Friday 26 March 2010

Les Privat {mplot 11}

Sunhee bingung. Dia melihat ke semua namja disekelilingnya. Dongwoon, June, Kevin dan Siwan saling bertatapan.

Mampus gue.

Sunhee ngeliat muka mereka satu-satu. Pas liat Dongwoon, Dongwoon balas menatapnya dengan tatapan yang tegas sekaligus lembut yang seolah berkata "ayo pulang". Pas liat June, mata June jadi menampilkan sisi yang imut dari dirinya yang sangat berharap Sunhee mau dianter June. Pas liat Siwan, Siwan masih ada raut salting di wajahnya, sedangkan Kevin, gausah ditanya. Gue males deskripsiinnya.

Sunhee makin ga tega liat semua cowo yang penuh harap itu. Tapi tiba-tiba dia inget Bang Johu yang lagi jauh di ostrali sana. Dia sempet mikir kalo ada Bang Johu disini, mungkin dia bakal milih pulang sama Bang Johu.. kenapa ya?

"Sun! Katanya mau nginep dirumah gue?"

Daehee nyempil dibalik kerumunan cowo tadi dan menepuk pundak Sunhee. Sunhee bingung. Emang kapan Daehee ngajakin nginep?

"Udah mending cabut sekarang aja yuk! Cafenya mo diberesin, kasian kalo kita tinggal lebih lama lagi.." Daehee menarik lengan Sunhee yang masih dalam keadaan bingung. "Eh guys, duluan ya! Thanks udah pada dateng!"

Daehee pun pergi menjauh dari tempat itu dengan Sunhee disampingnya.

Semua cowo cengo.

"Ah elu sih, Pin! Bukannya langsung diajak aja!" kata Siwan sewot.

"La? Mana gue tau dia bakal nginep dirumah Daehee! Udahlah wan cabut yuk. Mana tadi si Minwoo?" Kevin dan Siwan pun ikutan pergi menjauh.

Dongwoon dan June saling bertatapan. Keduanya memberi sorot mata yang tajam. Lalu disaat yang bersamaan, keduanya membalikkan badan dan berjalan pergi.

~~~~~~

"Eh eh Dae emang kapan gue bilang mau nginep?" tanya Sunhee sambil melepas lengannya dari genggaman Daehee.

Daehee berbalik badan dan menatap Sunhee. "Gue tuh barusan nyelamatin elo dari para pemangsa tadi! Lo ga liat apa mata mereka? Udah kayak mau makan elo tau ga. Gue ga kepikiran kalo lo milih salah satu diantara mereka, bakal jadi apa nantinya."

Sunhee menoleh kebelakang dan mendapati tempat tadi udah kosong. "Iya ya. Tengkyu ya Dae!"

Daehee berjalan menuju mobilnya. "Yaudah karna gue terlanjur boong, lo nginep beneran aja deh dirumah gue ya. Jihee mana?"

"Gatau, ilang ama makhluk bernama Minwoo."

"Oh. Oke," Daehee masuk ke mobil diikuti Sunhee. "Eh iya Sun, seandainya lo emang kudu milih, lo bakal milih dianterin ama siapa?"

"Ha?"

"Nanya doang kok. Milih siapa?" Daehee bertanya antusias, dia sudah mengharapkan satu jawaban.

"Sama Dongwoon lah," Sunhee langsung menjawab. Daehee kaget. "Secara kan serumah. Searah. Gampang pulangnya," lanjut Sunhee.

GUBRAK. Kirain Sunhee emang punya feel ama Dongwoon.

"Yeelah Sun!" Daehee menyenderkan punggungnya ke kursi mobil seraya mobilnya jalan disupiri oleh supirnya *?*. "Gue minta jawaban yang jujur! Lo kira-kira bakal milih siapa? Orangnya deh! Jangan mikir pulangnya gampang ato gimana."

Sunhee tampak berpikir. Dia mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada dagunya. Lalu dia berkata dengan mantep, "Ga mungkin Bang June, dia guru les gue, gue segen. Terus kalo Dongwoon, gue terlalu sering ngerepotin dia. Paling bareng Kevin ama Siwan aja dah, sekalian ngobrol-ngobrol.."

Daehee pun tersenyum dan puas akan jawaban Sunhee.

~~~~~~

Sampe di rumah Daehee, baik Sunhee maupun Daehee syok melihat sosok yang ada di depan pintu rumah. Oh oh siapa diaaaa?

Sunhee menatap mahluk depan pintu itu seperti ini -_____-
"Kemana aja lo gue cariin? Enak ya pergi ama Minwoo. Ninggalin gue dijepit ama Siwan ama Kevin abstrak itu."

"Kok lo disini, Ji?" Daehee nanya dengan nada perhatian yang jauh beda ama nada sinis Sunhee tadi.

"Gue inget mau nginep di rumah Dae unnie, jadi tadi si Minwoo nganter gue kesini unn. Ayo apa unn masuk, dingin tau diluar," Jihee meluk-meluk diri sendiri.

Saat memasuki rumah megahnya Daehee, ketiga makhluk Hee itu langsung menuju kamar. Udah pada cape. Dan ketika Sunhee lagi dikamar mandi, Daehee dan Jihee gosip berdua.

"Ji, lo tau kan si Sunhee lagi laku-lakunya sekarang?"

"Laku gimana unn? Tawaran syuting? Lah Sunhee unnie aja ga mau jadi artis kan, udah terkenal katanya," Jihee maen-maenin rambutnya.

"Ih bukan laku itu! Laku di kalangan cowo maksudnya!" Daehee menyisir rambutnya.

"Oh! Wets Sunhee unnie mah emang pujaan para pria unn. Emang kenapa? Sirik?" tanya Jihee. Daehee manyun. "Becanda unn. Kita semua juga laku kok unn, Sunhee unnie lagi laris aja emang."

"Menurut lo siapa yang cocok ama Sunhee? Gue pengen liat dia punya pacar dah sekali aja. Abis itu langsung suruh kawin HAHAHAHA" Daehee girang sendiri.

"Yang cocok ama Sunhee unnie? Jujur nih unn aku suka liat Sunhee ngobrol ama cowo ringkih tadi yang temennya temennya Sunhee unnie," kata Jihee ribet.

"Temennya temennya Sunhee? Temennya Kevin? Siwan?"

"Ya pokoknya yang imut tapi ringkih."

"Oh. Kenapa lo ngerasa mereka cocok?" Daehee kurang setuju ama pendapat Jihee.

"Sunhee unnie kasar, tapi si Siwan itu lembut. Sunhee unnie bacot, si Siwan itu kaleman dikit. Mereka bisa saling melengkapi unn!" Jihee berkata dengan antusias.

"Hoo. Ah gue sukaan liat Sunhee ama Kevin dah.." samber Daehee.

"HA? Si temennya yang abstrak itu? oh no no no, Daedae unnie.." Jihee menggerakkan telunjuknya.

"Kenapa engga? Siwan itu profilnya terlalu ringkih buat Sunhee. Kesannya ga bisa jagain Sunhee, justru Sunhee yang kudu jagain Siwan.. Nah kalo ama Kevin, kan jelas tuh, mukanya kayak abang-abang, badan kayak kuli, setrong kan pastinya? Bisa tuh buat jagain Sunhee. Cocok," jelas Daehee panjang lebar.

"Yah unnie mah liat fisik.."

"Eh, secara kepribadian dia juga cocok! Udah deket lagi kan, bestfriend dari dulu. Tinggal kita dorong dikit, jadian dah!" Daehee semangat.

"Tapi unn, mukanya itu loh, kasian Sunhee unnie.."

"Maksud lo?"

"Kalo si Kevin macarin Sunhee unnie, iya dia sih anugerah, tapi bagi Sunhee unnie pasti itu musibah!" Jihee berkata dramatis.

"Apaan musibah? Siapa yang kena?" tanya Sunhee keluar dari kamar mandi dalam bentuk rambut diiket asal, dan muka ditutupi masker instan.

Daehee dan Jihee langsung pura-pura siap-siap tidur-tidur *?*

~~~~~~

Keesokan paginya ternyata masih hari sekolah. Jihee dan Daehee pada kebingungan nyiapin baju seragam sedangkan Sunhee masih terlelap.

"WOI SUN! Sekolah kaga si lo? Udah siang nih! Jam 7 jam 7!" Daehee menyibak selimut Sunhee dan meneriakinya.

"Aaah gue tuh kalo abis solat subuh biasanya emang tidur dulu! Nyantai ngapa sekolah masuk jam setengah 9."

"Ini rumah gue, bukan rumah elo yang rada deket ama sekolah. Dan disini gue ga punya mobil Ferrari yang bisa ngebut kayak punya lo itu! Gue cuma pake Jaguar! Dan Jaguar bukan buat balepan! BANGUN! Mandi!" Daehee menarik tangan temannya yang lebih cantik dari Nana After School itu.

"Ah elaaaah~ tapi gue ga keramas ya.."

"Lo terakhir keramas kapan?"

"Empat hari yang lalu."

Daehee kaget dan menampilkan muka jijik. Tapi rambut Sunhee kayak dikeramas tiap hari, ga pernah keliatan lepek, berminyak, atau kering.

"Terserah deh. Buruan!"

Sunhee pun mandi secepat kilat. Sebenernya dia ga usah mandi, orang-orang juga gabakal tau. Secara dia mandi ga mandi tetep aja mukanya seger. Cuma ya demi menjaga kehigienisan *?* jadi tetep mandi.

Keluar dari kamar mandi, tiba-tiba udah ada seragam Sunhee di atas kasur. "Dae? Ini siapa yang nyiapin?" tereak Sunhee keluar.

"Ada Dongwoon nih dibawah! Tadi dia pagi-pagi nganter! Udah buruan lu dandan ga enak nih ditungguin!" tereak Daehee jauh lebih kencang. Sunhee ampe mengerutkan wajah saking cemprengnya suara Daehee.

Sunhee pun bersiap-siap sambil memikirkan kebaikan hatinya Dongwoon yang udah cape-cape nganter seragam, meskipun Sunhee ga minta.

~~~~~~

"Dongwoon.."

Dongwoon menoleh dan mendapati Sunhee memasuki kelasnya. Cara jalan Sunhee yang bagaikan Nana di MV nya After School yang Bang! Sms siapa ini Bang? membuat para cowo kelasnya Dongwoon terkesiap, diam, dan meneteskan air liur.

"Thank you ya udah nganter seragam gue tadi! Mama papa bilang apa gue ga pulang?"

Semua mata menatap Dongwoon. Para cowo pun berpikir kalo si Dongwoon ini tinggal serumah ama Sunhee. Hawa-hawa pembunuh udah mengelilingi mereka.

"Eh.. oh saya.. eh, gue bilang lo nginep dirumah Daehee. Mereka iya iya aja kok," Dongwoon nyaris salah ngomong karna gugup diliatin tatapan tajam temen-temen sekelasnya. Kecual Doojoon yang emang udah tau kalo Dongwoon kerja di rumah Sunhee.

Sunhee yang menyadari tatapan disekelilingnya, langsung balik badan dan berkacak pinggang. "Kalian kenapa ngeliatin Dongwoon kaya gitu? Ga suka ngeliat gue ngomong sama gue?"

Cowo-cowo lain pun diem dan langsung beralih mengerjakan hal lain. Sunhee tersenyum dan melihat Dongwoon lagi. "Kalo ada apa-apa bilang gue ya! Gue gamau ada salah paham," Sunhee berbalik dan berjalan pergi.

"Thanks.. Sun," bisik Dongwoon seraya menatap Sunhee menjauh.

Doojoon hanya bisa tersenyum melihat temannya itu.

~~~~~~

Bell pulang sekolah berbunyi. Daehee membereskan tasnya sambil ngomong ke Sunhee. "Sun, temenin shopping yuk? Birthday nya Jihee kan bentar lagi, kita nyiapin apa nih?"

Sunhee memasang tas ransel teddy bear kesayangannya itu dipundaknya sambil melihat jam tangannya. "Sekarang hari apa? Gue les dance nih, udah sering banget bolos! Ga enak ama Bang June.."

"Oooh. Oke dah. Eh.. salam buat itu.. anu.. mantan gue.." Daehee menunduk dan menggaruk kepalanya.

"Dungdung? Sip deh. Yaudah gue duluan ya.. eh nyamperin Dongwoon dulu deh kesebelah," Sunhee melambai pada Daehee dan berjalan ke kelas sebelah. Belom sempet nyapa tu kelas, Doojoon udah berdiri dan nyamperin Sunhee.

"Sunhee, lo liat Dongwoon?"

Sunhee mengerutkan alisnya. "Lah? Gue baru kesini mau nyariin dia. Kok lo malah nanya gue?"

"Gawat.." kata Doojoon cemas.

"Kenapa? Ada apa?" Sunhee melihat kesekeliling kelas. Kan baru bel, kok kelas lo udah sepi? Tapi kok tas-tas anak kelas lo masih disini? Pada kemana?"

Doojoon tampak cemas.

"Doojoon, bilang ke gue ada apa. Lo jangan bikin perasaan gue ga enak gini!"

"Tadi pas istirahat, gue denger anak-anak cowo pada ngomongin sesuatu. Tapi tiap gue ato Dongwoon nengok, mereka berhenti. Terus tadi pas jam terakhir, Dongwoon izin keluar kelas, mungkin ke kamar mandi. Tapi dia ga balik-balik. Terus ga lama, 3 orang anak cowo izin keluar juga. Gue takutnya..."

Sunhee yang raut wajahnya penasaran langsung berubah jadi khawatir juga. Doojoon ampe rada terpesona, cuma dia inget ini majikan temennya. Jadi ya..

"Jangan-jangan karna tadi pagi gue salah ngomong? Yang gue bilang tentang bokap-nyokap gue.."

Doojoon mengangguk pelan. "Apa menurut lo kita susulin dia aja sekarang?"

"Ayo," jawab Sunhee cepat.

~~~~~~

Sementara itu, di halaman belakang sekolah ada empat orang, tepatnya tiga orang yang ngerubungin satu orang.

"Lo tuh masih diitung anak baru ya disini. Jangan belagu lo!"

"Masih baru udah berani ngegebet cewe paling populer disini? Pede banget!"

"Kalo lo emang berani ngegebet Song Sunhee, lawan dulu kita! Kita yang udah dua taun disini belom sempet deket ama dia, eh elo yang baru dateng dengan santainya bisa ngobrol ama dia. Bener-bener songong ya lo!"

Salah satu cowo itu melayangkan tinjunya ke Dongwoon. Tambah lagi memar di wajahnya. Dia ga berniat ngelawan, karna kalo iya, cuma bakal memperpanjang masalah aja.

"Eh, lo pengecut banget sih? Udah dikeroyok gini, malah diem aja," kata satu cowo yang dari tadi ga berenti mukulin Dongwoon.

"Gue? Ngeladenin lo semua?" Dongwoon melihat wajah tiga cowo itu satu-satu, "Hidup gue masih lebih penting daripada ngeladenin pengecut yang teriak pengecut, beraninya cuma maen keroyok!"

"Kurang ajar lo ya!" salah satu cowo memukul wajah Dongwoon lagi, lalu menendang perutnya hingga Dongwoon jatuh. Punggungnya menabrak tembok dibelakangnya. Dongwoon meringis.

"CUKUP!"

Ketiga cowo itu menoleh. Doojoon berlari kearah mereka, diikuti Sunhee dibelakangnya.

"Pergi dari sini, ato gue bales semua yang lo lakuin barusan!" ancam Doojoon pada tiga cowo itu. Ketiga cowo tadi perlahan mundur dan pergi dari tempat itu. Wajar, Doojoon ini keponakannya kepala sekolah, terus megang sabuk item karate. Tiga cowo tadi gamau ambil pusing.

Sunhee dengan panik menghampiri Dongwoon yang masih kesakitan. Ada memar yang tampak di samping matanya, hidungnya mengeluarkan darah, dan bibirnya sobek sedikit. Sunhee jadi ikutan meringis melihat muka Dongwoon.

"My gosh.. Dongwoon, lo.." Sunhee membantunya duduk dengan posisi yang benar. "Are you okay?"

Doojoon berjongkok dihadapan Dongwoon. "Lo kenapa ga bilang ke gue? Biasanya lo kalo ke toilet ngajak-ngajak. Gue udah curiga lo bakal diapa-apain, taunya bener. Lo ga ngelawan tadi?"

Dongwoon menggelengkan kepalanya. Kemudian dia menyentuh bibirnya, lalu meringis lagi.

"Ah! Jangan dipegang-pegang lukanya! Yaampun, muka lo memar semua gini.. ini pasti gara-gara gue kan? Gara-gara tadi pagi gue kekelas lo dan ngomong seenaknya sampe pada ngeliatin? Iya kan?"

Dongwoon menggeleng lagi. "Engga. Bukan salah lo.."

Sunhee merasa hatinya sangat berat, dadanya sesak dan dia berusaha keras menahan agar air matanya ga jatoh. Sunhee menarik Dongwoon pelan dan memeluknya.

"Mianhae, Dongwoon.." kata Sunhee, sambil melepaskan air matanya.

~~~~~~

Dongwoon's POV

Penyebab utama mereka ngeroyokin gue, emang Sunhee, tapi gue ga mungkin bilang ke dia..

"Engga. Bukan salah lo.."

Gue ngeliat wajah Sunhee penuh dengan rasa cemas, kasihan, sedih dan segala macem. Meskipun gue ga bilang ini semua karna dia, dia seolah tau semuanya. Gue baru mau bilang kalo dia ga usah khawatir..

"Mianhae, Dongwoon.."

Detik selanjutnya, gue udah ada dalam pelukan Sunhee. Pelukannya longgar, tapi seolah dia nyalurin segala kesedihan dia lewat pelukan itu, dan rasa sesalnya juga. Gue tau dia nangis. Ga peduli gimana cara dia nyembunyiin air matanya, gue tau dia nangis. Gara-gara kejadian ini, gue ngerasa ada yang beda sama Sunhee. Dulu gue kira dia baik banget sama gue cuma karna kasian sama gue. Tapi ternyata kebaikan dia tulus. Dan dia gatau kalo gue sebenernya nyimpen perasaan yang tulus juga buat dia. Tapi gue ga bisa ngasih tau dia sekarang. Gue cuma bisa membalas pelukannya dan menepuk punggungnya pelan.

"Gwenchanayo.."

~~~~~~

"Iya, izinin gue ga les ya, Bang? Tengkyu. Bangku.. i lobe you. Hehehe~"

Sunhee tertawa pelan sambil menutup hapenya. Dia sedang duduk di bangku yang terletak di depan minimarket. Lagi nungguin Doojoon beli obat, hansaplas, dan segala yang perlu buat ngobatin Dongwoon. Sunhee menoleh ke Dongwoon.

"Lo beneran gapapa?" tanya Sunhee sambil memperhatikan wajah Dongwoon.

Dongwoon mengukir senyum kecil. "Gapapa. Beneran," jawabnya sambil mengangkat tangannya dan membentuk peace-sign.

"Aish, ini bibir lo ampe kayak gini," Sunhee menyentuh bibir Dongwoon perlahan. "Sakit ga?"

Dongwoon terdiam.

Tadi gue dipeluk. Sekarang muka gue disentuh-sentuh. Mimpi apa gue semalem?

"Ga sakit ya?" gumam Sunhee pada diri sendiri. "Kalo ini sakit ga?" tanya Sunhee sambil menyentuh bibir Dongwoon lagi, kali ini nyentuhnya ga nyante.

"ADAW! Wuanyeng ini sakit! Pelan-pelan megangnya!" Dongwoon tersentak dan mengaduh kesakitan.

Sunhee tertawa lepas. "Hahaha iya maap abisnya lo tadi ga jawab sih! Oke oke sini muka lo masih mo gue periksa, tapi gue pelan-pelan deh, unyu unyu.."

Dongwoon tersenyum dan menahan tawanya karna Sunhee bertingkah sok imut tapi emang imut. Dalam hati dia sedikit bersyukur akan apa yang terjadi padanya hari itu.

Dari jauh, sepasang mata mengamati mereka...

To be continued...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kali ini ga ada new cast! Pusing gue!
kalo soal 3 cowo tadi, lo bayangin aja kira-kira siapa yang pantes meranin :D

0 comments: