Saturday 7 August 2010

Sunhee Susah Jodoh {potekan 4}

"Itu kan si PangPus! Kok dia bisa bareng Niel? Terus itu Tante Ahn.. eh tapi kok Nielnya ilang?"

"Sunhee nuna!"

Sunhee syok dan tersentak kaget sambil balik badan melihat siapa yang memanggilnya.

Mampus. Ketauan deh gue ngintipin..

"Nuna mau jalan pulang kan? Bareng aku aja yuk!" ajak Niel dengan senyum maut imutnya.

"Euu.." Sunhee nengok ke arah mobil. Ragu karena ada PangPus. "Ga ngerepotin nih?"

Niel tertawa pelan. "Ya enggalah, Nuna. Kan sekalian ummaku mau ke sana juga. Ayo nuna!" Niel berjalan melewati Sunhee dan ke arah mobilnya. Sunhee langsung degdegan bakal ketemu PangPus.

"Ma, aku ketemu Sunhee nuna nih, dia sekalian nebeng kita aja ya?" tanya Niel dari luar jendela mobil. Terlihat ummanya mengangguk dan menyuruh mereka masuk. Niel lalu membukakan pintu dan mempersilakan Sunhee masuk.

Pas Sunhee masuk, Sunhee langsung DEGDEGDEGDEG melihat sosok orang yang di kursi supir. Niel lalu masuk dari pintu yang satunya dan duduk di samping Sunhee. Sunhee udah dagdigdugdhuer menunggu si supir ini angkat bicara. Tiba-tiba si supir nengok ke belakang.

"Kita mau kemana, Tan?"

JENG JENG JENG JEEEEEEENG.

Ternyata yang Sunhee liat adalah...

Orang yang sama sekali bukan Pangeran Perpus. Melainkan sebuah mahluk pirang, ya, pirang seperti Sunhee.

"Jah? Ini siapa yang lu bawa-bawa, Niel?" tanya si mahluk pirang.

"Sunhee nuna, yang ketemu di wedding waktu itu loh, hyung," jawab Niel.

Si pirang mengangguk. "Terus hyung tadi pergi kemana?"

Tante Ahn meremas muka si pirang. Ga meremas juga sih cuma nyaplok doang. "Kamu ga sopan nanya-nanyain orang lain padahal udah ada tamu nebeng. Sapa dulu kek, kenalan kek!"

Si pirang nyengir. Sunhee diem menatap lewat spion. Lalu si pirang balik badan dan ngulurin tangan. "Halo, gue Lee Byunghun. Biasa dipanggil L.Joe. Ga nyambung kan? Makanya, gue juga ga ngerti."

Niel cekikikan sendiri. Sunhee tertawa pelan sambil salaman. "Song Sunhee."

"LAH. Yang empunya rumah yang kita tuju sekarang toh? Mbok ya napa ga ngomong gitu.." kata L.Joe dengan logat yang tak Sunhee mengerti.

"Udah jalan aja lah, Njo! Hyungmu tadi itu ada urusan makanya nyuruh kita pergi langsung ke rumah Song..." kata Tante Ahn.

Hyung? Apa yang mereka maksud itu PangPus?

~~~~~

"Assalamualaikum. MAAAH. MAAAAH? AKU PULANG. ADA TANTE AHN NIH MAH~" teriak Sunhee ga nyantae. Dikiranya L.Joe dkk masih sibuk markirin mobil padahal udah ada di belakang Sunhee. L.Joe ama Niel nyengir-nyengir bae.

Dari kejauhan terdengar suara high heels tuktuktuk gitu. Pintu pun terbuka, dan sosok Song Hye Gyo langsung menerangi seisi taman. L.Joe dan Niel ampe tersilau-silau dan impressed. Sedangkan Sunhee dan Tante Ahn biasa aja.

"Eh Jeng Ahn, udah nyampe? Yuk Jeng, masuk. Sun bikinin minum sana!" perintah Mama Hyegyo.

Sunhee manyun. "Kan ada Mpok Inyong, Ma!"

"Lagi ke pasar."

"Bang Seungho!"

"Ngapelin pacarnya! Udah sana cepet!" Mama Hyegyo mendorong Sunhee masuk. "Loh ada Niel juga toh. Dan ini??"

Si pirang merasa dirinya dipertanyakan, dia pun mengenalkan diri. "Saya Lee Byunghun, Tante. Sepupunya Niel. Kebetulan pas wedding kemaren, saya ga hadir," kata L.Joe dengan ramah. Mama Hyegyo ampe bengong bengong melihat sosok pirang ganteng selain anaknya sendiri.

"Oke oke silakan masuk," ajak Mama Hyegyo. Pas nyampe dalem, Tante Ahn sama Mama Hyegyo udah asik aja depan komputer ngedesign baju au buat apaan. Niel celingukan kesana kemari.

"Si Sunhee nuna mana ya, hyung?"

L.Joe cuma angkat bahu. "Eh pengen sipip nih gue dimana ya toiletnya?"

"Bentar aku tanya Tante Song dulu," Niel beranjak dari duduknya di sofa, menghampiri ummanya dan Tante Song yang di depan kompi, berbincang sebentar, lalu kembali ke sofa. "Katanya di sana di bawah tangga deket dapur."

"Oke," L.Joe pun berjalan menuju ke kamar mandi. Ketika dia baru mau masuk, dia melihat Sunhee yang lagi bengong ngeliatin 3 gelas sirup dingin beserta pitchernya. L.Joe yang cuma lewat ikutan bingung. Daripada makin bingung, L.Joe inisiatif nyamperin Sunhee.

"WEHEHEM," batuk L.Joe dengan sengaja. Sunhee nengok. "Ngebengongin apaan, Neng?" tanya L.Joe.

Sunhee terlihat ragu. "Ng.. itu. Tadi gue liat mobil lo dari jauh, kayaknya ada satu orang lagi deh tadi selain lo sama Niel. Itu.. siapa ya?"

L.Joe manggut-manggut. "Itu hyung gue. Kenapa?"

Hyung die? Kok kaga mirip ya.

"Oh cuma mau nanya, namanya..."

"SUNHEE MINUMNYA MANA, SAYANG????" teriak Mama Hyegyo dari kejauhan. Sunhee manyun. L.Joe nyengir dan mengambil alih baki beserta isi-isinya.

"Eh.."

"Gapapa gue aja yang bawa," kata L.Joe. Sunhee tersenyum dan mengikuti dari belakang.

Ketika sampai di ruang tamu, Niel yang diem diem udah aus daritadi akhirnya bisa bernapas lega melihat sebuah baki lagi dibawa. Tapi tiba-tiba raut wajah Niel jadi cemberut, melihat Sunhee dan L.Joe asik ngobrol dengan akrab.

~~~~~

TENONENONE NONENONEEET TONENONEET TONENONEEET~

Bel kampus yang amat sangat tidak elite itu berbunyi. Sunhee keluar dari ruangannya diikuti Kibum.

"Hee, perpus yuk!"

"Ngapain?" tanya Sunhee sambil mengaduk-aduk ranselnya mencari hape.

"Makalah sosio kita kan belom kelar. Kelarin di perpus aja mendingan," ajak Kibum.

Sunhee lalu mengangguk. "Hayuk dah."

Mereka berdua berjalan hingga mencapai perpus super gede super modern, super futuristik se-Asia. Ketika sampai di dalam, Kibum langsung menuju tempat duduk favoritnya dan nyuruh Sunhee mencari buku-buku yang diperlukan. Sunhee manyun karna berasa babu, disuruh-suruh. Meskipun begitu, karna tugas ini buat nilai dia juga, dia tetep mencari buku-buku itu.

Sunhee melihat list buku yang diperlukan sambil berjalan menelusuri koridor. Dia membaca 4 judul yang dituliskan Kibum pada secarik kertas kecil. Mata Sunhee langsung belo pas liat judul nomor 4.

"Paris, Je't aime? Bakal apaan deh ni buku," bisik Sunhee pada diri sendiri. Dia mulai mencari buku absurd itu di lorong sosial dan budaya. Tapi ga ketemu.

Dicoba ke lorong geografi, siapa tau buku itu tentang letak Perancis atau apalah. Ga ada juga. Dicari ke lorong vacation, ga ada. Akhirnya Sunhee nekat nyari ke lorong novel fiksi. Kali aja tu buku cuma isengnya Kibum doang, tapi ternyata tetep ga ada. Sunhee nyerah dan memilih nanya ke informasi dibanding ngelilingin seluruh perpus. Kalo Sunhee masih milih ngelilingin perpus, bisa-bisa Lebaran 2012 baru bisa ketemu tu buku.

"Bu Chaeyeon, buku 'Paris, Je't aime' itu ada di kategori apa ya?" tanya Sunhee sopan kepada bu penjaga perpus yang cantik, langsing dan seksi. Tidak seperti bu penjaga perpus pada umumnya yang gendut, judes, dan minta disembelih.

"Eh, Sunhee si cantik.. apa kabar kamu?" tanya Chaeyeon basa basi dulu dikit.

Sunhee tersenyum. "Baik ibuuu. Ibu sendiri?"

"Aku juga baik. Tapi nyokap masih nyuruh cepet kawin. Udahlah ga usah dilanjutin. Oh ya buku yang kamu cari itu.. ada di kategori 'extra'.."

"Extra?"

"Iya, maksudnya itu kategorinya ga bisa spesifik. Dia termasuk fiksi engga, non fiksi engga, geo, vacation juga engga. Bisa campur ato engga semuanya. Nah buku-buku macem itu kita taro di kategori extra.." jelas Chaeyeon.

Sunhee mengangguk-angguk dan menyisir rambutnya dengan tangan. "Jadi lorong extra itu ada di mana?"

"Lantai 2."

"Oke thank you, Bu.."

"Eh, Sun! Buku Paris itu stoknya cuma tinggal satu, dan ternyata.. lagi dipinjem ama mahasiswa lain," kata Chaeyeon dengan raut muka agak menyesal.

"Oh ya? Siapa yang minjem, bu?" tanya Sunhee penasaran.

Chaeyeon kembali memperhatikan komputer, mengetik sesuatu, lalu membacakan nama yang muncul di monitor. "Anak jurusan Sastra Perancis. Namanya.. Sohn Dongwoon."

"Ah aku ga kenal. Nunggu bukunya balik aja deh. SMSin aku ya bu kalo bukunya udah balik, thankyou Bu Chaentik~~" Sunhee tersenyum dan melambai pada Chaeyeon, Chaeyeon balas tersenyum dan kembali bekerja.

"Ohya ini kan perpus. Kok gue belom liat Pangeran Perpus ya? Cari ah sambil nyari buku lagi.. hehew~~" Sunhee berjalan menyusuri koridor lain sambil mencari sisa buku yang diperlukan. Di sisi lain Kibum sudah terlelap di atas kamus besar Oxford.

"A Drop of Water from France.. Kibum demen banget ama Perancis dah," gumam Sunhee sambil mencari-cari buku yang dimaksud. "Ah! Ini dia..."

Sunhee mengambil buku itu dan pas buku itu diambil, Sunhee melihat seseorang melalui celah kosong yang ditinggalkan buku itu (caelah). Ternyata sosok itu adalah Pangeran Perpus! Doi sedang sibuk membalik-balikkan halaman sebuah buku tebal.

Sunhee dengan sigap berjalan menuju ujung lorong, dan berniat belok ke kanan buat nyamperin si Pangeran Perpus. Tapi ketika Sunhee sampai di belokan, Sunhee menabrak seseorang. Buku tebal yang dipegang Sunhee jatuh, dan menimpa kaki orang yang ditabrak tadi.

"aaah! assssh. SHHHH~~~ shit!" kata orang itu, tadinya mau teriak, terus tiba-tiba inget lokasi, daripada di SSSSSSSSSSHT-in sama massa, lebih baik dia ngumpat dalam hati sambil nahan sakit.

Sunhee bengong dan menutup mulutnya. Dia lalu mungut kembali buku yang dijatuhkan, lalu bow 90 degrees berkali-kali ke orang itu.

"Mian.. he?" Sunhee kaget melihat siapa orang yang ditabrak barusan.

Orang itu masih ngelus kaki, matanya berair, raut mukanya marah besar. "Lo lagi, lo lagi! Kenapa sih gue harus sial mulu kalo ketemu lo?" tanya orang itu dengan berbisik tapi teriak. Eh.. maksudnya bisik-bisik tapi marah gitu.

Sunhee manyun melihat L yang mencak-mencak di depannya. "Sori! Sori oke ga sengaja! Gue buru-buru mau..."

Sunhee berhenti bicara ketika dia melihat Pangeran Perpus sudah bukan ditempatnya lagi. "Anja! Ah elo sih nunda-nunda gue jadi ga kekejar kan tuh AH ELAH!"

"Kok lo yang sewot? KAKI GUE KETIMPA BUKU LO YANG SEGEDE JIDAT LO YA TOLONG!" L udah ga bisa nahan marah dan terpaksa teriak-teriak.

Tiba-tiba microphone pengumuman berbunyi. Suara cantik Chaeyeon mengalun dari speaker. "Saudara L di koridor vacation, harap memelankan suaranya. Terima kasih."

L makin emosi. "Lo ga akan gue biarin lepas gitu aja!"

"Emangnya gue burung merpati dilepas-lepas? Get lost sana lo!" lawan Sunhee. L udah ngangkat tangan mau ngeremes muka Sunhee, tapi ga jadi. L jalan cepet-cepet meninggalkan tempat itu.

Sunhee menghela napas dan balik badan. Dia SHOCK ketika sebuah beruang imut terpampang di mukanya. Ternyata itu t-shirtnya Kibum.

"Lo ngapain deh lama banget?" tanya Kibum ga sabar, dengan muka ngantuk.

"Gue ketemu Gu Junpyo-nya kampus ini lagi! Au amet deh, lanjut aja yuk."

Kibum dan Sunhee berjalan kembali ke tempat asal mereka. Dari jauh, Pangeran Perpus memperhatikan mereka berdua. Dia tersenyum lalu menenggelamkan dirinya dalam novel yang dibacanya.

~~~~~

"MAAAH aku pulang~~"

Seungho yang lagi ngaso di sofa sambil ngemil chocochip cookies langsung menoleh dengan mulut penuh.

"Eh udhah phhulangh Shunh?" kata Seungho dengan serpihan cookies yang menyembur dari mulutnya. Sunhee menatap jijik.

"Pulang dianterin siapa, Sun?" tanya Mama Hyegyo yang ternyata ikutan ngemil juga di samping Seungho.

"Naik bus mah, bareng ama Kibum," jawab Sunhee sambil duduk di samping Seungho, mencoba minta cookies tapi ga dikasih. Sunhee manyun.

Mama Hyegyo geleng-geleng. Seungho menatap lurus ke TV. "Kamu udah 19 taun idup di dunia ini, Sun. Masih ga deket ama cowo selain Kibum?" tanya Mama Hyegyo.

"Terus aku apaan Ma kalo bukan cowo?" protes Seungho.

"Kamu ga masuk itungan."

Seungho manyun, membuat bibirnya yang udah tebal, makin tebal.

"Emang kenapa dah Ma, akunya emang udah susah jodoh kali," kata Sunhee, selow.

"Hush! Jangan ngomong gitu!" kata Mama Hyegyo.

"Hush hush baaaaby~ oh hush baaaby hush hush baaaby just like SISTAR~~" samber Seungho. Mama Hyegyo melempar muka Seungho dengan bantal.

"Sabtu besok kita dinner di luar ya. Dandan yang cantik, Sun. Kamu juga Ho!" perintah Mama Hyegyo.

"Aku? Dandan yang cantik????" Seungho menatap tidak percaya.

Mama Hyegyo geleng-geleng. "Maksud mama kamu juga, dandan yang ganteng, dan jangan malu-maluin."

"Malu-maluin gimana, emangnya kita makan di luar ada tes etikanya?" Seungho banyak omong.

"Ya kan kita dinner bareng Om dan Tante Lee, ama anaknya juga si Myungsoo," jawab Mama Hyegyo dengan santai.

"Siapa tuh, Ma?" tanya Sunhee.

"Calon menantu Mama."

"WHAT? YAAMPUN BANG SEUNGHO SELAMA INI LO GAY?!?!" Sunhee menepuk pundak Seungho dengan ga nyante.

"Apaan sih Sun! Calon menantu maksudnya calon pasangan lu kali!" Seungho protes dan menepuk balik Sunhee.

Sunhee menatap mamanya. Mama Hyegyo mengangguk. Sunhee menunjuk dirinya sendiri. Mama Hyegyo makin ngangguk.

"Ya Allah, Ma.." Sunhee memasang muka DNW. Seungho hanya menatap dengan miris.

~~~~~

Daehee menatap jam dinding Pooh yang tergantung di dindingnya. Dia lalu buru-buru menyelesaikan tatanan rambut Sunhee, dan mengeluarkan kotak make upnya.

"Gue berasa ikut acara kontak jodoh, Dae," kata Sunhee, melas.

Daehee menggigit sisir dan mengikat rambut Sunhee. "Dicepol acak gini aja gapapa kan? Apa mo gue konde sekalian?"

"Lu kata gue mo nikahan?"

"Oke gue konde."

"APAAN SIH DAE CEPOL AJA!" Sunhee jadi ga nyante. Daehee cekikikan bae.

"Dari dulu sih lo gue suruh cari cowo, kaga pernah mau. Udah banyak deh Sun cowo yang ada di idup lo, ganteng-ganteng lagi. Lo tinggal pilih. Tapi kenapa ga pernah ada yang jadian ama lo?" tanya Daehee panjang lebar.

Sunhee cuma mengangkat bahu.

"Ga ada satuuuu aja cowo yang lo suka?" tanya Daehee lagi.

Sunhee melihat ke atap, memasang wajah berpikir keras. "Ada!"

"Siapa?" tanya Daehee, antusias.

"Gatau."

"Idialah," Daehee yang udah gemes otomatis nempeleng kepala Sunhee. Sunhee cuma cengengesan.

"Ada, tapi gue gatau namanya."

"Gue tau orangnya ga?"

"Iya," Sunhee melepaskan kacamatanya supaya Daehee bisa masang make up dengan gampang. "Waktu itu yang di kantin gue ribut ama L, nah si doi yang gue suka itu yang ngelerai kita berdua."

"Oh! Yang tinggi, ganteng, foreign looking itu?" suara Daehee menggema di kuping Sunhee. Sunhee mengangguk.

"Wets dah selera lo tinggi juga! Nanti gue bantu cari namanya dia deh. Tapi buat hari ini, lo tetep dateng ke dinner yang disiapin nyokap lo! Kali aja calonnya ganteng. Ga kalah ganteng dari si doi anonymous lo itu!" Daehee lebih semangat dibanding Sunhee sendiri.

Akhirnya Daehee selese juga make up-in Sunhee. Daehee lalu mengeluarkan sesuatu dari lemarinya.

"Pake ini ya Sun! ^^"

~~~~~

The Songs tiba di sebuah restoran yang terletak di Gangnam, area paling elite di Seoul. Sunhee melihat nama restoran yang terpampang bling bling, tapi Sunhee gatau bacaannya apa, artinya apa. Mama Hyegyo dan Papa Rain langsung mengajak anak-anaknya masuk.

Pas udah nyampe dalem, ada sepasang Om dan Tante yang sudah menunggu di kursi deket jendela. Mereka duduk bersebelahan, lalu disamping kanan-kiri dan depan mereka ada 5 kursi kosong. Mama Hyegyo langsung menyapa si Tante.

"Jeng Lee! Maaf ya udah bikin nunggu lama! Anak gue dandannya kelamaan!" kata Mama Hyegyo basa basi, padahal mah dia sendiri yang dandannya satu jam.

"Gapapa Jeng Song, anak gue juga belom dateng kok. Ayo, duduk silakan!" kata Tante Lee dengan ramah.

Dalam sekejap semuanya udah akrab ngomong. Tante Lee ga berhenti muji-muji Sunhee, yang membuat Seungho terus-terusan nahan ketawa. Papa Rain dan Om Lee juga udah ngobrol akrab, isi obrolannya tentang pendidikan. 15 menit pun berlalu, dan ketika obrolan makin riuh, seorang cowo datang, bersetelan jas kasual putih, menghampiri mereka.

"Ma, Pa, Om, Tante.. maaf aku terlambat," kata cowo itu sambil bow 90 degree.

Sunhee ga bisa liat muka si cowo. Mata Sunhee menyipit penasaran. Tapi langsung terbelalak ketika si cowo itu berdiri kembali.

"ELO??" teriak Sunhee dan L bersamaan.

Para orangtua yang sama sekali tidak terlihat tua itu terbengong-bengong. "Kalian udah saling kenal?" tanya Mama Hyegyo.

"Myungsoo, duduk dulu! Ga sopan baru dateng main elo elo aja," perintah Tante Lee.

L mencari tempat duduk yang kosong. Yang sisa cuma kursi di depan Sunhee. L mencak-mencak pelan dan duduk disitu. Sunhee memalingkan mukanya.

"Sun, kamu udah kenal sama Myungsoo?" tanya Mama Hyegyo lagi.

"Myungsoo?"

"Lee Myungsoo. Itu nama si cowo ganteng yang lagi duduk depan kamu ini," kata Mama Hyegyo.

Cowo ganteng? CIH~ gantengan juga PangPus...

"Kami udah kenal kok, satu kampus," kata L, surprisingly. Sunhee menatap L tidak percaya. L lalu membisikkan "act friendly!" pada Sunhee. Sunhee lalu ngangguk-ngangguk pelan.

Sunhee tersenyum. "Iya, satu kampus ^^"

Senyum Sunhee membuat L terdiam sebentar. Seungho nyengir wae ngeliat reaksi L. Tiap cowo yang pertama kali liat senyum Sunhee, pasti mukanya begitu, batin Seungho.

Suasana makin riuh ketika Om dan Tante Lee serta Mama dan Papa Song baru tau kedua anaknya satu kampus. Mereka ngobrol-ngobrol akrab sambil menikmati makanan yang sudah dihidangkan. Sunhee dan L pun sukses berakting sok akrab padahal dalem hati udah pada demek.

"Om, Tante, permisi aku ke toilet dulu," kata Sunhee dengan sopan. Om dan Tante Lee mengangguk.

L tiba-tiba ikutan mo pergi. "Ah, aku mo cuci tangan dulu, permisi."

Sunhee berjalan cepat-cepat ke arah wastafel yang berjejer di depan pintu toilet. L menyusul.

"This can not happen!" bisik Sunhee pada L.

"Gue juga ogah!" bales L.

Sunhee menghela napas. "Gimana ya? Gue ga tega ama orang tua gue. Ama orang tua lo apalagi. Tapi gue ga bisa!"

"Lo pikir gue mau? Kaga! Pikirin cara supaya perjodohan ini batal!" perintah L.

"Lo kok nyuruh-nyuruh gue? Ya bareng-bareng lah mikirnya!"

"Tapi kan nyokap lo duluan yang ngontak nyokap gue!"

"Emangnya gue yang minta? KAGA, MYUNGSOOOOOO!" Sunhee sewot dan manggil L dengan nama aslinya yang EHM agak kampung dikit itu.

"Jangan panggil gue Myungsoo!" L ngambek. Sunhee nyengir licik.

"Suka suka gue, Myungsooooo~~" Sunhee makin ngejek dan meletin lidah sambil buka pintu toilet dan masuk ke restroom perempuan. L cuma mencak-mencak lagi dan balik ke meja keluarga mereka.

Ketika Sunhee masuk ke kamar mandi, sepasang mata belo yang indah sudah menatapnya. Sunhee agak serem. Dia melihat sosok perempuan yang berdiri di depannya. Kayak gue kenal, batinnya.

"Sun.. Sunhee?"

Sunhee merem dan berpikir keras. Gue kenal.. Gue kenal...

"Ah~! Kim Haneul! Haneul!"

Kedua perempuan cantik itu pelukan. "Dua tauuun gue ga ketemu lo, apa kabar, cantik?" tanya Sunhee.

Haneul melepas pelukannya dan membetulkan rambutnya. "Baik, baik banget. Lo? Sekarang kuliah dimana?"

"Shinhuahua University, lo?"

"SNU, ga ada apa apanya dibanding kampus lo >.<" kata Haneul, merendah.

Sunhee nyengir. "Aaah kebiasaan lo ga berubah! Eh iya sama siapa kesini?"

"Berdua sama appa, dapet voucher gratisan gitu, umma ga mau pergi, jadinya dirumah aja sama oppa gue. Lo sama siapa?"

"Gue mo dijodohin! Gila ga? Kalo tadi lo denger suara debat di luar toilet, itu berarti gue ama cowo yang mo dijodohin ama gue! Eh bisa minta tolong ga?" ujar Sunhee panjang lebar.

"Apa?"

"Gue mo kabur. Bisa sampein ke meja nomor 17? Bilang aja gue ada tugas kuliah mendadak, jadi pulang duluan. Oke oke? Oh ya sini kita tukeran nomor hape dulu," Sunhee meraih hapenya dari tas kecilnya dan membiarkan Haneul mengetik nomornya.

"Meja 17 ya? Sip nanti gue sampein. Hati-hati ya Sun, udah malem!" kata Haneul dengan khawatir.

"Sip tenang ajaaa. I'll call you later, thanks ya Haneul!"

~~~~~

Sunhee sukses menyelinap keluar dari restoran perancis itu dengan bantuan cardigan yang dia bawa dalam tasnya. Sunhee celingukan kanan kiri, bingung mau kemana. Tiba-tiba dia sendawa.

"Ugh. Bau red wine ga enaaak T_T" keluhnya, pertama kali minum minuman elite, malah ga suka. Biasalah, emang dasarnya udik, minuman mahal aja kaga demen.

"Masih laper, masih aus. Aturan gue makan sepiring lagi dulu ya baru pergi," keluh Sunhee lagi pada diri sendiri. Dia memakai cardigannya dan berjalan pelan-pelan karna kakinya udah sakit make high heels. Lalu sebuah plang neon menyala terang menangkap mata Sunhee.

"Aha~! Seven eleven! Beli tunacheese sandwichnya ah," Sunhee mengecek tas kecilnya dan melihat ada cukup uang buat ngemil.

Dia memasuki 711. Lampu terangnya membuat dia pusing sedikit. Sunhee acuh dan langsung mengambil sandwich dan sebotol Pulpy Tropical. Dia duduk di kursi bar yang udah disediain, sambil nunggu sandwichnya dipanasin. Sunhee lalu melepas high heelsnya dan menopang dagunya diatas tangannya.

Si mas mas yang manasin sandwich udah keringet dingin. Soalnya jarang jam 10 malem gini dateng cewe macem Sunhee. Cantik, sendirian, berpenampilan rapi. Si mas udah curiga kalo jangan-jangan Sunhee abis dating, diputusin, frustrasi terus laper, kabur ke 711, terus nanti curhat colongan ke mas masnya. Udah ada 48723864 kasus seperti itu.

Sandwich Sunhee selesai dipanaskan. Sunhee melihat nametag si mas.

"Gomawo, Lee Dongrim ^^," kata Sunhee sambil tersenyum manis. Si mas bernama Dongrim itu bengong sebentar, lalu kembali ke alam sadar dan ngangguk sambil bales tersenyum.

"Kebagian shift malem ya?" tanya Sunhee sambil makanin sandwichnya. Sunhee terbiasa ngajak siapapun ngobrol bareng. Mulai dari supir taksi, mbak-mbak penjual rice cake, mbak pembersih toilet, ampe kasir 711. Ajaran ngobrol ini diturunin dari mama Hyegyo. Katanya, kita harus ramah sama siapa aja yang udah bantuin kita. Kasir 711 termasuk salah satunya menurut Sunhee. Karna dia udah manasin sandwich.

"Ngg, iya," jawab Dongrim dengan ragu. Jarang-jarang dia diajak ngobrol pelanggan. Biasanya dicurhatin.

"Full time apa part time nih disini?"

"Part time. Soalnya sambil kuliah juga..."

"Kuliah??" tanya Sunhee tidak percaya.

Dongrim mengangguk. "Iya, kuliah."

Sunhee lalu menatap mata Dongrim dalam-dalam. Dongrim degdegan setengah mampus.

"Emangnya umur lo berapa dah?" tanya Sunhee lagi.

"Saya lahir taun 1990," jawab Dongrim dengan singkat.

Sunhee makin ga percaya. "Demi apa?"

"Demi dah," Dongrim membentuk huruf V dengan tangan kanannya.

Sunhee lalu menutup mukanya dengan malu sambil ngunyah sandwichnya. "Jesonghamnida! I thought you were younger than me, at least I thought you were my age!"

Dongrim tersipu malu imut tapi najong gitu. "Ah, gapapa.."

"Should I call you 'oppa' then?"

"Eh?" muka Dongrim blushing. "Engga, gausah. Hehe."

"Ok. You look so young! Such a baby face you have there," kata Sunhee menyelesaikan makannya. Dongrim makin terbang dipuji-puji begitu.

Sunhee lalu mengeluarkan hapenya. Dilihatnya ada 4 sms dan 2 missed call. Sunhee membukanya dan ternyata semuanya dari abang tercintanya, Seungho. Sunhee langsung menelepon abangnya.

"Yoboseyo? Bang? Iye. Maap gue kabur, kaga tahan gue! Iye. Kaga gue ga pulang kok. Clubbing? Itu mah elu!"

Dongrim tersenyum simpul melihat Sunhee on the phone sama Seungho.

"Gue di 711, deket kok ama resto tadi. Iya. Jemput yah Bang. Ha? Dih? Gamau tau pokoknya jemput DADAAAH," Sunhee menutup hapenya tanpa mendengarkan kata-kata selanjutnya dari Seungho, bikin si Dongrim makin nyengir-nyengir.

Sunhee meletakkan hape dan tas kecilnya di meja bar, lalu jalan ke kasir dan membayar makanannya. Kembaliannya dikasih buat tipnya Dongrim. Tak lama kemudian Seungho pun datang. Sunhee buru-buru mengambil tas kecilnya dan berterima kasih pada Dongrim.

Dongrim menatap Sunhee yang makin lama makin jauh. "Kapan gue bakal ketemu lagi ya," bisiknya. Dia lalu berjalan ke bar dan berniat bersih-bersih bekas makan Sunhee tadi, tapi ternyata dia melihat sebuah hape manis teronggok, tertinggal, teraniaya *?* di atas meja bar tersebut. Dia mengangkatnya dan melihat wallpaper hape itu yang merupakan selca Sunhee.

Dongrim tersenyum. "I guess we're gonna meet again, Lady."

To be continued...

0 comments: