lately so..” Sunhee menyentuh wajahnya pelan.

“Oh, of course! This way please,” Kevin Woo langsung berdiri dan memimpin Sunhee ke suatu tempat.

“Do you want my people to handle you or..” Kevin menanyakan Sunhee, mau dilayanin ama siapa. *kedengerannya agak gimana ya..*

“Who has the best gentle but magic hands in this beauty house?” Tanya Sunhee.

Kevin melihat sekeliling. “Uhm, not to brag, but.. me.” Kevin tersenyum lebar dan cantik.

Sunhee tertawa pelan. “Okay. Then you it will be.”

Kevin pun mencuci tangannya dengan sigap. Dia lalu menyuruh Sunhee menyenderkan kepalanya perlahan ke kursi nyaman yang sudah didudukinya. Kevin pun mulai membuat magic dengan tangan-tangan halusnya.

“So, Kevin, you’re Korean, right? Your English is so flawless, have you lived abroad?” Tanya Sunhee dengan mata terpejam.

Muka Kevin begitu serius. Dia tidak akan bercanda kalo udah yang namanya kerja. “Yes. I grew up in San Fransisco.”

Mulut Sunhee membentuk huruf O. Kevin hanya tersenyum.

“Your name reminds me of my friend,” ujar Sunhee lagi.

“Really?” Kevin menuangkan sejumlah cream ke tangannya, dan mengoleskannya perlahan ke muka Sunhee.

“Yeah. His name is Kevin, too. His last name is Kim. We grew up in Australia together. And I just met him a few days ago after years!”

Si Kevin Woo yang begitu serius dengan aktivitasnya terlihat tertarik dengan topik omongan Sunhee. “Wow. His English is fluent to, then?”

“Very. He has this Aussie accent which I don’t have. His face is really Korean, unlike yours. That’s why I find it funny when things get unreasonable, he starts babbling English.”

Kevin Woo tertawa elegan tapi tulus mendengar cerita Sunhee. Biasanya dia diem aja kalo customer lagi dilayanin. Tapi Kevin ga bisa diem aja kalo ngadepin Sunhee. Udah cantik, baik, tajir, talkative, kurang apa? Lebih cantik dari Nana After School lagi, ye kan?

“You guys are like, besties? Really close?” Tanya Kevin.

“Yes, we share stories, spent our crazy childhood together. He is really my bestfriend.”

“Since his name is Kevin, he speaks English well, and is your bestfriend.. Can I be your bestfriend too? I have the same name and the same ability in English..”

Sunhee membuka matanya. Kevin Woo menatapnya dengan sebuah puppy face, lalu mengerjap-ngerjapkan matanya dengan cepat dan imut. Sunhee lalu tertawa lepas melihat kecomelan si Kevin pirang itu. Kevin pun bangga dan tersenyum imut lagi, pokoknya semua yang dilakukan Kevin disertai dengan keimutan deh.

“We will be friends, Kevin! Whether it is best or not, it will progress, okay?” ujar Sunhee lembut.

“Okay! Make sure you consult your beauty problems with me. Would you look at my face? It’s bright right? Of course you will be like me,” kata Kevin pede.

“Wow you are so confident! For a fun guy like you, it’s okay,” Sunhee tersenyum lagi.
Keduanya pun lalu berbincang hal yang lain hingga facial treatment Sunhee selesai.

~~~~~

Tiba-tiba hari yang ditunggu pun tiba! Birthday Daehee, sweet seventeennya Daehee! Sunhee dan Jihee udah ngumpul di kamarnya Daehee. Mereka bertiga mau berangkat bareng ke café sewaannya Daehee.

“Sun, buruan! Telat nih nanti!” Daehee melirik jam tangannya berkali-kali.

“Tar dulu! Mana ya high heels gue tadi…”

“Unn, unn, aku pake dress ini aja gapapa kan?”

“Yang bener cuma itu doang? Ganti! Formal dikit napa, ini pesta tau.”

“Tapi pewean yang ini, unn.”

“BERISIK!” Daehee muak. “Kapan mau berangkat?”

Sunhee akhirnya menemukan high heelsnya. “Yay! Sekarang.”

Jihee cepat-cepat mengganti bajunya jadi baju yang disarankan Sunhee. “Ayo, unn.”

Daehee menatap kedua temannya. “Kok jadi lo berdua yang lebih cantik daripada gue sih?”

Sunhee dan Jihee saling bertatapan. Lalu menoleh ke cermin. Sunhee memakai two piece, rok mini putih dengan atasan putih garis-garis item, dan sabuk item kecil di pinggangnya. Jihee memakai dress yang motifnya kayak sarung tapi udah di modifikasi, jadi cantik banget. Sedangkan Daehee make dress item pendek, sleeveless dengan kalung ditengah dan aksen rumbai di bahunya.

“Lo kalo mau narik perhatian lebih, tinggal sexy dance, gampang kan?” Sunhee nyolot lalu berjalan keluar pintu kamar.

Daehee menaikkan bahunya. “Iya juga ya.” Lalu menyusul Sunhee keluar.
Sedangkan Jihee sibuk ol dengan hapenya. Apa yang sedang dia lakukan? Ol ym. Ya, hape yang dia pegang itu hape Sunhee. Lagi-lagi Sunhee ga log out YM, jadi Jihee lancar melaksanakan akal bulusnya. Berikut yang dia ketik :

Sunsun : we’re on our way to the café, see you there, K!
KK : then I’ll be going now too with Minwoo and Siwan. Can’t wait to see you, Sun!

“HAHAHAHAHAA” tiba-tiba Jihee ngakak geli ga jelas. Sunhee langsung nengok dan menyadari apa yang sedang dipegang Jihee.

“Hape gue ya? SINIIN GA!” Sunhee berjalan cepat dan menyambar hapenya. Beruntung Jihee sempat mengclose aplikasi YMnya. Jadi Sunhee tetep gatau kalo Jihee ngajak si KK itu. Hohoho.

~~~~~

Kita langsung skip ke bagian potong kue aja. Jadi ya, saking ramenya tu café, si Sunhee teh ga merhatiin orang-orang disekitarnya. Padahal, udah ada Dongwoon dan 5 temennya, ada abang Seungho dan bangkee, beserta June, Mir, dan Dungdung. Oh bicara soal Dungdung, si Daehee putus ama dia. Balikan ama mantannya, Jonghyun. Ckckck.

Daehee langsung ngajak Sunhee ama Jihee ke panggung kecil ditengah café. Sunhee berdiri di kanan Daehee, Jihee di kiri. Setelah Daehee berpidato sebentar, semua orang tepuk tangan dan nyanyi happy birthday. Lalu Daehee tiup lilin, blablablabla. Terus ya pas mau motong kue, tiba-tiba ada yang nutupin mata Daehee dari belakang.

“Sun! gue mau potong kue nih, jangan ditutupin gitu dong!” Daehee jadi rada sewot.

“Bukan gue.”

“Jiji!”

“Pede banget lu unn, gue sih emang nungguin kue, ngapain nutup-nutup mata lu.”

Daehee jadi parno. “Te.. terus yang ini.. tangan siapa? Setan ya? WUAAAAAAA”

“Ssssht! Ini gue, Dae!”

Daehee menoleh dan mendapati seorang cowo berambut pirang ga niat (setengah pirang setengah coklat) sedang tersenyum lebar ke arahnya. Sunhee melihat dengan iri. Jihee memalingkan muka takut muntah.

“Happy birthday jagiyaaaa!” kata si cowo pirang ga niat itu. Lalu mereka berpelukaaaaaaan. Teletubbies, teletubbies.. say hello~

Sunhee melihat Daehee dan pasangannya dengan tatapan gue-jadi-pengen-punya-cowo-deh. Pas Daehee selese pelukan, udah mau cipokan tuh, terus Sunhee ngeliat ke sekeliling dan ga ada yang mencegah itu terjadi. Sunhee langsung pura-pura batuk heboh.

“WOHOK WOHOK kuenya UHUK belom dipotong tuh WOHOK..” Sunhee berakting dengan sangat payah namun tetep aja cantik dan berhasil menarik perhatian para penonton. Bapak-bapak, Ibu-ibu, semua yang ada di sana.

Daehee terlihat kesel. Jonghyun hanya bisa senyum-senyum najong. Sunhee tersenyum innocent. Daehee pun luluh.

Akhirnya potong kue, Daehee ngasi first cake ke Jonghyun. YAIYALAH YA. Abis itu second cakenya..

“Buat gue bukan, Dae?” Sunhee pengen. Udah ngiler duluan liat cheesecake tingkat 3 itu.

“Buat aku dong, ya ga, unn?” Jihee juga pengen. Lalu Sunhee dan Jihee bertatapan seakan-akan mereka ibu-ibu yang ngerebutin panci yang tinggal satu di event diskon besar-besaran.

Daehee dengan cerdas memotong sepotong potong *?* cheesecake yang besar. Dia menaruhnya di satu piring, lalu meletakkan dua sendok kecil di atasnya.

“Second cake buat lo berdua lah! I can’t choose over you two! Thanks for always being around,” kata Daehee.

Sunhee terharu. Jihee tersenyum tulus. Mereka lalu berpelukan lagi bertiga, unyu unyu unyu.

Setelah semua kebagian kue, orang-orang pada mencar. Ada yang berkumpul dan ngobrol di meja makan, ada yang minum sambil diri di tepi kolam renang, Daehee ama Jonghyun ada di area buffet.

“Bete ga, Sang?” Tanya Sunhee.

“Kita mesti cari gebetan unn. Aku muak liat Daehee nempel ama Jonghyun gitu.”

Sunhee mengangguk antusias. Dia meletakkan gelasnya di sebuah meja kosong. “Jalan yuk.”

Jihee dan Sunhee mulai berkeliling café. Kemanapun mereka lewat, mata-mata terang para lelaki mengikuti mereka semua. Tapi sayangnya ga ada yang bikin dua cewe cantik ini tertarik. Pas nyampe di bar deket panggung, ada yang manggil..

“Sunhee!”

Sunhee nengok dan mendapati tiga orang cowo lagi ngaso di pinggir bar. Yang atu mukanya abstrak, yang atu muka lucu dan ringkih, yang satu lagi kurus tirus tapi masih lebih bertenaga.

“Kev? What are you doing here?” Sunhee cengo mendapati Kevin yang ga kenal Daehee bisa ada disitu. Bawa dua piaraan lagi. Eh salah, dua majikan. Dia piaraannya. HOHO.

“Mampus gue,” bisik Jihee pada diri sendiri. Namun kepanikannya teralihkan karena sosok yang duduk disamping Kevin. Itukah yang namanya Minwoo? Kok lucu?

“You invited me, remember? Haha you look bored, what’s wrong? Come join us!” Kevin menggeser tempat duduknya, menyisakan sebuah tempat duduk kosong di antara dia sendiri dan Siwan, supaya Sunhee bisa duduk disitu. Siwan jadi agak salting dan refleks membetulkan rambutnya.

“Halo Siwan~” sapa Sunhee ramah.

“Eh? I.. iya. Halo juga,” Siwan salting banget banget. Ga pernah duduk disamping cewe yang lebih cantik dari Nana After School sih.

Sunhee nengok-nengok nyariin Jihee. Pas nengok ke arah Siwan, Siwan tercengang. Pas nengok ke arah Kevin, Kevin kicep. “Jihee mana sih?”

“Maksud lo, temen lo yang itu?” Tanya Siwan sambil nunjuk ke dua orang yang duduk agak jauh dari mereka. Jihee udah ngobrol akrab ama si cowo.

“Itu.. siapa?”

“Minwoo. Temen segeng kita,” kata Siwan sambil ngaduk-ngaduk minumnya. Sunhee gemes liat keimutan Siwan yang lagi salting itu.

“You didn’t remember that you invited us here?” Kevin angkat bicara. (Mohon jangan bingung. Ini Kevin yang abstrak, yang anak ZE:A. Bukan mas cantik Kevin Woo yang di salon tadi)

“When?” Sunhee menampakkan muka cantiknya yang bingung. Siwan makin kicep.

“Through YM. The day after we met?”

Sunhee melihat ke atas. Dengan bodoh Siwan ikutan ngeliat ke atas, apakah Sunhee sedang mencari cicak?

Lalu Sunhee menjentikkan jarinya. Siwan kaget. “Pasti Jihee nih.”

Kevin ngeliat ke Siwan. Siwan naikkin bahunya. Tiba-tiba…

“JUNG JIHEE!”

Jihee yang lagi ngobrol ama Minwoo tersentak dan menoleh, “I.. iye unn?”

“Lu yang take over YM gue pas gue baca novel ya? Terus chat ama si abstrak di samping gue ini?” Kevin merasa dadanya tertiban batu besar. UGH!

“Abisnya, kan kita bingung mau ngajak siapa unn, terus kebetulan si KK itu ol, terus ya.. loh situ yang namanya KK?” Jihee nunjuk-nunjuk Kevin.

“Yeah. KK stands for Kevin Kim. So it was you who chatted with me that time?”

Jihee berdiri dan membungkukkan badannya 90 derajat ke Sunhee dan Kevin. “Mianhaeyo! Waktu itu aku iseng semata. Ga berniat apa-apa, beneran deh.”

Sunhee menyilangkan tangannya. “Dia bilang apa aja, Kev?” Tanya Sunhee pada Kevin.

Kevin melihat ke atas. Siwan mengikutinya dengan amat sangat tolol ampe Sunhee makin gemes. “I don’t know. Nothing important though.”

“Jihee jangan diulang ya. Ampe nanti YM lo gue hack, baru tau rasa lo.”

“IYA UNN, AMPUN. Unn, aku ke buffet dulu ya ama Minwoo, dadaaaaah!”

Jihee pun kabur. Sunhee geleng-geleng. “Tu anak cepet banget bisa akrab ama cowo dah.”

“Aren’t you fast in getting along with guys too?” Kevin menanggapi Sunhee.

“I am?” Sunhee malah nanya balik. Kevin mendengus pelan dan tertawa. Siwan masih ngaduk-ngaduk minumannya.

“I’m glad you came, Kev. I would die out of boredom here. And you too, Siwan,” Sunhee tersenyum pada Siwan. Siwan jadi pengen nyanyi can you feel my heartbeat.

Setelah itu, si Kevin permisi pengen ke toilet, ninggalin Sunhee dan Siwan berdua. Kevin sengaja, kan lagi pengen nyomblangin Sunhee ama Siwan. Tapi dari jauh, Daehee ternyata mengamati adegan percakapan Sunhee. Dan dari sudut penglihatan Daehee, Sunhee terlihat sangat akrab dengan Kevin, seolah Siwan itu ga ada disampingnya.

“Udah saatnya Sunhee punya cowo. Comblangin ah~~” kata Daehee santai sambil melengos pergi.

Pas Kevin pergi, ternyata Siwan ga secanggung yang Sunhee bayangkan. Siwan mulai cerita-cerita soal macem-macem. Kadang Siwan bisa ngelucu juga. Dalam beberapa menit, Siwan dan Sunhee sudah terlihat sangat akrab dan bercanda bersama.
Dari jauh, banyak pasang mata sedang mengamati mereka. Mata ramahnya June, mata tajamnya Dongwoon, dan mata sipitnya Kevin yang ternyata ga jadi ke toilet.

~~~~~

Pesta berlalu dengan cepat. Tiba saatnya pulang. Café udah sepi, tinggal beberapa orang saja.

“Nona, apa nona sudah mau pulang? Saya akan telepon Pak Lee,” ujar Dongwoon menghampiri majikannya itu.

Belom sempet Sunhee jawab, tiba-tiba June dateng nyamperin Sunhee. “Hey Sun! mau nebeng mobil gue ga? Abang lo bareng gue soalnya..”

Sunhee baru akan membuka mulut tapi Kevin dan Siwan sudah ada dibelakang Sunhee. “Do you need a ride home, Sunhee?” tawar Kevin.

Sunhee bingung. Dia melihat ke semua namja disekelilingnya. Dongwoon, June, Kevin dan Siwan saling bertatapan.

Mampus gue.

To be continued..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

NEW CAST!

Si jeng heboh di salon Bbi Ssang, Jo Kwon!




Lalu si cantik sekaligus ganteng, Kevin Woo!