Gue harus bangun. Gimana caranya????
Sunhee sibuk dan panik memikirkan cara untuk menyingkirkan Dongwoon, tapi dia tidak bisa berpikir dengan tangkas karena semakin dia dorong Dongwoon jauh-jauh, Dongwoon malah makin nempel.
Sunhee menoleh ke kiri, membuat bibir Dongwoon sekarang menempel di pipi kanannya. "Seenggaknya gue kudu napas dulu! Wuek.." bisik Sunhee sambil menahan mual karna bau alkohol.
"Wu, bangun ya Wu, majikan lu ini lu tidurin! Gue itung ampe tiga kudu bangun kalo engga lo gue pecat," kata Sunhee asal, padahal sebenernya muka dia udah merah karna kejadian barusan. "Satu... dua... ti..."
Belom selese ngitung tiba-tiba Dongwoon berdiri dengan sigap. Sunhee kaget dan merem melek berkali-kali. Dongwoon sendiri matanya setengah kebuka setengah ketutup, mata sayu dan ngantuk. Baru sekian detik berdiri, Dongwoon langsung jatuh lagi. Kali ini Sunhee cepat-cepat minggir dari sofa dan membiarkan Dongwoon membantingkan badannya sendiri ke sofa.
"Ga mungkin lu gue gotong pulang, gue kan bukan kuli! Telpon Bangku aja kali ya," kata Sunhee sambil meraih ponselnya di atas meja, tapi Dongwoon menarik lengannya.
"Sunhee-ah.. kajimaaaaa~" kata Dongwoon dengan manja. Sunhee blushing seketika sambil menepis tangan Dongwoon. "Diem lu gue mo nelpon Bangku!"
Sunhee menekan speed dial nomor 1 di hapenya dan menempelkan hapenya ke telinganya. Tuut. Tuut. Tuuu- "Yoboseyo?"
"Bang, gue..."
Omongan Sunhee terputus seketika karena Dongwoon mengambil alih handphone Sunhee. Sunhee langsung balik badan dan bengong melihat Dongwoon yang memandang handphone itu dengan takjub.
"Benda apaaaa ini???" tanyanya gila sambil memutar-mutar hape itu.
"Halo? Halo Sun? WOY!" teriak Seungho diseberang sana.
Dongwoon mengerutkan dahi dan menjawab telpon itu. "Halooo? Halooooo????"
Sunhee memutar bola matanya dan merampas hape itu kembali. "Bang, gajadi dah. Pembantu kita lagi sinting nih, tar lu gue telpon lagi. Jangan kawatirin gue ya! Dah."
Sunhee menutup hapenya dan memasukkannya ke kantong. Dia menghela napas dan menatap Dongwoon yang kembali tertidur di atas sofa. Mata Sunhee menatap lurus ke bibir Dongwoon, lalu dia menyentuh bibirnya sendiri.
Did we just... i mean.. really?
Sunhee langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat supaya dia tidak me rewind apa yang terjadi. Dia melihat jam tangannya dan tersentak kaget ketika jam menunjukkan pukul 12.30 pagi.
"Demi apa?! Anja! Gue harus pul... engga.. gue ga bisa bawa Dongwoon dalem keadaan mabok gini.. gue kemana ya? AU DAH GELAP gue harus keluar dari sini dulu yang pasti," Sunhee berbicara pada dirinya sendiri.
Dia menggulung lengan cardigannya, mengikat rambutnya jadi cepol, lalu bersiap menggotong Dongwoon. Sunhee menarik lengan Dongwoon perlahan dan meletakkannya di pundaknya. "Nah sekarang berdiri... one, two.. HUP!"
Sunhee berhasil berdiri dengan Dongwoon yang masih gelayutan disampingnya. Tangan kiri Sunhee memegang tangan Dongwoon yang mengelilingi leher Sunhee, sementara tangan kanannya melingkar di pinggang Dongwoon. Dia berjalan sambil menggigit dompetnya ke lobi karaoke. Si mbak kasir bengong liat Sunhee mpot-mpotan ngegotong Dongwoon, makin kaget pas liat Sunhee ngelepehin dompet ke atas meja.
"Mbak, ntuh.. hh.. di dalem dompet saya ada kartu Visa, bayarnya pake itu ya.." kata Sunhee ngos-ngosan. Mbaknya ngangguk-ngangguk aja daripada banyak nanya. Setelah itu si mbak memasukkan kartu kembali ke dompet Sunhee.
Lalu keduanya terdiam.
"Mbak, maap, masukin ke mulut saya lagi dong tangan saya penuh nih," pinta Sunhee ga pandang bulu dan image. Sunhee mangap, lalu mbak itu memegang dompet Sunhee dengan jijik seraya Sunhee menggigitnya. "Maghashi ya hmbagh!" kata Sunhee yang artinya "makasi ya mbak".
Sunhee berhasil keluar dari tempat itu dengan selamat, meski diiringi tatapan heran dari orang sekitar. Begonya, Sunhee lupa parkir dimana.
"Mampus gue tadi gue parkir dimana yak?!" Sunhee panik sendiri.
Dongwoon membuka matanya perlahan dan menatap Sunhee. Jarak wajah mereka begitu dekat, Sunhee jadi deg-degan sendiri. "Parkir?.. parkir... Nona memarkirkan cintamu dihatikuuuuuuu~~" kata Dongwoon tiba-tiba.
Sunhee manyun ga jelas, ga nyadar pipinya memerah atas gombalan ga niat tadi, sementara Dongwoon cuma nyengir-nyengir. Sunhee pun mencari-cari tempat dimana dia bisa meninggalkan Dongwoon sendirian dijalanan, yah seenggaknya tempat istirahat dah. Sunhee akhirnya berjalan perlahan di sepanjang trotoar yang luas tapi sepi itu yang dikelilingi lampu-lampu pertokoan. Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu.
Motel.
Gapapalah daripada gaada, batin Sunhee. Dia lalu menyeret dirinya sendiri dan Dongwoon memasuki motel itu.
~~~~~
"Iya besok gue pulang kok. Bilang mama papa gue nginep di rumah Daehee aja! Awas lu ya. Iya.. kaga lah.. IYA GUE GA BAKAL NGAPA-NGAPAIN DIA! Ada juga elu malah ngekhawatirin gue dong, bang! Abang macem apa lu. Iya. Iya. Oke dadah bang tidur gi dah."
Sunhee menghela napasnya lagi dan meletakkan hapenya di meja kecil samping tempat tidur. Dongwoon sedang terbaring di kasur dengan pose yang makan tempat. Dia masih berseragam lengkap, seragam butler resmi keluarga Song, dengan kemeja, rompi, dan jas berlapis yang pastinya gerah. Sunhee sendiri jadi gerah ngeliatnya. Dia berniat melepas jas dan rompi Dongwoon saja, karena Sunhee adalah anak baik-baik *?*
Sunhee berjalan ke tepi tempat tidur dan mencoba melonggarkan dasi Dongwoon. Step pertama : longgarin dasi, berhasil. Sunhee lalu membuka jas Dongwoon. Angkat lengan kiri, copot jas lengan kiri. Angkat lengan kanan, copot jas lengan kanan. Tarik badan Dongwoon agak bangun dikit, tarik jasnya. Step kedua : berhasil.
Selanjutnya adalah rompi. Sunhee heran, Dongwoon udah ditarik mana-mana, dibanting-banting ama Sunhee tetep aja kaga bangun-bangun. Jadi Sunhee menganggap enteng step ketiga, dia membuka kancing rompi Dongwoon dengan santai. Saat menarik rompinya supaya lepas, tiba-tiba Dongwoon ngubah posisi tidur dan langsung berguling menghadap ke samping. Sunhee syok dan ikut ketarik, dia terhempas ke kasur, dan tiba-tiba posisinya udah ada di depan Dongwoon.
Mata Sunhee berkedip tak percaya. Apalagi ketika Dongwoon perlahan membuka matanya dan tersenyum maniiiis banget. Sunhee antara terpesona ama ngeri mau diapa-apain. Akhirnya Sunhee buru-buru bangun, berdiri di kasur dan meloncati badan Dongwoon. Seengganya rompi udah beneran kelepas dan ga sia-sia dia deg-degan setengah mati.
Sunhee menyandarkan punggungnya ke dinding sambil ngelus-ngelus dada. Untung dia cepet sadar dan bangun, kalo engga.. APA COBA. Sunhee lalu berniat merapikan baju yang berserakan ketika tiba-tiba Dongwoon bangkit dari kuburnya (bangun dari tidurnya) dengan keadaan kemeja lengan panjangnya udah kegulung ampe siku dan kancing atasnya udah kebuka dua. Rambutnya acak-acakan dan dia terlihat bingung. Sunhee menoleh pelan karna grasak grusuk yang ga jelas dan langsung O__o ketika matanya berhenti pada Dongwoon.
Sunhee sempat terdiam beberapa detik dan merasakan cairan hangat dihidungnya. TES! Setetes darah landing dengan sukses ke rompi Dongwoon yang masih Sunhee pegang. Sunhee langsung mendongak dan mencari-cari tisu.
"Tisu..tisuuuu.." kata Sunhee melas dan hopeless. Dongwoon yang masih setengah sadar setengah mabok menarik Sunhee agar duduk disampingnya dan memberi sekotak tisu.
"Nona, kenapaa?" tanyanya dengan suara serak. Sunhee takut mimisannya makin deres.
"Gue gapapa! Gapapa beneran.." Sunhee salting, "eu.. lo kenapa bangun! Tidur lagi gih.."
Dongwoon mengucek-ngucek matanya. "Tapi ada yang mau saya katakan.."
"Apa?" tanya Sunhee sambil mencopot tisu sumpelan di hidungnya, sepertinya mimisannya udah berhenti.
Dongwoon memandang lurus ke mata Sunhee. Sunhee mengangkat sebelah alisnya. "Agasshi.. saranghae.."
Tangan Sunhee terkulai lemas, masih menggenggam tisu. Mata Sunhee menatap tidak percaya, dan dia tidak sempat mengatakan apa-apa karna dia merasakan sesuatu menghalangi bibirnya sehingga dia tidak bisa mengucapkan apapun.
That was when Dongwoon kissed her once again, this time, seriously. His hand was even holding Sunhee's cheek gently, and the other hand on her neck so she wouldn't back off. Sunhee still had her eyes wide open, her lips where numb. She couldn't move as she felt really frozen, but strangely really warm at the same time. Dongwoon finally pulled himself away after not gaining any respond from Sunhee. She was just too shocked.
"Sunhee sarang..hae.." he said as he fell again on the bed, and continued sleeping. Sunhee was still frozen at her place.
~~~~~
Keesokan paginya, Dongwoon terbangun dan merasakan pusing luar biasa. Dia menyibak selimutnya dan memijat kepalanya pelan, lalu dia melihat ke sekelilingnya.
"Dimana nih?"
Dia berjalan menuruni tempat tidur, mengexplore seisi ruangan dan tidak menemukan clue apapun. Dia membuka korden dan matanya menyipit karna silau matahari pagi menyinari mukanya dan membuat dia terlihat seperti malaikat ganteng turun dari kayangan. Dia melihat gedung karoke tidak jauh dari tempatnya sekarang, dan langsung inget kalo dia semalem karokean bareng..
"SUNHEE! Mana Sunhee?" tanyanya pada diri sendiri. Ketika dia berjalan ke kamar mandi, dia menemukan pakaiannya tergantung rapi, serta sebuah notes kecil nyelip di saku jas nya.
Are you awake now? You must have since you're now reading this.
Listen, i left you coz i thought you should get a deep sleep,
and about last night.. i'm pretty sure you don't even remember it, right?
so i'll just let it go ^^
come back home and do your work!
PS : Happy Birthday xD
Dongwoon tertegun menatap notes itu. Sebuah senyum kecil terukir manis di bibirnya. Kemudian dia menatap pentulan dirinya di cermin dan mencoba mengingat apa yang dimaksud Sunhee dengan "about last night". Dia mencoba mengingat setengah mati tapi ga inget-inget juga, akhirnya dia memutuskan untuk cuci muka dan bersih bersih saja.
Ketika dia mendekatkan wajahnya ke cermin, dia kaget melihat bagian bawah bibirnya. Ada noda light pink-orange gitu, Dongwoon menyentuhnya dan mencium aroma peach. Dia merasa mengingat sesuatu..
"Semalem gue... *flashback* OMG. SUN.. SUN.. GUE SUN SI SUNHEE!" Dongwoon langsung panik. Dia bergegas mencucimuka lalu memakai pakaiannya dengan lengkap. Dia berniat pulang dan memohon maaf pada nona nya itu.
Dia keluar dari kamar motel dan mengunci pintunya dan berjalan ke lobi. Mbak di lobi bilang kalo kamarnya udah dibayar, dan si mbak mesem-mesem curiga pada Dongwoon. Dongwoon makin ga enak dan cepet-cepet keluar ke jalanan.
Dongwoon baru jalan beberapa langkah dan berhenti sambil memikirkan yang terjadi semalem. Dia ingat sebenarnya dia sadar saat itu, dan yang dia katakan pada Sunhee adalah perasaannya yang sebenarnya.
"..I don't think I am able to face her.."
~~~~~
"Sun sun, sarapan sun," Seungho menepuk-nepuk kaki Sunhee.
Sunhee menggeliat dan stretching sana sini. "Jam berapa emang sekarang?"
"Setengah sepuluh. Ayo ah kita kan mo ke Pekan Raya Seoul, Mama mo beli mesin jait katanya," Seungho meraih kedua tangan Sunhee dan menariknya supaya bangun.
"Oh iya Papa kan janji sama aku juga mau beli ab coaster. Hoahm~"
Seungho mengacak-acak rambut Sunhee. Sunhee kucek-kucek mata. Lalu keduanya terdiam.
"OH IYA DONGWOON MANA? UDAH PULANG?" teriak Sunhee tiba-tiba yang membuat Seungho loncat dikit karna kaget.
"Ha? Tau tuh ga ada tanda-tanda batang idungnya yang mancung itu dari tadi pagi. Emmm, emang lu ngapain semalem ama dia? Kok lo pulang-pulang jam 2 pagi ga ada dia? Lu apain dia, hah?" tanya Seungho curiga.
Sunhee mendengus. "Bang lu jangan fitnah dah ah! Dia tuh semalem salah buka kaleng minuman, malah jadi mabok, terus gue ga berani bawa dia pulang dalam keadaan mabok, jadi gue bawa ke motel, terus.."
Sunhee terdiam, pandangan matanya kosong.
"Terus?" tanya Seungho.
"Terus gue.. gue.. gue tinggalin deh dia. Gue suruh balik sendiri daripada menimbulkan fitnah, yekan?" kata Sunhee ragu-ragu.
"Pasti ada yang lu umpetin deh dari gue," ujar Seungho dengan yakin. "Gue abang lu Sun, gue tau kalo lo nyembunyiin sesuatu."
Sunhee langsung bangun dari tidurnya dan berjalan ke pintu kamar mandi. "Gausah sotoy deh lu bang."
"Bilang ke gue sekarang ato lo gue aduin udah macem-macem sama Dongwoon."
Sunhee menatap lurus ke mata Seungho. Seungho balas menatap disertai senyum licik.
"HUH! Dasar bibir bengkak lu ye! Iya gue ngaku, semalem gue dicipok ame Dongwoon!" kata Sunhee akhirnya. Mukanya langsung memerah.
"DEMI APA SUN. Astaghfirullah.. Sun.. Sun.. elo.." Seungho tampak tidak percaya.
"Bukan gue yang mulai..."
"ELO UDAH GEDE SUN! ALHAMDULILLAH! Gue kira lo ga normal karna lo ga pernah berinteraksi ama cowo, ternyata lo normal juga! Sekalinya interaksi langsung cipokan lagi! Yaampun Sun gue bangga sama lo!" Seungho melompat dan langsung memeluk adeknya dan berputar-putar.
Sunhee cengo dan diem aja diputer-puterin ama Seungho. Setelah selese muter-muter, Seungho naro Sunhee lagi dan mencubit hidungnya ampe merah lalu keluar kamar.
"Ayo Sun turun, makan!" teriaknya girang.
Sunhee cuma bisa cengo.
~~~~~
Sunhee dan keluarganya akhirnya jadi juga pergi ke PKS (Pekan Raya Seoul) dan berhasil memborong ab coaster demenannya. Mama Hyegyo juga pulang membawa mesin jait keluaran terbaru. Mereka keliling-keliling ampe jam 7 malem, dan sampe rumah kembali jam 8. Sunhee pun langsung mengecek kamar pembantu.
"Mpok Inyong!" panggil Sunhee.
"Eh? Nona sudah pulang?" sapa Mpok Inyong.
"Iyalah kalo belom pulang napa gue bisa ada disini. Eh, Dongwoon udah balik belom?"
"Belom tuh, Non. Nona bawa apa aja, biar saya bantu!"
Mpok Inyong pun pergi sambil membawa belanjaan yang tadinya dipegang Sunhee. Sunhee cuma bisa senderan ditembok sambil ngetuk-ngetuk dagu mikirin Dongwoon kemana.
"Telpon Jihee deh," kata Sunhee sambil meraih ponsel didalam sakunya dan menekan speed dial nomor 5. "Halo, Ji!"
Jihee terdengar mengantuk diseberang. "Ngh? Nape unn? Borong apa aja di PKS tadi?"
"Kaga penting! Eh, si Dongwoon lagi ama Hyunseung ga?"
"Ha? Dongwoon? Kenapa dia?" tanya Jihee balik. Sunhee mendengus kesal.
"Tukang kebun lu mana dah sini gue pengen ngomong!"
Jihee menguap. "Bentar.. huahm.. JAMUUUUUUUUUUUUUUR??!!!"
Sunhee menjauhkan hape dari kupingnya. "Set dah."
"HALOH? NENG PIRANG?" tiba-tiba terdengar suara cempreng alay diseberang telpon.
"Iya, Mur. Mur lu liat Dongwoon ga? Tadi dia nemuin lo, ato ngehubungin lo gitu ga?" tanya Sunhee dengan nada khawatir dan setengah panik.
"Engga tuh neng, emang kenapa ya? Dia kabur? Apa gimana?" tanya Hyunseung penasaran.
Sunhee ragu menjawab. "Ngg.. nanti gue kasih tau deh. Yaudah tengs ya Mur, salam buat semua, dadaaah."
"Dah neng pirang!"
Sunhee menutup telponnya. Dia sekarang mulai khawatir kemana perginya butler satu-satunya itu, karna setau Sunhee, butlernya itu ga punya tempat tinggal lain. Sunhee pun langsung inget seseorang.
"Yoseob! Yunhee unnie! ... Bang Seungho anterin gue ke rumah Yunhee unnie sekarang!"
~~~~~
"Jadi lo ga ngeliat Dongwoon, Seob? Dia ga nelpon lo juga gitu?" tanya Sunhee dengan mata yang masih melek dan belo.
"Huahm, engga neng pirang. Saya teh udah jarang maenan ama Dongwoon, tadi aja pagi-pagi saya ngucapin selamet ultah cuma lewat sms doang. Kenapa gitu neng? Dongwoonnya ilang?" tanya Yoseob balik.
"Gatau nih dari semalem belom pulang! Aduh dia kemana ya, Seob?" tanya Sunhee lagi.
Yoseob menguap. Seungho ngucek-ngucek mata sambil senderan di pintu.
"Suuun! Udah malem mending lo nginep aja dah sini, udah gue siapin kamar noh dua bakal lu ama abang lu. Yuk masuk!" ajak Yunhee.
Yoseob dengan sigap mempersilakan tamunya masuk. Setelah mereka berempat sampai di kamar, Yoseob langsung tepar di kamar pembantu. Yunhee pun langsung naik ke kamarnya. Sunhee dan Seungho terdiam di depan pintu kamar masing-masing.
"Bang.." panggil Sunhee.
"Hm?"
"Dongwoon kemana ya?"
"Ya mana gue tau. Emangnya kenapa sih paling dia liburan apa pulang kampung gitu. Lah elah Sun, lu ga ada dia kayak ga bisa idup aja.." kata Seungho.
Sunhee terdiam. Matanya berkaca-kaca. Seungho jadi ga enak ati dan nyolek pundak adeknya itu.
"Sun? Beneran kaga bisa idup lu tanpa dia? Gue cariin butler lain dah lu jangan ngambek gitu napah?" tanya Seungho dengan khawatir.
Sunhee masih diem. Seungho memegang kedua pundak Sunhee dan digesernya badan Sunhee supaya menghadap dirinya.
"Sun.. jangan bilang?"
"Hiks.." Sunhee mulai menangis.
Seungho langsung memeluk Sunhee. "Unyu, cepcep kenapa ini adek abang yang paling cantik, lebih cantik daripada Nana After School, kenapa nangis?"
"Huwee.. gamau Dowu ilang, Dowu harus ketemuu," kata Sunhee disela tangisnya.
Seungho jadi berasa ngediemin anak kecil yang maenan Barbienya ilang. "Iya udah cep besok kita cari lagi ya."
"Lu kok kayak ngomong ama anak kecil sih bang?!" Sunhee masih sempet sewot sambil nangis.
"Ya abis elunya juga kayak anak kecil sendalnya ilang sebelah!" Seungho jadi ikutan sewot. "Udah dah tidur gih sana udah malem."
~~~~~
Keesokan paginya..
"Sun bangun sun, sarapan abis itu kita pulang. Sun?" Seungho memanggil-manggil Sunhee sambil mengetuk pintu kamar. Akhirnya dia mencoba membuka pintu dan ternyata tidak terkunci. "Sun?"
Seungho memasuki kamar dan tidak menemukan sosok Sunhee, melainkan sebuah memo kecil diatas tempat tidur.
Bang,
Maap semalem gue ngendap2 ke kamar lu dan ngambil kunci mobil,
gue pergi nyari Dowu, bang. Lu ga usah nyusul tar juga gue balik
Tapi gue ga bakal balik tanpa Dowu,
karna gue sadar perasaan gue sama kayak Dowu
Gue juga cinta dia, bang.
-Sunsun-
"Sunhee.. Sun.. SUNHEEEEEE~~~!"
PLETOK!
Sunhee menjentikkan jarinya di dahi Seungho. "Berisik lu teriak-teriak. Gue disini! Nape lu? Laper? Nih gue bawain sarapan. Gue, Yunhee ama Yoseob udah sarapan duluan. Lu kebo banget tadi ga bisa dibangunin.."
Seungho bingung. Dia bangun dari tidurnya dan mengucek matanya. Jadi tadi mimpi toh..
Sunhee menyiapkan sepiring nasi goreng dan menyerahkannya pada abangnya. Lalu dia duduk di pinggir kasur Seungho. "Bang.."
"Ape?" tanya Seungho sambil menyuap nasi ke mulutnya.
"Kok gue ngerasa kehilangan banget ya?" tanya Sunhee.
"Iyalah. Ini bukan rumah lu, jelas lu ngerasa kehilangan," kata Seungho dengan mulut penuh.
Sunhee menepuk kaki abangnya. "Bukan itu! Soal Dowu. Dia ga ada, gue berasa sepi aja gitu. Ga enak deh pokoknya."
Seungho jadi ingat sesuatu yang tadinya mau ditanyakan pada Sunhee. "Eh iya Sun, kalo gue boleh nanya yak. Itu, yang kata lo dicipok Dowu, selain itu ada kejadian penting ga? Dia bilang apa gitu?"
Sunhee udah ga blushing lagi karna Seungho udah tau semua. "Dia.. itu.. nyatain cinta masa ama gue. Haha.." Sunhee ketawa maksa tapi lemes.
Seungho menghentikan kunyahannya. "Demi apa?"
"Demi ketebelan bibir lu bang. Iya. Tapi dia kok.. ga mikir banget ya suka ama majikan sendiri. Emang gue ngapain coba, dia liat gue darimana bisa bilang cinta ke gue, ha?" tanya Sunhee pada abangnya. Seungho menelan kunyahannya perlahan.
"Tapi wajar aja sih Sun. Yaelah, gue aja yang abang lu sendiri, yang tau aib-aib lu, tetep mengakui kalo lu tuh cantik, baik, kenape lu masih heran ada yang suka sama lu?" tanya Seungho balik. Sunhee terlihat bingung.
Sunhee bengong dan terlihat sedih. Seungho mengeluarkan senyum mautnya.
"Ga usah ngibul Sun ama gue, gue tau kapan lu ngibul, kapan lu jujur. Kalo sekarang lo pasti lagi munafik deh. Nih Sun, kunci mobil gue. Lu bawa tuh mobil gue, cari deh tuh laki lo ampe dapet. Jangan pulang sebelum lu nemuin dia," kata Seungho.
"Ha? Ngibul? Laki gue? Apaan deh, bang?" Sunhee terlihat bingung.
Seungho nyengir lagi. "Sun, dari mata lu gue tau lu tuh kehilangan Dongwoon banget. Gue juga yakin lu cinta juga kan ame die? Iye kan? Cari gih daripada gue ikutan sedih liat muka murung lu. Gue yang ijinin ama mama papa dah," katanya.
"Bang.." mata Sunhee berkaca-kaca.
"Iya iya lu mo bilang makasih terus meluk gue kan? Sini-sini," kata Seungho pede.
"Maksud gue bagi nasi gorengnya sesuap," kata Sunhee menyamber sendok Seungho dan menyuap segunung nasi goreng ke mulutnya. "Nah sekarang baru deh peluk, UNYU MAKASI YA BANG AIWUBBYU PUL!"
Seungho terpaksa merem melek takut keciprat isi mulutnya Sunhee. "Iya Sun iya. Kapan berangkat lu?"
"Sekarang. Dah Bang Seungho! Abang paling ganteng sedunia~" kata Sunhee sambil meninggalkan kamar Seungho.
~~~~~
"Sekarang gue nyari kemana ya? Bego dah gue main jalan pake mobil abang aja. Duit buat bensin ada kaga nih.." Sunhee mengintip dompetnya. "Oh ada kartu kredit Bank Nasional Korsel Aluminium. Yah meskipun limitnya ga setinggi Platinum tapi bolehlah."
Sunhee memperhatikan jalanan disekitarnya dan melewati sebuah minimarket. Sunhee berjalan pelan di jalur lambat. Matanya menjalar kemana-mana kalo aja tiba-tiba nemu Dongwoon dipinggir jalan. Lalu matanya menangkap sesuatu.
"Loh.. itu.."
Sunhee menepi dan membunyikan klakson. Sang orang yang diklakson, yang baru keluar membawa kantong plastik dari 7eleven, menoleh ke arah suara dan melambai menghampiri mobil Sunhee.
"Tumben sendirian, Sun? Abang lu mana?" tanya June.
"Mo ke J.Tunes ya? Bareng yuk, naik Bang!" kata Sunhee.
June iya iya aja sambil naik ke kursi samping sopir. "Lu gue tanya kaga jawab. Mana abang lu? Lu ngapain sendirian?"
Sunhee menjalankan mobilnya pelan dan menjawab sambil fokus ke jalanan. "Bangku lagi di rumah sepupu gue. Gue lagi nyariin pembokat gue nih."
"Ha? Oh yang mukanya arab itu ya? Siapa namanya? Dong.. Dong.. Kedondong?" tanya June asal.
"Iya aja dah ama lu mah," jawab Sunhee. June tertawa pelan. "Dia ngilang tau dari semalem."
"Emang abis lu apain?" tanya June. Muka Sunhee langsung kaku. June nyengir. "HAYO ngapain lu ama diaaaaa?"
"Lu jangan bacot dah bang kalo ga gue tabrakin ni mobil mati berdua kita," kata Sunhee sadis.
"Iya ampun, Sun," June langsung menutup mulutnya. "Eh tapi," tanya June lagi. "Lo udah nyari ke tempat asalnya belom?"
Sunhee mengerutkan alisnya. "Tempat asal?"
"Dimana lu mungut dia," kata June seenak udel. "Eh maap, dimana lu nemuin dia maksud gue."
Sunhee sampe lupa dimana dia pertama kali ketemu Dongwoon. Sunhee sibuk mikir sampe hampir kelewatan gedung J.Tunes.
"Eh eh eh kiri mbak kiri!" teriak June ketika menyadari mereka hampir kelewatan. Sunhee kaget dikit lalu menepi dan memasuki area drop off lobi J.Tunes.
"Mampir dulu ga nih Sun? Kapan mau les dance lagi?" tanya June sambil turun dari mobil.
"Ga mampir dulu deh Bang. Les privatnya lanjut dirumah gue aja deh, flexible kan jadwalnya? Nanti lu gue telpon kalo gue lagi pengen les," kata Sunhee.
"Sip deh. Ati-ati dijalan ya Sun, mudah-mudahan si Dongwoon ketemu!" kata June sambil melambai.
Sunhee tersenyum, balas melambai, dan akhirnya meninggalkan gedung J.Tunes.
~~~~~
Sunhee memarkir mobilnya di depan sebuah gedung. Dia terdiam sambil mengetuk-ngetuk jarinya ke dashboard dan mencoba menikmati lagu yang lagi muter.
"Nah sekarang gue kemana nih? Aduh mati gaya gue," keluh Sunhee.
Sunhee melihat ke sekeliling. Jalanan ga begitu rame, pejalan kaki cuma dikit doang yang lewat-lewat. Tiba-tiba ada yang ngetuk kacanya. Sunhee ngangkat tangan pertanda dia nolak memberi sumbangan. Tapi ketukannya tambah banyak dan nyebelin. Sunhee akhirnya nengok dan kaget.
"Jiah, Bang Johu?"
Sunhee membuka kaca jendela mobilnya. "Ngapain bang disini?" tanya Sunhee.
"Elu yang ngapain disini. Ini kan gedung FnC, jelaslah gue kesini kerja. Lah elu? Kangen les? Mau ngeles lagi?" tanya Jonghun.
Sunhee melihat gedung didepannya. "Eh iya ya FnC. Napa gue bisa nyasar kesini ya."
Jonghun ikut-ikutan ngeliat ke gedung didepannya. Lalu nengok ke Sunhee lagi. "Mo masuk apa engga nih?"
Sunhee keluar dari mobilnya dan menguncinya. "Masuk aja deh mati gaya gue."
~~~~~
"Love Love Love~~"
PLOKPLOKPLOKPLOK~
Sunhee heboh tepuk tangan ketika Jonghyun dan Jonghun mengakhiri jamming session mereka. "Cool banget tuh, lagu baru Bang?"
"Yoi. Lagu bandnya si Jonghyun tuh," kata Jonghun yang diem aja ketika Sunhee menyamber gitar akustiknya dan memetik-metik asal tapi merdu.
"Btw Sun ada angin apa ke FnC?" tanya LJ.
"Gatau gue cuma nyupir kemana si mobil membawa gue aja," kata Sunhee, masih metik-metik gitar. "Sebenernya gue lagi nyari pembokat gue."
"Dongwoon?" tanya Jonghun sambil naikin sebelah alis. Sunhee mengangguk. "Kenapa dia?"
"Ilang. Ga pulang-pulang dari semalem," kata Sunhee.
"Kayak Bang Toyib dong," celetuk LJ, jayus. Sunhee cuma bisa menatap iba.
"Lo udah coba nyari kerumah temen-temennya? Si Yoseob, ama yang kayak jamur siapa tuh.. Hyunseung?" tanya Jonghun.
Sunhee masih memetik gitarnya. "Udah. Kaga ada."
"Temen sekolahnya lah. Temen segengnya, temennya deh pokoknya!" tanya Jonghun lagi.
Sunhee terlihat ingat sesuatu, lalu meneruskan memainkan gitar. "Nanti gue telpon Doojoon deh. Tapi pasti ga sama dia deh gue yakin."
"Yah coba dulu lah. Eh gue pengep liat muka lo yang bete gitu. Kita jamming aja gimana? Gue di keyboard deh, lo gitar, terus Jonghyun drum, bisa kan, J?" tanya Jonghun memastikan. LJ langsung berjalan ke arah drum sambil ngacungin jempol.
~~~~~
Seharian itu, Sunhee malah akhirnya nyampah. Nganterin June ke J.Tunes, ngejamming bareng Jonghun dan LJ di FnC, dan mampir ke rumah Doojoon dan mendapat hasil nihil. Dongwoon ga ada disana dan Doojoon pun gatau temen sebangkunya itu ada dimana. Akhirnya Sunhee jemput Seungho lagi di rumah Yunhee, lalu pulang ke kediaman keluarga Song.
Sejak butler kesayangan Sunhee pergi dan ngilang entah kemana, Sunhee jadi sering bengong sendiri dirumah. Kadang suka mainin gitar sambil bengong, sikat gigi sambil bengong, nyuci mobil sambil bengong. Mama Hyegyo pun heran dan bertanya ke Seungho.
"Eh Ho. Adek kamu kenapa sih sekarang jadi sering bengong? Mama ngeri dia kesambet deh," kata Mama Hyegyo sambil nyisir dan liatin Sunhee yang lagi nyuci mobil.
"Itu mah, nyari butlernya ga nemu-nemu," jawab Seungho singkat, lagi baca komik.
"Lah pan Mama udah hire butler baru itu si Jaewon," kata Mama Hyegyo lagi.
"Yah mama kayak gatau aja. Sunhee tuh udah terlanjur sayang ama butler yang lama," Seungho membalik halaman komiknya.
Mama Hyegyo kaget. "Sama Dongwoon? Terlanjur sayang gimana?"
"Ye sama-sama cinta gitu Ma," Seungho membalik halaman komiknya lagi.
"Demi apa," Mama Hyegyo menjatuhkan sisirnya, namun dengan tangkas ditangkap Seungho.
"Ma, jangan marah ya ma ya. Seungho tau Mama pasti ga setuju kalo Sunhee ama Dongwoon jadian. Tapi coba pikirin perasaan Sunhee, Ma.."
"Mama dari dulu pengen Dongwoon jadi menantu mama," samber Mama Hyegyo.
"Ha?" Seungho ceming.
Mama Hyegyo tersenyum dan menatap ke langit langit. Seungho ikutan ngeliat atep, disangka emaknya nyariin cicak. "Siapa yang ga mau punya menantu kayak Dongwoon? Udah ganteng, baik, patuh, disuruh apa aja bisa! Itu sosok calon menantu idaman, tau!"
Seungho lalu melihat muka Mamanya lalu ngangguk-ngangguk bae.
"Nah sekarang Dongwoonnya mana?"
"Pan ilang, Ma," kata Seungho melas.
"Cari ampe ketemu!"
"Cari kemana, Ma???" suara Seungho makin melas dan manja.
"Susah ah ngomong ama kamu," Mama Hyegyo pun melengos pergi.
Seungho mengikuti langkah mamanya dengan tatapan "YE DASAR EMAK ANEH".
~~~~~
Sudah genap seminggu setelah Dongwoon menghilang. Sunhee lagi ngaso di sofa ruang tamu sambil mainin hapenya dan chatting conference di laptop bareng Daehee dan Jihee. Kedua bestfriendnya itu mencoba menghibur Sunhee dan melawak selucu-lucunya supaya Sunhee bisa mengeluarkan ketawa HAHAHAHAHAHA nya seperti biasa, tapi yang muncul hanya hahahaha.
Tiba-tiba..
BINGEUL BINGEUL BINGEUL BINGEUL~
"Sun? Mau jamming bareng lagi ga?" tanya suara diseberang.
Sunhee stretching badannya. "Ga sekarang dah Bang Johu, males gerak nih."
"Masih bete ya? Dongwoon belom ketemu?" tanya Jonghun. Sunhee cuma membalas dengan deheman. "Lo udah beneran nyari kemana-mana?"
"Udah."
"Ke pantai udah belom?"
"Ngapain juga gue nyari ke pantai."
"Lah kan kita pertama ketemu dia disana, waktu mau banana boat-an. Yakan?"
Sunhee langsung terdiam. Mukanya jadi cerah. "OH IYAYA kok gue ga kepikiran ya? Yaampun Bang Johu!"
Jonghun tersenyum diujung sana. "Mau gue temenin kesananya? Gue jemput lo dulu nih."
"Gapapa gue sendiri bawa mobil. BANG JOHU TENGS BANGET YA UDAH DIINGETIN! Nanti pulangnya gue traktir deh oke? Ama LJ juga deh gue tau dia lagi nguping kan?"
LJ diseberang sana cuma cengengesan. "Yaudah ati-ati ya Sun moga ketemu!" kata Jonghun.
"Iya! Dah Bang Johu! Daah LJ!" Sunhee menutup telponnya, menyamber cardigan dan kunci mobilnya, lalu langsung melesat ke garasi.
~~~~~
Sunhee sampai di pantai sekitar pukul 5.30 sore. Langit udah oren, matahari bawaannya udah mau ngumpet aja. Sunhee turun dari mobil dan buru-buru jalan ke pantai. Angin yang berhembus bikin dia merinding, secara cuma pake hotpants, sandal jepit ama t-shirt gombrong. Sunhee pun memasang cardigannya dan mulai mencari Dongwoon.
Pantainya saat itu sedang rame menjelang sepi. Ramenya cuma deket gerbang doang, karna orang-orang pada mau pulang. Sunhee sempet nyari ditengah kerumunan orang yang keluar, tapi ga ada tanda-tanda sosok Dongwoon disana. Sunhee lalu melanjutkan berjalan ke pantai. Dia melihat ke kanan dan kiri. Tiba-tiba dia menangkap sesosok cowok sedang membereskan banana boatnya.
Sunhee menghampiri orang itu dari belakang. "Bang. Mo naek perahu dong."
Si abang menjawab tanpa menoleh. Sepertinya lagi bete. "Yah maap maap kata Neng, udah mau sunset jadi udahan nih saya nariknya."
"Tapi saya mo naek," Sunhee ngotot.
"Neng ga liat apa saya udah ngeberesin.." si abang akhirnya nengok dengan muka sebel, lalu berubah kaget. "No.. Nona Sunhee?"
Sunhee melipat kedua tangannya. "Kemana aja lo seminggu ini, ha? Gue udah cape-cape ya gotong lo ke motel, ngebiarin lo istirahat, terus lo ngilang seenak jidat lo, ga ngasih kabar ke siapapun, selama seminggu?"
Dongwoon menggaruk kepalanya dengan canggung. "Nona.. saya.."
"Lo pikir gue rela apa kerjaan rumah ga ada yang ngurusin? Lo pikir gue seneng ama butler baru gue yang sifatnya beda kaya lo? Kenapa lo bisa lari dari tanggung jawab lo gitu aja sih?"
Pertanyaan Sunhee yang bertubi-tubi membuat Dongwoon speechless.
"And do you think I didn't remember what happened that night? Or do you think I would just let it go coz you were drunk?"
Dongwoon felt even more guilty and looked down.
"You made me fall head over heels looking for you. I actually would just let this go. I would easily hire a new butler without even worrying for you. But I can't. And do you know why?"
Sunhee paused to let Dongwoon at least speak up. But he didn't.
"Because I felt the same way to you, Dongwoon."
Dongwoon finally looked back into Sunhee's eyes. And he realized there were tears flowing down her cheeks.
"I kept looking for you. I felt lost without you..it's coz.. since you said those words. I felt the same. I.. I love.."
Sunhee's speech was cut off because Dongwoon suddenly grabbed Sunhee and wrapped her in his arms. He hugged her so tight that even more tears came out from Sunhee's eyes.
"Mian. Mianhae. I never thought it would turn out to be this way. I was too scared to come back to your house after what I've done.. I'm sorry," Dongwoon didn't let go and ran his fingers through Sunhee's hair.
"You didn't even let me finish my sentence," said Sunhee. Dongwoon couldn't help but smile and loosen his arms. He pulled away but kept his hands on Sunhee's shoulders.
"Then please continue, Lady," said Dongwoon, making Sunhee blush and look away.
"Since you're now asking, I shouldn't have mentioned it at the first place," she scoffed and wiped her tears.
Dongwoon smiled. He pulled her back and hugged her again. "Then let me finish and repeat it for you?"
Sunhee nodded. She closed her eyes to the warmth and relaxing scent of Dongwoon's body.
"You. I love you. Is that what you were going to say?" asked Dongwoon. He felt cold himself so he didn't want to let Sunhee go too.
"Ne. Saranghaeyo," said Sunhee, right in Dongwoon's ear. It made Dongwoon smile and gave a few pats on her back.
Sunhee took a deep breath. She pats Dongwoon's back too. And they finally let go of each other.
"Sekarang lo supirin gue ampe rumah, banyak kerjaan yang nunggu," kata Sunhee seenak jidat.
"Siap Nona! Tapi.. saya mau minta sesuatu.." ujar Dongwoon.
Sunhee mengangkat sebelah alis. "Apa?"
"Saya mau les privatin Nona. Jadi private teacher Nona, boleh kan?" pinta Dongwoon.
"Les? Les apa lagi coba," Sunhee berjalan ke arah gerbang diikuti Dongwoon disampingnya.
"Les di bidang.. tata cara menyayangi dan mencintai Son Dongwoon dengan baik," kata Dongwoon sambil mencium pipi Sunhee dengan kilat, lalu langsung melesat dan lari menjauh sambil tersenyum malu.
Sunhee kaget. Sambil memegang pipinya dan menutupi wajahnya yang memerah, dia pun mengejar Dongwoon.
"YA! SON DONGWOON!"
THE END
Showing posts with label LP. Show all posts
Showing posts with label LP. Show all posts
Wednesday, 16 June 2010
Friday, 4 June 2010
Les Privat {mplot 14}
"Kiseob??" kata Sunhee dengan bingung.
"Siape, Non?" Dongwoon berbisik ke Sunhee.
Sunhee mengacuhkan Dongwoon dan mencoba bangun untuk duduk. "Masuk, Seob, masuk!"
Kiseob tersenyum segan dan masuk ke ruangan itu. Dongwoon agak manyun dan bete karena nambah lagi saingan cowo yang sepertinya mengincar nona nya tersayang itu. Dongwoon akhirnya bangun dan pindah ke kursi di sisi satunya lagi.
"Sori Sun gue kesin ga bilang-bilang! Lo kecapean karna lomba kemaren ya?" kata Kiseob sambil duduk di kursi sebelah kanannya Sunhee.
"Iya. Gapapa kok Seob gue malah seneng dijengukin, hehe," Sunhee tersenyum tersipu termalu sehingga membuat Dongwoon memutar matanya dan mengalihkan pandangannya.
"Betewe kok bisa tau gue dirawat disini?" tanya Sunhee.
"Sebenernya gue nemenin tante gue check up. Eh terus gue denger 3 orang tadi nyebut-nyebut nama lo. Yang satu cowo kumisan, yang dua lagi cewe sama-sama cakep gitu. Tapi cakepan elo sih," Kiseob mengucapkan kalimat terakhir sambil terbatuk-batuk palsu.
Sunhee mengerutkan dahi. Dongwoon membuat ekspresi seolah-olah mau muntah.
"Itu pasti Jung bersaudara. Kemana-mana emang rusuh sih.." Sunhee geleng-geleng.
Kiseob cuma nyengir. "Udah merasa baikan, Sun?"
Dongwoon yang berasa jadi sapi ompong makin lama makin bete ada disitu. Dia pun memasang headset dan mendengarkan iPod nona nya tanpa izin. Setelah itu dia memperhatikan wajah Sunhee yang tersenyum cerah - meskipun bibirnya masih pucet - sambil ngobrol banyak dengan wajah yang sangat antusias. Dongwoon jadi meratapi nasibnya yang hanya seorang mantan tukang perahu, dan sekarang menjabat sebagai butler dan rangkap bodyguardnya Sunhee. Ga mungkin Sunhee bisa ngobrol ama Dongwoon seasik dia ngobrol ama Kiseob.
~~~~~
"Udah gue bilang kamar nomor 232 itu lantai dua! ELU SIH AH GA PERCAYA."
"Ye tapi kan buat mastiin kudu nanya dulu, KULI."
"Diem lu semut! Kurus pendek aja belagu!"
"Ya daripada elo! Tinggi, berotot, mending muka cakep, ama berang-berang aja masih gantengan berang-berang!"
"Oh gitu ya lo sekarang? Udah ga Be eP eP ama gue lagi nih! OKE. FINE."
"MAS TOLONG YA INI RUMAH SAKIT JANGAN BERANTEM DISINI. Rusuh amet sih!"
Sosok dua cowo yang berantem di koridor rumah sakit akhirnya dilerai oleh ibu-ibu gendut yang ternyata merupakan suster di rumah sakit itu. Siwan dan Kevin sama-sama membungkuk memohon maaf dan suster itu pun melengos pergi.
"Elu sih!"
"Elu tuh!"
"Udah ah! Sebenernya jadi mo jenguk Sunsun ga sih?" Kevin manyun dan membuat mukanya semakin abstrak. Siwan diam dan mengangguk. Kevin pun inisiatip mengetuk pintu kamar 232.
"Tok tok tok assemlekum?" sapa Kevin ke pintu.
"Neng Sunsuuun?" panggil Siwan dengan manja dan kemudian disambut tempelengan hangat dari si Kuli.
Mereka berdua terdiam sebentar. Lalu pintu pun terbuka.
"Misi, mas. Mo jenguk si eneng," kata Kevin.
Dongwoon mengangguk dan mempersilahkan dua mahluk rusuh itu masuk. Dongwoon menutup pintunya kembali dan menghela napas panjang. Ruang VIP itu jadi berasa sempit karna diisi 3 cowo lagi selain dia. "Awas aja nih kalo nambah lagi," batinnya.
"Wah udah nyampe bocah pada. Kev, Wan, kenalin ini Kiseob. Lawan gue waktu di dance battle kemaren!" kata Sunhee.
Siwan dan Kevin saling berpandangan dan berbicara mata ke mata. "Nambah saingan lagi nih kita."
"Halo, gue Kiseob," ujar Kiseob sambil berdiri dan membungkukkan badannya.
"Halo, gue sop buntut."
"Gue sop konro."
Kevin dan Siwan bertatapan lagi. "HAAAAAAAHAAHAHAHAHA."
"Lo berdua apa-apaan sih -_-" kata Sunhee sambil manyun. Dongwoon tampak nyengir-nyengir ga jelas.
"Iya maap. Gue Kevin, temen Sunsun waktu di ostrali dulu," kata Kevin sambil bermuka bangga karna udah kenal Sunhee lama.
"Gue Siwan. Temennya Kevin, temennya Sunhee juga. 22 tahun, single," kata Siwan. Lagi-lagi Dongwoon nyengir geli. Kevin nempeleng Siwan lagi.
"Maap nih Sun jadi rame kamar lu," kata Kevin sok segan.
"Haha gapapa, daripada gue sendirian bisa mati bosen," Sunhee menjawab dengan senyum manis.
"EHEM," Dongwoon batuk palsu.
"Eh ga sendirian sih ada Dongwoon yang kayak rexona. Setia setiap saat."
Dongwoon tersenyum bangga tapi perlahan senyumnya memudar karna dia disamain ama rexona yang buat keti itu.
Sekali lagi Dongwoon harus meratapi nasib ketika keempat orang itu asik ngobrol dan bercanda.
"Dongwoon jangan bengong aja, mojok mulu. Ikutan dong," ajak Sunhee.
"Iya iya! Makin rame makin seru nih maenannya, ayo Woon gabung!" kata Kiseob antusias.
Dongwoon melihat Siwan dan Kevin. Mereka tersenyum seraya mengajak juga. Akhirnya Dongwoon pun ikutan maen kartu bareng-bareng.
~~~~~
Besoknya ternyata Sunhee udah boleh pulang. Dongwoon yang standby 24 hours itu pun mengantar nonanya ke rumah. Papa Rain dan Mama Hyegyo sudah menunggu dirumah beserta Seungho dan 3 lelaki lainnya. Sunhee ampe harus menyipitkan matanya untuk mencari tahu siapa sosok 3 cowo selain Papanya dan abangnya itu.
"Welcome home Sun! Udah ada tamu tuh nungguin sekaligus 3 lagi," kata Mama.
"Ma, Sunhee baru nyampe masa udah disuruh ladenin tamu sih?" tanya Papa Rain.
"Gapapa Papa.."
"Tuh kan ngomongnya aja ga jelas. Bababababa gitu," kata Papa Rain.
"Maksudnya, gapapa, Papa!" Sunhee mengulang ucapannya lebih jelas. Papa Rain pun manggut-manggut dan nyengir dengan imut.
"Nona silahkan masuk duluan, saya nurunin barang-barang dulu," kata Dongwoon. Sunhee pun mengangguk dan memasuki rumah dengan Seungho yang memapahnya meskipun sebenarnya dia bisa jalan dengan gampang.
"Siapa bang, yang dateng??" tanya Sunhee.
"Tuh liat aja.."
Sunhee menoleh ke arah sofa-sofa mewah di ruang tamu dan mendapati guru-guru les privatnya berkumpul disana.
"Bang June, Bang Johu, LJ??"
~~~~~
"Jadi, kita semua sepakat mengakhiri les privatnya Sunhee. Kalopun Sunhee ternyata masih mau les, call aja, nanti kita yang dateng ke sini," jelas Jonghun.
Mata Sunhee berkaca-kaca. Ketiga guru lesnya ini berunding dan akhirnya memutuskan supaya Sunhee ga usah nerusin les privat lagi. Mereka bilang talent Sunhee udah terlihat dan bisa diasah kalo latihan sendiri, dan mereka juga gamau Sunhee kecapean gara-gara semua les atau lomba yang diikuti Sunhee.
"Tapi, Bang Johu, Bang June, LJ juga, Sunhee gapapa kok! Ini aja udah sembuh kan, Sunhee minta maaf deh bolos mulu, mulai sekarang bakal rajin masuk lagi, janji deh! Tapi jangan diberhentiin juga dong.." ujar Sunhee dengan melas.
"Tadi kan Jonghun udah bilang kalo lo masih mau les, calling aja nanti kita yang dateng, jadi lo gausah repot-repot ke J.Tune ato FnC," kata June.
"Kalo kita yang kesini, ga bakal repot kok, ya ga?" tanya LJ pada dua rekan sesama guru lesnya itu. Mereka mengangguk.
Sunhee terharu. "Ah. Kalian emang terlalu baik. Boleh peluk ga?"
"BOLEH," kata June spontan. Jonghun cuma senyum-senyum. Jonghyun lebih malu lagi dan akhirnya menundukkan kepalanya.
Sunhee tersenyum dan memeluk June. "Tengkyu ya Bang, ilmu dancenya berguna banget, Sunhee bakal latihan terus deh!"
"Pasti dong! Selamet lagi ya udah menangin dance battle waktu itu," kata June sambil menepuk pundak Sunhee pelan.
Sunhee lalu menoleh ke Jonghun. Jonghun yang tadinya ragu akhirnya berdiri. Sunhee pun memeluk Jonghun dengan agak canggung. Jonghun mengacak-acak rambut Sunhee.
"Jangan kecapean lagi ya. Harusnya lo ga usah pura-pura bego gitar sama gue, pas ama LJ doang jagonya. Nanti kita nge-jam bareng ya?"
Sunhee tersenyum di pundak Jonghun. "Iya!"
Lalu Sunhee melihat LJ. LJ berdiri sambil menggaruk kepalanya. "Ng.. kita belom kenal lama, salaman aja kali ya?"
Sunhee tetap memeluk LJ dengan cepat dan meninju pundaknya pelan. "Berkat lo gue jadi jago! Thanks banget ya!"
Mereka lalu lanjut ngobrol-ngobrol heboh. Ga kerasa udah waktunya makan malem.
"June, Jonghun sama Jonghyun pada mau makan disini aja kan? Ke dining room yuk, dinner udah siap," kata Mama Hyegyo.
Dinner keluarga Song pada malam itu pun semakin seru dengan adanya 3 tamu-tamu tersebut. Sunhee pun bersyukur dalam hati bisa dikelilingi orang-orang yang baik seperti mereka :)
~~~~~
2 minggu berlalu dengan damai. Sunhee bentar lagi ujian kenaikan kelas. Hari ini hari minggu tanggal 6 Juni. Sunhee lagi asik ngaso di kamar sambil online dan ngetik novelnya.
"Gue buntu ide nih. Online twitter kaga dapet inspirasi, chatting aja dah. Si Daehee mana lagi nih belom lanjutin ff pesenan gue," Sunhee ngedumel sendiri.
TOK TOK
"Masuk."
"Nona, mo sarapan apa?" tanya Dongwoon sambil buka pintu.
Sunhee balik badan dan manyun sambil mikir. "Pancake! Pake mapel syrup yang banyak ya!"
Dongwoon tersenyum lalu mohon diri balik keluar. Sunhee pun lanjut buka meebo dan sign in. Tiba-tiba Jihee menyapanya.
"TAK SENGAJAAAA KU LEWAT DEPAN RUMAHMU.." chat si Jihee dengan capslock heboh.
"Tenda biru ya?" sapa Sunhee.
"Iya unn."
"MAKASIH AKU DAPET IDE BUAT NOVEL HAHAHA," kata Sunhee dengan capslock yang gila juga. Dua bocah ini memang penggila capslock.
"sama-sama unn, HEHE. btw hari ini mo kemana unn?" tanya Jihee.
"Au nih ga ada kerjaan. Nape?"
"Ke rumahku yuk, nyiksa Bangkee."
"Kenapa lagi dia?"
"Rebutan ayam ama Hyunseung lagi."
"Kamu pasung Bangkee, aku rantai Hyunseung. oke?"
"HAHAHAHAHAHAHAHAHA" Jihee ngakak secara virtual melalui ke-capslock-annya.
"Yaudah nanti gue kesitu abis sarapan ya. Pancake loh, DADAAAH."
Sunhee pun melesat keluar kamar dan menuju dining room. Melihat mejanya kosong dan tak ada tanda-tanda kedua orang tuanya sarapan, dia menuju dapur. Dilihatnya Dongwoon memakai celemek bergambar panda, bolak balik counter - kompor dan sesekali mengelap keringetnya.
"Dowu?"
Dongwoon mematikan kompor dan pada saat yang bersamaan menoleh ke arah suara. "Nona, sudah lama menunggu? Maaf, koki yang biasa masak sedang pergi bersama Nyonya Song untuk belanja, jadi saya yang membuatkan sarapan untuk Nona. Saya harap Nona tidak keberatan."
Entah kenapa Sunhee merasa tersentuh, terharu, dan tersand(j)ung. Senyum Sunhee yang spontan itu membuat Dongwoon merasa canggung.
"Bilang atuh Wu daritadi! Gue bisa masak sendiri kan," kata Sunhee sambil meraih sebuah piring dari rak.
"Tapi.. saya meragukan rasa dari masakan Nona," kata Dongwoon.
Sunhee menatap Dongwoon. Dongwoon nyengir. Sunhee pun tersenyum sambil nempeleng kepala butlernya itu perlahan. "Udah mulai nyolot lu ya!"
Dongwoon hanya bisa tertawa dan membantu Sunhee menghidangkan sarapannya.
~~~~~
Hari semakin siang. Sunhee ngungsi ke rumah Jung buat maenan. Mereka pun memutuskan untuk maen kotak pos sambil nyebutin nama-nama apa aja.
"Mulai lagi ya! Dari gue. Kotak pos belom diisi, mari kita isi dengan isi-isian, bang toyib minta huruf apa!" Bangkee nyanyi dengan merdu dan semangat.
Jihee : "Pisang!"
Sunhee : "Apel!"
Gahee : "Anggur!"
Hyunseung : "Kedondong!"
Bangkee : *panik dan ga bisa jawab*
"HAAAAAA BANGKEE KALAH! KELUAR LU BANG KELUAR!" teriak Jihee dengan girang.
"IYA IYA! Sante aja ngapa. Lu berempat sekarang sebutin nama artis barat ya!" perintah Bangkee.
Sunhee pun dapet giliran nyanyi. "Oke. Kotak pos belom diisi mari kita isi dengan isi-isian bang toyib minta huruf apa.."
Gahee : "Keanu Reeves!"
Hyunseung : "Jessica Alba!"
Jihee : "Taylor Lautner!"
Sunhee : "Orlando Bloom!"
Gahee : "Megan Fox!"
Hyunseung : *gelagapan* "JANG HYUNSEUNG!"
"Apa banget lu jamur! Keluar keluar!" seru Jihee dengan napsu. Hyunseung pun mundur dari lingkaran dan memakai sendalnya. "Lah mo kemane lu?" tanya Jihee.
"Neng pirang, Dongwoon ada dirumah ga?" tanyanya.
"Hm? Ada, kenapa?"
"Saya mo maen kesana boleh ya??" tanya Hyunseung lagi.
Sunhee terlihat bingung. Tumben-tumbenan Hyunseung nyempetin maen ke sebelah. "Oh.. gih dah.."
Dengan itu pun Sunhee melanjutkan game kotak posnya bersama Jihee dan Gahee, serta Bangkee yang menyumbangkan idenya.
~~~~~
Sunhee maen di rumah Jung ampe maghrib dan bahkan numpang dinner di rumah Jung. Kata Jung Ara sama Jung Yunho, appa dan ummanya Jihee, udah lama ga liat Sunhee jadi mereka maksa Sunhee dinner bareng dengan kesepakatan Hyunseung yang makan jatah dinnernya Sunhee di rumah keluarga Song di sebelah.
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Hyunseung baru pulang ke kediaman Jung. Sebelum sempet diomelin Gahee, Hyunseung langsung menghadap ke Sunhee.
"Neng pirang, disuruh pulang ama Tuan Muda Seungho, katanya kangen," ujar Hyunseung.
"HAHAA demi apa lu mur? Buset dah abang gue centil bener ama adek sendiri," Sunhee geleng geleng sambil beberes mau pulang. "Ngapain aja lo di rumah gue tadi?"
"Ngasih surprise ama kado buat Dongwoon," kata Hyunseung, datar.
"Hm? Dalam rangka apa?"
"Neng pirang gatau? Hari ini teh ulang tahunnya Dongwoon! Yang ke 19!" kata Hyunseung sinetron style dan tidak percaya.
"DEMI APA MUR GUE GATAU! YAAMPUN. Seharian gue disini.. AH ELU JUGA SI BUKANNYA BILANGIN GUE!" Sunhee mendadak panik dan sewot.
"LAH PAN SAYA KIRA NENG UDAH TAU!" Hyunseung ikutan sewot.
"DIH NGELAWAN YA LU SEKARANG. Aduh mana udah malem gini lagi nih. Kasih apa gue? Aduuh.. aduh kasian Dowu.." Sunhee mondar mandir sambil gigit jari.
"Udah unn ajak jalan aja gih kemana kek," kata Jihee.
"Iya, masih ada beberapa tempat yang buka kok jam segini! Salam ya buat Dongwoon," timpal Gahee.
Sunhee melihat ke Hyunseung, Gahee, Jihee dan Bangkee. Semua berbalik menatap Sunhee dan di tatapan mereka seolah menyemangati Sunhee untuk memberi surprise buat Dongwoon disaat terakhir.. saat detik-detik terakhir birthdaynya maksudnya.
Sunhee pun mengangguk dan mengepalkan tangannya. "Gue bakal ajak dia jalan! WISMILAK!"
"Go unnie!" teriak Jihee sambil menatap Sunhee yang berlari pulang ke arah rumahnya.
~~~~~
Sunhee menerobos masuk ke rumahnya dan menuju ruang keluarga. Disana, Papa Rain beserta istri dan anak laki-lakinya sedang asyik menonton dvd.
"Pa, Ma, Bang, liat Dowu ga?" tanya Sunhee sambil ngos-ngosan.
"Di dapur kali, kenapa?" tanya Mama Hyegyo.
Sunhee mendekati Seungho dan meraih kunci mobil di kantongnya Seungho. Dia pun melengos pergi.
"Woy Sun mo kemane lu?" tanya Seungho.
"Mo ajak Dongwoon jalan, hari ini birthdaynya dan gue baru tau! Pamit ya, Ma, Pa!" kata Sunhee yang kemudian bergegas ke dapur.
"Ati-ati ya sayang!" teriak Papa Rain.
Sunhee menerobos beberapa pelayannya yang sedang beresin ruangan sambil nanya Dongwoon ada dimana. Dongwoon ternyata baru aja mo masuk kamar ketika Sunhee manggil.
"Dowu!"
Dengan sigap Dongwoon pun menoleh. "Ya, Nona? Apa Nona sudah makan malam? Saya.."
Sunhee mengacuhkan perkataan Dongwoon dan langsung menarik tangan Dongwoon dan melempar jaket colongan dari Seungho ke arah Dongwoon.
"Nona, kita mau kemana?"
~~~~~
"Nona? Daritadi saya nanya kita mo kemana kok ga dijawab," kata Dongwoon dengan melas sambil memperhatikan Sunhee yang asik nyetir.
"Boleh gue minta sesuatu? Tolong jangan panggil gue Nona. Malem ini aja," mata Sunhee menatap lurus ke depan.
"Hm, oke. Kita mo kemana, Sunhee? Kenapa tiba-tiba gini?" tanya Dongwoon sekali lagi.
Sunhee tertegun dan menatap Dongwoon sejenak. Hanya dari perubahan gaya bicara aja, Sunhee merasa sedang bersama orang yang berbeda.
"Kenapa lo ga bilang ini hari ulang tahun lo?" tanya Sunhee pada akhirnya.
Dongwoon terdiam. "Tau darimana?"
"Kenapa lo ga bilang?" tanya Sunhee lagi.
"Emangnya kenapa juga gue harus bilang? Ulang tahun gue ga penting juga buat lo," entah kenapa Dongwoon bersuara melas disini.
"Penting kok."
Keduanya terdiam. Dongwoon menatap Sunhee.
Sialan. Kalo kayak gini terus perasaan gue bisa makin..
"Wu, lo tuh udah berjasa banyak sama gue, jelaslah ulang tahun lo penting. Gue gimana dan kapan lagi bisa mo bales semua kebaikan lo kalo bukan di hari spesial buat lo ini, hm?" Sunhee tidak melepas pandangannya dari jalanan.
"... Gue.."
"We're gonna have fun tonight, okay. I'll drive wherever you wanna go. I've told my parents so you don't have to worry," kata Sunhee sambil ngerem, lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. "Jadi, lo mo kemana sekarang?"
~~~~~
"SEKUNTUM MAWAR MERAAAAH AAAAAH~"
"yang kau berikan kepaaaadakuuu~~~"
"DI MALAM ITUUUUUH.."
"kuuu me-ngeeerti apa maksudmuuuu~~"
Dongwoon akhirnya memutuskan untuk berkaraoke ria bersama Sunhee. Dan jatohnya malah Sunhee yang lebih heboh dibanding Dongwoon (yang nyanyi pake capslock itu Sunhee, yang engga capslock itu Dongwoon).
"Hahahaha udah ah cape gue Wu! Ngaso dulu dah," Sunhee melemparkan dirinya ke sofa dan membuka sekaleng soda.
Dongwoon yang nyanyinya biasa aja ga secape Sunhee, tapi dia ikutan duduk dan membuka suatu kaleng minuman dengan asal dan meneguknya sampai habis. Selang beberapa menit kemudian, pipinya memerah dan matanya jadi sayu.
"Wu pengen nyanyi lagunya Charice nih. Lo jadi Iyaz nya gimana?"
Hening.
"Wu?"
Sunhee menoleh ke arah Dongwoon dan mendapati Dongwoon tergeletak melas di atas sofa. Mukanya merah dan dia cegukan. Sunhee bingung dan nowel Dongwoon sekali.
"Wu, nape lu?"
Tak ada respon.
"Wu, lu sakit?"
Tak ada jawaban.
Sunhee berjalan ke arah Dongwoon dan menyentuh keningnya. "Ga panas kok. Kenapa merah ya mukanya?"
"Huahm~~"
Dongwoon menguap dan dari bau nafasnya, Sunhee langsung berasumsi kalo Dongwoon mabuk.
"Anja bau alkohol! Minum apa lo tadi, Wu?"
"Minum.. minum.. minuman kaleng! Aaaahahahaa. Sunhee makin cantik aja deh~~" kata Dongwoon asal.
"Jangan ngawur aja lo! Bangun! Kita pulang aja deh," kata Sunhee sambil menarik Dongwoon bangun dan membantunya berdiri.
Saat Sunhee baru mau melangkah sambil memapah Dongwoon, Sunhee kehilangan keseimbangan karena rambutnya Dongwoon bikin mukanya gatel. Sunhee terhuyung dan terhempas kembali ke sofa.
BRUK~~
Kepala Dongwoon membentur kepala Sunhee. Sunhee meringis dan memijat keningnya. But when she opened her eyes, she was so shocked to find out that...
Dongwoon was on top of her. And their lips touched.
To be continued...
"Siape, Non?" Dongwoon berbisik ke Sunhee.
Sunhee mengacuhkan Dongwoon dan mencoba bangun untuk duduk. "Masuk, Seob, masuk!"
Kiseob tersenyum segan dan masuk ke ruangan itu. Dongwoon agak manyun dan bete karena nambah lagi saingan cowo yang sepertinya mengincar nona nya tersayang itu. Dongwoon akhirnya bangun dan pindah ke kursi di sisi satunya lagi.
"Sori Sun gue kesin ga bilang-bilang! Lo kecapean karna lomba kemaren ya?" kata Kiseob sambil duduk di kursi sebelah kanannya Sunhee.
"Iya. Gapapa kok Seob gue malah seneng dijengukin, hehe," Sunhee tersenyum tersipu termalu sehingga membuat Dongwoon memutar matanya dan mengalihkan pandangannya.
"Betewe kok bisa tau gue dirawat disini?" tanya Sunhee.
"Sebenernya gue nemenin tante gue check up. Eh terus gue denger 3 orang tadi nyebut-nyebut nama lo. Yang satu cowo kumisan, yang dua lagi cewe sama-sama cakep gitu. Tapi cakepan elo sih," Kiseob mengucapkan kalimat terakhir sambil terbatuk-batuk palsu.
Sunhee mengerutkan dahi. Dongwoon membuat ekspresi seolah-olah mau muntah.
"Itu pasti Jung bersaudara. Kemana-mana emang rusuh sih.." Sunhee geleng-geleng.
Kiseob cuma nyengir. "Udah merasa baikan, Sun?"
Dongwoon yang berasa jadi sapi ompong makin lama makin bete ada disitu. Dia pun memasang headset dan mendengarkan iPod nona nya tanpa izin. Setelah itu dia memperhatikan wajah Sunhee yang tersenyum cerah - meskipun bibirnya masih pucet - sambil ngobrol banyak dengan wajah yang sangat antusias. Dongwoon jadi meratapi nasibnya yang hanya seorang mantan tukang perahu, dan sekarang menjabat sebagai butler dan rangkap bodyguardnya Sunhee. Ga mungkin Sunhee bisa ngobrol ama Dongwoon seasik dia ngobrol ama Kiseob.
~~~~~
"Udah gue bilang kamar nomor 232 itu lantai dua! ELU SIH AH GA PERCAYA."
"Ye tapi kan buat mastiin kudu nanya dulu, KULI."
"Diem lu semut! Kurus pendek aja belagu!"
"Ya daripada elo! Tinggi, berotot, mending muka cakep, ama berang-berang aja masih gantengan berang-berang!"
"Oh gitu ya lo sekarang? Udah ga Be eP eP ama gue lagi nih! OKE. FINE."
"MAS TOLONG YA INI RUMAH SAKIT JANGAN BERANTEM DISINI. Rusuh amet sih!"
Sosok dua cowo yang berantem di koridor rumah sakit akhirnya dilerai oleh ibu-ibu gendut yang ternyata merupakan suster di rumah sakit itu. Siwan dan Kevin sama-sama membungkuk memohon maaf dan suster itu pun melengos pergi.
"Elu sih!"
"Elu tuh!"
"Udah ah! Sebenernya jadi mo jenguk Sunsun ga sih?" Kevin manyun dan membuat mukanya semakin abstrak. Siwan diam dan mengangguk. Kevin pun inisiatip mengetuk pintu kamar 232.
"Tok tok tok assemlekum?" sapa Kevin ke pintu.
"Neng Sunsuuun?" panggil Siwan dengan manja dan kemudian disambut tempelengan hangat dari si Kuli.
Mereka berdua terdiam sebentar. Lalu pintu pun terbuka.
"Misi, mas. Mo jenguk si eneng," kata Kevin.
Dongwoon mengangguk dan mempersilahkan dua mahluk rusuh itu masuk. Dongwoon menutup pintunya kembali dan menghela napas panjang. Ruang VIP itu jadi berasa sempit karna diisi 3 cowo lagi selain dia. "Awas aja nih kalo nambah lagi," batinnya.
"Wah udah nyampe bocah pada. Kev, Wan, kenalin ini Kiseob. Lawan gue waktu di dance battle kemaren!" kata Sunhee.
Siwan dan Kevin saling berpandangan dan berbicara mata ke mata. "Nambah saingan lagi nih kita."
"Halo, gue Kiseob," ujar Kiseob sambil berdiri dan membungkukkan badannya.
"Halo, gue sop buntut."
"Gue sop konro."
Kevin dan Siwan bertatapan lagi. "HAAAAAAAHAAHAHAHAHA."
"Lo berdua apa-apaan sih -_-" kata Sunhee sambil manyun. Dongwoon tampak nyengir-nyengir ga jelas.
"Iya maap. Gue Kevin, temen Sunsun waktu di ostrali dulu," kata Kevin sambil bermuka bangga karna udah kenal Sunhee lama.
"Gue Siwan. Temennya Kevin, temennya Sunhee juga. 22 tahun, single," kata Siwan. Lagi-lagi Dongwoon nyengir geli. Kevin nempeleng Siwan lagi.
"Maap nih Sun jadi rame kamar lu," kata Kevin sok segan.
"Haha gapapa, daripada gue sendirian bisa mati bosen," Sunhee menjawab dengan senyum manis.
"EHEM," Dongwoon batuk palsu.
"Eh ga sendirian sih ada Dongwoon yang kayak rexona. Setia setiap saat."
Dongwoon tersenyum bangga tapi perlahan senyumnya memudar karna dia disamain ama rexona yang buat keti itu.
Sekali lagi Dongwoon harus meratapi nasib ketika keempat orang itu asik ngobrol dan bercanda.
"Dongwoon jangan bengong aja, mojok mulu. Ikutan dong," ajak Sunhee.
"Iya iya! Makin rame makin seru nih maenannya, ayo Woon gabung!" kata Kiseob antusias.
Dongwoon melihat Siwan dan Kevin. Mereka tersenyum seraya mengajak juga. Akhirnya Dongwoon pun ikutan maen kartu bareng-bareng.
~~~~~
Besoknya ternyata Sunhee udah boleh pulang. Dongwoon yang standby 24 hours itu pun mengantar nonanya ke rumah. Papa Rain dan Mama Hyegyo sudah menunggu dirumah beserta Seungho dan 3 lelaki lainnya. Sunhee ampe harus menyipitkan matanya untuk mencari tahu siapa sosok 3 cowo selain Papanya dan abangnya itu.
"Welcome home Sun! Udah ada tamu tuh nungguin sekaligus 3 lagi," kata Mama.
"Ma, Sunhee baru nyampe masa udah disuruh ladenin tamu sih?" tanya Papa Rain.
"Gapapa Papa.."
"Tuh kan ngomongnya aja ga jelas. Bababababa gitu," kata Papa Rain.
"Maksudnya, gapapa, Papa!" Sunhee mengulang ucapannya lebih jelas. Papa Rain pun manggut-manggut dan nyengir dengan imut.
"Nona silahkan masuk duluan, saya nurunin barang-barang dulu," kata Dongwoon. Sunhee pun mengangguk dan memasuki rumah dengan Seungho yang memapahnya meskipun sebenarnya dia bisa jalan dengan gampang.
"Siapa bang, yang dateng??" tanya Sunhee.
"Tuh liat aja.."
Sunhee menoleh ke arah sofa-sofa mewah di ruang tamu dan mendapati guru-guru les privatnya berkumpul disana.
"Bang June, Bang Johu, LJ??"
~~~~~
"Jadi, kita semua sepakat mengakhiri les privatnya Sunhee. Kalopun Sunhee ternyata masih mau les, call aja, nanti kita yang dateng ke sini," jelas Jonghun.
Mata Sunhee berkaca-kaca. Ketiga guru lesnya ini berunding dan akhirnya memutuskan supaya Sunhee ga usah nerusin les privat lagi. Mereka bilang talent Sunhee udah terlihat dan bisa diasah kalo latihan sendiri, dan mereka juga gamau Sunhee kecapean gara-gara semua les atau lomba yang diikuti Sunhee.
"Tapi, Bang Johu, Bang June, LJ juga, Sunhee gapapa kok! Ini aja udah sembuh kan, Sunhee minta maaf deh bolos mulu, mulai sekarang bakal rajin masuk lagi, janji deh! Tapi jangan diberhentiin juga dong.." ujar Sunhee dengan melas.
"Tadi kan Jonghun udah bilang kalo lo masih mau les, calling aja nanti kita yang dateng, jadi lo gausah repot-repot ke J.Tune ato FnC," kata June.
"Kalo kita yang kesini, ga bakal repot kok, ya ga?" tanya LJ pada dua rekan sesama guru lesnya itu. Mereka mengangguk.
Sunhee terharu. "Ah. Kalian emang terlalu baik. Boleh peluk ga?"
"BOLEH," kata June spontan. Jonghun cuma senyum-senyum. Jonghyun lebih malu lagi dan akhirnya menundukkan kepalanya.
Sunhee tersenyum dan memeluk June. "Tengkyu ya Bang, ilmu dancenya berguna banget, Sunhee bakal latihan terus deh!"
"Pasti dong! Selamet lagi ya udah menangin dance battle waktu itu," kata June sambil menepuk pundak Sunhee pelan.
Sunhee lalu menoleh ke Jonghun. Jonghun yang tadinya ragu akhirnya berdiri. Sunhee pun memeluk Jonghun dengan agak canggung. Jonghun mengacak-acak rambut Sunhee.
"Jangan kecapean lagi ya. Harusnya lo ga usah pura-pura bego gitar sama gue, pas ama LJ doang jagonya. Nanti kita nge-jam bareng ya?"
Sunhee tersenyum di pundak Jonghun. "Iya!"
Lalu Sunhee melihat LJ. LJ berdiri sambil menggaruk kepalanya. "Ng.. kita belom kenal lama, salaman aja kali ya?"
Sunhee tetap memeluk LJ dengan cepat dan meninju pundaknya pelan. "Berkat lo gue jadi jago! Thanks banget ya!"
Mereka lalu lanjut ngobrol-ngobrol heboh. Ga kerasa udah waktunya makan malem.
"June, Jonghun sama Jonghyun pada mau makan disini aja kan? Ke dining room yuk, dinner udah siap," kata Mama Hyegyo.
Dinner keluarga Song pada malam itu pun semakin seru dengan adanya 3 tamu-tamu tersebut. Sunhee pun bersyukur dalam hati bisa dikelilingi orang-orang yang baik seperti mereka :)
~~~~~
2 minggu berlalu dengan damai. Sunhee bentar lagi ujian kenaikan kelas. Hari ini hari minggu tanggal 6 Juni. Sunhee lagi asik ngaso di kamar sambil online dan ngetik novelnya.
"Gue buntu ide nih. Online twitter kaga dapet inspirasi, chatting aja dah. Si Daehee mana lagi nih belom lanjutin ff pesenan gue," Sunhee ngedumel sendiri.
TOK TOK
"Masuk."
"Nona, mo sarapan apa?" tanya Dongwoon sambil buka pintu.
Sunhee balik badan dan manyun sambil mikir. "Pancake! Pake mapel syrup yang banyak ya!"
Dongwoon tersenyum lalu mohon diri balik keluar. Sunhee pun lanjut buka meebo dan sign in. Tiba-tiba Jihee menyapanya.
"TAK SENGAJAAAA KU LEWAT DEPAN RUMAHMU.." chat si Jihee dengan capslock heboh.
"Tenda biru ya?" sapa Sunhee.
"Iya unn."
"MAKASIH AKU DAPET IDE BUAT NOVEL HAHAHA," kata Sunhee dengan capslock yang gila juga. Dua bocah ini memang penggila capslock.
"sama-sama unn, HEHE. btw hari ini mo kemana unn?" tanya Jihee.
"Au nih ga ada kerjaan. Nape?"
"Ke rumahku yuk, nyiksa Bangkee."
"Kenapa lagi dia?"
"Rebutan ayam ama Hyunseung lagi."
"Kamu pasung Bangkee, aku rantai Hyunseung. oke?"
"HAHAHAHAHAHAHAHAHA" Jihee ngakak secara virtual melalui ke-capslock-annya.
"Yaudah nanti gue kesitu abis sarapan ya. Pancake loh, DADAAAH."
Sunhee pun melesat keluar kamar dan menuju dining room. Melihat mejanya kosong dan tak ada tanda-tanda kedua orang tuanya sarapan, dia menuju dapur. Dilihatnya Dongwoon memakai celemek bergambar panda, bolak balik counter - kompor dan sesekali mengelap keringetnya.
"Dowu?"
Dongwoon mematikan kompor dan pada saat yang bersamaan menoleh ke arah suara. "Nona, sudah lama menunggu? Maaf, koki yang biasa masak sedang pergi bersama Nyonya Song untuk belanja, jadi saya yang membuatkan sarapan untuk Nona. Saya harap Nona tidak keberatan."
Entah kenapa Sunhee merasa tersentuh, terharu, dan tersand(j)ung. Senyum Sunhee yang spontan itu membuat Dongwoon merasa canggung.
"Bilang atuh Wu daritadi! Gue bisa masak sendiri kan," kata Sunhee sambil meraih sebuah piring dari rak.
"Tapi.. saya meragukan rasa dari masakan Nona," kata Dongwoon.
Sunhee menatap Dongwoon. Dongwoon nyengir. Sunhee pun tersenyum sambil nempeleng kepala butlernya itu perlahan. "Udah mulai nyolot lu ya!"
Dongwoon hanya bisa tertawa dan membantu Sunhee menghidangkan sarapannya.
~~~~~
Hari semakin siang. Sunhee ngungsi ke rumah Jung buat maenan. Mereka pun memutuskan untuk maen kotak pos sambil nyebutin nama-nama apa aja.
"Mulai lagi ya! Dari gue. Kotak pos belom diisi, mari kita isi dengan isi-isian, bang toyib minta huruf apa!" Bangkee nyanyi dengan merdu dan semangat.
Jihee : "Pisang!"
Sunhee : "Apel!"
Gahee : "Anggur!"
Hyunseung : "Kedondong!"
Bangkee : *panik dan ga bisa jawab*
"HAAAAAA BANGKEE KALAH! KELUAR LU BANG KELUAR!" teriak Jihee dengan girang.
"IYA IYA! Sante aja ngapa. Lu berempat sekarang sebutin nama artis barat ya!" perintah Bangkee.
Sunhee pun dapet giliran nyanyi. "Oke. Kotak pos belom diisi mari kita isi dengan isi-isian bang toyib minta huruf apa.."
Gahee : "Keanu Reeves!"
Hyunseung : "Jessica Alba!"
Jihee : "Taylor Lautner!"
Sunhee : "Orlando Bloom!"
Gahee : "Megan Fox!"
Hyunseung : *gelagapan* "JANG HYUNSEUNG!"
"Apa banget lu jamur! Keluar keluar!" seru Jihee dengan napsu. Hyunseung pun mundur dari lingkaran dan memakai sendalnya. "Lah mo kemane lu?" tanya Jihee.
"Neng pirang, Dongwoon ada dirumah ga?" tanyanya.
"Hm? Ada, kenapa?"
"Saya mo maen kesana boleh ya??" tanya Hyunseung lagi.
Sunhee terlihat bingung. Tumben-tumbenan Hyunseung nyempetin maen ke sebelah. "Oh.. gih dah.."
Dengan itu pun Sunhee melanjutkan game kotak posnya bersama Jihee dan Gahee, serta Bangkee yang menyumbangkan idenya.
~~~~~
Sunhee maen di rumah Jung ampe maghrib dan bahkan numpang dinner di rumah Jung. Kata Jung Ara sama Jung Yunho, appa dan ummanya Jihee, udah lama ga liat Sunhee jadi mereka maksa Sunhee dinner bareng dengan kesepakatan Hyunseung yang makan jatah dinnernya Sunhee di rumah keluarga Song di sebelah.
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Hyunseung baru pulang ke kediaman Jung. Sebelum sempet diomelin Gahee, Hyunseung langsung menghadap ke Sunhee.
"Neng pirang, disuruh pulang ama Tuan Muda Seungho, katanya kangen," ujar Hyunseung.
"HAHAA demi apa lu mur? Buset dah abang gue centil bener ama adek sendiri," Sunhee geleng geleng sambil beberes mau pulang. "Ngapain aja lo di rumah gue tadi?"
"Ngasih surprise ama kado buat Dongwoon," kata Hyunseung, datar.
"Hm? Dalam rangka apa?"
"Neng pirang gatau? Hari ini teh ulang tahunnya Dongwoon! Yang ke 19!" kata Hyunseung sinetron style dan tidak percaya.
"DEMI APA MUR GUE GATAU! YAAMPUN. Seharian gue disini.. AH ELU JUGA SI BUKANNYA BILANGIN GUE!" Sunhee mendadak panik dan sewot.
"LAH PAN SAYA KIRA NENG UDAH TAU!" Hyunseung ikutan sewot.
"DIH NGELAWAN YA LU SEKARANG. Aduh mana udah malem gini lagi nih. Kasih apa gue? Aduuh.. aduh kasian Dowu.." Sunhee mondar mandir sambil gigit jari.
"Udah unn ajak jalan aja gih kemana kek," kata Jihee.
"Iya, masih ada beberapa tempat yang buka kok jam segini! Salam ya buat Dongwoon," timpal Gahee.
Sunhee melihat ke Hyunseung, Gahee, Jihee dan Bangkee. Semua berbalik menatap Sunhee dan di tatapan mereka seolah menyemangati Sunhee untuk memberi surprise buat Dongwoon disaat terakhir.. saat detik-detik terakhir birthdaynya maksudnya.
Sunhee pun mengangguk dan mengepalkan tangannya. "Gue bakal ajak dia jalan! WISMILAK!"
"Go unnie!" teriak Jihee sambil menatap Sunhee yang berlari pulang ke arah rumahnya.
~~~~~
Sunhee menerobos masuk ke rumahnya dan menuju ruang keluarga. Disana, Papa Rain beserta istri dan anak laki-lakinya sedang asyik menonton dvd.
"Pa, Ma, Bang, liat Dowu ga?" tanya Sunhee sambil ngos-ngosan.
"Di dapur kali, kenapa?" tanya Mama Hyegyo.
Sunhee mendekati Seungho dan meraih kunci mobil di kantongnya Seungho. Dia pun melengos pergi.
"Woy Sun mo kemane lu?" tanya Seungho.
"Mo ajak Dongwoon jalan, hari ini birthdaynya dan gue baru tau! Pamit ya, Ma, Pa!" kata Sunhee yang kemudian bergegas ke dapur.
"Ati-ati ya sayang!" teriak Papa Rain.
Sunhee menerobos beberapa pelayannya yang sedang beresin ruangan sambil nanya Dongwoon ada dimana. Dongwoon ternyata baru aja mo masuk kamar ketika Sunhee manggil.
"Dowu!"
Dengan sigap Dongwoon pun menoleh. "Ya, Nona? Apa Nona sudah makan malam? Saya.."
Sunhee mengacuhkan perkataan Dongwoon dan langsung menarik tangan Dongwoon dan melempar jaket colongan dari Seungho ke arah Dongwoon.
"Nona, kita mau kemana?"
~~~~~
"Nona? Daritadi saya nanya kita mo kemana kok ga dijawab," kata Dongwoon dengan melas sambil memperhatikan Sunhee yang asik nyetir.
"Boleh gue minta sesuatu? Tolong jangan panggil gue Nona. Malem ini aja," mata Sunhee menatap lurus ke depan.
"Hm, oke. Kita mo kemana, Sunhee? Kenapa tiba-tiba gini?" tanya Dongwoon sekali lagi.
Sunhee tertegun dan menatap Dongwoon sejenak. Hanya dari perubahan gaya bicara aja, Sunhee merasa sedang bersama orang yang berbeda.
"Kenapa lo ga bilang ini hari ulang tahun lo?" tanya Sunhee pada akhirnya.
Dongwoon terdiam. "Tau darimana?"
"Kenapa lo ga bilang?" tanya Sunhee lagi.
"Emangnya kenapa juga gue harus bilang? Ulang tahun gue ga penting juga buat lo," entah kenapa Dongwoon bersuara melas disini.
"Penting kok."
Keduanya terdiam. Dongwoon menatap Sunhee.
Sialan. Kalo kayak gini terus perasaan gue bisa makin..
"Wu, lo tuh udah berjasa banyak sama gue, jelaslah ulang tahun lo penting. Gue gimana dan kapan lagi bisa mo bales semua kebaikan lo kalo bukan di hari spesial buat lo ini, hm?" Sunhee tidak melepas pandangannya dari jalanan.
"... Gue.."
"We're gonna have fun tonight, okay. I'll drive wherever you wanna go. I've told my parents so you don't have to worry," kata Sunhee sambil ngerem, lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. "Jadi, lo mo kemana sekarang?"
~~~~~
"SEKUNTUM MAWAR MERAAAAH AAAAAH~"
"yang kau berikan kepaaaadakuuu~~~"
"DI MALAM ITUUUUUH.."
"kuuu me-ngeeerti apa maksudmuuuu~~"
Dongwoon akhirnya memutuskan untuk berkaraoke ria bersama Sunhee. Dan jatohnya malah Sunhee yang lebih heboh dibanding Dongwoon (yang nyanyi pake capslock itu Sunhee, yang engga capslock itu Dongwoon).
"Hahahaha udah ah cape gue Wu! Ngaso dulu dah," Sunhee melemparkan dirinya ke sofa dan membuka sekaleng soda.
Dongwoon yang nyanyinya biasa aja ga secape Sunhee, tapi dia ikutan duduk dan membuka suatu kaleng minuman dengan asal dan meneguknya sampai habis. Selang beberapa menit kemudian, pipinya memerah dan matanya jadi sayu.
"Wu pengen nyanyi lagunya Charice nih. Lo jadi Iyaz nya gimana?"
Hening.
"Wu?"
Sunhee menoleh ke arah Dongwoon dan mendapati Dongwoon tergeletak melas di atas sofa. Mukanya merah dan dia cegukan. Sunhee bingung dan nowel Dongwoon sekali.
"Wu, nape lu?"
Tak ada respon.
"Wu, lu sakit?"
Tak ada jawaban.
Sunhee berjalan ke arah Dongwoon dan menyentuh keningnya. "Ga panas kok. Kenapa merah ya mukanya?"
"Huahm~~"
Dongwoon menguap dan dari bau nafasnya, Sunhee langsung berasumsi kalo Dongwoon mabuk.
"Anja bau alkohol! Minum apa lo tadi, Wu?"
"Minum.. minum.. minuman kaleng! Aaaahahahaa. Sunhee makin cantik aja deh~~" kata Dongwoon asal.
"Jangan ngawur aja lo! Bangun! Kita pulang aja deh," kata Sunhee sambil menarik Dongwoon bangun dan membantunya berdiri.
Saat Sunhee baru mau melangkah sambil memapah Dongwoon, Sunhee kehilangan keseimbangan karena rambutnya Dongwoon bikin mukanya gatel. Sunhee terhuyung dan terhempas kembali ke sofa.
BRUK~~
Kepala Dongwoon membentur kepala Sunhee. Sunhee meringis dan memijat keningnya. But when she opened her eyes, she was so shocked to find out that...
Dongwoon was on top of her. And their lips touched.
To be continued...
Saturday, 15 May 2010
Les Privat {mplot 13}
"Okay then, the first place goes to..."
Penonton tegang. Sunhee nervous. Dan dia bisa merasakan tangan Kiseob menggenggam tangannya lebih erat.
"Ga jadi deh, gue umumin dari juara 3 aja ya HAHAHAHAHA," kata si MC tak berdosa.
Suasana langsung riuh. Penonton pada nyorakin MC, sesekali si MC di timpukin gumpalan tisu, kertas, dan entah kenapa ada sekuntum mawar merah yang ikutan melayang ke atas panggung.
"Oke tenang tenang! Gue tau gue ganteng tapi ga usah heboh gitu dong. Oke. Juara 3 jatuh pada... nomor.. lima.. sembilan! Atas nama Lee Kiseob!"
"KYAAAAAAAA OPPAAAAAAAA~!!"
"KYAA tuh kan apa kata gue dia pasti juara deh meskipun ketiga."
"KYAA KYAA itu si mas mas yang abs flash tadi kan ya?"
Penonton yang cewe pada heboh teriak-teriak. Sunhee nengok ke Kiseob dan menepuk pundaknya sambil bilang selamat. Kiseob maju ke depan dan menerima medali perunggu. Berasa olimpiade.
"Dan juara kedua... nomor 13! Atas nama HYUNSEUNG!"
Sunhee tersenyum dan hendak tepuk tangan tapi..
"Bentar, Hyunseung?"
Sunhee nengok ke cowo yang kurus dan kelepek di sebelahnya, dia membuka cap yang sedari tadi dia pake, lalu loncat kegirangan, sambil nyalamin si Sunhee.
"Neng pirang! SAYA JUARA DUA! YA AMPUN NENG! ALHAMDULILLAH!!!" kata Hyunseung dengan heboh.
Sunhee cengo. "Kok.. lo? Lo? Kok lo disini.. Lo kok.. kok?" Sunhee ampe bingung mau ngomong apa. Tapi Hyunseung langsung ke depan panggung dan menerima medali perak.
"Pantes si Jihee ngomel-ngomel tukang kebunnya ilang. SMS ah. Dia pasti bangga.." Sunhee mengeluarkan hapenya dari kantong.
"Dan untuk juara pertama.. dugu dugu dugu dugu.. diraih oleh peserta nomor.. enam..."
Sunhee masih sibuk dengan hapenya.
"TIGA! Nomor enam tiga atas nama Song Sunhee! Satu-satunya cewe yang lolos ke final! Dan sekarang berhasil merampas juara pertama dari empat peserta cowo lainnya, SELAMAT!"
Kiseob tersenyum dan tepuk tangan seraya menoleh ke arah Sunhee. Tapi Sunhee, sibuk sms si Jihee ngasih tau tukang kebonnya juara dua lomba dance.
"Psst. Sunhee! Maju dong, lo menang tau!" kata Kiseob.
"Ah? HAHA Lucu lo, Sop! Diem dulu gue lagi sms.." Sunhee tetep asik mencet-mencet hape.
"Song Sunhee, do you want to take the golden medal or not?" tanya si MC.
"YES, PLEASE!" kata Sunhee spontan. Penonton pada ketawa dan tepuk tangan. Sunhee maju kedepan, dikalungin medali emas, lalu salaman ama Kiseob dan Hyunseung. Setelah berfoto-foto ria, mereka lalu ke backstage lagi.
"Eh Jamur! Anjrit udah ganteng lo ya sekarang! Lo kok ga bilang-bilang ikutan dance battle ini juga? Jihee tuh udah mencak-mencak nyariin lo bolos ngeberesin kebun selama berapa hari tuh.. udah sewot deh dia pokoknya!" kata Sunhee sambil berjalan ditengah Hyunseung dan Kiseob.
"Ehm begini ya Neng Pirang, sebelumnya saya mau ucapin selamat juga ke eneng, karna neng udah juara satu! KYA! Nah soal saya ikutan dance battle ini, si Dongwoon tuh yang nyuruh! Dia tau eneng ikutan ginian, terus nih ya di group saya ama Dongwoon, saya kan lead dance nya, jadi dia nyuruh saya ikutan daftar!" kata Hyunseung, membenarkan bajunya yang necis.
"Wuaaah. Ini baju-baju lo, dapet darimana?" tanya Sunhee.
"Dipinjemin ama Junhyung! Hehe! Betewe, itu, buat mas yang disebelah neng pirang, selamet juga ya! Juara tiga!" Hyunseung menoleh ke arah Kiseob.
"Eh? Oh iya, makasih ^^" Kiseob tersenyum manis. Hyunseung bisa melihat raut wajah Sunhee yang kaget sejenak, terpesona gitu maybe, kedip dua kali, lalu kembali seperti semula.

~~~~~
"Rambut oke tuh sekarang, mur! Nyalon dimana?" Sunhee abis ganti baju ke baju yang dia pake buat ngeband tadi.
"Di Bbi Ssang dong, neng! Yang waktu itu kita ketemu itu loh.." kata Hyunseung.
"Masa sih? Waaah rambut lo jadi bagus gini, jatoh, ga ngembang kayak jamur waktu pertama ketemu!" Sunhee tersenyum sambil ngacak-ngacak rambut Hyunseung.
Hyunseung tersipu. "Hehee iya nih neng! Si pemilik Bbi Ssang, Kevin, emang bae banget! Ini aja ngestyle hair kayak gini dikasi diskon ama dia."
"Yang bener lo?"
Hyunseung mengangguk cepat dan agak imut.
"Wah asik banget. Gue ada niatan mo mendekin rambut ama ngecat jadi coklat nih. Mo jadi brunette gitu," kata Sunhee sambil wink ke cermin. Kiseob bengong.
"Hah? Brunette? Jangan neng! Nanti saya ga bisa manggil neng pirang lagi T__T" kata Hyunseung melas.
Sunhee meletakkan dagunya diatas kedua tangannya. "Hem. Liat nanti deh."
Tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan lebay. Makhluk berambut pirang memasuki ruang tunggu tersebut.
"Sunhee, pengumuman lomba band 5 menit lagi!"
Sunhee menghela napas. "Yeah yeah Jonghun," ujarnya malas sambil berdiri dari duduknya. Saat berjalan kedepan, Kiseob nyolek lengannya Sunhee.
"Apa deh, Sop?" tanya Sunhee rada bete.
Kiseob mengedipkan kedua matanya beberapa kali. Lalu dia tersenyum manis, mengangkat tangannya dan bilang "Hwaiting!". Manis sekali.
Sunhee terdiam sebentar, lalu membalas senyumnya Kiseob. "Thank you ^^"
~~~~~
Pengumuman lomba band usai, bandnya Jonghun cuma dapet bronze medal. Tapi entah kenapa wajahnya Jonghun cerah banget. Sepanjang perjalanan ke backstage, dia terus berjalan disamping Sunhee sambil mengacak-acak rambutnya, yang tentunya membuat Sunhee terpaksa menutup hidungnya, takut mimisan lagi.
Sunhee sibuk ngeberesin barang-barangnya yang bergeletakan dimana-mana. Jonghun dan anggota band lainnya sibuk juga kontak-kontakan ama manager yang rencana mau ngirim rekaman lagu mereka ke sebuah agency..
Kiseob yang sedari tadi memperhatikan Sunhee, mulai beranjak dari duduknya dan menghampiri Sunhee sambil memainkan hapenya.
"Sunhee."
"Hm?" Sunhee tidak menoleh. Kiseob cengengesan ga jelas.
"Selamet ya. Band lo juara dua," Kiseob tersenyum manis.
Tapi Sunhee tidak melihatnya. Dia cuma berdehem dan bilang thankyou. Kiseob berubah jadi melas. Tapi ketika dia perhatiin muka Sunhee, sepertinya Sunhee sedang sangat lelah. Dan Kiseob bisa memakluminya, bayangin aja, ikut lomba dance ama band bolak balik tanpa istirahat yang cukup.
Sunhee akhirnya menoleh ke Kiseob dan tersenyum lelah. "Balik duluan ya, Sop!" katanya sambil menenteng ranselnya.
Kiseob mengangguk. Sunhee balik badan.
"Eh bentar!" kata Kiseob sambil menghampiri Sunhee lagi. Sunhee menoleh ke arah Kiseob. "Boleh minta nomornya?" tanya Kiseob dengan manis sambil memegang hapenya.
Sunhee iya iya aja sambil meraih hape Kiseob. Diketiknya nomor hapenya lalu dengan cepat dikembalikan ke Kiseob.
"Kapan-kapan bisa ketemu lagi kan? Hmm.. dance break bareng gitu atau.. terserah deh?" kata Kiseob dengan ekspresi yang sangat unyu.
"Why not? Oke, see you, Sop!" Sunhee melambai pada Kiseob.
Diam-diam dari jauh ada sepasang mata dari sebuah makhluk pirang yang mengamati mereka berdua.
~~~~~
Besoknya adalah hari Minggu. Lalu besoknya lagi Senin. Kemudian Selasa, Rabu, Kamis.. *?*
Oke Seungho bangun di pagi hari Minggu yang cerah. Dia stretch badan ke kanan, ke kiri, atas dan bawah lalu bangun dari tempat tidurnya, dan berjalan menuju kamar sebelah. Kamar adiknya Song Sunhee tercinta dan tercantik.
"Song Sunhee, SNU's number one dancer, wake up! Rise and shine, baby!" kata Seungho sambil menyibak tirai kamar Sunhee. Sunhee langsung meringkuk dalam selimutnya.
"Oppa! Don't open the curtains.." kata Sunhee dengan suara yang parau.
Seungho cepat-cepat menutup tirai kembali dan menghampiri Sunhee. Seungho duduk di pinggir kasur. "Loh? Kamu kenapa kok suaranya serek-serek seksi basah gitu?"
"Masih ngantuk ah oppa," kata Sunhee singkat. Tapi setelah itu dia bersin 5 kali nonstop diikuti batuk berdahak.
"Astaghfirullah. Sun, kenape lu sun?" Seungho maju dan menyentuh kening Sunhee. "YAAMPUN PANAS. AW."
Sunhee tidak menjawab dan tetap terdiam di dalam selimutnya. Seungho meraih termometer yang ada di kotak P3K kecil disamping kasur Sunhee. "Sun, selipin ke ketek nih!"
Sunhee bangun dan mengambil posisi duduk sambil nyempilin termometer ke keteknya. Sesekali dia bersin dan terbatuk, membuat Seungho jadi ga tega. Lalu setelah termometer berbunyi, Seungho cepat-cepat mengambilnya dan membaca suhunya.
"39.5, yaampun Sunhee. Kita ke dokter sekarang ya," katanya lembut.
"Ngantuk ah paling dibawa tidur juga sembuh," Sunhee ngeyel dan masuk ke dalem selimutnya lagi.
Seungho manyun. Disibaknya selimut Sunhee, lalu digendongnya Sunhee keluar. Sunhee terlalu lemah untuk complain dan ngamuk-ngamuk, jadi dia diam saja sambil masih mencoba tidur. Seungho menggotong Sunhee hingga ke lantai bawah.
"Selamat pagi, Tuan.. Loh? Nona kenapa?" sapa Dongwoon yang melihat Seungho setengah panik menggotong Sunhee.
"Sunhee sakit. Dongwoon, tolong kamu siapin mobil ya, saya mau bawa Sunhee ke rumah sakit," kata Seungho tegas dan bijak.
Dongwoon membungkukkan badannya pada Seungho, lalu bergegas pergi ke garasi. Mrs. Song keluar dari kamarnya, diikuti Mr. Song.
"Yaampun Seungho adek kamu kamu apain, HAH?" kata Mrs. Song panik dan agak cempreng namun tetap cantik.
"Yailah, Ma! Diem dikit bisa kali, Sunhee sakit ini! Pegang deh badannya panas banget," kata Seungho.
Mr. Song yang ga komen, berjalan menuju Sunhee yang masih digendong Seungho, lalu menempelkan jidatnya ke jidat Sunhee. "Ah. Iya, panas," kata Mr. Song dengan gaya coolnya.
"Aduuuh yaudah deh cepet kamu bawa ke RS! Nanti mama sama papa nyusul ya!" kata Mrs. Song heboh dan sibuk sendiri.
Seungho mengangguk. Dongwoon memanggil Seungho dan berkata mobilnya sudah siap.
"Kamu ikut saya, kamu yang nyetir, ya!" kata Seungho pada Dongwoon.
Dongwoon bingung sejenak, lalu dalam hati dia merasa senang karna dipercaya oleh Tuan Muda. Dia lalu membukakan pintu belakang mobil dan menunggu Seungho dan Sunhee masuk, setelah itu dia menutupnya dan berjalan ke kursi supir.
~~~~~
Satu setengah jam kemudian, Sunhee sudah berbaring di tempat tidur sebuah ruang VIP di rumah sakit. Seungho duduk di kursi di samping tempat tidur, sementara Dongwoon berdiri dibelakangnya.
"Tuan Muda, Nona gapapa kan?" tanya Dongwoon dengan suara yang pelan, takut membangunkan Sunhee.
"Katanya sih, dia cuma kecapean aja. Emang nih anak satu, susah dibilangin. Udah tau asthma, masih aja ikut kegiatan bejibun. Mana dia ga ngasih tau lagi dia ikut dua lomba sekaligus semalem. Pantes aja tepar.." Seungho membelai rambut Sunhee.
Dongwoon menatap majikan kesayangannya itu. Harusnya dia ngasih tau Seungho kalo Sunhee ikutan lomba, biar Seungho bisa jagain waktu dia di backstage.
Tiba-tiba hape Seungho berdering, telpon dari mamanya. "Dongwoon, jagain Sunhee sebentar ya," kata Seungho sambil berjalan keluar. Dongwoon menangguk.
Dia menduduki kursi yang tadi ditempati oleh Seungho. Masih terus menatap Sunhee, Dongwoon bicara pada dirinya sendiri.
"Nona. Seandainya saya bisa jagain Nona lebih baik lagi, daripada harus melihat Nona terbaring disini.."
Ternyata Sunhee mendengar ucapan Dongwoon dan bangun dari tidurnya. "Sssht! I'm trying to sleep here!"
Dongwoon kaget dan berdiri. "Loh Nona jadi bangun gini? Aduh Nona, maaf.."
Sunhee tersenyum lemas. "Ih ni bocah dibilang sssht juga gamau denger. Daripada lo curcol disini mending lo nyanyiin gue lullaby deh.."
"Lullaby?" Dongwoon bingung.
Sunhee tidak menjawab dan kembali menghembuskan napas terakhirnya *?* engga, maksudnya Sunhee menarik selimutnya dan kembali tidur.
Dongwoon menghela napas, dan mulai menyanyikan sebuah lagu.
Everything has changed. After you left, I bet your still the same
You hold onto your phone and you can’t do anything by the thought of me calling
First time First love
You only knew how to love
But you didn’t know love
So sick, So sick
You just had to leave me
I don’t wanna say goodbye say goodbye, bye bye, say goodbye
Is this why you and I became like this Oh~
I don’t wanna let u go let u go, let let, let u go
Easy come Easy go Did you play with me
~~~~~
"Sekiaaaan lama, akuuuu menunggu untuuuuk kedaaatanganmuuu~ eh, haloh?"
Hyunseung sedang asyik berdangdut ria dan menyapu halaman rumah keluarga Jung ketika handphone esia huwawei nya bergetar.
"Oh iya wun gue lagi di rumah.. He-eh.. kenapa?.. HA? Neng Pirang Cantik masuk rumah sakit? astaga.. oke oke.. iya gue kabarin yang lain. he-eh. IYA TENANG AJA. yuk. deeey~"
"Ada apa, Mur?"
Hyunseung tersentak dan nyaris menjatuhkan hapenya. Dia menoleh ke arah suara dan mendapati Gahee sedang menyilangkan tangannya sambil menatap lurus ke matanya.
"Ng, itu Nona, neng pirang sebelah.. eh.. maksudnya.. Nona Song Sunhee masuk rumah sakit," kata Hyunseung.
Gahee kaget dengan cantik *?*. "Apa? Yaampun gue harus kasih tau yang lain. Makasih ya mur infonya! Kamu boleh makan ayamnya Byunghee hari ini."
Hyunseung ngedip beberapa kali lalu tersenyum puas. "Akhirnya gue bisa makan ayam!"
~~~~~
"UNNIE!"
Jihee menerobos masuk ke ruang rawat Sunhee, melewati Dongwoon yang membukakan pintu, membuat Papa Rain yang lagi nyuapin Sunhee makan terkejut dan menoleh.
"Biasa aja dong Ji. Papah, aaaa~" Sunhee membuka mulutnya lagi. Papa Rain menyuapkan sesendok bubur ke mulut anaknya yang tercinta. Dia aja bingung, anak lagi sakit tapi malah makin napsu makan.
"Unnie sakit apa? Kenapa? Diapain? Ama siapa?" tanya Jihee bertubi-tubi. Gahee dan Byunghee menyusul memasuki ruang rawat.
Sunhee diam saja sambil mengunyah makanannya. Papa Rain tersenyum dan akhirnya mewakili Sunhee menjawab pertanyaan Jihee. "Sunhee cuma kecapean, demam tinggi semalem tapi sekarang udah gapapa. Dia ga diapa-apain kok cuma karna ikut lomba sekaligus dua aja kemaren. Ya, Sun?"
Sunhee cuma mengangguk pelan. Dongwoon tersenyum dari jauh melihat pipi majikannya yang gembung dengan makanan.
"Nah abang lu mane, Sun? Tega amet ninggalin lu disini..." sahut Byunghee.
"Yaampun Bangkee! Sunsun kangen! Sini lu bang! Ngidam megang kumis lu nih," kata Sunhee tiba-tiba. Byunghee bengong. "Engga lah becanda HAHAHA. Bangku kuliah lah, makanya ini Papa ama Dongwoon yang disini. Ape kabar lu bang?"
"Bae gue. Tiap hari masih rebutan ayam ama si Hyunseung tukang kebun! Nih barusan pas berangkat ayam gue ilang atu," keluh Byunghee.
"Ups," bisik Gahee karna inget dia yang mengizinkan Hyunseung menggoreng satu ayamnya Byunghee.
Gahee lalu berjalan ke arah Papa Rain dan menyerahkan sekotak kue. Entah tiramisu, choco fudge atau blueberry cheesecake. "Om Song, ini sedikit oleh-oleh buat Sunhee. Sunhee ga ada pantangan makan kan? Makan yang banyak Sun! Biar cepet sembuh," Gahee pun tersenyum manis."
"Makasih GaUnn. Dongwoonie! Simpenin di kulkas," perintah Sunhee. Sifat bossy nya ga ilang meskipun lagi sakit.
"Yaudah kita cao sekarang yuk! Kasian Sunsun lagi makan diganggu," kata Byunghee.
"Dih aku belom ngomong apa-apa kok udah disuruh pulang sih?" keluh Jihee.
"Lu ngobrolnya tar aje kalo dia udah sehat! Udah yuk! Om, Sun, Woon, pamit dulu ya pulang! Cepet sembuh, Sun! Salam dari Hyunseung juga cepet sembuh katanya," kata Byunghee sambil melambai.
Sunhee berterima kasih dan balas melambai. Byunghee dan Gahee pun keluar dari ruangan, Gahee sibuk narikin Jihee yang gamau pergi. Saat itu juga Sunhee menghabiskan makannya.
"Nah sekarang papa mo balik ke kantor dulu! Kamu baik-baik ya disini. Dongwoon maaf ya kamu jadi standby 24 hour nemenin Sunhee," kata Papa Rain sambil membereskan bawaannya.
Dongwoon bangun dari duduknya dan membungkukkan badannya. "Tidak apa-apa, Tuan. Memang sudah tugas saya."
Papa Rain tersenyum. Dia membelai rambut Sunhee dan keluar dari ruangan. Tiba-tiba hape Sunhee berdering. Karna letaknya jauh dari kasur, akhirnya Dongwoon yang bantuin ngambilin hape. Sambil membawanya ke Sunhee, dia melihat name contact yang lagi nelpon.
"Kehbinguru?"
Dongwoon menyerahkan hape itu pada Sunhee. Seketika Sunhee mengangkatnya. "Yeah K? What?.. How did you know i was in the hospital?.. Oh.. yeah.. You're coming? I'm in room.. 232, yep. Okay. Siwan? He's coming too? Oooh. Got it, see you!"
Dongwoon cuma mangap ga jelas liatin majikannya ngoceh dengan english. "Siapa, Nona?"
"Ituloh, si Kev temen lama aku waktu di aussie. Kayaknya kamu pernah ketemu deh, apa engga ya?" Sunhee mencoba mengingat-ingat.
Dongwoon juga lupa-lupa inget udah ketemu apa belom. Nah jujur, author juga lupa Dongwoon ama Kevin sebenernya udah ketemu apa belom. EH UDAH DENG. Waktu di birthday Daehee.
"Oh, pernah, Nona! Waktu di birthdaynya Daehee yang kita pada berebut mo nganter Nona pulang," kata Dongwoon sambil menjentikkan jarinya.
"Oh iya ya. HAHA. Nah iya itu dia orangnya. Mau jenguk katanya, ama Siwan juga," Sunhee mengecek inboxnya. Dongwoon duduk lagi disamping Sunhee.
Tiba-tiba..
TOK TOK TOK
"Lah? Masa udah nyampe aja? Cepet amet," kata Dongwoon.
Dongwoon dan Sunhee bertatapan. Sunhee mengangkat pundaknya mengisyaratkan dia juga gatau. "Masuklah."
Sosok yang mengetuk pintu tadi perlahan membuka pintu dan memasuki ruang rawat Sunhee. Sunhee dan Dongwoon pun kaget melihat orang itu.
"Loh... elo..?"
To be continued...
Penonton tegang. Sunhee nervous. Dan dia bisa merasakan tangan Kiseob menggenggam tangannya lebih erat.
"Ga jadi deh, gue umumin dari juara 3 aja ya HAHAHAHAHA," kata si MC tak berdosa.
Suasana langsung riuh. Penonton pada nyorakin MC, sesekali si MC di timpukin gumpalan tisu, kertas, dan entah kenapa ada sekuntum mawar merah yang ikutan melayang ke atas panggung.
"Oke tenang tenang! Gue tau gue ganteng tapi ga usah heboh gitu dong. Oke. Juara 3 jatuh pada... nomor.. lima.. sembilan! Atas nama Lee Kiseob!"
"KYAAAAAAAA OPPAAAAAAAA~!!"
"KYAA tuh kan apa kata gue dia pasti juara deh meskipun ketiga."
"KYAA KYAA itu si mas mas yang abs flash tadi kan ya?"
Penonton yang cewe pada heboh teriak-teriak. Sunhee nengok ke Kiseob dan menepuk pundaknya sambil bilang selamat. Kiseob maju ke depan dan menerima medali perunggu. Berasa olimpiade.
"Dan juara kedua... nomor 13! Atas nama HYUNSEUNG!"
Sunhee tersenyum dan hendak tepuk tangan tapi..
"Bentar, Hyunseung?"
Sunhee nengok ke cowo yang kurus dan kelepek di sebelahnya, dia membuka cap yang sedari tadi dia pake, lalu loncat kegirangan, sambil nyalamin si Sunhee.
"Neng pirang! SAYA JUARA DUA! YA AMPUN NENG! ALHAMDULILLAH!!!" kata Hyunseung dengan heboh.
Sunhee cengo. "Kok.. lo? Lo? Kok lo disini.. Lo kok.. kok?" Sunhee ampe bingung mau ngomong apa. Tapi Hyunseung langsung ke depan panggung dan menerima medali perak.
"Pantes si Jihee ngomel-ngomel tukang kebunnya ilang. SMS ah. Dia pasti bangga.." Sunhee mengeluarkan hapenya dari kantong.
"Dan untuk juara pertama.. dugu dugu dugu dugu.. diraih oleh peserta nomor.. enam..."
Sunhee masih sibuk dengan hapenya.
"TIGA! Nomor enam tiga atas nama Song Sunhee! Satu-satunya cewe yang lolos ke final! Dan sekarang berhasil merampas juara pertama dari empat peserta cowo lainnya, SELAMAT!"
Kiseob tersenyum dan tepuk tangan seraya menoleh ke arah Sunhee. Tapi Sunhee, sibuk sms si Jihee ngasih tau tukang kebonnya juara dua lomba dance.
"Psst. Sunhee! Maju dong, lo menang tau!" kata Kiseob.
"Ah? HAHA Lucu lo, Sop! Diem dulu gue lagi sms.." Sunhee tetep asik mencet-mencet hape.
"Song Sunhee, do you want to take the golden medal or not?" tanya si MC.
"YES, PLEASE!" kata Sunhee spontan. Penonton pada ketawa dan tepuk tangan. Sunhee maju kedepan, dikalungin medali emas, lalu salaman ama Kiseob dan Hyunseung. Setelah berfoto-foto ria, mereka lalu ke backstage lagi.
"Eh Jamur! Anjrit udah ganteng lo ya sekarang! Lo kok ga bilang-bilang ikutan dance battle ini juga? Jihee tuh udah mencak-mencak nyariin lo bolos ngeberesin kebun selama berapa hari tuh.. udah sewot deh dia pokoknya!" kata Sunhee sambil berjalan ditengah Hyunseung dan Kiseob.
"Ehm begini ya Neng Pirang, sebelumnya saya mau ucapin selamat juga ke eneng, karna neng udah juara satu! KYA! Nah soal saya ikutan dance battle ini, si Dongwoon tuh yang nyuruh! Dia tau eneng ikutan ginian, terus nih ya di group saya ama Dongwoon, saya kan lead dance nya, jadi dia nyuruh saya ikutan daftar!" kata Hyunseung, membenarkan bajunya yang necis.
"Wuaaah. Ini baju-baju lo, dapet darimana?" tanya Sunhee.
"Dipinjemin ama Junhyung! Hehe! Betewe, itu, buat mas yang disebelah neng pirang, selamet juga ya! Juara tiga!" Hyunseung menoleh ke arah Kiseob.
"Eh? Oh iya, makasih ^^" Kiseob tersenyum manis. Hyunseung bisa melihat raut wajah Sunhee yang kaget sejenak, terpesona gitu maybe, kedip dua kali, lalu kembali seperti semula.

~~~~~
"Rambut oke tuh sekarang, mur! Nyalon dimana?" Sunhee abis ganti baju ke baju yang dia pake buat ngeband tadi.
"Di Bbi Ssang dong, neng! Yang waktu itu kita ketemu itu loh.." kata Hyunseung.
"Masa sih? Waaah rambut lo jadi bagus gini, jatoh, ga ngembang kayak jamur waktu pertama ketemu!" Sunhee tersenyum sambil ngacak-ngacak rambut Hyunseung.
Hyunseung tersipu. "Hehee iya nih neng! Si pemilik Bbi Ssang, Kevin, emang bae banget! Ini aja ngestyle hair kayak gini dikasi diskon ama dia."
"Yang bener lo?"
Hyunseung mengangguk cepat dan agak imut.
"Wah asik banget. Gue ada niatan mo mendekin rambut ama ngecat jadi coklat nih. Mo jadi brunette gitu," kata Sunhee sambil wink ke cermin. Kiseob bengong.
"Hah? Brunette? Jangan neng! Nanti saya ga bisa manggil neng pirang lagi T__T" kata Hyunseung melas.
Sunhee meletakkan dagunya diatas kedua tangannya. "Hem. Liat nanti deh."
Tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan lebay. Makhluk berambut pirang memasuki ruang tunggu tersebut.
"Sunhee, pengumuman lomba band 5 menit lagi!"
Sunhee menghela napas. "Yeah yeah Jonghun," ujarnya malas sambil berdiri dari duduknya. Saat berjalan kedepan, Kiseob nyolek lengannya Sunhee.
"Apa deh, Sop?" tanya Sunhee rada bete.
Kiseob mengedipkan kedua matanya beberapa kali. Lalu dia tersenyum manis, mengangkat tangannya dan bilang "Hwaiting!". Manis sekali.
Sunhee terdiam sebentar, lalu membalas senyumnya Kiseob. "Thank you ^^"
~~~~~
Pengumuman lomba band usai, bandnya Jonghun cuma dapet bronze medal. Tapi entah kenapa wajahnya Jonghun cerah banget. Sepanjang perjalanan ke backstage, dia terus berjalan disamping Sunhee sambil mengacak-acak rambutnya, yang tentunya membuat Sunhee terpaksa menutup hidungnya, takut mimisan lagi.
Sunhee sibuk ngeberesin barang-barangnya yang bergeletakan dimana-mana. Jonghun dan anggota band lainnya sibuk juga kontak-kontakan ama manager yang rencana mau ngirim rekaman lagu mereka ke sebuah agency..
Kiseob yang sedari tadi memperhatikan Sunhee, mulai beranjak dari duduknya dan menghampiri Sunhee sambil memainkan hapenya.
"Sunhee."
"Hm?" Sunhee tidak menoleh. Kiseob cengengesan ga jelas.
"Selamet ya. Band lo juara dua," Kiseob tersenyum manis.
Tapi Sunhee tidak melihatnya. Dia cuma berdehem dan bilang thankyou. Kiseob berubah jadi melas. Tapi ketika dia perhatiin muka Sunhee, sepertinya Sunhee sedang sangat lelah. Dan Kiseob bisa memakluminya, bayangin aja, ikut lomba dance ama band bolak balik tanpa istirahat yang cukup.
Sunhee akhirnya menoleh ke Kiseob dan tersenyum lelah. "Balik duluan ya, Sop!" katanya sambil menenteng ranselnya.
Kiseob mengangguk. Sunhee balik badan.
"Eh bentar!" kata Kiseob sambil menghampiri Sunhee lagi. Sunhee menoleh ke arah Kiseob. "Boleh minta nomornya?" tanya Kiseob dengan manis sambil memegang hapenya.
Sunhee iya iya aja sambil meraih hape Kiseob. Diketiknya nomor hapenya lalu dengan cepat dikembalikan ke Kiseob.
"Kapan-kapan bisa ketemu lagi kan? Hmm.. dance break bareng gitu atau.. terserah deh?" kata Kiseob dengan ekspresi yang sangat unyu.
"Why not? Oke, see you, Sop!" Sunhee melambai pada Kiseob.
Diam-diam dari jauh ada sepasang mata dari sebuah makhluk pirang yang mengamati mereka berdua.
~~~~~
Besoknya adalah hari Minggu. Lalu besoknya lagi Senin. Kemudian Selasa, Rabu, Kamis.. *?*
Oke Seungho bangun di pagi hari Minggu yang cerah. Dia stretch badan ke kanan, ke kiri, atas dan bawah lalu bangun dari tempat tidurnya, dan berjalan menuju kamar sebelah. Kamar adiknya Song Sunhee tercinta dan tercantik.
"Song Sunhee, SNU's number one dancer, wake up! Rise and shine, baby!" kata Seungho sambil menyibak tirai kamar Sunhee. Sunhee langsung meringkuk dalam selimutnya.
"Oppa! Don't open the curtains.." kata Sunhee dengan suara yang parau.
Seungho cepat-cepat menutup tirai kembali dan menghampiri Sunhee. Seungho duduk di pinggir kasur. "Loh? Kamu kenapa kok suaranya serek-serek seksi basah gitu?"
"Masih ngantuk ah oppa," kata Sunhee singkat. Tapi setelah itu dia bersin 5 kali nonstop diikuti batuk berdahak.
"Astaghfirullah. Sun, kenape lu sun?" Seungho maju dan menyentuh kening Sunhee. "YAAMPUN PANAS. AW."
Sunhee tidak menjawab dan tetap terdiam di dalam selimutnya. Seungho meraih termometer yang ada di kotak P3K kecil disamping kasur Sunhee. "Sun, selipin ke ketek nih!"
Sunhee bangun dan mengambil posisi duduk sambil nyempilin termometer ke keteknya. Sesekali dia bersin dan terbatuk, membuat Seungho jadi ga tega. Lalu setelah termometer berbunyi, Seungho cepat-cepat mengambilnya dan membaca suhunya.
"39.5, yaampun Sunhee. Kita ke dokter sekarang ya," katanya lembut.
"Ngantuk ah paling dibawa tidur juga sembuh," Sunhee ngeyel dan masuk ke dalem selimutnya lagi.
Seungho manyun. Disibaknya selimut Sunhee, lalu digendongnya Sunhee keluar. Sunhee terlalu lemah untuk complain dan ngamuk-ngamuk, jadi dia diam saja sambil masih mencoba tidur. Seungho menggotong Sunhee hingga ke lantai bawah.
"Selamat pagi, Tuan.. Loh? Nona kenapa?" sapa Dongwoon yang melihat Seungho setengah panik menggotong Sunhee.
"Sunhee sakit. Dongwoon, tolong kamu siapin mobil ya, saya mau bawa Sunhee ke rumah sakit," kata Seungho tegas dan bijak.
Dongwoon membungkukkan badannya pada Seungho, lalu bergegas pergi ke garasi. Mrs. Song keluar dari kamarnya, diikuti Mr. Song.
"Yaampun Seungho adek kamu kamu apain, HAH?" kata Mrs. Song panik dan agak cempreng namun tetap cantik.
"Yailah, Ma! Diem dikit bisa kali, Sunhee sakit ini! Pegang deh badannya panas banget," kata Seungho.
Mr. Song yang ga komen, berjalan menuju Sunhee yang masih digendong Seungho, lalu menempelkan jidatnya ke jidat Sunhee. "Ah. Iya, panas," kata Mr. Song dengan gaya coolnya.
"Aduuuh yaudah deh cepet kamu bawa ke RS! Nanti mama sama papa nyusul ya!" kata Mrs. Song heboh dan sibuk sendiri.
Seungho mengangguk. Dongwoon memanggil Seungho dan berkata mobilnya sudah siap.
"Kamu ikut saya, kamu yang nyetir, ya!" kata Seungho pada Dongwoon.
Dongwoon bingung sejenak, lalu dalam hati dia merasa senang karna dipercaya oleh Tuan Muda. Dia lalu membukakan pintu belakang mobil dan menunggu Seungho dan Sunhee masuk, setelah itu dia menutupnya dan berjalan ke kursi supir.
~~~~~
Satu setengah jam kemudian, Sunhee sudah berbaring di tempat tidur sebuah ruang VIP di rumah sakit. Seungho duduk di kursi di samping tempat tidur, sementara Dongwoon berdiri dibelakangnya.
"Tuan Muda, Nona gapapa kan?" tanya Dongwoon dengan suara yang pelan, takut membangunkan Sunhee.
"Katanya sih, dia cuma kecapean aja. Emang nih anak satu, susah dibilangin. Udah tau asthma, masih aja ikut kegiatan bejibun. Mana dia ga ngasih tau lagi dia ikut dua lomba sekaligus semalem. Pantes aja tepar.." Seungho membelai rambut Sunhee.
Dongwoon menatap majikan kesayangannya itu. Harusnya dia ngasih tau Seungho kalo Sunhee ikutan lomba, biar Seungho bisa jagain waktu dia di backstage.
Tiba-tiba hape Seungho berdering, telpon dari mamanya. "Dongwoon, jagain Sunhee sebentar ya," kata Seungho sambil berjalan keluar. Dongwoon menangguk.
Dia menduduki kursi yang tadi ditempati oleh Seungho. Masih terus menatap Sunhee, Dongwoon bicara pada dirinya sendiri.
"Nona. Seandainya saya bisa jagain Nona lebih baik lagi, daripada harus melihat Nona terbaring disini.."
Ternyata Sunhee mendengar ucapan Dongwoon dan bangun dari tidurnya. "Sssht! I'm trying to sleep here!"
Dongwoon kaget dan berdiri. "Loh Nona jadi bangun gini? Aduh Nona, maaf.."
Sunhee tersenyum lemas. "Ih ni bocah dibilang sssht juga gamau denger. Daripada lo curcol disini mending lo nyanyiin gue lullaby deh.."
"Lullaby?" Dongwoon bingung.
Sunhee tidak menjawab dan kembali menghembuskan napas terakhirnya *?* engga, maksudnya Sunhee menarik selimutnya dan kembali tidur.
Dongwoon menghela napas, dan mulai menyanyikan sebuah lagu.
Everything has changed. After you left, I bet your still the same
You hold onto your phone and you can’t do anything by the thought of me calling
First time First love
You only knew how to love
But you didn’t know love
So sick, So sick
You just had to leave me
I don’t wanna say goodbye say goodbye, bye bye, say goodbye
Is this why you and I became like this Oh~
I don’t wanna let u go let u go, let let, let u go
Easy come Easy go Did you play with me
~~~~~
"Sekiaaaan lama, akuuuu menunggu untuuuuk kedaaatanganmuuu~ eh, haloh?"
Hyunseung sedang asyik berdangdut ria dan menyapu halaman rumah keluarga Jung ketika handphone esia huwawei nya bergetar.
"Oh iya wun gue lagi di rumah.. He-eh.. kenapa?.. HA? Neng Pirang Cantik masuk rumah sakit? astaga.. oke oke.. iya gue kabarin yang lain. he-eh. IYA TENANG AJA. yuk. deeey~"
"Ada apa, Mur?"
Hyunseung tersentak dan nyaris menjatuhkan hapenya. Dia menoleh ke arah suara dan mendapati Gahee sedang menyilangkan tangannya sambil menatap lurus ke matanya.
"Ng, itu Nona, neng pirang sebelah.. eh.. maksudnya.. Nona Song Sunhee masuk rumah sakit," kata Hyunseung.
Gahee kaget dengan cantik *?*. "Apa? Yaampun gue harus kasih tau yang lain. Makasih ya mur infonya! Kamu boleh makan ayamnya Byunghee hari ini."
Hyunseung ngedip beberapa kali lalu tersenyum puas. "Akhirnya gue bisa makan ayam!"
~~~~~
"UNNIE!"
Jihee menerobos masuk ke ruang rawat Sunhee, melewati Dongwoon yang membukakan pintu, membuat Papa Rain yang lagi nyuapin Sunhee makan terkejut dan menoleh.
"Biasa aja dong Ji. Papah, aaaa~" Sunhee membuka mulutnya lagi. Papa Rain menyuapkan sesendok bubur ke mulut anaknya yang tercinta. Dia aja bingung, anak lagi sakit tapi malah makin napsu makan.
"Unnie sakit apa? Kenapa? Diapain? Ama siapa?" tanya Jihee bertubi-tubi. Gahee dan Byunghee menyusul memasuki ruang rawat.
Sunhee diam saja sambil mengunyah makanannya. Papa Rain tersenyum dan akhirnya mewakili Sunhee menjawab pertanyaan Jihee. "Sunhee cuma kecapean, demam tinggi semalem tapi sekarang udah gapapa. Dia ga diapa-apain kok cuma karna ikut lomba sekaligus dua aja kemaren. Ya, Sun?"
Sunhee cuma mengangguk pelan. Dongwoon tersenyum dari jauh melihat pipi majikannya yang gembung dengan makanan.
"Nah abang lu mane, Sun? Tega amet ninggalin lu disini..." sahut Byunghee.
"Yaampun Bangkee! Sunsun kangen! Sini lu bang! Ngidam megang kumis lu nih," kata Sunhee tiba-tiba. Byunghee bengong. "Engga lah becanda HAHAHA. Bangku kuliah lah, makanya ini Papa ama Dongwoon yang disini. Ape kabar lu bang?"
"Bae gue. Tiap hari masih rebutan ayam ama si Hyunseung tukang kebun! Nih barusan pas berangkat ayam gue ilang atu," keluh Byunghee.
"Ups," bisik Gahee karna inget dia yang mengizinkan Hyunseung menggoreng satu ayamnya Byunghee.
Gahee lalu berjalan ke arah Papa Rain dan menyerahkan sekotak kue. Entah tiramisu, choco fudge atau blueberry cheesecake. "Om Song, ini sedikit oleh-oleh buat Sunhee. Sunhee ga ada pantangan makan kan? Makan yang banyak Sun! Biar cepet sembuh," Gahee pun tersenyum manis."
"Makasih GaUnn. Dongwoonie! Simpenin di kulkas," perintah Sunhee. Sifat bossy nya ga ilang meskipun lagi sakit.
"Yaudah kita cao sekarang yuk! Kasian Sunsun lagi makan diganggu," kata Byunghee.
"Dih aku belom ngomong apa-apa kok udah disuruh pulang sih?" keluh Jihee.
"Lu ngobrolnya tar aje kalo dia udah sehat! Udah yuk! Om, Sun, Woon, pamit dulu ya pulang! Cepet sembuh, Sun! Salam dari Hyunseung juga cepet sembuh katanya," kata Byunghee sambil melambai.
Sunhee berterima kasih dan balas melambai. Byunghee dan Gahee pun keluar dari ruangan, Gahee sibuk narikin Jihee yang gamau pergi. Saat itu juga Sunhee menghabiskan makannya.
"Nah sekarang papa mo balik ke kantor dulu! Kamu baik-baik ya disini. Dongwoon maaf ya kamu jadi standby 24 hour nemenin Sunhee," kata Papa Rain sambil membereskan bawaannya.
Dongwoon bangun dari duduknya dan membungkukkan badannya. "Tidak apa-apa, Tuan. Memang sudah tugas saya."
Papa Rain tersenyum. Dia membelai rambut Sunhee dan keluar dari ruangan. Tiba-tiba hape Sunhee berdering. Karna letaknya jauh dari kasur, akhirnya Dongwoon yang bantuin ngambilin hape. Sambil membawanya ke Sunhee, dia melihat name contact yang lagi nelpon.
"Kehbinguru?"
Dongwoon menyerahkan hape itu pada Sunhee. Seketika Sunhee mengangkatnya. "Yeah K? What?.. How did you know i was in the hospital?.. Oh.. yeah.. You're coming? I'm in room.. 232, yep. Okay. Siwan? He's coming too? Oooh. Got it, see you!"
Dongwoon cuma mangap ga jelas liatin majikannya ngoceh dengan english. "Siapa, Nona?"
"Ituloh, si Kev temen lama aku waktu di aussie. Kayaknya kamu pernah ketemu deh, apa engga ya?" Sunhee mencoba mengingat-ingat.
Dongwoon juga lupa-lupa inget udah ketemu apa belom. Nah jujur, author juga lupa Dongwoon ama Kevin sebenernya udah ketemu apa belom. EH UDAH DENG. Waktu di birthday Daehee.
"Oh, pernah, Nona! Waktu di birthdaynya Daehee yang kita pada berebut mo nganter Nona pulang," kata Dongwoon sambil menjentikkan jarinya.
"Oh iya ya. HAHA. Nah iya itu dia orangnya. Mau jenguk katanya, ama Siwan juga," Sunhee mengecek inboxnya. Dongwoon duduk lagi disamping Sunhee.
Tiba-tiba..
TOK TOK TOK
"Lah? Masa udah nyampe aja? Cepet amet," kata Dongwoon.
Dongwoon dan Sunhee bertatapan. Sunhee mengangkat pundaknya mengisyaratkan dia juga gatau. "Masuklah."
Sosok yang mengetuk pintu tadi perlahan membuka pintu dan memasuki ruang rawat Sunhee. Sunhee dan Dongwoon pun kaget melihat orang itu.
"Loh... elo..?"
To be continued...
Sunday, 9 May 2010
Les Privat {mplot 12}
Dongwoon dibantu oleh Sunhee jalan ke dalem rumah. Sunhee dengan hati-hati memapah Dongwoon yang sebenernya bisa jalan fine-fine aja cuma Sunhee-nya aja lebay. Dan Dongwoon tidak mengeluh sedikitpun, dia diem-diem seneng juga dipapah majikannya sendiri.
"Sunhee sayang kamu udah pulang? Emangnya ga les? Kok.. astaga Dongwoon!" Mrs. Song ngomong tanpa ngeliat Sunhee dan begitu dia menoleh, dia langsung berjalan cepat-cepat ke sebelah kiri Dongwoon dan ikut memapahnya.
Dongwoon akhirnya dibantuin duduk di sofa ruang tamu. Sunhee menghela napas dan memijat pundaknya sedikit.
"Maaf merepotkan Nona," kata Dongwoon.
"Selow aja. Lo begini juga kan gara-gara gue. Bentar ya!" Sunhee melesat ke dapur ngambil ice pack yang ada di freezer.
"Kamu kenapa bisa begini?" tanya Mrs. Song.
Sebelum Dongwoon sempat bicara, Sunhee sudah kembali dan nyaut duluan, "Tadi Dongwoon tuh digebukin anak-anak kelas sebelah, Mom! Kayaknya sih mereka ga suka gitu aku ngomong sama Dongwoon. Jadi dia yang kena deh," Sunhee menyerahkan ice pack ke Dongwoon supaya dia ngompres sendiri.
"Ckckck.. emang susah punya anak cantik, anak orang lain jadi kena getahnya. Yaudah kamu istirahat aja deh! Kerjaan kamu biar digantiin ama Pak Lee dulu," kata Mrs. Song seraya bangun dari duduknya. "Saya tinggal dulu ya."
"Dah mamah," Sunhee menghempaskan dirinya ke sofa, dia duduk disamping Dongwoon. Sunhee menatap Dongwoon yang mengompres dagunya sambil meringis.
"Masih sakit ya?" tanya Sunhee khawatir. Dongwoon dalem hati udah seneng banget diperhatiin majikannya, ampe sakitnya langsung ilang begitu ditanya lagi.
"Kok malah senyum-senyum? Udah ga sakit ya? Gue tinggal nih.." Sunhee berdiri dan baru saja mau beranjak pergi ketika Dongwoon menahan Sunhee.
"Eh Nona.." Dia memegang tangan Sunhee. Sunhee melihat ke arah tangannya. Dongwoon lalu melepasnya. "Eh.. maksudnya. Saya.. itu, butuh bantuan ngompres," lanjutnya dengan polos.
Sunhee tersenyum lalu kembali duduk. Dia mengacak-ngacak rambut Dongwoon lalu mengambil ice pack dari tangannya.
~~~~~
Skip skip skip seminggu berlalu. Dongwoon has fully recovered. Temen-temen yang ngegebukinnya udah kena detention karna dilaporin sama Sunhee dan Doojoon. Sekarang Sunhee lagi di tempat les dance, bertabur keringat *?* dan rambut pirangnya yang dia iket sudah mulai lepek.
"Five, six, seven, eight, and turn, hop, slide, push! Step forward, backwards, spin and pose!" June memberi aba-aba sambil melihat Sunhee ngedance. "That was awesome, Sunhee! You may take a break now."
"HAH. HAH. HAH." Sunhee ngos-ngosan. Dia nyender ke tembok dan perlahan merosot ke lantai. Diraihnya botol akuwa 2 liter disampingnya, diteguknya ampe tinggal setengah. June ampe geleng-geleng.
"Sori ya jadwal les lo jadi gue tambahin sejam, abisnya lo bolos mulu sih!" kata June, melempar handuk kecil ke Sunhee.
Sunhee menangkapnya dengan mulut dan menggigit handuk itu, tangannya sibuk nutup botol. Lalu dia menyeka seluruh wajahnya. "Ya gue ada urusan mulu. Mau ga mau bolos lah."
June duduk disamping Sunhee. "Tapi meskipun lo bolos, gerakan lo tetep bagus. Ikut dance battle ya? Sabtu ini jam 8 malem, di aula Seoul National University."
"HAH? Dance battle?" Sunhee shock tapi matanya ga melotot karna masih ngos ngosan.
"Yoi."
"Group gitu kan battlenya?"
"Engga. Solo. Dari tempat les ini cowonya udah Cheondung yang ditunjuk. Nah cewenya belom ada. Mumpung ada elo, gimana kalo elo aja? Psst.. sekalian, lo ada alesan pulang malem, privat ama gue gitu!" kata June centil sambil mendekatkan wajahnya ke kuping Sunhee.
"Najong lu," Sunhee mendorong muka June menjauh. June cuma cekikikan.
"Yaudah nih gue daftarin ya beneran?" tanya June.
"Temanya apa? Lagunya apa?" tanya Sunhee lagi.
June berjalan ke arah komputer yang terletak di pojok ruangan. "Temanya street dance. Lagunya ada tiga pilihan, Hey Baby, Low, sama.. apa ya satu lagi.."
"Gue mau Hey Baby. Omarion feat. Bow Wow kan?" Sunhee berdiri lagi dan bersiap melanjutkan latihan.
"Yoman. Sip gue daftarin nih ya," June membuka suatu website, mengetik sesuatu, lalu menoleh ke arah Sunhee. "Sun, lo di Shinhuahua kan ya?"
"Iya." Sunhee menyalakan tape dan memutar Hey Baby. "Dance nya bikin koreo sendiri nih?"
"Ya iyalawhhhzz," June berlagak banci. "YEY udah kedaftar. Eh tapi Sun ini battlenya ga dipisah cewe cowo."
"Maksudnya?" Sunhee menghampiri June.
"Ya cowo cewe digabung. Juara nya ga dipisah. Ya gabunglah intinya," kata June.
"Anjrit masa iya gue lawan cowo?"
June berdiri. "Pasti bisa tenang aja kan ada gue. MAKASIH YA SUNHEE UDAH MAU NGEWAKILIN J.TUNES!" June dengan tiba-tiba memeluk Sunhee erat.
"MMPH LEPHASHINH GHUEH. BHAU AH LHO KERHINGHETHANH TAUH GHAK!"
~~~~~
Besoknya Sunhee les gitar. Dia udah sampe di lobby luas dan megahnya FnC. Sunhee nyamperin wajah yang sudah dikenalnya yang berada di belakang meja resepsionis.
"Aechan! Apa kabar sayang?"
"SUN UNNIE!" Aechan heboh ngeloncatin meja resepsionis, semua security ampe nengok dan O___o
"Maap nih jarang masuk. LJ udah ada di atas?" tanya Sunhee.
"Gatau unn coba langsung di cek aja ke J Room. Unnie aku kangeeeen~" Aechan memeluk Sunhee.
Sunhee menepuk-nepuk kepala Aechan pelan. "Iya iya unyu sekarang gue les dulu ya."
Sunhee lalu berjalan ke arah tangga kaca dan menaikinya hingga sampai di J Room. Lagi males naik lift katanya. Ketika sampai di J Room, ga pake ngetok, dia langsung buka pintu dan melihat sesosok cowo pake topi fedora sedang duduk memunggunginya.
"LJ! Maaf ya minggu kemaren gue bolos mulu.. soalnya gue.." Sunhee menggantungkan kalimatnya ketika sosok tersebut membalikkan badannya.
"Johu? Eh maksudnya.." Sunhee berdiri mematung.
"Apa kabar?" tanya Jonghun datar.
Sunhee menghampiri kursi Jonghun setengah berlari lalu memeluknya secepat kilat lalu berdiri di depannya. Jonghun sempat terbelalak, berdeham sebentar lalu stay cool padahal sambil mesem-mesem ga jelas.
"Elo tuh yang apa kabar! Pergi ke ostrali ga bilang-bilang. Balik juga ga bilang-bilang," Sunhee manyun.
Jonghun akhirnya senyum. Sunhee ceming. "Kenapa? Kangen sama gue? Khawatir? Gue bawain oleh-oleh koala idup tuh di kandang."
"DEMI APA?"
"Engga lah! Lu kira gue gila? Oleh-oleh buat sih ada, asal lo mau bantuin gue," kata Jonghun sambil berdiri. Entah sejak kapan perbincangan mereka jadi elo-gue padahal dulunya saya-kamu.
"Bantu apa?" mata Sunhee berbinar-binar. Di kepalanya hanya ada oleh-oleh.
"Ikut lomba di Seoul National University ya. Ngeband, bareng gue ama yang lain kok, tapi gue pengen ngetes skill lo udah nyampe mana. Lo bakal jadi lead guitar, dan lo yang bakal punya solo di stage nanti," kata Jonghun, menyodorkan gitar listrik warna merah ke Sunhee.
"Ha? Eh? Demi apa? Jangan bercanda lo.."
"Gue denger dari LJ, skill gitar lo tuh ternyata lebih jago dari yang gue kira. Gue jadi heran kenapa pas lo gue tinggal justru jadi bagus maennya?" tanya Jonghun sambil mendekatkan wajahnya ke Sunhee.
"Uhm.." Sunhee merasa sesuatu yang hangat mengalir didalam hidungnya. Otomatis dia mendongak dan menutup hidungnya.
"Kenapa?" tanya Jonghun, malah makin deket. Sunhee menyentuh wajah Jonghun dan mendorongnya jauh-jauh dengan perlahan tapi malah jadinya terkesan sadis.
"Kayaknya gue.." Sunhee lalu melihat lurus kedepan lagi. Dilepasnya hidungnya perlahan. "Oh ternyata gue engga.."
TESS
Sebuah tetes darah menyentuh lantai. Jonghun kaget. Sunhee kaget. Hidup kaget *?*
Sedetik kemudian Jonghun panik. "Lo sakit? Kenapa? Ko ga bilang? Tau gitu mending lo ga usah dateng aja ampe sembuh.. lo gapapa?" tanyanya bertubi-tubi sambil menyeret Sunhee ke kursi dan membantunya duduk disitu.
"enghgha ghue ghaphapha kokh," jawab Sunhee sambil menyumpel tisu ke hidungnya.
Perasaan penyakit mimisan gue udah sembuh deh. Kenapa pas ketemu dia jadi kambuh lagi?
Sekitar 3 menit kemudian mimisannya Sunhee berhenti. Mereka pun memulai latihan. Nanti mereka bakal tampilin lagu judulnya "Barae", Jonghun mengajari Sunhee setiap not yang harus dimainin. Sunhee cepet bisa, cuma kadang suka off tempo aja.
Satu jam kemudian latihan mereka selesai. Keduanya sama-sama beres-beres mau-mau pulang-pulang ketika Sunhee menyanyakan sesuatu pada Jonghun.
"By the way emang lombanya kapan?"
"Sabtu ini jam 8 malem."
"Tadi tempatnya dimana? Seoul National University?" tanyanya lagi.
"Iya di aula. Kan ada music festival gitu, ada lomba band, dance, karaoke. Rajin latihannya besok-besok gapake bolos, Jumatnya kita intensif!" perintah Jonghun.
Mampus gue. Gue kan udah janji ama Bang June mau lomba dance? Masa gue ikutnya dobel?
Sunhee bengong. Jonghun berjalan ke arahnya dan menjentikkan jarinya di depan mata Sunhee.
"Mo pulang ga lo? Ada yang jemput ga?"
Sunhee kembali sadar. "Oh ada ada, oke jumat intensif.. see you!"
Sunhee pun buru-buru keluar dari J room dan turun ke lobby.
~~~~~
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, Saturday night. Sunhee udah standby di aula dari jam 3 sore, check sound segala macem bareng bandnya Jonghun. Dia juga sempet bolak balik ke gedung C buat practice dance, dibimbing June dan juga Cheondung yang latihan solo dancenya sendiri.
Sunhee duduk di ruang tunggu backstage, dia membalik-balikkan halaman schedule yang bakal tampil nanti. Music festival sudah dibuka, lomba karaoke sudah lewat, sekarang lagi berlangsung dance battle. Dari 65 peserta, Sunhee dapet urutan 63 which means itu nyaris terakhir, jadi dia masih bisa santai-santai dan leluasa buat practice lagi.
"Sun gerakan lo pas bagian jump off jump off itu masih agak kaku deh, coba ulang bagian situ.." kata June, berjalan ke arah tape (bukan, bukan tape warna kuning buat dimakan itu) dan me-rewind lagu hingga ke bagian reff. Sunhee menggerakkan kakinya sesuai beat, lalu mulai menggerakkan badannya.
"Jump off jump off jump off jump off~" gumam Sunhee sambil melakukan chest pop andalannya. June bengong.
"Apanya yang kurang sih?" tanya Sunhee sambil mengikat rambutnya keatas. June menggelengkan kepalanya. Lamunannya pun buyar.
"Kurang.. fierce kayaknya. Coba lagi!" kata June sok merasa kurang padahal sebenernya dia suka tuh ngeliat Sunhee ngechest pop. (untuk lebih jelasnya, tontonlah dance battle BEAST vs. ZE:A disitu pas lagunya Hey Baby, kira-kira choreo Sunhee kayak gitu lah)
Sunhee mencibir dan mempraktekkannya sekali lagi, June memperhatikan sekali lagi. Kali ini June kepergok mandangin Sunhee dengan tampang rada ga enak, dan akhirnya sukses mendapat tempelengan dari Sunhee yang melengos pergi.
Sunhee dengan keadaan masih keringetan, berjalan ke arah panggung di aula. Dia mencoba menonton dari view penonton. Saat itu peserta nomor 59 sedang tampil. Sunhee memandangnya dengan sangat serius. Gerakan cowo nomor 59 itu, ga hardcore, ga terlalu heboh ato lembek juga. Tapi pas. Outfit yang dia pake juga matching sama lagunya yang emang bikin ajep ajep.
Cowo nomor 59 itu berambut item agak gondrong. Pipinya tirus, dan raut wajahnya terlihat sangat serius. Hidungnya mancung, tipe Sunhee banget. Kirain cowo nomor 59 itu judes, ternyata pas dancenya selese, di ending posenya dia ngangkat wifebeater (baca : kutang) yang dia pake, nunjukin absnya, dan tersenyum manis dan imut yang bikin cewe-cewe kesengsem dan teriak histeris. Sunhee otomatis balik badan untuk menghindari serangan mimisan yang kesekian kalinya. Sunhee pun kembali ke backstage.
Satu peserta dikasih waktu dua menit, nah berhubung Sunhee jalannya lelet, pas banget dia nyampe backstage, pas banget si nomor 62 selese tampil.
"Yak untuk peserta selanjutnya, mewakili J.Tunes company, number 63, SONG SUNHEE!" teriak si MC ga nyante.
"Lah? Gue? Baru nyampe gue.." kata Sunhee sambil nunjuk-nunjuk diri sendiri.
"IYA UDAH BURU SANA! HWAITING!" June mendorong Sunhee sambil curi kesempatan meng-kiss pipi Sunhee tapi Sunhee ga nyadar. June pun manyun.
Sunhee memasuki panggung sambil mengikat rambutnya. Sederet tepuk tangan pun menyambutnya. Ada beberapa prikitiw dan siul siul lain juga. Sunhee tersenyum dan mengambil opening pose. Intro Hey Baby pun melantun..
I'm young I'm right I'm flashy I'm fly
So fly I'm about to take off
Now O is the R 'n' B the hip hop that's me
Tonight we about to face off
Outfit Sunhee yang street style matching banget ama musik yang dipilih. Baru intro aja, orang-orang udah pada nepuk tangan ngikutin beat.
Hey baby you say you wanna be with a star
Hey baby don't be afraid to show who you are
You scared? come on.. you scared, come on
"NAH NIH DIA NIH DUNG CHEST POPNYA!" teriak June dari balik panggung sambil nyodok-nyodok Dungdung.
jump off jump off jump off jump off
Seketika penonton heboh ketika Sunhee memperlihatkan chestpopnya yang kung kung kung gedebung itu! June kegirangan sambil goyang-goyangin Dungdung. Sunhee melakukan beberapa move lagi, lalu mengakhirinya dengan end pose yang sexay.
Penonton yang emang pada dasarnya udah berdiri, ngasih standing applause ke Sunhee. Sunhee membungkukkan badannya sedikit lalu kembali ke backstage.
June langsung nemplok meluk Sunhee dari belakang. Sunhee yang lagi keringetan cuma bisa APAAN SIH sambil melengos pergi. June cuma mesem-mesem bangga.
Sunhee berjalan ke ruang tunggu. Dia menunggu sekitar 15 menit, lalu pengumuman 5 besar ke final pun datang. Katanya, final dance ditaro di akhir acara biar heboh.
"SUN SUN! ELO LOLOS SUN KE FINAL! OH MY SUN YAAMPUN!" June heboh loncat-loncat bawa selembar kertas kedalem ruang tunggu. Sunhee melihatnya dengan tatapan APAAN SIH.
June menyerahkan lembaran kertas itu ke Sunhee. Sunhee membaca nomor-nomor yang lolos.
"13, 42, 55, 59, 63.." Sunhee manggut-manggut ga peduli. Tapi dia melihat kertas itu sekali lagi. "59?!"
59 kan cowok yang keren itu. Gila aja kalo gue lawan dia.. gue mau. EH BENTAR. FINALNYA GUE NGEDANCE APA?
"BANG JUNE!" teriak Sunhee sambil berdiri. "Finalnya gue dance apa? You didn't say anything about a final round or something!"
June nyengir santai. "Final roundnya freestyle. Lo dikasih music random, trus disuruh dance ikutin beatnya. Gampang kan?"
"Mati gue," gumam Sunhee. Tiba-tiba Jonghun melewati ruang tunggu tersebut sambil menoleh kedalam. Ketika dia lewat dia berpapasan dengan mata Sunhee. Lalu dia balik lagi dan masuk ke ruangan itu.
"Sun! Ayo kita tampil urutan ketiga!" Jonghun menyeret tangan Sunhee dan membawanya keluar dari ruang tunggu. June sibuk ngobrol ama guru les lain.
"DEMI APA Johu gue belom istirahat!" Sunhee pasrah ketika Jonghun menyeretnya tanpa henti. "Seengganya biarin gue ganti baju dulu kek!"
Jonghun berhenti. "Oke. Ganti baju, lebih dari 5 menit jangan harep les ama gue lagi ya."
"Wih sadis.." Sunhee menenteng baju yang daritadi emang udah ditenteng sejak diseret Jonghun, lalu berjalan kesebuah pintu ruang ganti dan langsung memasukinya.
~~~~~
Sunhee menutup pintu sambil sumpah serapah kecapean, lalu ketika dia balik badan dan mau ganti baju, matanya menangkap sesuatu.
Seorang cowo. Ganteng. Pipinya tirus. Matanya coklat. Rambutnya item agak gondrong. Hidungnya mancung. Ganteng lah intinya. Tapi yang bikin Sunhee bengong adalah cowo itu sedang dalam posisi mau buka baju, jadi abs nya, ya, perutnya yang kotak-kotak itu terlihat.
Si cowo bengong. Sunhee pun bengong. Selang beberapa detik baru deh keduanya teriak.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!!!"
"Ngapain lo disini?!" kata si cowo tanpa mengubah posisinya yang lagi buka baju.
Sunhee setengah nutupin matanya. "Elo yang ngapain disini! Gue mau ganti baju disini kenapa tiba-tiba ada elo?!"
Si cowo malah lanjutin buka baju hingga dia cuma pake jeans doang. Sunhee panik dan langsung menoleh ke samping. Si cowo mendekati Sunhee dan menunjuk ke pintu. Sunhee menoleh dan membaca tulisan di pintu itu.
"Boys Changing Room. Contestants number 55 to 60.." gumam Sunhee. Sunhee lalu menoleh ke cowo tadi.
Baru Sunhee mau minta maaf salah masuk ruangan, tapi si cowo tadi sudah tersenyum manis tapi kayak ngejek gitu. Sunhee ga peduli maksud dia senyum itu kenapa tapi yang penting senyum itu sangat membuat Sunhee melting, suhu badannya panas, sehingga cairan merah keluar dari hidungnya.
Selamat Sunhee, anda mimisan lagi.
Mimisan kali ini parah. Mata Sunhee berkunang-kunang, ditambah sosok cowo didepannya ini yang bertelanjang dada, berjarak ga jauh dari Sunhee dan sedang tersenyum manis, memperparah keadaan.
Si cowo manis ini tiba-tiba jadi prihatin. "Loh? Loh loh loh.. kenapa kok tiba-tiba?" dia menunjuk hidung Sunhee.
Sunhee memegang bagian atas bibirnya dan melihat darah ditangannya. "Shit.."
"Sini sini duduk dulu! Ntar orang ngira lo diapa-apain lagi ama gue.." si cowo membawa Sunhee ke sofa terdekat, duduk disampingnya dan memberi sekotak tisu.
"Sorrhy yah ghue sahlhah mahsshuk rhuanghan.." kata Sunhee, lubang hidungnya disumbat gumpalan tisu, namun tak menyembunyikan kecantikannya. Ihiy.
Si cowo ini diam diam terpesona. Sunhee melihat mata cowo itu. "Tolongh. Lo pake bahjhu lahghi bhisha gha?"
Si cowo nurut tapi cuma masang t-shirt tipis doang, lalu dia memasang nomor pesertanya di jeansnya. Dan menghampiri Sunhee seraya mengulurkan tangannya.
"Gue Lee Kiseob! Lo?"
Sunhee melihat nomor peserta yang dipasang Kiseob tadi. 59.
"Song Sunhee," Sunhee menjabat tangan Kiseob.
"Yang dance Hey Baby tadi ya! Wah gue suka banget chestpop lo tadi!" Kiseob raut mukanya jadi cerah dan very friendly. Pipi Sunhee memerah dan dia memalingkan mukanya.
Jadi dia si number 59 tadi. Yang dancenya cool tadi.. yang..
"Eh iya mesti siap-siap ke final nih! Lo nomor 63, ke final juga kan! Wah wah~" Kiseob berkata penuh antusias sambil melihat tag numbernya Sunhee yang disematkan di pinggang.
Final? Siap-siap? GANTI BAJU!
"OHMYPAPARAIN. GUE HARUS TAMPIL LAGI. Kiseob, ini kotak tisunya. Nice to meet you and thank you and see you at the final gue harus cao sekarang, dadah!" Sunhee menyodorkan kotak tisu ke Kiseob sambil menepuk pundaknya pelan lalu melesat keluar.
~~~~~
Panggung pun kembali heboh dengan aksi bandnya Jonghun. Karna Sunhee ditugaskan jadi gitar melodi, Jonghun cuma mainin chord aja sambil sesekali menatap Sunhee yang asik konsentrasi dengan gitarnya. Pas bagian klimaks, solonya Sunhee, Sunhee maju ke depan panggung sambil berlutut sebentar lalu wink ke penonton. Penonton heboh. Ada juga yang bisik-bisik "itu bukannya kontestan dance nomor 63 tadi?"
Selese manggung, Sunhee jalan lagi ke backstage diikuti Jonghun dan anggota band yang lain. Sunhee mau siap-siap ganti baju buat final dance, ketika Jonghun menepuk pundaknya pelan.
"Sun, tadi ada beberapa bagian yang salah loh.." kata Jonghun.
Sunhee membungkukkan badannya pelan. "Iya maaf ya! Gue kayaknya terlalu nervous.."
"It's ok you did great!" Jonghun tersenyum dan mengangkat tangannya. Sunhee menutup matanya, dikira mau ditempeleng ato apa, ternyata cuma diacak-acka doang rambutnya.
Wajah Sunhee memerah, dia memutuskan untuk pergi sebelum mimisan lagi.
~~~~~
Final dance battle pun dimulai. Kelima peserta final digabungin di satu panggung. Satu per satu maju ke depan ketika music yang random dimainkan. Dari 5 peserta, Sunhee doang yang cewe (unyu). Sisanya, ada dua cowo ganteng yang badannya jadi, satu cowo yang agak ke Jo Kwon-an, satu lagi ya Kiseob.
Pas Sunhee maju ke depan entah kenapa yang keputer adalah lagu Lovestoned. Nah karna dia inget wingcar performancenya sebuah band tertentu, dia jadi ngikutin beberapa choreo Lovestoned di wingcar performance itu. Penontonnya sih emang dasarnya udah rame, cuma pas Sunhee maju jadi makin rame. Kiseob melihat Sunhee sambil terus cheering dan tepuk tangan. Wuwuwu.
Dan pengumuman winnernya diumumkan saat itu juga. Ya.. 10 menit setelah final selese lah. Kelima peserta disuruh nunggu di atas panggung. Daripada cengo, akhirnya mereka saling ngobrol. Kiseob dan Sunhee yang udah kenal duluan akhirnya memulai perbincangan.
Ketika keduanya mengobrol, banyak pasang mata memandangi mereka dari arah penonton. Ternyata, Dongwoon diam-diam ikutan nonton dari awal music festival. Kevin dan Siwan yang lagi iseng maen kesana, jadi ikut nonton begitu liat Sunhee. Lalu Jonghun yang udah berbaur dengan penonton, ikut menatap Sunhee juga. Begitu juga dengan June.
Kiseob kadang mengucapkan sesuatu yang bikin Sunhee tertawa sambil memukulnya pelan. Lima pasang mata tadi tentu tak senang melihatnya. Mereka jadi menyimak sebenernya si Kiseob itu apa cakepnya sih? Orang mana? Anak dari dance company berapa? Emaknya dirumah sehat apa engga?
Namun setelah itu seorang juri berdiri dan memberikan selembar kertas pada sang MC.
"Yak para dewan juri sudah selesai menilai. Saya akan membacakan langsung juara pertamanya, baru setelah itu diikuti juara dua dan tiganya.."
Penonton heboh karena pembacaan juara yang rada seenaknya itu. Sunhee langsung gugup. Entah kenapa Kiseob inisiatif megang tangan Sunhee. Eh ternyata cowo disamping kanan Sunhee juga ikutan megang. Pas diliat, kelima peserta pegangan tangan layaknya anggota AFI yang mau di eliminasi.
"Okay then, the first place goes to..."
To be continued...
~~~~~~~~~~~~~~
Sunhee's dance battle outfit

Kiseob's abs flash at the dance battle
"Sunhee sayang kamu udah pulang? Emangnya ga les? Kok.. astaga Dongwoon!" Mrs. Song ngomong tanpa ngeliat Sunhee dan begitu dia menoleh, dia langsung berjalan cepat-cepat ke sebelah kiri Dongwoon dan ikut memapahnya.
Dongwoon akhirnya dibantuin duduk di sofa ruang tamu. Sunhee menghela napas dan memijat pundaknya sedikit.
"Maaf merepotkan Nona," kata Dongwoon.
"Selow aja. Lo begini juga kan gara-gara gue. Bentar ya!" Sunhee melesat ke dapur ngambil ice pack yang ada di freezer.
"Kamu kenapa bisa begini?" tanya Mrs. Song.
Sebelum Dongwoon sempat bicara, Sunhee sudah kembali dan nyaut duluan, "Tadi Dongwoon tuh digebukin anak-anak kelas sebelah, Mom! Kayaknya sih mereka ga suka gitu aku ngomong sama Dongwoon. Jadi dia yang kena deh," Sunhee menyerahkan ice pack ke Dongwoon supaya dia ngompres sendiri.
"Ckckck.. emang susah punya anak cantik, anak orang lain jadi kena getahnya. Yaudah kamu istirahat aja deh! Kerjaan kamu biar digantiin ama Pak Lee dulu," kata Mrs. Song seraya bangun dari duduknya. "Saya tinggal dulu ya."
"Dah mamah," Sunhee menghempaskan dirinya ke sofa, dia duduk disamping Dongwoon. Sunhee menatap Dongwoon yang mengompres dagunya sambil meringis.
"Masih sakit ya?" tanya Sunhee khawatir. Dongwoon dalem hati udah seneng banget diperhatiin majikannya, ampe sakitnya langsung ilang begitu ditanya lagi.
"Kok malah senyum-senyum? Udah ga sakit ya? Gue tinggal nih.." Sunhee berdiri dan baru saja mau beranjak pergi ketika Dongwoon menahan Sunhee.
"Eh Nona.." Dia memegang tangan Sunhee. Sunhee melihat ke arah tangannya. Dongwoon lalu melepasnya. "Eh.. maksudnya. Saya.. itu, butuh bantuan ngompres," lanjutnya dengan polos.
Sunhee tersenyum lalu kembali duduk. Dia mengacak-ngacak rambut Dongwoon lalu mengambil ice pack dari tangannya.
~~~~~
Skip skip skip seminggu berlalu. Dongwoon has fully recovered. Temen-temen yang ngegebukinnya udah kena detention karna dilaporin sama Sunhee dan Doojoon. Sekarang Sunhee lagi di tempat les dance, bertabur keringat *?* dan rambut pirangnya yang dia iket sudah mulai lepek.
"Five, six, seven, eight, and turn, hop, slide, push! Step forward, backwards, spin and pose!" June memberi aba-aba sambil melihat Sunhee ngedance. "That was awesome, Sunhee! You may take a break now."
"HAH. HAH. HAH." Sunhee ngos-ngosan. Dia nyender ke tembok dan perlahan merosot ke lantai. Diraihnya botol akuwa 2 liter disampingnya, diteguknya ampe tinggal setengah. June ampe geleng-geleng.
"Sori ya jadwal les lo jadi gue tambahin sejam, abisnya lo bolos mulu sih!" kata June, melempar handuk kecil ke Sunhee.
Sunhee menangkapnya dengan mulut dan menggigit handuk itu, tangannya sibuk nutup botol. Lalu dia menyeka seluruh wajahnya. "Ya gue ada urusan mulu. Mau ga mau bolos lah."
June duduk disamping Sunhee. "Tapi meskipun lo bolos, gerakan lo tetep bagus. Ikut dance battle ya? Sabtu ini jam 8 malem, di aula Seoul National University."
"HAH? Dance battle?" Sunhee shock tapi matanya ga melotot karna masih ngos ngosan.
"Yoi."
"Group gitu kan battlenya?"
"Engga. Solo. Dari tempat les ini cowonya udah Cheondung yang ditunjuk. Nah cewenya belom ada. Mumpung ada elo, gimana kalo elo aja? Psst.. sekalian, lo ada alesan pulang malem, privat ama gue gitu!" kata June centil sambil mendekatkan wajahnya ke kuping Sunhee.
"Najong lu," Sunhee mendorong muka June menjauh. June cuma cekikikan.
"Yaudah nih gue daftarin ya beneran?" tanya June.
"Temanya apa? Lagunya apa?" tanya Sunhee lagi.
June berjalan ke arah komputer yang terletak di pojok ruangan. "Temanya street dance. Lagunya ada tiga pilihan, Hey Baby, Low, sama.. apa ya satu lagi.."
"Gue mau Hey Baby. Omarion feat. Bow Wow kan?" Sunhee berdiri lagi dan bersiap melanjutkan latihan.
"Yoman. Sip gue daftarin nih ya," June membuka suatu website, mengetik sesuatu, lalu menoleh ke arah Sunhee. "Sun, lo di Shinhuahua kan ya?"
"Iya." Sunhee menyalakan tape dan memutar Hey Baby. "Dance nya bikin koreo sendiri nih?"
"Ya iyalawhhhzz," June berlagak banci. "YEY udah kedaftar. Eh tapi Sun ini battlenya ga dipisah cewe cowo."
"Maksudnya?" Sunhee menghampiri June.
"Ya cowo cewe digabung. Juara nya ga dipisah. Ya gabunglah intinya," kata June.
"Anjrit masa iya gue lawan cowo?"
June berdiri. "Pasti bisa tenang aja kan ada gue. MAKASIH YA SUNHEE UDAH MAU NGEWAKILIN J.TUNES!" June dengan tiba-tiba memeluk Sunhee erat.
"MMPH LEPHASHINH GHUEH. BHAU AH LHO KERHINGHETHANH TAUH GHAK!"
~~~~~
Besoknya Sunhee les gitar. Dia udah sampe di lobby luas dan megahnya FnC. Sunhee nyamperin wajah yang sudah dikenalnya yang berada di belakang meja resepsionis.
"Aechan! Apa kabar sayang?"
"SUN UNNIE!" Aechan heboh ngeloncatin meja resepsionis, semua security ampe nengok dan O___o
"Maap nih jarang masuk. LJ udah ada di atas?" tanya Sunhee.
"Gatau unn coba langsung di cek aja ke J Room. Unnie aku kangeeeen~" Aechan memeluk Sunhee.
Sunhee menepuk-nepuk kepala Aechan pelan. "Iya iya unyu sekarang gue les dulu ya."
Sunhee lalu berjalan ke arah tangga kaca dan menaikinya hingga sampai di J Room. Lagi males naik lift katanya. Ketika sampai di J Room, ga pake ngetok, dia langsung buka pintu dan melihat sesosok cowo pake topi fedora sedang duduk memunggunginya.
"LJ! Maaf ya minggu kemaren gue bolos mulu.. soalnya gue.." Sunhee menggantungkan kalimatnya ketika sosok tersebut membalikkan badannya.
"Johu? Eh maksudnya.." Sunhee berdiri mematung.
"Apa kabar?" tanya Jonghun datar.
Sunhee menghampiri kursi Jonghun setengah berlari lalu memeluknya secepat kilat lalu berdiri di depannya. Jonghun sempat terbelalak, berdeham sebentar lalu stay cool padahal sambil mesem-mesem ga jelas.
"Elo tuh yang apa kabar! Pergi ke ostrali ga bilang-bilang. Balik juga ga bilang-bilang," Sunhee manyun.
Jonghun akhirnya senyum. Sunhee ceming. "Kenapa? Kangen sama gue? Khawatir? Gue bawain oleh-oleh koala idup tuh di kandang."
"DEMI APA?"
"Engga lah! Lu kira gue gila? Oleh-oleh buat sih ada, asal lo mau bantuin gue," kata Jonghun sambil berdiri. Entah sejak kapan perbincangan mereka jadi elo-gue padahal dulunya saya-kamu.
"Bantu apa?" mata Sunhee berbinar-binar. Di kepalanya hanya ada oleh-oleh.
"Ikut lomba di Seoul National University ya. Ngeband, bareng gue ama yang lain kok, tapi gue pengen ngetes skill lo udah nyampe mana. Lo bakal jadi lead guitar, dan lo yang bakal punya solo di stage nanti," kata Jonghun, menyodorkan gitar listrik warna merah ke Sunhee.
"Ha? Eh? Demi apa? Jangan bercanda lo.."
"Gue denger dari LJ, skill gitar lo tuh ternyata lebih jago dari yang gue kira. Gue jadi heran kenapa pas lo gue tinggal justru jadi bagus maennya?" tanya Jonghun sambil mendekatkan wajahnya ke Sunhee.
"Uhm.." Sunhee merasa sesuatu yang hangat mengalir didalam hidungnya. Otomatis dia mendongak dan menutup hidungnya.
"Kenapa?" tanya Jonghun, malah makin deket. Sunhee menyentuh wajah Jonghun dan mendorongnya jauh-jauh dengan perlahan tapi malah jadinya terkesan sadis.
"Kayaknya gue.." Sunhee lalu melihat lurus kedepan lagi. Dilepasnya hidungnya perlahan. "Oh ternyata gue engga.."
TESS
Sebuah tetes darah menyentuh lantai. Jonghun kaget. Sunhee kaget. Hidup kaget *?*
Sedetik kemudian Jonghun panik. "Lo sakit? Kenapa? Ko ga bilang? Tau gitu mending lo ga usah dateng aja ampe sembuh.. lo gapapa?" tanyanya bertubi-tubi sambil menyeret Sunhee ke kursi dan membantunya duduk disitu.
"enghgha ghue ghaphapha kokh," jawab Sunhee sambil menyumpel tisu ke hidungnya.
Perasaan penyakit mimisan gue udah sembuh deh. Kenapa pas ketemu dia jadi kambuh lagi?
Sekitar 3 menit kemudian mimisannya Sunhee berhenti. Mereka pun memulai latihan. Nanti mereka bakal tampilin lagu judulnya "Barae", Jonghun mengajari Sunhee setiap not yang harus dimainin. Sunhee cepet bisa, cuma kadang suka off tempo aja.
Satu jam kemudian latihan mereka selesai. Keduanya sama-sama beres-beres mau-mau pulang-pulang ketika Sunhee menyanyakan sesuatu pada Jonghun.
"By the way emang lombanya kapan?"
"Sabtu ini jam 8 malem."
"Tadi tempatnya dimana? Seoul National University?" tanyanya lagi.
"Iya di aula. Kan ada music festival gitu, ada lomba band, dance, karaoke. Rajin latihannya besok-besok gapake bolos, Jumatnya kita intensif!" perintah Jonghun.
Mampus gue. Gue kan udah janji ama Bang June mau lomba dance? Masa gue ikutnya dobel?
Sunhee bengong. Jonghun berjalan ke arahnya dan menjentikkan jarinya di depan mata Sunhee.
"Mo pulang ga lo? Ada yang jemput ga?"
Sunhee kembali sadar. "Oh ada ada, oke jumat intensif.. see you!"
Sunhee pun buru-buru keluar dari J room dan turun ke lobby.
~~~~~
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, Saturday night. Sunhee udah standby di aula dari jam 3 sore, check sound segala macem bareng bandnya Jonghun. Dia juga sempet bolak balik ke gedung C buat practice dance, dibimbing June dan juga Cheondung yang latihan solo dancenya sendiri.
Sunhee duduk di ruang tunggu backstage, dia membalik-balikkan halaman schedule yang bakal tampil nanti. Music festival sudah dibuka, lomba karaoke sudah lewat, sekarang lagi berlangsung dance battle. Dari 65 peserta, Sunhee dapet urutan 63 which means itu nyaris terakhir, jadi dia masih bisa santai-santai dan leluasa buat practice lagi.
"Sun gerakan lo pas bagian jump off jump off itu masih agak kaku deh, coba ulang bagian situ.." kata June, berjalan ke arah tape (bukan, bukan tape warna kuning buat dimakan itu) dan me-rewind lagu hingga ke bagian reff. Sunhee menggerakkan kakinya sesuai beat, lalu mulai menggerakkan badannya.
"Jump off jump off jump off jump off~" gumam Sunhee sambil melakukan chest pop andalannya. June bengong.
"Apanya yang kurang sih?" tanya Sunhee sambil mengikat rambutnya keatas. June menggelengkan kepalanya. Lamunannya pun buyar.
"Kurang.. fierce kayaknya. Coba lagi!" kata June sok merasa kurang padahal sebenernya dia suka tuh ngeliat Sunhee ngechest pop. (untuk lebih jelasnya, tontonlah dance battle BEAST vs. ZE:A disitu pas lagunya Hey Baby, kira-kira choreo Sunhee kayak gitu lah)
Sunhee mencibir dan mempraktekkannya sekali lagi, June memperhatikan sekali lagi. Kali ini June kepergok mandangin Sunhee dengan tampang rada ga enak, dan akhirnya sukses mendapat tempelengan dari Sunhee yang melengos pergi.
Sunhee dengan keadaan masih keringetan, berjalan ke arah panggung di aula. Dia mencoba menonton dari view penonton. Saat itu peserta nomor 59 sedang tampil. Sunhee memandangnya dengan sangat serius. Gerakan cowo nomor 59 itu, ga hardcore, ga terlalu heboh ato lembek juga. Tapi pas. Outfit yang dia pake juga matching sama lagunya yang emang bikin ajep ajep.
Cowo nomor 59 itu berambut item agak gondrong. Pipinya tirus, dan raut wajahnya terlihat sangat serius. Hidungnya mancung, tipe Sunhee banget. Kirain cowo nomor 59 itu judes, ternyata pas dancenya selese, di ending posenya dia ngangkat wifebeater (baca : kutang) yang dia pake, nunjukin absnya, dan tersenyum manis dan imut yang bikin cewe-cewe kesengsem dan teriak histeris. Sunhee otomatis balik badan untuk menghindari serangan mimisan yang kesekian kalinya. Sunhee pun kembali ke backstage.
Satu peserta dikasih waktu dua menit, nah berhubung Sunhee jalannya lelet, pas banget dia nyampe backstage, pas banget si nomor 62 selese tampil.
"Yak untuk peserta selanjutnya, mewakili J.Tunes company, number 63, SONG SUNHEE!" teriak si MC ga nyante.
"Lah? Gue? Baru nyampe gue.." kata Sunhee sambil nunjuk-nunjuk diri sendiri.
"IYA UDAH BURU SANA! HWAITING!" June mendorong Sunhee sambil curi kesempatan meng-kiss pipi Sunhee tapi Sunhee ga nyadar. June pun manyun.
Sunhee memasuki panggung sambil mengikat rambutnya. Sederet tepuk tangan pun menyambutnya. Ada beberapa prikitiw dan siul siul lain juga. Sunhee tersenyum dan mengambil opening pose. Intro Hey Baby pun melantun..
I'm young I'm right I'm flashy I'm fly
So fly I'm about to take off
Now O is the R 'n' B the hip hop that's me
Tonight we about to face off
Outfit Sunhee yang street style matching banget ama musik yang dipilih. Baru intro aja, orang-orang udah pada nepuk tangan ngikutin beat.
Hey baby you say you wanna be with a star
Hey baby don't be afraid to show who you are
You scared? come on.. you scared, come on
"NAH NIH DIA NIH DUNG CHEST POPNYA!" teriak June dari balik panggung sambil nyodok-nyodok Dungdung.
jump off jump off jump off jump off
Seketika penonton heboh ketika Sunhee memperlihatkan chestpopnya yang kung kung kung gedebung itu! June kegirangan sambil goyang-goyangin Dungdung. Sunhee melakukan beberapa move lagi, lalu mengakhirinya dengan end pose yang sexay.
Penonton yang emang pada dasarnya udah berdiri, ngasih standing applause ke Sunhee. Sunhee membungkukkan badannya sedikit lalu kembali ke backstage.
June langsung nemplok meluk Sunhee dari belakang. Sunhee yang lagi keringetan cuma bisa APAAN SIH sambil melengos pergi. June cuma mesem-mesem bangga.
Sunhee berjalan ke ruang tunggu. Dia menunggu sekitar 15 menit, lalu pengumuman 5 besar ke final pun datang. Katanya, final dance ditaro di akhir acara biar heboh.
"SUN SUN! ELO LOLOS SUN KE FINAL! OH MY SUN YAAMPUN!" June heboh loncat-loncat bawa selembar kertas kedalem ruang tunggu. Sunhee melihatnya dengan tatapan APAAN SIH.
June menyerahkan lembaran kertas itu ke Sunhee. Sunhee membaca nomor-nomor yang lolos.
"13, 42, 55, 59, 63.." Sunhee manggut-manggut ga peduli. Tapi dia melihat kertas itu sekali lagi. "59?!"
59 kan cowok yang keren itu. Gila aja kalo gue lawan dia.. gue mau. EH BENTAR. FINALNYA GUE NGEDANCE APA?
"BANG JUNE!" teriak Sunhee sambil berdiri. "Finalnya gue dance apa? You didn't say anything about a final round or something!"
June nyengir santai. "Final roundnya freestyle. Lo dikasih music random, trus disuruh dance ikutin beatnya. Gampang kan?"
"Mati gue," gumam Sunhee. Tiba-tiba Jonghun melewati ruang tunggu tersebut sambil menoleh kedalam. Ketika dia lewat dia berpapasan dengan mata Sunhee. Lalu dia balik lagi dan masuk ke ruangan itu.
"Sun! Ayo kita tampil urutan ketiga!" Jonghun menyeret tangan Sunhee dan membawanya keluar dari ruang tunggu. June sibuk ngobrol ama guru les lain.
"DEMI APA Johu gue belom istirahat!" Sunhee pasrah ketika Jonghun menyeretnya tanpa henti. "Seengganya biarin gue ganti baju dulu kek!"
Jonghun berhenti. "Oke. Ganti baju, lebih dari 5 menit jangan harep les ama gue lagi ya."
"Wih sadis.." Sunhee menenteng baju yang daritadi emang udah ditenteng sejak diseret Jonghun, lalu berjalan kesebuah pintu ruang ganti dan langsung memasukinya.
~~~~~
Sunhee menutup pintu sambil sumpah serapah kecapean, lalu ketika dia balik badan dan mau ganti baju, matanya menangkap sesuatu.
Seorang cowo. Ganteng. Pipinya tirus. Matanya coklat. Rambutnya item agak gondrong. Hidungnya mancung. Ganteng lah intinya. Tapi yang bikin Sunhee bengong adalah cowo itu sedang dalam posisi mau buka baju, jadi abs nya, ya, perutnya yang kotak-kotak itu terlihat.
Si cowo bengong. Sunhee pun bengong. Selang beberapa detik baru deh keduanya teriak.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!!!"
"Ngapain lo disini?!" kata si cowo tanpa mengubah posisinya yang lagi buka baju.
Sunhee setengah nutupin matanya. "Elo yang ngapain disini! Gue mau ganti baju disini kenapa tiba-tiba ada elo?!"
Si cowo malah lanjutin buka baju hingga dia cuma pake jeans doang. Sunhee panik dan langsung menoleh ke samping. Si cowo mendekati Sunhee dan menunjuk ke pintu. Sunhee menoleh dan membaca tulisan di pintu itu.
"Boys Changing Room. Contestants number 55 to 60.." gumam Sunhee. Sunhee lalu menoleh ke cowo tadi.
Baru Sunhee mau minta maaf salah masuk ruangan, tapi si cowo tadi sudah tersenyum manis tapi kayak ngejek gitu. Sunhee ga peduli maksud dia senyum itu kenapa tapi yang penting senyum itu sangat membuat Sunhee melting, suhu badannya panas, sehingga cairan merah keluar dari hidungnya.
Selamat Sunhee, anda mimisan lagi.
Mimisan kali ini parah. Mata Sunhee berkunang-kunang, ditambah sosok cowo didepannya ini yang bertelanjang dada, berjarak ga jauh dari Sunhee dan sedang tersenyum manis, memperparah keadaan.
Si cowo manis ini tiba-tiba jadi prihatin. "Loh? Loh loh loh.. kenapa kok tiba-tiba?" dia menunjuk hidung Sunhee.
Sunhee memegang bagian atas bibirnya dan melihat darah ditangannya. "Shit.."
"Sini sini duduk dulu! Ntar orang ngira lo diapa-apain lagi ama gue.." si cowo membawa Sunhee ke sofa terdekat, duduk disampingnya dan memberi sekotak tisu.
"Sorrhy yah ghue sahlhah mahsshuk rhuanghan.." kata Sunhee, lubang hidungnya disumbat gumpalan tisu, namun tak menyembunyikan kecantikannya. Ihiy.
Si cowo ini diam diam terpesona. Sunhee melihat mata cowo itu. "Tolongh. Lo pake bahjhu lahghi bhisha gha?"
Si cowo nurut tapi cuma masang t-shirt tipis doang, lalu dia memasang nomor pesertanya di jeansnya. Dan menghampiri Sunhee seraya mengulurkan tangannya.
"Gue Lee Kiseob! Lo?"
Sunhee melihat nomor peserta yang dipasang Kiseob tadi. 59.
"Song Sunhee," Sunhee menjabat tangan Kiseob.
"Yang dance Hey Baby tadi ya! Wah gue suka banget chestpop lo tadi!" Kiseob raut mukanya jadi cerah dan very friendly. Pipi Sunhee memerah dan dia memalingkan mukanya.
Jadi dia si number 59 tadi. Yang dancenya cool tadi.. yang..
"Eh iya mesti siap-siap ke final nih! Lo nomor 63, ke final juga kan! Wah wah~" Kiseob berkata penuh antusias sambil melihat tag numbernya Sunhee yang disematkan di pinggang.
Final? Siap-siap? GANTI BAJU!
"OHMYPAPARAIN. GUE HARUS TAMPIL LAGI. Kiseob, ini kotak tisunya. Nice to meet you and thank you and see you at the final gue harus cao sekarang, dadah!" Sunhee menyodorkan kotak tisu ke Kiseob sambil menepuk pundaknya pelan lalu melesat keluar.
~~~~~
Panggung pun kembali heboh dengan aksi bandnya Jonghun. Karna Sunhee ditugaskan jadi gitar melodi, Jonghun cuma mainin chord aja sambil sesekali menatap Sunhee yang asik konsentrasi dengan gitarnya. Pas bagian klimaks, solonya Sunhee, Sunhee maju ke depan panggung sambil berlutut sebentar lalu wink ke penonton. Penonton heboh. Ada juga yang bisik-bisik "itu bukannya kontestan dance nomor 63 tadi?"
Selese manggung, Sunhee jalan lagi ke backstage diikuti Jonghun dan anggota band yang lain. Sunhee mau siap-siap ganti baju buat final dance, ketika Jonghun menepuk pundaknya pelan.
"Sun, tadi ada beberapa bagian yang salah loh.." kata Jonghun.
Sunhee membungkukkan badannya pelan. "Iya maaf ya! Gue kayaknya terlalu nervous.."
"It's ok you did great!" Jonghun tersenyum dan mengangkat tangannya. Sunhee menutup matanya, dikira mau ditempeleng ato apa, ternyata cuma diacak-acka doang rambutnya.
Wajah Sunhee memerah, dia memutuskan untuk pergi sebelum mimisan lagi.
~~~~~
Final dance battle pun dimulai. Kelima peserta final digabungin di satu panggung. Satu per satu maju ke depan ketika music yang random dimainkan. Dari 5 peserta, Sunhee doang yang cewe (unyu). Sisanya, ada dua cowo ganteng yang badannya jadi, satu cowo yang agak ke Jo Kwon-an, satu lagi ya Kiseob.
Pas Sunhee maju ke depan entah kenapa yang keputer adalah lagu Lovestoned. Nah karna dia inget wingcar performancenya sebuah band tertentu, dia jadi ngikutin beberapa choreo Lovestoned di wingcar performance itu. Penontonnya sih emang dasarnya udah rame, cuma pas Sunhee maju jadi makin rame. Kiseob melihat Sunhee sambil terus cheering dan tepuk tangan. Wuwuwu.
Dan pengumuman winnernya diumumkan saat itu juga. Ya.. 10 menit setelah final selese lah. Kelima peserta disuruh nunggu di atas panggung. Daripada cengo, akhirnya mereka saling ngobrol. Kiseob dan Sunhee yang udah kenal duluan akhirnya memulai perbincangan.
Ketika keduanya mengobrol, banyak pasang mata memandangi mereka dari arah penonton. Ternyata, Dongwoon diam-diam ikutan nonton dari awal music festival. Kevin dan Siwan yang lagi iseng maen kesana, jadi ikut nonton begitu liat Sunhee. Lalu Jonghun yang udah berbaur dengan penonton, ikut menatap Sunhee juga. Begitu juga dengan June.
Kiseob kadang mengucapkan sesuatu yang bikin Sunhee tertawa sambil memukulnya pelan. Lima pasang mata tadi tentu tak senang melihatnya. Mereka jadi menyimak sebenernya si Kiseob itu apa cakepnya sih? Orang mana? Anak dari dance company berapa? Emaknya dirumah sehat apa engga?
Namun setelah itu seorang juri berdiri dan memberikan selembar kertas pada sang MC.
"Yak para dewan juri sudah selesai menilai. Saya akan membacakan langsung juara pertamanya, baru setelah itu diikuti juara dua dan tiganya.."
Penonton heboh karena pembacaan juara yang rada seenaknya itu. Sunhee langsung gugup. Entah kenapa Kiseob inisiatif megang tangan Sunhee. Eh ternyata cowo disamping kanan Sunhee juga ikutan megang. Pas diliat, kelima peserta pegangan tangan layaknya anggota AFI yang mau di eliminasi.
"Okay then, the first place goes to..."
To be continued...
~~~~~~~~~~~~~~
Sunhee's dance battle outfit

Kiseob's abs flash at the dance battle

Friday, 26 March 2010
Les Privat {mplot 11}
Sunhee bingung. Dia melihat ke semua namja disekelilingnya. Dongwoon, June, Kevin dan Siwan saling bertatapan.
Mampus gue.
Sunhee ngeliat muka mereka satu-satu. Pas liat Dongwoon, Dongwoon balas menatapnya dengan tatapan yang tegas sekaligus lembut yang seolah berkata "ayo pulang". Pas liat June, mata June jadi menampilkan sisi yang imut dari dirinya yang sangat berharap Sunhee mau dianter June. Pas liat Siwan, Siwan masih ada raut salting di wajahnya, sedangkan Kevin, gausah ditanya. Gue males deskripsiinnya.
Sunhee makin ga tega liat semua cowo yang penuh harap itu. Tapi tiba-tiba dia inget Bang Johu yang lagi jauh di ostrali sana. Dia sempet mikir kalo ada Bang Johu disini, mungkin dia bakal milih pulang sama Bang Johu.. kenapa ya?
"Sun! Katanya mau nginep dirumah gue?"
Daehee nyempil dibalik kerumunan cowo tadi dan menepuk pundak Sunhee. Sunhee bingung. Emang kapan Daehee ngajakin nginep?
"Udah mending cabut sekarang aja yuk! Cafenya mo diberesin, kasian kalo kita tinggal lebih lama lagi.." Daehee menarik lengan Sunhee yang masih dalam keadaan bingung. "Eh guys, duluan ya! Thanks udah pada dateng!"
Daehee pun pergi menjauh dari tempat itu dengan Sunhee disampingnya.
Semua cowo cengo.
"Ah elu sih, Pin! Bukannya langsung diajak aja!" kata Siwan sewot.
"La? Mana gue tau dia bakal nginep dirumah Daehee! Udahlah wan cabut yuk. Mana tadi si Minwoo?" Kevin dan Siwan pun ikutan pergi menjauh.
Dongwoon dan June saling bertatapan. Keduanya memberi sorot mata yang tajam. Lalu disaat yang bersamaan, keduanya membalikkan badan dan berjalan pergi.
~~~~~~
"Eh eh Dae emang kapan gue bilang mau nginep?" tanya Sunhee sambil melepas lengannya dari genggaman Daehee.
Daehee berbalik badan dan menatap Sunhee. "Gue tuh barusan nyelamatin elo dari para pemangsa tadi! Lo ga liat apa mata mereka? Udah kayak mau makan elo tau ga. Gue ga kepikiran kalo lo milih salah satu diantara mereka, bakal jadi apa nantinya."
Sunhee menoleh kebelakang dan mendapati tempat tadi udah kosong. "Iya ya. Tengkyu ya Dae!"
Daehee berjalan menuju mobilnya. "Yaudah karna gue terlanjur boong, lo nginep beneran aja deh dirumah gue ya. Jihee mana?"
"Gatau, ilang ama makhluk bernama Minwoo."
"Oh. Oke," Daehee masuk ke mobil diikuti Sunhee. "Eh iya Sun, seandainya lo emang kudu milih, lo bakal milih dianterin ama siapa?"
"Ha?"
"Nanya doang kok. Milih siapa?" Daehee bertanya antusias, dia sudah mengharapkan satu jawaban.
"Sama Dongwoon lah," Sunhee langsung menjawab. Daehee kaget. "Secara kan serumah. Searah. Gampang pulangnya," lanjut Sunhee.
GUBRAK. Kirain Sunhee emang punya feel ama Dongwoon.
"Yeelah Sun!" Daehee menyenderkan punggungnya ke kursi mobil seraya mobilnya jalan disupiri oleh supirnya *?*. "Gue minta jawaban yang jujur! Lo kira-kira bakal milih siapa? Orangnya deh! Jangan mikir pulangnya gampang ato gimana."
Sunhee tampak berpikir. Dia mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada dagunya. Lalu dia berkata dengan mantep, "Ga mungkin Bang June, dia guru les gue, gue segen. Terus kalo Dongwoon, gue terlalu sering ngerepotin dia. Paling bareng Kevin ama Siwan aja dah, sekalian ngobrol-ngobrol.."
Daehee pun tersenyum dan puas akan jawaban Sunhee.
~~~~~~
Sampe di rumah Daehee, baik Sunhee maupun Daehee syok melihat sosok yang ada di depan pintu rumah. Oh oh siapa diaaaa?
Sunhee menatap mahluk depan pintu itu seperti ini -_____-
"Kemana aja lo gue cariin? Enak ya pergi ama Minwoo. Ninggalin gue dijepit ama Siwan ama Kevin abstrak itu."
"Kok lo disini, Ji?" Daehee nanya dengan nada perhatian yang jauh beda ama nada sinis Sunhee tadi.
"Gue inget mau nginep di rumah Dae unnie, jadi tadi si Minwoo nganter gue kesini unn. Ayo apa unn masuk, dingin tau diluar," Jihee meluk-meluk diri sendiri.
Saat memasuki rumah megahnya Daehee, ketiga makhluk Hee itu langsung menuju kamar. Udah pada cape. Dan ketika Sunhee lagi dikamar mandi, Daehee dan Jihee gosip berdua.
"Ji, lo tau kan si Sunhee lagi laku-lakunya sekarang?"
"Laku gimana unn? Tawaran syuting? Lah Sunhee unnie aja ga mau jadi artis kan, udah terkenal katanya," Jihee maen-maenin rambutnya.
"Ih bukan laku itu! Laku di kalangan cowo maksudnya!" Daehee menyisir rambutnya.
"Oh! Wets Sunhee unnie mah emang pujaan para pria unn. Emang kenapa? Sirik?" tanya Jihee. Daehee manyun. "Becanda unn. Kita semua juga laku kok unn, Sunhee unnie lagi laris aja emang."
"Menurut lo siapa yang cocok ama Sunhee? Gue pengen liat dia punya pacar dah sekali aja. Abis itu langsung suruh kawin HAHAHAHA" Daehee girang sendiri.
"Yang cocok ama Sunhee unnie? Jujur nih unn aku suka liat Sunhee ngobrol ama cowo ringkih tadi yang temennya temennya Sunhee unnie," kata Jihee ribet.
"Temennya temennya Sunhee? Temennya Kevin? Siwan?"
"Ya pokoknya yang imut tapi ringkih."
"Oh. Kenapa lo ngerasa mereka cocok?" Daehee kurang setuju ama pendapat Jihee.
"Sunhee unnie kasar, tapi si Siwan itu lembut. Sunhee unnie bacot, si Siwan itu kaleman dikit. Mereka bisa saling melengkapi unn!" Jihee berkata dengan antusias.
"Hoo. Ah gue sukaan liat Sunhee ama Kevin dah.." samber Daehee.
"HA? Si temennya yang abstrak itu? oh no no no, Daedae unnie.." Jihee menggerakkan telunjuknya.
"Kenapa engga? Siwan itu profilnya terlalu ringkih buat Sunhee. Kesannya ga bisa jagain Sunhee, justru Sunhee yang kudu jagain Siwan.. Nah kalo ama Kevin, kan jelas tuh, mukanya kayak abang-abang, badan kayak kuli, setrong kan pastinya? Bisa tuh buat jagain Sunhee. Cocok," jelas Daehee panjang lebar.
"Yah unnie mah liat fisik.."
"Eh, secara kepribadian dia juga cocok! Udah deket lagi kan, bestfriend dari dulu. Tinggal kita dorong dikit, jadian dah!" Daehee semangat.
"Tapi unn, mukanya itu loh, kasian Sunhee unnie.."
"Maksud lo?"
"Kalo si Kevin macarin Sunhee unnie, iya dia sih anugerah, tapi bagi Sunhee unnie pasti itu musibah!" Jihee berkata dramatis.
"Apaan musibah? Siapa yang kena?" tanya Sunhee keluar dari kamar mandi dalam bentuk rambut diiket asal, dan muka ditutupi masker instan.
Daehee dan Jihee langsung pura-pura siap-siap tidur-tidur *?*
~~~~~~
Keesokan paginya ternyata masih hari sekolah. Jihee dan Daehee pada kebingungan nyiapin baju seragam sedangkan Sunhee masih terlelap.
"WOI SUN! Sekolah kaga si lo? Udah siang nih! Jam 7 jam 7!" Daehee menyibak selimut Sunhee dan meneriakinya.
"Aaah gue tuh kalo abis solat subuh biasanya emang tidur dulu! Nyantai ngapa sekolah masuk jam setengah 9."
"Ini rumah gue, bukan rumah elo yang rada deket ama sekolah. Dan disini gue ga punya mobil Ferrari yang bisa ngebut kayak punya lo itu! Gue cuma pake Jaguar! Dan Jaguar bukan buat balepan! BANGUN! Mandi!" Daehee menarik tangan temannya yang lebih cantik dari Nana After School itu.
"Ah elaaaah~ tapi gue ga keramas ya.."
"Lo terakhir keramas kapan?"
"Empat hari yang lalu."
Daehee kaget dan menampilkan muka jijik. Tapi rambut Sunhee kayak dikeramas tiap hari, ga pernah keliatan lepek, berminyak, atau kering.
"Terserah deh. Buruan!"
Sunhee pun mandi secepat kilat. Sebenernya dia ga usah mandi, orang-orang juga gabakal tau. Secara dia mandi ga mandi tetep aja mukanya seger. Cuma ya demi menjaga kehigienisan *?* jadi tetep mandi.
Keluar dari kamar mandi, tiba-tiba udah ada seragam Sunhee di atas kasur. "Dae? Ini siapa yang nyiapin?" tereak Sunhee keluar.
"Ada Dongwoon nih dibawah! Tadi dia pagi-pagi nganter! Udah buruan lu dandan ga enak nih ditungguin!" tereak Daehee jauh lebih kencang. Sunhee ampe mengerutkan wajah saking cemprengnya suara Daehee.
Sunhee pun bersiap-siap sambil memikirkan kebaikan hatinya Dongwoon yang udah cape-cape nganter seragam, meskipun Sunhee ga minta.
~~~~~~
"Dongwoon.."
Dongwoon menoleh dan mendapati Sunhee memasuki kelasnya. Cara jalan Sunhee yang bagaikan Nana di MV nya After School yang Bang! Sms siapa ini Bang? membuat para cowo kelasnya Dongwoon terkesiap, diam, dan meneteskan air liur.
"Thank you ya udah nganter seragam gue tadi! Mama papa bilang apa gue ga pulang?"
Semua mata menatap Dongwoon. Para cowo pun berpikir kalo si Dongwoon ini tinggal serumah ama Sunhee. Hawa-hawa pembunuh udah mengelilingi mereka.
"Eh.. oh saya.. eh, gue bilang lo nginep dirumah Daehee. Mereka iya iya aja kok," Dongwoon nyaris salah ngomong karna gugup diliatin tatapan tajam temen-temen sekelasnya. Kecual Doojoon yang emang udah tau kalo Dongwoon kerja di rumah Sunhee.
Sunhee yang menyadari tatapan disekelilingnya, langsung balik badan dan berkacak pinggang. "Kalian kenapa ngeliatin Dongwoon kaya gitu? Ga suka ngeliat gue ngomong sama gue?"
Cowo-cowo lain pun diem dan langsung beralih mengerjakan hal lain. Sunhee tersenyum dan melihat Dongwoon lagi. "Kalo ada apa-apa bilang gue ya! Gue gamau ada salah paham," Sunhee berbalik dan berjalan pergi.
"Thanks.. Sun," bisik Dongwoon seraya menatap Sunhee menjauh.
Doojoon hanya bisa tersenyum melihat temannya itu.
~~~~~~
Bell pulang sekolah berbunyi. Daehee membereskan tasnya sambil ngomong ke Sunhee. "Sun, temenin shopping yuk? Birthday nya Jihee kan bentar lagi, kita nyiapin apa nih?"
Sunhee memasang tas ransel teddy bear kesayangannya itu dipundaknya sambil melihat jam tangannya. "Sekarang hari apa? Gue les dance nih, udah sering banget bolos! Ga enak ama Bang June.."
"Oooh. Oke dah. Eh.. salam buat itu.. anu.. mantan gue.." Daehee menunduk dan menggaruk kepalanya.
"Dungdung? Sip deh. Yaudah gue duluan ya.. eh nyamperin Dongwoon dulu deh kesebelah," Sunhee melambai pada Daehee dan berjalan ke kelas sebelah. Belom sempet nyapa tu kelas, Doojoon udah berdiri dan nyamperin Sunhee.
"Sunhee, lo liat Dongwoon?"
Sunhee mengerutkan alisnya. "Lah? Gue baru kesini mau nyariin dia. Kok lo malah nanya gue?"
"Gawat.." kata Doojoon cemas.
"Kenapa? Ada apa?" Sunhee melihat kesekeliling kelas. Kan baru bel, kok kelas lo udah sepi? Tapi kok tas-tas anak kelas lo masih disini? Pada kemana?"
Doojoon tampak cemas.
"Doojoon, bilang ke gue ada apa. Lo jangan bikin perasaan gue ga enak gini!"
"Tadi pas istirahat, gue denger anak-anak cowo pada ngomongin sesuatu. Tapi tiap gue ato Dongwoon nengok, mereka berhenti. Terus tadi pas jam terakhir, Dongwoon izin keluar kelas, mungkin ke kamar mandi. Tapi dia ga balik-balik. Terus ga lama, 3 orang anak cowo izin keluar juga. Gue takutnya..."
Sunhee yang raut wajahnya penasaran langsung berubah jadi khawatir juga. Doojoon ampe rada terpesona, cuma dia inget ini majikan temennya. Jadi ya..
"Jangan-jangan karna tadi pagi gue salah ngomong? Yang gue bilang tentang bokap-nyokap gue.."
Doojoon mengangguk pelan. "Apa menurut lo kita susulin dia aja sekarang?"
"Ayo," jawab Sunhee cepat.
~~~~~~
Sementara itu, di halaman belakang sekolah ada empat orang, tepatnya tiga orang yang ngerubungin satu orang.
"Lo tuh masih diitung anak baru ya disini. Jangan belagu lo!"
"Masih baru udah berani ngegebet cewe paling populer disini? Pede banget!"
"Kalo lo emang berani ngegebet Song Sunhee, lawan dulu kita! Kita yang udah dua taun disini belom sempet deket ama dia, eh elo yang baru dateng dengan santainya bisa ngobrol ama dia. Bener-bener songong ya lo!"
Salah satu cowo itu melayangkan tinjunya ke Dongwoon. Tambah lagi memar di wajahnya. Dia ga berniat ngelawan, karna kalo iya, cuma bakal memperpanjang masalah aja.
"Eh, lo pengecut banget sih? Udah dikeroyok gini, malah diem aja," kata satu cowo yang dari tadi ga berenti mukulin Dongwoon.
"Gue? Ngeladenin lo semua?" Dongwoon melihat wajah tiga cowo itu satu-satu, "Hidup gue masih lebih penting daripada ngeladenin pengecut yang teriak pengecut, beraninya cuma maen keroyok!"
"Kurang ajar lo ya!" salah satu cowo memukul wajah Dongwoon lagi, lalu menendang perutnya hingga Dongwoon jatuh. Punggungnya menabrak tembok dibelakangnya. Dongwoon meringis.
"CUKUP!"
Ketiga cowo itu menoleh. Doojoon berlari kearah mereka, diikuti Sunhee dibelakangnya.
"Pergi dari sini, ato gue bales semua yang lo lakuin barusan!" ancam Doojoon pada tiga cowo itu. Ketiga cowo tadi perlahan mundur dan pergi dari tempat itu. Wajar, Doojoon ini keponakannya kepala sekolah, terus megang sabuk item karate. Tiga cowo tadi gamau ambil pusing.
Sunhee dengan panik menghampiri Dongwoon yang masih kesakitan. Ada memar yang tampak di samping matanya, hidungnya mengeluarkan darah, dan bibirnya sobek sedikit. Sunhee jadi ikutan meringis melihat muka Dongwoon.
"My gosh.. Dongwoon, lo.." Sunhee membantunya duduk dengan posisi yang benar. "Are you okay?"
Doojoon berjongkok dihadapan Dongwoon. "Lo kenapa ga bilang ke gue? Biasanya lo kalo ke toilet ngajak-ngajak. Gue udah curiga lo bakal diapa-apain, taunya bener. Lo ga ngelawan tadi?"
Dongwoon menggelengkan kepalanya. Kemudian dia menyentuh bibirnya, lalu meringis lagi.
"Ah! Jangan dipegang-pegang lukanya! Yaampun, muka lo memar semua gini.. ini pasti gara-gara gue kan? Gara-gara tadi pagi gue kekelas lo dan ngomong seenaknya sampe pada ngeliatin? Iya kan?"
Dongwoon menggeleng lagi. "Engga. Bukan salah lo.."
Sunhee merasa hatinya sangat berat, dadanya sesak dan dia berusaha keras menahan agar air matanya ga jatoh. Sunhee menarik Dongwoon pelan dan memeluknya.
"Mianhae, Dongwoon.." kata Sunhee, sambil melepaskan air matanya.
~~~~~~
Dongwoon's POV
Penyebab utama mereka ngeroyokin gue, emang Sunhee, tapi gue ga mungkin bilang ke dia..
"Engga. Bukan salah lo.."
Gue ngeliat wajah Sunhee penuh dengan rasa cemas, kasihan, sedih dan segala macem. Meskipun gue ga bilang ini semua karna dia, dia seolah tau semuanya. Gue baru mau bilang kalo dia ga usah khawatir..
"Mianhae, Dongwoon.."
Detik selanjutnya, gue udah ada dalam pelukan Sunhee. Pelukannya longgar, tapi seolah dia nyalurin segala kesedihan dia lewat pelukan itu, dan rasa sesalnya juga. Gue tau dia nangis. Ga peduli gimana cara dia nyembunyiin air matanya, gue tau dia nangis. Gara-gara kejadian ini, gue ngerasa ada yang beda sama Sunhee. Dulu gue kira dia baik banget sama gue cuma karna kasian sama gue. Tapi ternyata kebaikan dia tulus. Dan dia gatau kalo gue sebenernya nyimpen perasaan yang tulus juga buat dia. Tapi gue ga bisa ngasih tau dia sekarang. Gue cuma bisa membalas pelukannya dan menepuk punggungnya pelan.
"Gwenchanayo.."
~~~~~~
"Iya, izinin gue ga les ya, Bang? Tengkyu. Bangku.. i lobe you. Hehehe~"
Sunhee tertawa pelan sambil menutup hapenya. Dia sedang duduk di bangku yang terletak di depan minimarket. Lagi nungguin Doojoon beli obat, hansaplas, dan segala yang perlu buat ngobatin Dongwoon. Sunhee menoleh ke Dongwoon.
"Lo beneran gapapa?" tanya Sunhee sambil memperhatikan wajah Dongwoon.
Dongwoon mengukir senyum kecil. "Gapapa. Beneran," jawabnya sambil mengangkat tangannya dan membentuk peace-sign.
"Aish, ini bibir lo ampe kayak gini," Sunhee menyentuh bibir Dongwoon perlahan. "Sakit ga?"
Dongwoon terdiam.
Tadi gue dipeluk. Sekarang muka gue disentuh-sentuh. Mimpi apa gue semalem?
"Ga sakit ya?" gumam Sunhee pada diri sendiri. "Kalo ini sakit ga?" tanya Sunhee sambil menyentuh bibir Dongwoon lagi, kali ini nyentuhnya ga nyante.
"ADAW! Wuanyeng ini sakit! Pelan-pelan megangnya!" Dongwoon tersentak dan mengaduh kesakitan.
Sunhee tertawa lepas. "Hahaha iya maap abisnya lo tadi ga jawab sih! Oke oke sini muka lo masih mo gue periksa, tapi gue pelan-pelan deh, unyu unyu.."
Dongwoon tersenyum dan menahan tawanya karna Sunhee bertingkah sok imut tapi emang imut. Dalam hati dia sedikit bersyukur akan apa yang terjadi padanya hari itu.
Dari jauh, sepasang mata mengamati mereka...
To be continued...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kali ini ga ada new cast! Pusing gue!
kalo soal 3 cowo tadi, lo bayangin aja kira-kira siapa yang pantes meranin :D
Mampus gue.
Sunhee ngeliat muka mereka satu-satu. Pas liat Dongwoon, Dongwoon balas menatapnya dengan tatapan yang tegas sekaligus lembut yang seolah berkata "ayo pulang". Pas liat June, mata June jadi menampilkan sisi yang imut dari dirinya yang sangat berharap Sunhee mau dianter June. Pas liat Siwan, Siwan masih ada raut salting di wajahnya, sedangkan Kevin, gausah ditanya. Gue males deskripsiinnya.
Sunhee makin ga tega liat semua cowo yang penuh harap itu. Tapi tiba-tiba dia inget Bang Johu yang lagi jauh di ostrali sana. Dia sempet mikir kalo ada Bang Johu disini, mungkin dia bakal milih pulang sama Bang Johu.. kenapa ya?
"Sun! Katanya mau nginep dirumah gue?"
Daehee nyempil dibalik kerumunan cowo tadi dan menepuk pundak Sunhee. Sunhee bingung. Emang kapan Daehee ngajakin nginep?
"Udah mending cabut sekarang aja yuk! Cafenya mo diberesin, kasian kalo kita tinggal lebih lama lagi.." Daehee menarik lengan Sunhee yang masih dalam keadaan bingung. "Eh guys, duluan ya! Thanks udah pada dateng!"
Daehee pun pergi menjauh dari tempat itu dengan Sunhee disampingnya.
Semua cowo cengo.
"Ah elu sih, Pin! Bukannya langsung diajak aja!" kata Siwan sewot.
"La? Mana gue tau dia bakal nginep dirumah Daehee! Udahlah wan cabut yuk. Mana tadi si Minwoo?" Kevin dan Siwan pun ikutan pergi menjauh.
Dongwoon dan June saling bertatapan. Keduanya memberi sorot mata yang tajam. Lalu disaat yang bersamaan, keduanya membalikkan badan dan berjalan pergi.
~~~~~~
"Eh eh Dae emang kapan gue bilang mau nginep?" tanya Sunhee sambil melepas lengannya dari genggaman Daehee.
Daehee berbalik badan dan menatap Sunhee. "Gue tuh barusan nyelamatin elo dari para pemangsa tadi! Lo ga liat apa mata mereka? Udah kayak mau makan elo tau ga. Gue ga kepikiran kalo lo milih salah satu diantara mereka, bakal jadi apa nantinya."
Sunhee menoleh kebelakang dan mendapati tempat tadi udah kosong. "Iya ya. Tengkyu ya Dae!"
Daehee berjalan menuju mobilnya. "Yaudah karna gue terlanjur boong, lo nginep beneran aja deh dirumah gue ya. Jihee mana?"
"Gatau, ilang ama makhluk bernama Minwoo."
"Oh. Oke," Daehee masuk ke mobil diikuti Sunhee. "Eh iya Sun, seandainya lo emang kudu milih, lo bakal milih dianterin ama siapa?"
"Ha?"
"Nanya doang kok. Milih siapa?" Daehee bertanya antusias, dia sudah mengharapkan satu jawaban.
"Sama Dongwoon lah," Sunhee langsung menjawab. Daehee kaget. "Secara kan serumah. Searah. Gampang pulangnya," lanjut Sunhee.
GUBRAK. Kirain Sunhee emang punya feel ama Dongwoon.
"Yeelah Sun!" Daehee menyenderkan punggungnya ke kursi mobil seraya mobilnya jalan disupiri oleh supirnya *?*. "Gue minta jawaban yang jujur! Lo kira-kira bakal milih siapa? Orangnya deh! Jangan mikir pulangnya gampang ato gimana."
Sunhee tampak berpikir. Dia mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada dagunya. Lalu dia berkata dengan mantep, "Ga mungkin Bang June, dia guru les gue, gue segen. Terus kalo Dongwoon, gue terlalu sering ngerepotin dia. Paling bareng Kevin ama Siwan aja dah, sekalian ngobrol-ngobrol.."
Daehee pun tersenyum dan puas akan jawaban Sunhee.
~~~~~~
Sampe di rumah Daehee, baik Sunhee maupun Daehee syok melihat sosok yang ada di depan pintu rumah. Oh oh siapa diaaaa?
Sunhee menatap mahluk depan pintu itu seperti ini -_____-
"Kemana aja lo gue cariin? Enak ya pergi ama Minwoo. Ninggalin gue dijepit ama Siwan ama Kevin abstrak itu."
"Kok lo disini, Ji?" Daehee nanya dengan nada perhatian yang jauh beda ama nada sinis Sunhee tadi.
"Gue inget mau nginep di rumah Dae unnie, jadi tadi si Minwoo nganter gue kesini unn. Ayo apa unn masuk, dingin tau diluar," Jihee meluk-meluk diri sendiri.
Saat memasuki rumah megahnya Daehee, ketiga makhluk Hee itu langsung menuju kamar. Udah pada cape. Dan ketika Sunhee lagi dikamar mandi, Daehee dan Jihee gosip berdua.
"Ji, lo tau kan si Sunhee lagi laku-lakunya sekarang?"
"Laku gimana unn? Tawaran syuting? Lah Sunhee unnie aja ga mau jadi artis kan, udah terkenal katanya," Jihee maen-maenin rambutnya.
"Ih bukan laku itu! Laku di kalangan cowo maksudnya!" Daehee menyisir rambutnya.
"Oh! Wets Sunhee unnie mah emang pujaan para pria unn. Emang kenapa? Sirik?" tanya Jihee. Daehee manyun. "Becanda unn. Kita semua juga laku kok unn, Sunhee unnie lagi laris aja emang."
"Menurut lo siapa yang cocok ama Sunhee? Gue pengen liat dia punya pacar dah sekali aja. Abis itu langsung suruh kawin HAHAHAHA" Daehee girang sendiri.
"Yang cocok ama Sunhee unnie? Jujur nih unn aku suka liat Sunhee ngobrol ama cowo ringkih tadi yang temennya temennya Sunhee unnie," kata Jihee ribet.
"Temennya temennya Sunhee? Temennya Kevin? Siwan?"
"Ya pokoknya yang imut tapi ringkih."
"Oh. Kenapa lo ngerasa mereka cocok?" Daehee kurang setuju ama pendapat Jihee.
"Sunhee unnie kasar, tapi si Siwan itu lembut. Sunhee unnie bacot, si Siwan itu kaleman dikit. Mereka bisa saling melengkapi unn!" Jihee berkata dengan antusias.
"Hoo. Ah gue sukaan liat Sunhee ama Kevin dah.." samber Daehee.
"HA? Si temennya yang abstrak itu? oh no no no, Daedae unnie.." Jihee menggerakkan telunjuknya.
"Kenapa engga? Siwan itu profilnya terlalu ringkih buat Sunhee. Kesannya ga bisa jagain Sunhee, justru Sunhee yang kudu jagain Siwan.. Nah kalo ama Kevin, kan jelas tuh, mukanya kayak abang-abang, badan kayak kuli, setrong kan pastinya? Bisa tuh buat jagain Sunhee. Cocok," jelas Daehee panjang lebar.
"Yah unnie mah liat fisik.."
"Eh, secara kepribadian dia juga cocok! Udah deket lagi kan, bestfriend dari dulu. Tinggal kita dorong dikit, jadian dah!" Daehee semangat.
"Tapi unn, mukanya itu loh, kasian Sunhee unnie.."
"Maksud lo?"
"Kalo si Kevin macarin Sunhee unnie, iya dia sih anugerah, tapi bagi Sunhee unnie pasti itu musibah!" Jihee berkata dramatis.
"Apaan musibah? Siapa yang kena?" tanya Sunhee keluar dari kamar mandi dalam bentuk rambut diiket asal, dan muka ditutupi masker instan.
Daehee dan Jihee langsung pura-pura siap-siap tidur-tidur *?*
~~~~~~
Keesokan paginya ternyata masih hari sekolah. Jihee dan Daehee pada kebingungan nyiapin baju seragam sedangkan Sunhee masih terlelap.
"WOI SUN! Sekolah kaga si lo? Udah siang nih! Jam 7 jam 7!" Daehee menyibak selimut Sunhee dan meneriakinya.
"Aaah gue tuh kalo abis solat subuh biasanya emang tidur dulu! Nyantai ngapa sekolah masuk jam setengah 9."
"Ini rumah gue, bukan rumah elo yang rada deket ama sekolah. Dan disini gue ga punya mobil Ferrari yang bisa ngebut kayak punya lo itu! Gue cuma pake Jaguar! Dan Jaguar bukan buat balepan! BANGUN! Mandi!" Daehee menarik tangan temannya yang lebih cantik dari Nana After School itu.
"Ah elaaaah~ tapi gue ga keramas ya.."
"Lo terakhir keramas kapan?"
"Empat hari yang lalu."
Daehee kaget dan menampilkan muka jijik. Tapi rambut Sunhee kayak dikeramas tiap hari, ga pernah keliatan lepek, berminyak, atau kering.
"Terserah deh. Buruan!"
Sunhee pun mandi secepat kilat. Sebenernya dia ga usah mandi, orang-orang juga gabakal tau. Secara dia mandi ga mandi tetep aja mukanya seger. Cuma ya demi menjaga kehigienisan *?* jadi tetep mandi.
Keluar dari kamar mandi, tiba-tiba udah ada seragam Sunhee di atas kasur. "Dae? Ini siapa yang nyiapin?" tereak Sunhee keluar.
"Ada Dongwoon nih dibawah! Tadi dia pagi-pagi nganter! Udah buruan lu dandan ga enak nih ditungguin!" tereak Daehee jauh lebih kencang. Sunhee ampe mengerutkan wajah saking cemprengnya suara Daehee.
Sunhee pun bersiap-siap sambil memikirkan kebaikan hatinya Dongwoon yang udah cape-cape nganter seragam, meskipun Sunhee ga minta.
~~~~~~
"Dongwoon.."
Dongwoon menoleh dan mendapati Sunhee memasuki kelasnya. Cara jalan Sunhee yang bagaikan Nana di MV nya After School yang Bang! Sms siapa ini Bang? membuat para cowo kelasnya Dongwoon terkesiap, diam, dan meneteskan air liur.
"Thank you ya udah nganter seragam gue tadi! Mama papa bilang apa gue ga pulang?"
Semua mata menatap Dongwoon. Para cowo pun berpikir kalo si Dongwoon ini tinggal serumah ama Sunhee. Hawa-hawa pembunuh udah mengelilingi mereka.
"Eh.. oh saya.. eh, gue bilang lo nginep dirumah Daehee. Mereka iya iya aja kok," Dongwoon nyaris salah ngomong karna gugup diliatin tatapan tajam temen-temen sekelasnya. Kecual Doojoon yang emang udah tau kalo Dongwoon kerja di rumah Sunhee.
Sunhee yang menyadari tatapan disekelilingnya, langsung balik badan dan berkacak pinggang. "Kalian kenapa ngeliatin Dongwoon kaya gitu? Ga suka ngeliat gue ngomong sama gue?"
Cowo-cowo lain pun diem dan langsung beralih mengerjakan hal lain. Sunhee tersenyum dan melihat Dongwoon lagi. "Kalo ada apa-apa bilang gue ya! Gue gamau ada salah paham," Sunhee berbalik dan berjalan pergi.
"Thanks.. Sun," bisik Dongwoon seraya menatap Sunhee menjauh.
Doojoon hanya bisa tersenyum melihat temannya itu.
~~~~~~
Bell pulang sekolah berbunyi. Daehee membereskan tasnya sambil ngomong ke Sunhee. "Sun, temenin shopping yuk? Birthday nya Jihee kan bentar lagi, kita nyiapin apa nih?"
Sunhee memasang tas ransel teddy bear kesayangannya itu dipundaknya sambil melihat jam tangannya. "Sekarang hari apa? Gue les dance nih, udah sering banget bolos! Ga enak ama Bang June.."
"Oooh. Oke dah. Eh.. salam buat itu.. anu.. mantan gue.." Daehee menunduk dan menggaruk kepalanya.
"Dungdung? Sip deh. Yaudah gue duluan ya.. eh nyamperin Dongwoon dulu deh kesebelah," Sunhee melambai pada Daehee dan berjalan ke kelas sebelah. Belom sempet nyapa tu kelas, Doojoon udah berdiri dan nyamperin Sunhee.
"Sunhee, lo liat Dongwoon?"
Sunhee mengerutkan alisnya. "Lah? Gue baru kesini mau nyariin dia. Kok lo malah nanya gue?"
"Gawat.." kata Doojoon cemas.
"Kenapa? Ada apa?" Sunhee melihat kesekeliling kelas. Kan baru bel, kok kelas lo udah sepi? Tapi kok tas-tas anak kelas lo masih disini? Pada kemana?"
Doojoon tampak cemas.
"Doojoon, bilang ke gue ada apa. Lo jangan bikin perasaan gue ga enak gini!"
"Tadi pas istirahat, gue denger anak-anak cowo pada ngomongin sesuatu. Tapi tiap gue ato Dongwoon nengok, mereka berhenti. Terus tadi pas jam terakhir, Dongwoon izin keluar kelas, mungkin ke kamar mandi. Tapi dia ga balik-balik. Terus ga lama, 3 orang anak cowo izin keluar juga. Gue takutnya..."
Sunhee yang raut wajahnya penasaran langsung berubah jadi khawatir juga. Doojoon ampe rada terpesona, cuma dia inget ini majikan temennya. Jadi ya..
"Jangan-jangan karna tadi pagi gue salah ngomong? Yang gue bilang tentang bokap-nyokap gue.."
Doojoon mengangguk pelan. "Apa menurut lo kita susulin dia aja sekarang?"
"Ayo," jawab Sunhee cepat.
~~~~~~
Sementara itu, di halaman belakang sekolah ada empat orang, tepatnya tiga orang yang ngerubungin satu orang.
"Lo tuh masih diitung anak baru ya disini. Jangan belagu lo!"
"Masih baru udah berani ngegebet cewe paling populer disini? Pede banget!"
"Kalo lo emang berani ngegebet Song Sunhee, lawan dulu kita! Kita yang udah dua taun disini belom sempet deket ama dia, eh elo yang baru dateng dengan santainya bisa ngobrol ama dia. Bener-bener songong ya lo!"
Salah satu cowo itu melayangkan tinjunya ke Dongwoon. Tambah lagi memar di wajahnya. Dia ga berniat ngelawan, karna kalo iya, cuma bakal memperpanjang masalah aja.
"Eh, lo pengecut banget sih? Udah dikeroyok gini, malah diem aja," kata satu cowo yang dari tadi ga berenti mukulin Dongwoon.
"Gue? Ngeladenin lo semua?" Dongwoon melihat wajah tiga cowo itu satu-satu, "Hidup gue masih lebih penting daripada ngeladenin pengecut yang teriak pengecut, beraninya cuma maen keroyok!"
"Kurang ajar lo ya!" salah satu cowo memukul wajah Dongwoon lagi, lalu menendang perutnya hingga Dongwoon jatuh. Punggungnya menabrak tembok dibelakangnya. Dongwoon meringis.
"CUKUP!"
Ketiga cowo itu menoleh. Doojoon berlari kearah mereka, diikuti Sunhee dibelakangnya.
"Pergi dari sini, ato gue bales semua yang lo lakuin barusan!" ancam Doojoon pada tiga cowo itu. Ketiga cowo tadi perlahan mundur dan pergi dari tempat itu. Wajar, Doojoon ini keponakannya kepala sekolah, terus megang sabuk item karate. Tiga cowo tadi gamau ambil pusing.
Sunhee dengan panik menghampiri Dongwoon yang masih kesakitan. Ada memar yang tampak di samping matanya, hidungnya mengeluarkan darah, dan bibirnya sobek sedikit. Sunhee jadi ikutan meringis melihat muka Dongwoon.
"My gosh.. Dongwoon, lo.." Sunhee membantunya duduk dengan posisi yang benar. "Are you okay?"
Doojoon berjongkok dihadapan Dongwoon. "Lo kenapa ga bilang ke gue? Biasanya lo kalo ke toilet ngajak-ngajak. Gue udah curiga lo bakal diapa-apain, taunya bener. Lo ga ngelawan tadi?"
Dongwoon menggelengkan kepalanya. Kemudian dia menyentuh bibirnya, lalu meringis lagi.
"Ah! Jangan dipegang-pegang lukanya! Yaampun, muka lo memar semua gini.. ini pasti gara-gara gue kan? Gara-gara tadi pagi gue kekelas lo dan ngomong seenaknya sampe pada ngeliatin? Iya kan?"
Dongwoon menggeleng lagi. "Engga. Bukan salah lo.."
Sunhee merasa hatinya sangat berat, dadanya sesak dan dia berusaha keras menahan agar air matanya ga jatoh. Sunhee menarik Dongwoon pelan dan memeluknya.
"Mianhae, Dongwoon.." kata Sunhee, sambil melepaskan air matanya.
~~~~~~
Dongwoon's POV
Penyebab utama mereka ngeroyokin gue, emang Sunhee, tapi gue ga mungkin bilang ke dia..
"Engga. Bukan salah lo.."
Gue ngeliat wajah Sunhee penuh dengan rasa cemas, kasihan, sedih dan segala macem. Meskipun gue ga bilang ini semua karna dia, dia seolah tau semuanya. Gue baru mau bilang kalo dia ga usah khawatir..
"Mianhae, Dongwoon.."
Detik selanjutnya, gue udah ada dalam pelukan Sunhee. Pelukannya longgar, tapi seolah dia nyalurin segala kesedihan dia lewat pelukan itu, dan rasa sesalnya juga. Gue tau dia nangis. Ga peduli gimana cara dia nyembunyiin air matanya, gue tau dia nangis. Gara-gara kejadian ini, gue ngerasa ada yang beda sama Sunhee. Dulu gue kira dia baik banget sama gue cuma karna kasian sama gue. Tapi ternyata kebaikan dia tulus. Dan dia gatau kalo gue sebenernya nyimpen perasaan yang tulus juga buat dia. Tapi gue ga bisa ngasih tau dia sekarang. Gue cuma bisa membalas pelukannya dan menepuk punggungnya pelan.
"Gwenchanayo.."
~~~~~~
"Iya, izinin gue ga les ya, Bang? Tengkyu. Bangku.. i lobe you. Hehehe~"
Sunhee tertawa pelan sambil menutup hapenya. Dia sedang duduk di bangku yang terletak di depan minimarket. Lagi nungguin Doojoon beli obat, hansaplas, dan segala yang perlu buat ngobatin Dongwoon. Sunhee menoleh ke Dongwoon.
"Lo beneran gapapa?" tanya Sunhee sambil memperhatikan wajah Dongwoon.
Dongwoon mengukir senyum kecil. "Gapapa. Beneran," jawabnya sambil mengangkat tangannya dan membentuk peace-sign.
"Aish, ini bibir lo ampe kayak gini," Sunhee menyentuh bibir Dongwoon perlahan. "Sakit ga?"
Dongwoon terdiam.
Tadi gue dipeluk. Sekarang muka gue disentuh-sentuh. Mimpi apa gue semalem?
"Ga sakit ya?" gumam Sunhee pada diri sendiri. "Kalo ini sakit ga?" tanya Sunhee sambil menyentuh bibir Dongwoon lagi, kali ini nyentuhnya ga nyante.
"ADAW! Wuanyeng ini sakit! Pelan-pelan megangnya!" Dongwoon tersentak dan mengaduh kesakitan.
Sunhee tertawa lepas. "Hahaha iya maap abisnya lo tadi ga jawab sih! Oke oke sini muka lo masih mo gue periksa, tapi gue pelan-pelan deh, unyu unyu.."
Dongwoon tersenyum dan menahan tawanya karna Sunhee bertingkah sok imut tapi emang imut. Dalam hati dia sedikit bersyukur akan apa yang terjadi padanya hari itu.
Dari jauh, sepasang mata mengamati mereka...
To be continued...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kali ini ga ada new cast! Pusing gue!
kalo soal 3 cowo tadi, lo bayangin aja kira-kira siapa yang pantes meranin :D
Subscribe to:
Posts (Atom)